You are on page 1of 94

BAB I

MOTOR LISTRIK
Motor ialah suatu alat yang merubah
energi listrik menjadi energi gerak.
Motor listrik diklasifikasikan sesuai type
dari arus listrik untuk operasinya : arus
AC dan arus DC.
Motor dengan arus AC diklasifikasikan
menjadi: single phase dan poly phase.
Motor AC digunakan karena : arus AC
lebih ekonomis, arus AC lebih mudah
tersedia dan motor AC konstruksinya
lebih sederhana.
Motor DC digunakan diindustri karena :
operasi multispeed mesin, range yang
luas DC torsi, breaking yang lebih mudah,
sinkronisasi lebih mudah.
Penyediaan arus DC sekarang bukan hal
yang sulit karena dengan perkembangan
solid state seperti SCR maka tidak
diperlukan lagi generator DC.
Bagian dari motor yaitu stator dan rotor
dimana bagian yang diam disebut stator
dan bagian yang bergerak (berputar)
disebut rotor.
Dari segi pemasangan motor dibagi
menjadi food mounted dan flange
mounted.
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
MOTOR SATU PHASA
Motor satu phasa dengan torsi
yang tinggi adalah series motor
atau disebut universal motor.
Universal motor dapat
dioperasikan dengan kecepatan
tinggi.
Dengan torsi start yang tinggi
dan kemampuan variasi beban
yang besar universal motor
cocok dipakai pada alat alat
listrik seperti: gergaji mesin,
bor dan gerinda listrik serta
cocok untuk peralatan rumah
tangga seperti: vacum cleaner,
mixer, blender dan yang
lainnya.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


MACAM MACAM
MOTOR SATU PHASA
MOTOR SHADED POLE
Pada motor shaded pole selain kutub
kutubnya digulung juga setengah dari
kutubnya diberi cincin tebal sehingga
merupakan kumparan bantu.
Motor jenis ini adalah yang paling murah
dan kontrol kecepatannya dapat dilakukan
dengan cara:
Memakai auto transformer.
Memakai reactance.
Memakai tapped winding.
Ada juga jenis motor yang disebut single
phase syncronous motor yaitu motor yang
beroperasi pada kecepatan sinkron untuk
semua nilai beban dan motor ini diproduksi
dalam ukuran kecil.
Contoh pemakaiannya: di timer, turntable,
jam dan lainnya.
Nama lain dari motor ini adalah reluctance
motor, hysterisis motor dan subsyncronous
motor.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


MACAM - MACAM
MOTOR SATU PHASA
MOTOR SPLIT PHASE
Motor split phase (motor phasa belah) biasa
disebut motor resistansi start atau motor
start dengan tahanan. Motor ini termasuk
motor induksi yang memiliki stator dan
rotor.
Rotor berbentuk rotor sangkar dan stator
terdapat dua belitan yaitu belitan utama dan
belitan bantu.
Kumparan utama dibuat dari kawat yang
lebih besar dari pada kawat kumparan
bantunya. Hal ini akan memberikan
induktansi yang tinggi dan tahanan yang
rendah. Kumparan bantu dipasang diatas
kumparan utama. Dalam hal ini akan
memberikan tahanan yang tinggi dan
induktansi rendah yang berarti arus dalam
kumparan bantu akan mendahului dari pada
kumparan utama.
Split phase motor ada dua jenis yaitu :
Split phase standart motor.
Spesial purpose split phase motor.
Contoh untuk standard motor : fan, blower,
oil burner dan lain lain
Contoh untuk spesial motor : washing
machines, evaporator cooler, dishwasher
dan sebagainya.
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
MACAM MACAM
MOTOR SATU PHASA
MOTOR CAPASITOR
Motor capasitor dibuat umumnya sama
seperti motor split phase namun
perbedaan yang pokok pada motor ini
adalah menggunakan condensator. Motor
jenis ini lebih populer dibanding dengan
motor satu phasa lainnya karena motor
capasitor lebih tahan lama dan
penggunaannya lebih mudah.
Arus start pada motor capasitor hanya 1,5
kali dari pada arus run sedangkan
dibandingkan dengan arus start pada
standart split phase motor yang mencapai
3 4 kali arus running-nya.
Motor capasitor pada statornya juga
mempunyai kumparan utama dan
kumparan bantu.
Contoh pemakaian untuk motor capasitor
biasanya digunakan untuk mesin pompa
air sebagai peralatan rumah tangga.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


UNIVERSAL MOTOR
BLENDER DAN MIXER

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


UNIVERSAL MOTOR

Belitan stator
Kabel ties

Kabel hubung
Inti stator

Belitan rotor Poros rotor

Kertas prespan mika


Bantalan peluru

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


GAMBAR
STANDART MOTOR
BLOWER

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


GAMBAR
SPECIAL MOTOR
WASHING MACHINE

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


GAMBAR
MOTOR CAPASITOR
Koneksi
belitan motor
capasitor
POMPA AIR 220 Volt

B . UTAMA

B . BANTU
CAPASITOR

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


LATIHAN SOAL 1 :
1. Sebutkan macam-macam motor
berdasarkan klasifikasi type dari
arus listriknya dan yang
dioperasikan dengan arus AC !
2. Mengapa motor AC lebih banyak
digunakan ?
3. Sebutkan macam-macam motor
satu phasa yang kamu ketahui !
4. Apa yang kamu ketahui tentang
split phase motor, jelaskan !
5. Apa yang kamu ketahui tentang
shaded pole motor !
6. Apakah nama lain dari motor
universal dan gambarkan bagian-
bagiannya !
7. Sebutkan persamaan dan
perbedaan motor universal dengan
motor Capasitor !
8. Gambarkan koneksi belitan pada
motor capasitor dan jelaskan
prinsip kerjanya !

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BAB II
MOTOR INDUKSI
Medan magnet merupakan
medium yang sangat berperan
dalam proses konversi energi
elektromagnet. Melalui
medium tersebut energi
mekanik dapat diubah menjadi
energi listrik. Hal tersebut
berlangsung melalui alat
konversi yang disebut
generator. Sebaliknya dengan
alat yang disebut motor, energi
listrik diubah menjadi energi
mekanik. Sedangkan prinsip
induksi magnet digunakan
pada transformator.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


PRINSIP DASAR
MESIN-MESIN LISTRIK
Ada empat prinsip dasar yang
menggambarkan bagaimana medan
magnet berfungsi dalam mesin-
mesin listrik yaitu:
Konduktor yang dialiri arus listrik
akan menghasilkan medan magnet
disekitar konduktor tersebut.
Medan magnet yang berubah-ubah
terhadap waktu akan
menginduksikan tegangan pada
suatu kumparan ( prinsip kerja
transformator ).
Konduktor yang digerakkan
memotong medan magnet akan
membangkitkan tegangan induksi
pada konduktor tersebut ( prinsip
kerja generator ).
Konduktor dialiri arus listrik bila
berada dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya ( force ) pada
konduktor tersebut ( prinsip kerja
motor ).
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
PRINSIP KERJA
MOTOR INDUKSI
Belitan medan stator motor tiga
phasa dihubungkan pada sumber
tegangan tiga phasa, maka akan
terbentuk medan putar. Apabila
ditengah-tengah stator tersebut
terdapat sebuah rotor sangkar, maka
akan terjadi perpotongan antara
medan putar dan batang-batang
rotor. Sesuai dengan hukum Faraday,
ini akan menimbulkan tegangan
induksi pada batang-batang rotor
tersebut. Batang-batang rotor pada
rotor sangkar dengan cincin
dihubung singkat sehingga akan
membentuk loop tertutup. Jika pada
batang rotor timbul tegangan induksi
maka pada batang-batang rotor
tersebut akan timbul arus induksi
yang mengalir pada batang rotor.
Karena batang-batang rotor berarus
tersebut berada dalam medan
magnet stator, maka akan terjadi
interaksi antara arus dan medan
magnet stator.
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
ARAH GAYA LORENTZ PADA
HANTARAN BERARUS DALAM
SUATU MEDAN MAGNET
Interaksi antara batang rotor
berarus dan medan magnet
stator tersebut menimbulkan
gaya lorentz

