You are on page 1of 19

ASUHAN KEPERAWATAN

TN. F
DENGAN CHF DAN CO2 NARKOSE
DI RUANG ICU
RSUD PASAR REBO

BY : ENGKUS ABDUL SAROJI., Skep. Ners


AN FIS JANTUNG
AN FIS PARU-PARU
By.. Eng (1114, IGD)
PENGERTIAN
Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap
oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kelainan
fungsi jantung yang berakibat jantung gagal
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya
ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian
ventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2001).
GAGAL NAPAS

Gagal napas adalah sindroma dimana sistem


respirasi gagal untuk melakukan fungsi
pertukaran gas, pemasukan oksigen, dan
pengeluaran karbondioksida. Keadekuatan
tersebut dapat dilihat dari kemampuan jaringan
untuk memasukkan oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida. Indikasi gagal napas adalah
PaO2 < 60mmHg atau PaCO2 > 45mmHg, dan
atau keduanya. Menurut Bruner and Suddart
(2002),
TN. F
UMUR 68 THN
MASUK KE IGD
DENGAN KELUHAN
BENGKAK PADA
KEDUA KAKI SUDAH 2
MGG, SESAK HILANG
TIMBUL 1 MGG, TIDAK
MAU MAKAN
SEHARIAN.
OS DI RAWAT DI
RUANG DAHLIA 9 HARI
DAN 1 HARI DI ICU.
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI PROBLEM


DS Disfungsi miocard dan Penurunan curah jantung
penurunan Kontraktilitas
jantung
DO
TTV :
TD : 62/35 mmHg, N : 53 x/menit
kuat angkat dan reguler ,
SO 2 : 82 %
RR : 10x/ menit dan S : 36,0 oC
Kesadaran soporcoma
Oedem (+) pada ekstrimitas
CRT < 3 detik, akral dingin
Laboratorium
Hb : 16,3 g/dL
Hematokrit : 50
Leukosit :14.400 / uL
Trombosit :168.000 /uL
Na+ : 124 mmol/L
K+ : 5.2 mmol/L
Cl+ : 80 mmol/L
GDS : 79
Trop I : 0.02 ng/mL
LANJUTAN

DATA ETIOLOGI PROBLEM

DS : -
Akumulasi secret Bersihan jalan nafas tidak
DO : efektif
TTV :
TD : 62/35 mmHg, N : 53
x/menit kuat angkat dan
reguler ,
SO 2 : 82 %, RR : 10x/ menit
Kesadaran soporcoma
ronkhy (+) pada paru Dex + Sin
CRT < 3 detik, akral dingin
Laboratorium :
AGD :
PH :7. 338 mm Hg
PCO2 :55. 7 mmHg
PO2 :206 mmHg
HCO3 :29 mmHg
SO2 : 99 %
LANJUTAN

DATA ETIOLOGI PROBLEM

DS : -
Perubahan Gangguan pertukaran gas
DO : berhubungan dengan
TTV : membran alfeolar
TD : 62/35 mmHg, N : 53
x/menit kuat angkat dan
reguler ,
SO 2 : 82 %, RR : 10x/ menit
Kesadaran soporcoma
ronkhy (+) pada paru Dex + Sin
CRT < 3 detik, akral dingin
Laboratorium :
AGD :
PH :7. 338 mm Hg
PCO2 :55. 7 mmHg
PO2 :206 mmHg
HCO3 :29 mmHg
SO2 : 99 %
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung B. D
Disfungsi miocard dan penurunan
Kontraktilitas jantung
2. Gangguan pertukaran gas B. D
Perubahan membran alfeolar dan
retensi secret
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif B.
D Akumulasi secret
INTERVENSI DX 1
Mandiri
a. Observasi suara paru dan jantung
b. Kaji status kesadaran, adanya kekacauan dan disorientasi
c. Observasi hemodinamik: nadi, TD, CVP
d. Catat kualitas nadi perifer, capillary refill, suhu dan warna kulit
e. Observasi irama EKG
f. Hitung balance cairan dan berat badan harian
g. Monitor efektivitas terapi oksigen
h. Berikan posisi semifowler
i. Monitor pola dan jumlah tidur/istirahat
j. Perhatikan efek samping pemberian obat inotropik
k. Siapkan peralatan dan obat-obat emergency yang mudah dijangkau