U S

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


PRINSIP DASAR
MOTOR LISTRIK

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


TAHAPAN ATAS KERJA
MOTOR INDUKSI
A. Apabila sumber tegangan tiga phasa dipasang
pada kumparan stator, timbul medan putar.
B. Medan putar stator tersebut akan memotong
batang konduktor pada rotor.
C. Akibatnya pada kumparan rotor timbul dengan
induksi (ggl) sebesar: E2S = 4,44 . f2 . N2
(untuk satu phasa). E2S adalah tegangan induksi
saat rotor berputar
D. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian
yang tertutup, ggl (E) akan menghasilkan arus (I).
E. Adanya arus (I) didalam medan magnet
menimbulkan gaya (F) pada rotor.
F. Bila kopel awal yang dihasilkan oleh gaya (F)
pada rotor cukup besar untuk memikul kopel
beban, rotor akan berputar searah dengan medan
putar stator.
G. Seperti telah dijelaskan pada (c), tegangan
induksi timbul karena terpotongnya batang
konduktor (rotor) oleh medan putar stator.
Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan
adanya perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar stator (ns) dengan kecepatan
berputar rotor (nr).
H. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut
slip.
I. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan
arus tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor,
dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari
ns.
J. Berdasarkan cara kerjanya, motor induksi
disebut juga motor tak serempak atau asinkron.
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
PUTARAN MEDAN STATOR DAN ROTOR PADA
MOTOR SERTA SKEMA ALIRAN DAYA PADA
MOTOR

ns

nr

3~

GAMBAR : PUTARAN MEDAN STATOR DAN ROTOR PADA MOTOR

Input listrik

Di stator Rugi I2 R dan inti stator

Daya yang diteruskan ke rotor

Di rotor Rugi I2 R rotor

Daya mekanis yang diperoleh


Di poros Rugi gesekan dan angin

Out daya mekanis

GAMBAR : SKEMA ALIRAN DAYA MOTOR INDUKSI

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


Medan Putar Pada
Motor Induksi Tiga Phasa
Perputaran rotor pada mesin arus bolak-balik
ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluk yang
berputar) yang dihasilkan oleh kumparan
statornya. Medan putar ini terjadi apabila
kumparan stator dihubungkan dalam phasa
banyak umumnya tiga phasa. Hubungan ini dapat
berupa hubungan bintang atau segitiga.

GAMBAR: ILUSTRASI MEDAN PUTAR PADA MOTOR

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


MEDAN PUTAR MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
Proses medan putar pada gambar: a sampai f.
Kumparan a-a, b-b, c-c, dihubungkan sumber
tegangan tiga phasa, dengan beda phasa
masing-masing 120 dan mengalir arus
sinusoid. Distribusi arus ia, ib, ic sebagai
fungsi waktu adalah seperti gambar (b). Pada
keadaan t1, t2, t3, dan t4, fluks resultan yang
ditimbulkan oleh kumparan tersebut masing-
masing adalah seperti gambar ( c, d, e,dan f.)
Pada t1, fluks resultan mempunyai arah sama
dengan arah fluks yang dihasilkan oleh
kumparan a-a, sedangkan pada t2 fluks
resultannya mempunyai arah sama dengan
arah fluks yang dihasilkan oleh kumparan c-c,
dan untuk t3 fluks resultan mempunyai arah
sama dengan fluks yang dihasilkan oleh
kumparan b-b. Untuk t4 fluks resultannya
berlawanan arah dengan fluks resultan yang
dihasilkan pada saat t1. Dari gambar c, d, e,
dan f tersebut terlihat fluks resultan ini akan
berputar satu kali. Oleh karena itu untuk
mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua,
kecepatan sinkron dapat dirumuskan sebagai
berikut:
120 f
Ns =
P
Dimana:
f = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


SLIP PADA MOTOR
Slip adalah selisih putaran antara
medan putar stator dengan putaran
rotor. Slip dapat diungkapkan dalam dua
bentuk harga besaran yaitu:
Slip motor adalah selisih kecepatan
putaran antara medan putar stator dan
putaran rotor yang dinyatakan dalam
bentuk persentase. Dari pengertian
tersebut maka besarnya slip motor
dapat ditentukan dengan persamaan:
ns - nr
Slip motor (s) = x 100%
ns
Dimana:
ns = kecepatan putaran medan stator
per menit
nr = kecepatan putaran rotor / menit
Harga slip motor asinkron pada saat
tanpa beban pada umumnya sangat
kecil yaitu antara 1% - 5%.
Slip mutlak adalah selisih putaran
antara medan putar stator dengan
putaran rotor yang dinyatakan dalam
harga mutlak. Besarnya slip mutlak
dapat dihitung dengan persamaan:
Slip mutlak = ns nr
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
FREKUENSI ROTOR
Dalam keadaan diam, putaran medan
magnet yang dihasilkan oleh stator
mempunyai kecepatan relatif sama
dengan pengaruh dari kumparan rotor
dan stator. Pada saat ini frekuensi arus
rotor fr sama dengan frekuensi stator fs.
Frekuensi rotor fr adalah nol pada saat
motor berputar pada kecepatan sinkron.
Pada saat ini tidak ada gerakan relatif
antara putaran me dan dan rotor. Pada
kecepatan yang lain, frekuensi rotor
proporsional dengan slip (s). Suatu motor
dengan jumlah kutub p dengan kecepatan
ns rpm maka besar frekuensi rotornya
adalah
P. (ns-nr)
Fr =
120
ns-nr p.ns
karena s = dan, f=
ns 120
maka fr = f x s
Pada saat start s = 100%, fr = f.
Dengan demikian jelas bahwa pada saat
start dan rotor belum berputar frekuensi
pada stator dan rotor sama. Dalam
keadaan rotor berputar, frekuensi arus
rotor dipengaruhi oleh slip ( fr = s.f ).
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
RANGKAIAN EKUIVALEN STATOR
Stator dari motor induksi selalu dihubungkan ke
sumber tegangan AC. Dalam hal ini motor induksi
bersifat sebagai transformator yang memiliki celah
udara dan suatu tahanan yang variabel di
sekundernya. Untuk itu sisi-sisi pada stator dari
motor induksi dianggap sama dengan sisi
kumparan pada primer dari suatu transformator.
Seperti pada transformator, arus stator I1 dari
motor induksi terdiri dari dua komponen arus
beban I2 dan arus eksitasi I. Arus eksitasi juga
mempunyai dua komponen arus inti Ic dan arus
magnetisasi Im, seperti ditunjukkan oleh
persamaan dibawah ini:
I1 = I2 + I dan I = Ic + Im.
Maka tegangan terminal stator adalah:
V1 = (R1 + jX1) I1 + E1.
R1 JX1
+ +

I1 I I2

Ic Im

V1 E1= sE2
Rc -JBm

_ _

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


RANGKAIAN EKUIVALEN ROTOR
Reaktansi rotor X2 pada saat diam yaitu saat slip
atau s = 1, dan dengan demikian impedansi
aktual dari rotor dinyatakan sebagai berikut:
Z2 = R2 + jX2
Dimana X2 adalah reaktansi saat keadaan diam.
Persamaan tegangan dari rangkaian rotor aktual
satu phasa adalah:
E1 = sE2 = (R2 + jX2) I2
Kemudian bila persamaan diatas dibagi dengan
slip (s) maka: E2 = ((R2/s) + jX2) I2
Persamaan diatas menggambarkan rangkaian
sekunder dari suatu rotor motor induksi dengan
reaktansi yang konstan dan tahanannya yang
juga variabel. Impedansi sekunder tiap phasa
dari motor dilihat dari sisi stator adalah Z2 =
E2 / I2 = (R2 / s) + jX2.
R1 JX1 JX2
+

I1 I2

Ic Im

V1
Rc -JXm

R2 / s
_

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
Motor induksi tiga phasa terdiri dari
suatu struktur silindris yang
dilaminasi dan memiliki slot baik pada
stator maupun rotor. Pada stator
terdapat tiga ruang yang simetris dan
kumparan diletakkan secara seragam
pada slot. Penempatan kumparan
yang seragam ini membuat gelombang
mmf sinusoidal akan dihasilkan pada
celah udara.
Eksitasi dari suatu rotor tiga phasa
menghasilkan medan magnet yang
berputar pada kecepatan sinkron, ns =
120.f / p, sehingga menyebabkan
tegangan diinduksikan pada
konduktor yang menyebabkan rotor
berputar.
Motor induksi tiga phasa dibedakan
atas jenis rotor yang digunakan, yaitu:
motor induksi tiga phasa dengan rotor
belitan dan motor induksi tiga phasa
dengan rotor sangkar.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
ROTOR BELITAN
Motor jenis ini menggunakan rotor
dengan kumparan tiga phasa sama
seperti kumparan stator. Kumparan
stator dan rotor juga mempunyai
jumlah kutub yang sama. Pada waktu
start motor memerlukan kopel yang
sangat besar, dan untuk
menghasilkan kopel mula yang besar
maka dapat dilakukan dengan cara
penambahan (pengaturan) tahanan
luar pada motor induksi dengan
rotor belitan, yang mana tahanan
luar dapat diatur dan dihubungkan
ke rotor melalui cincin atau slipring.
Selain untuk menghasilkan kopel
mula yang besar, tahanan luar
diperlukan untuk membatasi arus
mula yang besar, pada saat start.
Dengan pengaturan tahanan luar
maka kecepatan motor dapat diatur.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


ROTOR BELITAN

STATOR ROTOR

SLIP RING

TAHANAN LUAR

GAMBAR : RANGKAIAN PENYALURAN TAHANAN LUAR


MELALUI CINCIN SLIPRING

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR
Motor jenis ini menggunakan rotor jenis
sangkar yang mana terdiri dari beberapa
batang konduktor yang disusun sedemikian
hingga menyerupai sangkar tupai dan
mempunyai cincin hubung sangkar. Rotor
jenis ini konstruksinya sangat sederhana.
Pada rotor jenis ini tidak disediakan
pengaturan tahanan luar seperti pada rotor
jenis belitan. Dan untuk membatasi arus
mula yang besar maka sumber tegangannya
diatur dengan menggunakan alat yaitu: auto
transformator atau saklar bintang-segitiga.

GAMBAR : ROTOR SANGKAR

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI
Menurut tipe konstruksi rumahnya, ada
beberapa tipe konstruksi dari motor induksi
antara lain:
Konstruksi Terbuka (Open type).
Tipe ini untuk pemakaian di daerah kering,tidak
berdebu. Mempunyai sistem pendinginan yang
sempurna dengan banyaknya lubang ventilasi.
Konstruksi Tahan Tetesan (Drip proof type).
Konstruksi ini untuk pemasangan dalam ruangan.
Setengah bagian atas poros tertutup, melindungi
kumparan terhadap tetesan dari atas sampai batas
kemiringan 150 dari garis vertikal. Lubang ventilasi
ada dibagian bawah.
Konstruksi Tahan Percikan (Splash proof type).
Konstruksi ini untuk pemasangan diluar ruangan.
Kumparan dilindungi terhadap percikan air sampai
batas arah - datang maksimum 100% dari garis
vertikal. Masih mempunyai ventilasi yang bekerja
sama dengan suatu pendingin.
Konstruksi Tertutup (Totally enclosed type).
Konstruksi ini diperuntukkan bagi ruangan-ruangan
berdebu dengan debu kimia yang reaktif, ruangan
dengan gas yang mudah meledak dan
semacamnya. Tidak ada pertukaran udara antara
ruang dalam mesin maupun dari luar mesin.
Pendingin dibuat pada permukaan motor.
Konstruksi Tertutup Dengan Kipas Pendingin
(Totally enclosed type fan).
Konstruksi ini juga diperuntukkan bagi ruangan-
ruangan dengan debu kimia yang reaktif namun
disebelah luar mesin terdapat perlengkapan kipas
yang meniupkan udara kebadan mesin.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BAGIAN BAGIAN
MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
Rangka atau Frame.
Stator.
Rotor.
Kumparan Stator.
Bantalan Peluru.
Tutup Mesin.
Kipas Pendingin.
Terminal motor.
Cincin Pengangkat.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


RANGKA ATAU FRAME
Frame terbuat dari besi tuang
yang sifatnya keras dengan
bagian tengah dan sisi luarnya
bersirip yang berfungsi
sebagai radiator panas.

GAMBAR : POTONGAN MELINTANG MOTOR INDUKSI


ROTOR SANGKAR

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


STATOR
Stator adalah bagian yang diam (statis) dari
motor induksi. Bagian ini berbentuk silinder
yang intinya dibuat dari besi lunak, baja
silikon dan bukan bahan material yang utuh
tetapi dari laminasi-laminasi atau lembaran-
lembaran yang tipis. Tiap laminasi dibentuk,
seluruhnya dipres atau dijadikan satu
sehingga terbentuk inti stator. Antara laminasi
dibuat isolasi dan dibuat sedemikian rupa
untuk mengurangi rugi-rugi pada inti.
Laminasi-laminasi stator yang bentuknya
hanya semacam, digunakan pada stator
induksi dengan ukuran yang kecil.
Sedangkan pada suatu motor induksi
berukuran besar, inti dari motor induksi
disusun oleh beberapa laminasi yang
berbentuk segmen. Mesin-mesin berukuran
besar mempunyai alur yang lebih luas, dan
gigi-giginya berpenampang tipis, oleh karena
itu harus ditahan dengan penampang gigi
yang biasanya terdiri dari potongan baja yang
dilas pada ujung laminasi.
Kerangka stator harus dibuat keras dan kaku,
sebab bila kerangka stator tidak kaku serta
celah udaranya pendek maka akan
membentuk celah udara yang tidak teratur
pada sekeliling mesin yang mengakibatkan
mesin akan menghasilkan gaya tarik magnetik
yang tidak seimbang. Kerangka stator ini juga
dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BAGAN STATOR
Kerangka stator
Inti stator

Alur

Gigi stator

GAMBAR : BAGAN SEBUAH STATOR

Lubang pendingin Penguat gigi stator

GAMBAR :
STATOR DENGAN LUBANG PENDINGIN UNTUK
MOTOR INDUKSI UKURAN BESAR

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


ROTOR
Rotor merupakan bagian motor listrik
yang dapat bergerak atau berputar.
Bagian rotor ini tersusun atas inti
rotor yang terbuat dari besi lunak atau
baja silikon dan mempunyai alur-alur
sebagai tempat lilitan rotor.
Berdasarkan jenis lilitan yang
digunakan pada alur-alur rotor
tersebut, rotor dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu: rotor
belitan dan rotor sangkar.

GAMBAR : PLAT DASAR INTI ROTOR

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


KUMPARAN STATOR
Bagian ini berupa sejumlah
lilitan kawat email atau pita
tembaga yang ditempatkan
dalam alur-alur stator
sebagai sarana untuk
membangkitkan medan
magnet stator.

GAMBAR : KUMPARAN STATOR

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BANTALAN PELURU
TUTUP MESIN
KIPAS PENDINGIN
A. Bantalan ini berupa sepasang bantalan
baja berbentuk cincin dengan bahan
baja didalamnya yang berfungsi untuk
menyangga rotor didalam rongga stator
sehingga rotor dapat berputar bebas.
B. Tutup mesin adalah tutup pada bagian
samping dari rangka motor sebagai
sarana penyangga bantalan, sehingga
rotor dapat berputar ditengah stator.
Bagian tutup ini terbuat dari besi tuang
dan masih merupakan bagian frame
atau rumah motor.
C. Kipas pendingin berfungsi untuk
mengalirkan udara disela-sela sirip
radiator pendingin untuk membantu
pelepasan panas dari sirip radiator ke
udara bebas. Bagian ini terbuat dari
bahan plastik keras, fiber atau
aluminium dengan bentuk daun kipas
biasa atau bentuk propeller pesawat.
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
TUTUP KIPAS
TERMINAL MOTOR
CINCIN PENGANGKAT
A. Tutup kipas pada dasarnya berfungsi
untuk melindungi putaran kipas
terhadap sentuhan dengan benda-
benda disekitarnya. Bagian ini terbuat
dari plat besi yang dicetak cekung
seperti sebuah mangkok dengan
sejumlah lubang ventilasi pada dasar
mangkoknya.
B. Terminal motor adalah tempat
penyambungan ujung-ujung belitan
stator dari tempat penyambungan kabel
baik dari sambungan belitan stator
maupun dari sumber tegangan AC.
Terminal ini berupa terminal sekrup
yang terpasang pada salah satu sisi
luar badan motor dan diberi alas plastik.
C. Cincin pengangkat berfungsi sebagai
sarana pengangkat, jika motor akan
dpindah-pindahkan. Bagian ini terbuat
dari bahan baja tuang dengan sebuah
pasak berulir, sehingga dapat dipasang
atau dilepaskan dari frame.
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
BAGIAN BAGIAN
MOTOR
CINCIN PENGANGKAT

PLAT NAMA
FRAME

POROS TERMINAL
KIPAS
TUTUP MESIN

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


PLAT NAMA
Plat nama merupakan label pelengkap
yang memuat tentang data-data
operasional motor. Terbuat dari plat
aluminium tipis dan dipasang tetap
pada sisi luar dari frame motor. Plat
nama tersebut berisi data-data
operasional motor. Dalam plat nama
umumnya dicantumkan data nominal
mengenai daya, tegangan, arus listrik,
putaran, faktor kerja dan lain-lain.

GAMBAR : PLAT NAMA MOTOR

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


LATIHAN SOAL 2 :
1. Jelaskan empat prinsip dasar yang
menggambarkan bagaimana medan
magnet berfungsi dalam mesin-mesin
listrik !
2. Jelaskan prinsip kerja dari motor induksi !
3. Suatu motor induksi 3 phasa dengan daya
4 HP, yang memiliki rugi daya distator
sebesar 150 W, dirotor 75 W, dan diporos
100 W. Berapakah daya outputnya jika
cos 0,85 ?
4. Suatu motor dengan putaran 1500 Rpm
dan putaran rotor 1450 Rpm. Berapakah
slip motor, slip mutlak dan frekuensi rotor
pada motor tersebut ?
5. Berapakah putaran motor jika memiliki
jumlah kutub 2, 4, 6, dan 8 dengan
frekuensi 50 Hz ?
6. Sebutkan macam-macam tipe dari motor
induksi berdasarkan konstruksinya !
7. Sebutkan bagian-bagian dari sebuah
stator, lengkapi dengan gambar !
8. Sebutkan bagian-bagian dari sebuah
motor !
9. Jelaskan fungsi dari kipas pendingin pada
motor !
10. Jelaskan fungsi dari name plate motor !

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BAB III
BELITAN MOTOR
Dalam usaha membuat torsi,
semua motor membutuhkan
interaksi dari dua medan
magnet. Cara umum untuk
membuat medan magnet,
dengan menggunakan dua
kumparan yang keduanya
dialiri arus listrik dari satu
sumber. Satu dari kumparan
ditempatkan secara permanen
dibagian luar (stator) dan
lainnya ditempatkan dibagian
yang berputar (jangkar atau
rotor). Dengan demikian
kumparan sangat berperan
dalam motor induksi satu
phasa dan tiga phasa.
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
BELITAN MOTOR 1 PHASA
PADA KIPAS ANGIN DENGAN KECEPATAN
16 ALUR - SINGLE LAYER

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

KU KB (SPEED 1,2,3) ku kb (speed 1,2,3)

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BELITAN MOTOR 1 PHASA
32 ALUR DAN 2 PASANG KUTUB
SINGLE LAYER

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213 141516 171819 202122 2324 252627282930 3132

C E
3
H 5 H
F
2 B D
8
4 6

1 A 7 G

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BENTANGAN BELITAN
MOTOR CAPASITOR
36 ALUR 1500 Rpm

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1617 18 19 20 21 22 2324 25 26 27 28 29 30 3132 33 34 35 36

KUTUB UTAMA 4 KUTUB

A B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1314 15 16 1718 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 3233 34 35 36

KUTUB BANTU 4 KUTUB


C D

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BELITAN MOTOR 1 PHASA
24 ALUR DAN 2 PASANG KUTUB
DOBEL LAYER JERAT
A : 1 7 2 8 3 9 15 9 14 8 13 7 13 19
14 20 15 21 3 21 2 20 1 19 : a
B : 4 10 5 11 6 12 18 12 17 11 18 10 16
22 17 23 18 24 6 24 5 23 4 22 : b

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 13 14 1516 17 18 19 2021 22 23 24

A B a b

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BELITAN MOTOR 1 PHASA
24 ALUR DAN 2 PASANG KUTUB
DOBEL LAYER KONSENTRIS
Dari belitan jerat dapat dirubah ke
model belitan konsentris.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 13 14 15 1617 18 19 20 21 22 23 24

A B a b

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BELITAN MOTOR 1 PHASA
24 ALUR DAN 2 PASANG KUTUB
DOBEL LAYER CAMPURAN
Belitan campuran merupakan
penggabungan antara belitan jerat dan
belitan konsentris.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1314 15 1617 1819 20 21 2223 24

KU KB ku kb

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


MACAM MACAM BELITAN
MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
Pada umumnya belitan pada stator
motor induksi tiga phasa dibuat dari
kawat tembaga yang disebut kawat
email. Kawat email ini dilapisi
dengan isolasi sehingga antara
lilitan satu dengan yang lainnya
tidak berhubungan. Untuk gulungan
stator motor induksi dengan daya
kecil sampai menengah, banyak
sekali menggunakan kawat
tembaga, sedangkan untuk motor
dengan daya besar menggunakan
batang-batang tembaga.
Dalam belitan motor induksi tiga
phasa, dikenal beberapa sistem
belitan diantaranya:
A. Sistem belitan tiga phasa lapisan
dobel.
B. Sistem belitan tiga phasa lapisan
tunggal.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BELITAN RANTAI
LAPISAN TUNGGAL
Belitan jenis ini biasa digunakan untuk motor
yang berukuran kecil dan beroperasi pada
tegangan normal dengan menggunakan alur
setengah tertutup.
Belitan ini adalah belitan yang setiap
kumparannya dibelit dengan model konsentris
dalam setiap alur dan jarak antara alur sisi
kumparan permulaan dengan alur sisi
kumparan terakhir tidak sama. Sehingga
jumlah kumparan sama dengan setengah dari
pada jumlah alur.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BELITAN JAJAR ATAU
KUPU LAPISAN TUNGGAL
Belitan ini adalah belitan yang setiap
kumparannya dibelit dengan model konsentris
dalam setiap alur dan jarak antara alur sisi
kumparan permulaan dengan alur sisi
kumparan terakhir tidak sama. Sehingga
jumlah kumparan sama dengan setengah dari
pada jumlah alur.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


DATA KETERANGAN
KEDUA GAMBAR
Dari kedua gambar tersebut
diperoleh data jumlah alur (G)=
48 dengan 2p:4 dengan langkah
belitan (Y)= 1 10 dan Q= 4
dimana rangkaian sambungan
dari belitan ini diekspresikan
dengan tabel berikut ini:

A-1-12-2- B-9-20-10- C-17-28-


11-23-14- 19-31-22- 18-27-39-
24-13-25- 32-21-33- 30-40-29-
36-26-35- 44-34-43- 41-4-42-3-
47-18-48- 7-46-8-45- 15-6-16-5-
37- X Y Z

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


SISTEM BELITAN
TIGA PHASA LAPISAN DOBEL
Sistem belitan ini digunakan untuk motor ukuran
menengah dan alur yang digunakan adalah alur terbuka.
Pada gambar dibawah ditunjukkan bahwa kumparan
pertama masuk pada alur 1 dan 5, dan kumparan kedua
masuk pada alur 2 dan 6. Untuk sisi kumparan pada alur 1
dan 2 dinamakan kumparan bagian atas sedang untuk sisi
kumparan pada alur 5 dan 6 dinamakan kumparan bagian
bawah. Jenis belitan ini mempunyai keuntungan yaitu:
model belitan baik dan rapi, tetapi dalam pemasangan
mempunyai faktor kesulitan yang tinggi.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam sistem belitan
lapisan dobel yaitu:
*Jumlah alur adalah hasil perkalian dari jumlah
phasa, jumlah kutub dan jumlah alur perkutub perphasa.
*Jumlah alur sama dengan jumlah kumparan atau
dengan kata lain tiap alur berisi dua lapis, karena satu
kumparan mempunyai dua sisi yang harus masuk dalam
alur.

1 2 3 4 5 6 7 8

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BELITAN MOTOR 3 PHASA, 24 ALUR
DAN 2 PASANG KUTUB SINGLE LAYER

U : 1 7 - 2 - 8 - 13 19 14 20 : X
V : 5 11 6 12 17 23 18 24 : Y
W : 9 15 10 16 21 3 22 4 : Z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

U Z V W X Y

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BELITAN MOTOR 3 PHASA, 24 ALUR
DAN 2 PASANG KUTUP- DOBEL LAYER
TYPE 1
U : 1 7 2 8 13 19 14 20 2 20 1 19
14 8 13 7 : X
V : 5 11 6 12 17 23 18 24 6 24 - 5 23
18 12 17 11 : Y
W : 9 15 10 16 21 3 - 22 4 22 16 21
15 10 4 9 3 : Z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1314 1516 1718 1920 2122 2324

U Z V X W Y

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BELITAN MOTOR 3 PHASA 24 ALUR
DAN 2 PASANG KUTUB DOBEL LAYER
TYPE 2
U : 1 7 2 8 14 8 13 7 13 19 14 20
2 20 1 19 : X
V : 5 11 6 12 18 12 17 11 17 23 18
24 6 24 5 23 : Y
W : 9 15 10 16 22 16 21 15 21 23 22
4 10 4 9 3 : Z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1314 1516 1718 19 20 2122 2324

U Z V W X Y

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BELITAN MOTOR 3 PHASA, 36 ALUR
DAN 2 PASANG KUTUB SINGLE LAYER
U : 1 7 2 8 13 19 14 20 25 31- 26 32
:X
V : 5 11 6 12 17 23 18 24 29 35 30
36 : Y
W : 9 15 10 16 21 27 22 28 33 3 34
4:Z

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36

U ZV W X Y

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BELITAN MOTOR 3 PHASA, 36 ALUR
DAN 2 PASANG KUTUB DOBEL LAYER

U : 1 7 2 8 14 8 13 7 13 19 14 20 26
20 25 19 25 31 26 32 2 32 1 31 : X
V : 5 11 6 12 18 12 17 11 17 23 18 24
30 24 29 23 29 35 30 36 6 36 5 35 : Y
W : 9 15 10 16 22 16 21 15 21 27 22 28
34 28 33 27 33 3 34 4 10 4 9 3 : Z

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36

U Z V W X Y

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


LATIHAN SOAL 3 :
1. Jelaskan bagaimanakah cara suatu
motor dalam usaha membuat torsi !
2. Sebutkan macam sistem belitan pada
motor induksi tiga phasa !
3. Jelaskan perbedaan antara belitan
rantai dan belitan jajar !
4. Syarat apakah yang harus dimiliki
sebuah motor jika menggunakan
sistem belitan lapis tunggal dan lapis
dobel !
5. Berapakah jumlah kutub dan pasang
kutub dari suatu motor induksi jika
mempunyai putaran 1000 Rpm, 1500
Rpm dan 3000 Rpm !
6. Bagaimanakah mengatur jumlah
putaran motor, jelaskan !
7. Jelaskan perbedaan antara belitan
motor satu phasa dan tiga phasa,
lengkapi dengan gambar !
8. Gambarlah sistem belitan yang biasa
digunakan pada motor satu phasa
(kipas angin) jika terdapat 16 alur !

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BAB IV
PERENCANAAN BELITAN
Pitch Faktor
Diberikan data motor sebagai berikut:
- Putaran (n) : 1500 Rpm.
- Alur (G) : 24 alur.
- Jumlah kutub (P) : 4 kutub.
Maka kita akan mendapatkan suatu langkah kumparan dengan
langkah penuh = Jumlah alur (G) : jumlah kutub (P)
= 24 : 4
= 6.
Untuk mendapatkan tegangan maksimum maka kumparan
dihubungkan secara full pitch yaitu langkah kumparan sama
dengan langkah kutub yang berarti satu sisi dari kumparan ada
pada alur ke 1 dan sisi yang lain pada alur ke 7. Jarak antara
alur 1 dan 7 adalah sama dengan satu langkah kutub 180
listrik.
Jika kumparan ditempatkan pada alur 1 dan 6, maka kumparan
ini disebut short pitch, karena jarak kumparan = 5/6 pole pitch
atau langkah kutub. Kumparan ini lebih pendek sejarak 1/6
langkah kutub atau 180/6 = 30.

Full pitch

5/6 pitch
1 2 3 4 5 6 7 8

GAMBAR : KUMPARAN SHORT PITCH

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


Karena tegangan pada kedua sisi kumparan sedikit
berbeda phasa maka jumlah vektor dari kedua tegangan
lebih kecil dari aljabar maka:
Jumlah vektor dari emf per kumparan
Kc =
Jumlah aljabar emf terinduksi dari tiap kumparan
Bila Es tegangan terinduksi pada tiap sisi kumparan dan
kumparan tersebut adalah full pitch maka emf total dari
kumparan tersebut adalah 2 Es.
Jika kumparan itu mempunyai short pitch 30, maka
sesuai dengan gambar , resultan E adalah jumlah vektor
dari dua tegangan yang bergeseran sudut 30, jadi E = 2
Es cos 30 / 2.
Jumlah vektor E 2 Es cos 30 / 2
Kc = = =
Jumlah aljabar 2 Es 2 Es
= cos 15 = 0,966
Dengan demikian pitch faktor adalah 0,966.

E1 E2
E1
Es
300

2 Es A Es B

GAMBAR :
SHORT PITCH SECARA VEKTORIS

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


Faktor kumparan
Pada tiap-tiap phasa kumparan tersebut tidak selalu
cocentraded atau dibendel dalam satu alur akan tetapi
didistribusikan dalam beberapa alur untuk membentuk
group-group kutub. Kumparan-kumparan phasa tersebut
bergeser dalam phasa terhadap satu sama lain, yang
mengakibatkan emf pada sisi-sisi kumparan dalam satu
group kutub tidak sephasa satu sama lain.
Dengan permisalan hubungan dari kumparan tiga phasa,
single layer dengan empat kutub yang mempunyai alur 36
dengan 9 alur / kutub dan dengan 3 alur / kutub / phasa
maka sebagai contoh pada gambar dibawah, dengan
memperhatikan kumparan 1,2 dan 3 yang merupakan
phasa R. Ketiga kumparan ini membentuk satu group
kutub dimana kumparan 2 ini tidak disatukan dalam satu
alur tetapi didistribusikan pada 3 alur yang berbeda.
Pergeseran phasa diantara 2 alur yang berdekatan adalah
sebesar 180 / 9 = 20 listrik. Jika ketiga kumparan
disatukan dalam satu alur maka emf total yang
diinduksikan pada ketiga kumparan = 3 Es dimana Es
adalah emf dari satu kumparan.

GAMBAR :
HUBUNGAN KUMPARAN 3 PHASA SINGLE LAYER

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


Di karenakan kumparan-kumparan itu didistribusikan,
maka emf masing-masing akan saling bergeseran dengan
sudut 20 satu terhadap yang lain. Jumlah vektor dari emf
ini seperti pada gambar dibawah yaitu:
E = Es cos 20 + Es + Es cos 20
= 2 Es cos 20 + Es
= 2 Es x 0,9397 + Es
= 2,88 Es.
Maka faktor kumparannya adalah
Emf dengan kumparan terdistribusi
Kd =
Emf dengan kumparan yang disatukan
Sesuai dengan contoh diatas maka:
Emf dengan kumparan dalam 3 alur / kutub / phasa
Kd =
Emf dengan kumparan dalam 1 alur / kutub / phasa
E 2,88 E
= = = 0,96.
3E 3E

Es

200
E

Es
200 200

Es

GAMBAR :
KUMPARAN 3 PHASA SECARA VEKTORIS

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


Keadaan umum:
Jika Ygl () adalah sudut pergeseran phasa antara dua
alur maka:
180
=
q
Dimana: q adalah jumlah alur / kutub / phasa.
Dengan demikian maka tegangan total yang terinduksi
dalam satu group kutub adalah m Es, dimana Es
merupakan tegangan terinduksi pada satu sisi
kumparan, gambar dibawah. merupakan cara untuk
menemukan tegangan induksi total, bila m harganya
besar maka kurva ABCDE merupakan bagian dari
lingkaran dengan jari-jari r, sehingga: AB = Es = 2 r sin
/ 2.
Jumlah aljabar = q Es = q x 2 r sin / 2.
Jumlah vektor = AE = Er = 2 r sin q / 2.
Maka:
Jumlah vektor dari tegangan kumparan
Kd =
Jumlah aljabar emf kumparan
2 r sin q / 2 C
D
= B
ES ES
q x 2 r sin / 2
A
ES
Er ES E
sin q / 2
=
q sin / 2
r
/2

0
GAMBAR :
TOTAL TEGANGAN TERINDUKSI

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


DATA DATA PADA STATOR MOTOR

e a

b
GAMBAR
GAMBAR : ALUR STATOR
: ALUR MOTOR
STATOR MOTOR

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


Perhitungan Belitan
Untuk menggambarkan
bentangan suatu lilitan maka
diperlukan data-data sebagai
berikut:
Jumlah alur pada stator : (G).
Jumlah kutub pada stator: (P).
Jumlah phasa : (m).
Dengan demikian kita dapat
menentukan langkah belitan,
banyaknya group, banyaknya
spoel pergroup dan sebagainya
dengan persamaan sebagai
berikut:
Jumlah alur perkutub perphasa.
G = P. q. m
G
q=
P. m
Dimana: q = jumlah alur perkutub
perphasa.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


Langkah alur dengan jarak kutub.
Jarak kutub U-S terdekat 180 listrik, maka jarak
derajat biasa adalah
360
Yp =
P
Dimana: Yp = jarak kutub.
Jarak alur terdekat dalam derajat biasa:
360
Yg =
G
Dimana: Yg = jarak alur.
Sehingga:
Yp
Tp =
Yg
Dimana: Tp = Kisar kutub.
Jarak antar phasa:
360 L
Yf =
m
Jarak alur dalam derajat listrik:
180 x P
Ygl =
G
Dimana: Ygl = jarak alur dalam derajat listrik.
Awal phasa kedua adalah
120 L
m2 =
Ygl

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


Banyaknya group (K) = m x 0,5 x P
Banyaknya spoel pergroup adalah
0,5. G
Sk =
K
Dimana Sk = spoel pergroup.
Langkah lilitan:
Langkah penuh = jumlah alur (G) : jumlah kutub (P)
Langkah spoel = langkah penuh 1
Garis gaya:
Btms x e x G x fc
B max =
xD
Dimana:
Btms= Kerapatan medan magnet maksimum pada
gigi stator dengan nilai relatif 16,5 sampai 19,5
Wb/m2 untuk perencanaan ini diambil nilai 19,5
Wb/m2 ( 1 Gauss = 10-4 Wb/m2 ).
e = Jarak celah antara dua gigi stator (m).
fc = Faktor teras 0,95.
x D x l x Bmax
=
P
Dimana:
D = diameter lubang stator (inch).
l = panjang inti stator (inch).
Bmax = Kerapatan medan magnet celah udara
(gauss).

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


Luas penampang inti stator (A) = l x d
Dimana: d = lebar inti stator (inch)
Inti stator akan memuat s maka:
0,5.
s =
A
Jika hasilnya >90000,
maka inti stator s = 90000 x 2 x A
Lilitan tiap phasa (Tf):
108 x Enet
Tf =
4,44 x s x f x kd x kc
3 x Tf
pada tegangan 380 V =
jumlah alur (G)
Alur:
Luas (L1) = 0,5 x ( a + b ) x t.
Luas (L2) = 0,5 x x r2.
Luas eff = (40 : 50 ) %.
Luas eff alur = 48 % x (L1 + L2).
Diameter kawat
Leff = 0,25 x x d2 x jumlah kawat dalam alur.
= 0,785 x d2 x jumlah kawat dalam alur.

Leff
d =
0,785 x jumlah kawat dalam alur

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


LATIHAN SOAL 4 :
1. Motor induksi tiga phasa dengan
putaran 3000 Rpm dan 36 alur.
Berapakah langkah kumparannya ?
2. Jelaskan perbedaan antara full pitch
dan short pitch ! Berilah contoh !
3. Suatu motor induksi tiga phasa dengan
24 alur dan jumlah kutub 2. Berapakah
jumlah alur perkutubnya !
4. Berapakah banyaknya group dan spoel
pergroup dari motor induksi tiga phasa
jika jumlah kutubnya 4 dan alurnya 24 ?
5. Hitunglah luas efektif dari alur dibawah
ini !
e a
Dimana:
e = 2 mm
t a = 3 mm
t = 6 mm

r r = 2 mm
b = 4 mm
b

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


BAB V
PROSES PENGGULUNGAN
BELITAN STATOR
Ada lima tahap dalam proses
penggulungan belitan stator motor
induksi tiga phasa, yaitu:
Tahap pembongkaran.
Tahap perencanaan dan
persiapan.
Tahap perakitan.
Tahap pemasangan.
Tahap pengujian.
Pelaksanaan masing-masing tahap
harus dilakukan secara professional
dengan ketelitian yang sangat tinggi,
terutama tahap perencanaan dan
perakitan.
Sebelum mengerjakan
penggulungan pada stator motor
induksi tiga phasa, spesifikasi atas
motor harus diketahui termasuk
model belitan, pitch faktor, jumlah
alur, jumlah kutub, jumlah phasa,
dan lain-lain.
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
TAHAP PEMBONGKARAN

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


TAHAP PERSIAPAN
Pada tahap persiapan ini dalam
pengerjaannya dapat dibagi menjadi
dua bagian yaitu:
A. Pembersihan stator.
B. Pengisolasian stator.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai
langkah pengerjaan diatas:
Pembersihan stator.
Pembersihan stator dilaksanakan
setelah proses pembakaran selesai,
tujuannya adalah untuk
membersihkan lak dan sisa-sisa
kertas pengisolasian alur. Disamping
itu dalam pengukuran lubang alur
dan tinggi alur dapat akurat.
Pembersihan dapat dilakukan
dengan bensin. Pencucian harus
dilakukan secepat mungkin dengan
menggunakan kuas dan jangan
direndam agar lapisan laminasi inti
tidak rusak.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


Pengisolasian alur stator.
Dalam melakukan penggulungan
lilitan motor ini, maka alur-alur stator
harus diberi lapisan isolasi untuk
menghindari lecetnya isolasi kawat
lilitan sewaktu dipasang yang dapat
menyebabkan timbulnya hubungan
singkat antara lilitan dan inti stator.
Lapisan isolasi luar dibuat dari
kertas prespan setebal 0,5 mm yang
dapat dibuat sedemikian hingga
supaya dapat melindungi lecetnya
kawat lilitan dari tajamnya sisi-sisi
alur di semua bagian mulut alur.
Lapisan isolasi setebal 0,5 mm
atau 0,4 mm sudah cukup,
penambahan pelindung tepi dari
bahan selotip atau plester sangat
menguntungkan karena akan
mencegah kertas isolasi diujung alur
agar tidak pecah-pecah. Kertas
harus dipotong memanjang dengan
lebar yang cukup, dan pelindung tepi
ditambahkan lebih dulu sebelum
kertas dipotong.
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
Bentuk dari kertas pengisolasian
alur dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
L

GAMBAR : PERSIAPAN ISOLASI ALUR

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


PERAKITAN BELITAN MOTOR

Setelah tahapan pembongkaran,


tahap perencanaan dan
persiapan selesai maka tahapan
selanjutnya adalah tahapan
perakitan belitan motor. Dalam
tahapan ini dibagi dalam
beberapa langkah kerja sebagai
berikut:
A. Pembuatan coil.
B. Pembuatan lilitan.
C. Penandaan ujung-ujung lilitan.
D. Pemasangan pasak.
E. Pembentukan kutub stator.
F. Pengikatan lilitan.
G.Pemeriksaan kemungkinan
hubung singkat pada gulungan.
H. Pengelakan.
I. Pengeringan lak isolasi.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


PEMBUATAN COIL ATAU BELITAN
Dalam pembuatan belitan dapat dilakukan
dengan memakai bantuan alat pembentuk
lilitan atau mal, yang dapat dibuat sendiri
dengan menggunakan kayu. Dalam
pengerjaan penggulungan belitan dapat
dilakukan dengan bantuan mesin maupun
secara manual.

GAMBAR : CETAKAN GELUNG

GAMBAR : CETAKAN KONSENTRIS


COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
Kedua cetakan tersebut dapat di buat dari
kayu dan dipasang pada rel besi yang ada
penguncinya sehingga panjang belitan
yang diinginkan dapat diatur dengan
mudah. Selain cetakan tersebut diatas
cetakan dapat dibuat dengan bahan
sederhana yaitu dengan menggunakan
beberapa buah paku yang ditancapkan
pada sebuah papan sesuai dengan
ukuran belitan yang akan digulung.
Cetakan dari paku tersebut seperti pada
gambar berikut ini:

GAMBAR :
CETAKAN DENGAN MENGGUNAKAN PAKU
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
BENTUK BENTUK KUMPARAN
HASIL GULUNGAN

GAMBAR : BENTUK HASIL CETAKAN

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


PEMASANGAN BELITAN
Pemasangan lilitan dalam alur stator
dapat dilakukan dengan mesin.
Pemasangan dilakukan dengan
memasukkan tiap-tiap kawat lilitan secara
manual. Arah lilitan harus mempunyai
arah yang sama dan semua ujung-ujung
lilitan harus berada pada salah satu sisi
saja dimana telah tersedia lubang yang
menuju ke terminal diluar bodi motor.
Setiap kali selesai melakukan
pemasangan satu kelompok lilitan, ujung-
ujung lilitan harus diberi tanda sesuai
dengan gambar mesin. Pemasangan
dilakukan dengan memasukkan tiap-tiap
kawat lilitan secara manual. Arah lilitan
sama dan semua ujung-ujung lilitan harus
berada pada salah satu sisi saja dimana
telah tersedia lubang yang menuju ke
terminal diluar bodi motor. Pada
pemasangan kedua, lilitan pada alur
stator diletakkan secara single layer.
Setiap kali selesai melakukan
pemasangan satu kelompok lilitan, ujung-
ujung lilitan harus diberi tanda sesuai
dengan gambar lilitan yang telah dibuat
sebelumnya agar memudahkan dalam
melakukan penyambungan guna
pembentukan kutub-kutub stator.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


GAMBAR : PEMASANGAN BELITAN

A B

C D
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
Penandaan ujung-ujung lilitan.
Penandaan ujung-ujung lilitan pada
proses penggulungan bertujuan
untuk memudahkan pencarian
ujung-ujung lilitan pada saat
melakukan penyambungan belitan
motor untuk membentuk polaritas
kutub yang diperlukan. Ujung-ujung
lilitan pada belitan motor satu phasa
maupun motor tiga phasa ditandai
berdasarkan masing-masing belitan
phasanya.
Pemasangan pasak.
Pemasangan pasak adalah
pekerjaan pemasangan sumbat
mulut alur yang bertujuan untuk:
a. Menjaga agar kawat belitan tidak
keluar kembali dari mulut alur.
b. Menjaga agar belitan tidak
bergetar saat motor beroperasi.
Untuk tujuan ini pasak harus dapat
mengisi sisi ruangan didalam alur
yang tidak ditempati lilitan.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


Prosedur pemasangan pasak
yaitu:
a. Pengisolasian alur disertai
dengan pemasangan kertas pandu
untuk pemasukan kumparan.
b. Memadatkan kumparan dengan
alat penekan kumparan T.
c. Pemasukan baji atau pasak .
d. Bagian yang diselesaikan dari
pemasukan kumparan.
Bentuk pasak yang tebal dapat
dibuat dari bahan kayu atau
bambu sedangkan jika ruang
pasak sangat sempit dapat
dipakai bahan pasak yang tipis
yang terbuat dari plastik maupun
kertas prespan.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


1 2

3 4
GAMBAR : PEMASANGAN PASAK PADA ALUR

GAMBAR : BENTUK BENTUK PASAK

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


PEMBENTUKAN KUTUB STATOR
Kutub stator dibangkitkan oleh belitan-
belitan kutub. Untuk menentukan kutub
pada dasarnya cukup meninjau asumsi
arah arus yang mengalir pada setiap
belitan kutub per phasa. Asumsi arah arus
pada belitan dapat ditentukan secara
sembarang, dalam arti apabila arah arus
ke kiri akan menghasilkan polaritas kutub
U dan arah arus ke kanan akan
menghasilkan polaritas kutub S atau
sebaliknya. Asumsi bahwa arah arus ke
kiri akan menghasilkan polaritas kutub S
begitu juga sebaliknya akan
menghasilkan polaritas kutub U. Hanya
perlu diingat bahwa sekali diambil suatu
asumsi arah arus ke kiri akan
menghasilkan polaritas kutub tertentu
misal U, maka arah arus ke kanan harus
diasumsikan menghasilkan polaritas
kutub S dan hal ini berlaku dalam
penyambungan belitan guna
pembentukan kutub pada kedua lilitan
phasa lainnya.
Dalam pelaksanaan penyambungan
ujung-ujung belitan kutub, ujung-ujung
kawat harus dibersihkan terlebih dahulu
dari lapisan emailnya sepanjang 1,5 cm
dari ujung sambungan.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


PROSEDUR PENYAMBUNGAN BELITAN
Ujung kawat dibersihkan dari email
isolasi kawat dengan panjang 1,5
cm.
Memasukkan selongsong kecil 2 cm,
pada masing-masing ujung kawat
lilitan sebagai selongsong dalam.
Memasukkan selongsong luar yang
mempunyai diameter lebih besar
dari selongsong dalam sepanjang 3
cm pada ujung kawat lilitan.
Memilin ujung kawat sedemikian
rupa sehingga membentuk
sambungan lurus dan kemudian
disolder.
Menggeserkan ketiga potongan
selongsong pelindung sedemikian
rupa sehingga menutupi sambungan
secara berlapis.
Selongsong belitan yang
dipergunakan dipilih dari bahan
yang tahan panas, kuat serta elastis
dengan daya isolasi yang tinggi.
Jenis selongsong semacam ini pada
umumnya terbuat dari anyaman
serat-serat sintetis yang
mengandung campuran mika.
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
PENGIKATAN LILITAN
Pengikatan lilitan dalam proses
penggulungan lilitan motor
dimaksudkan sebagai pengikat
bagian lilitan motor yang
berada diluar alur. Pengikatan
lilitan ini dimaksudkan agar:
Mengikat lilitan agar lilitan
menjadi padat dan rapi.
Membantu lilitan agar lebih
stabil terhadap fibrasi motor.
Menahan helai-helai kawat
lilitan agar tidak terlepas dari
induk lilitan dan lecet akibat
putaran motor.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


PEMERIKSAAN KEMUNGKINAN
HUBUNG SINGKAT DALAM BELITAN
Memeriksa adalah tahapan yang umum berlaku
dalam menggulung motor listrik. Tahapan yang
perlu dilakukan adalah memastikan bahwa
semua kumparan sudah terisolasi dari rangka
stator dan alat pemeriksa yang umum adalah
Megger 500 V.
Setelah itu pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan alat sederhana yang dikenal
dengan nama Growler untuk mengetahui ada
tidaknya hubung singkat dalam gulungan. Alat
ini secara sederhana terdiri dari tumpukan pelat
besi berbentuk U, berisi lilitan yang cocok
dengan tegangan sumber arus yang umum
didapat. Growler ini bekerja sebagai sebuah
transformator tetapi tidak mempunyai gulungan
kedua (secondary). Alat ini akan
menginduksikan fluks pada rangka besi dari
stator yang sedang diperiksa, dan bila ada
hubung singkat di dalam gulungan, secepatnya
kutub growler akan menimbulkan tarikan kuat
pada batang besi tipis yang ditempatkan di atas
alur yang berisi sisi lain dari kumparan yang
sedang diperiksa. Growler digeser-geser
perlahan diatas alur dan satu persatu alur itu
diperiksa. Untuk alur yang normal, seharusnya
tidak ada tarikan pada besi tipis itu. Jika
kemungkinan statornya terhubung secara
paralel, maka besi tipis tersebut akan tertarik,
dan memberikan tanda adanya hubung singkat.
Karena itu waktu memeriksa stator yang
terhubung paralel, hubungan paralel harus
dibuka sebelum pemeriksaan dimulai.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


AC

PENGISI

GAMBAR :
PENGGUNAAN GROWLER UNTUK MEMERIKSA
HUBUNG SINGKAT DALAM GULUNGAN

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


PENGELAKAN DAN PROSES
PENGERINGAN LAK ISOLASI
Proses pengelakan dilakukan setelah
pemeriksaan gulungan baik dengan megger
maupun growler selesai dikerjakan. Adapun
langkah-langkah pengelakan adalah sebagai
berikut:
A. Meletakkan motor listrik diatas alas
pengelakan dengan posisi stator menghadap
keatas.
B. Lak secara sedikit demi sedikit
dituangkan dengan merata pada bagian stator
dan diusahakan cairan lak masuk kecelah-
celah lilitan. Jenis lak yang digunakan merk
Voltabio.
C. Motor dibiarkan sebentar agar lak benar-
benar masuk kedalam sela-sela lilitan dan
menjadi kering.
D. Membalik posisi motor, sehingga sisi
belitan yang telah diberi lak berada dibawah.
E. Mengulangi proses pengelakan diatas
beberapa kali.
F. Membiarkan motor untuk beberapa saat
di udara terbuka sehingga sisa kelebihan lak
menetes keluar.
Setelah stator dan kumparannya dilak, maka
langkah selanjutnya motor disimpan dalam
mesin pemanas (oven) untuk mempercepat
proses pengeringan dan dilakukan dalam
waktu beberapa jam sesuai dengan
kebutuhan.
COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST
TAHAP PERAKITAN MOTOR
Tahapan akhir dari proses perancangan
belitan motor adalah tahapan perakitan
kembali suatu motor listrik sehingga bisa
difungsikan sebagaimana mestinya, yang
dilakukan sesuai dengan gambar dibawah
ini:

GAMBAR : CARA PEMASANGAN MOTOR

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


TAHAP PENGUJIAN
Setelah proses perakitan motor
selesai dilakukan dan rotor diputar
dengan tangan diputar tidak berat,
maka langkah selanjutnya adalah
tahap pengujian, adapun langkah-
langkah pengujian tersebut meliputi:
Menyambung ujung motor sesuai
dengan data pada name plate yaitu
untuk motor 1 phasa dengan capasitor
dan untuk 3 phasa sambungan
bintang / segitiga.
Memberikan sumber tegangan pada
motor tersebut dengan tegangan 3
phasa 380 volt dan tegangan 1 phasa
220 volt.
Dengan adanya sumber tegangan
pada motor yang menyebabkan motor
bekerja, maka selanjutnya dilakukan
pengukuran arus pada tiap-tiap phasa
dengan menggunakan tang amper
dalam dua kondisi yaitu beban nol dan
beban penuh.

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


U1
Z X Y

Z1 X1

Y1 U V W
V1 W1

R S T

MCB

TPST

A1 A2 A3

X Y
W
Z
U

GAMBAR :
PENYAMBUNGAN MOTOR INDUKSI TIGA PHASA HUBUNGAN BINTANG

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


LATIHAN SOAL 5 :
1. Sebutkan tahapan dalam menggulung
belitan stator motor induksi tiga phasa !
2. Langkah kerja apakah yang harus
diperhatikan sebelum mengerjakan
penggulungan motor !
3. Sebutkan langkah-langkah kerja dalam
membongkar motor !
4. Jelaskan dengan singkat proses
pengisolasian alur stator, dan lengkapilah
dengan gambar !
5. Sebutkan langkah kerja dalam perakitan
belitan stator motor !
6. Sebutkan macam-macam cetakan
gulungan belitan stator motor yang kamu
ketahui !
7. Sebutkan langkah-langkah kerja dalam
pemasangan belitan stator motor !
8. Apa yang kamu ketahui tentang pasak
pada proses penggulungan belitan motor,
dan jelaskan prosedur pemasangannya !
9. Jelaskan bagaimanakah proses
pembentukan kutub-kutub stator motor !
10. Bagaimanakah metode pemeriksaan
kemungkinan hubung singkat dalam
belitan ? , Lengkapilah dengan gambar !

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST


TUGAS PRAKTEK :
1. Lakukanlah penggulungan ulang belitan stator motor
satu phasa ( kipas angin, pompa air) dan sebagainya
dengan metode yang telah ditentukan !
2. Lakukanlah penggulungan ulang pada belitan stator
motor tiga phasa sesuai dengan SOP !
3. Cobalah lakukan perencanaan penggulungan belitan
pada salah satu motor induksi tiga phasa, sesuai
dengan langkah-langkah perencanaan yang telah kamu
pelajari !
4. Buatlah laporan dari hasil kerja praktek !

FORMAT LAPORAN :
NAMA : No. JOB :
KELAS : JUDUL TANGGAL :
SEKOLAH : WAKTU :
I. TUJUAN.
II. TEORI SINGKAT.
III. ALAT DAN BAHAN.
IV. GAMBAR KERJA PRAKTEK.
V. LANGKAH KERJA.
VI. PRINSIP KERJA RANGKAIAN.
VII. KESIMPULAN.

Mengetahui,
PRAKTIKUM INSTRUKTUR

( ) ( )

COPYRIGHT 2008 , BY MOCHAMAD ARDANI , ST

You might also like