Kolaborasi
l. Berikan obat-obatan nitrat, glikosida, vasodilator, diuretic, dan antihipertensi
sesuai program
m. Kolaborasi obat-obat laxative
n. Kolaborasi pemeriksaan EKG, dan enzim jantung
INTERVENSI DX 2

Mandiri :
a. Observasi status pernafasan secara periodik : RR (frekuensi
nafas), suara nafas, keteraturan nafas, kedalaman nafas,
penggunaan otot bantu nafas, ekspansi dada dan kesimetrisan gerak
dada.
b. Monitor tanda-tanda hipoksia. Pantau SaO2 , pantau adanya
kemungkinan pasien tampak sesak, sianosis.
c. Pantau HR / denyut nadi. Catat kemungkinan perubahan irama
jantung
d. Observasi tingkat kesadaran pasien. Adakah apatis, gelisah,
bingung, somnolen
e. Cek AGDA setiap 10 30 menit setelah perubahan setting
ventilator
f. Monitor hasil AGDA selama periode penyapihan / weaning
ventilator

Kolaborasi :
g. Berikan obat sesuai indikasi. Contoh steroid, antibiotik,
bronkodilator, ekspentoran.
INTERVENSI DX 3

Mandiri
a. Lakukan suctioning sesuai indikasi dengan prinsip 3A (atraumatic,
asianotic, aseptic).
b. Ubah posisi pasien secara periodik
c. Observasi penurunan ekspansi dinding dada dan adanya peningkatan
fremitus.
d. Catat karakteristik bunyi napas
e. Catat karakteristik dan produksi sputum.
f. Pertahankan posisi tubuh/kepala dengan tepat.
g. Observasi status respirasi : frekuensi, kedalaman nafas, reguralitas, adanya
dipsneu

Kolaborasi
h. Berikan oksigen yang lembab, cairan intravena yang adekuat sesuai
kemampuan pasien
i. Berikan terapi nebulizer dengan obat mukolitik, bronkodilator sesuai
indikasi
j. Bantu dengan/berikan fisioterapi dada, perkusi dada/vibrasi sesuai
indikasi.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan ialah tindakan pemberian asuhan


keperawatan yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan
pada rencana keperawatan yang telah disusun. Prinsip dalam
memberikan tindakan keperawatan melakukan tindakan keperawatan
yang telah dituliskan dalam rencana keperawatan dan menuliskan
setiap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

Tindakan keperawatan yang dilakukan dapat berupa


1. Tindakan independen yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh
perawat tanpa petunjuk atau order dokter atau tenaga kesehatan
lainnya.
2. Tindakan dependen ialah tindakan yang berhubungan dengan
tindakan medis atau dengan perintah dokter atau tenaga kesehat lain.
3. Tindakan interdependen ialah tindakan keperawatan yang
memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain seperti ahli gizi,
radiologi, fisioterapi dan lain-lain.

Dalam melakukan tindakan pada pasien dengan gagal napas perlu


diperhatikan ialah penanganan terhadap tidak efektifnya bersihan jalan
napas, gangguan pertukaran gas dan penurunan curah jantung
EVALUASI
HASIL EVALUASI :
Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan
perubahan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan
Tujuan tercapai sebagian : jika klien
menunjukkan perubahan sebagian dari standar
dan kriteria yang telah ditetapan
Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak
menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali dan bahkan timbul masalah baru
KESIMPULAN
1. Penyakit kardiovaskuler merupakan masalah
penting pada usia lanjut dan Penyakit
kardiovaskuler merupakan sebab utama
kematian dan disabilitas pada usia lanjut

2. Semakin meningkatnya pemahaman


perawat tentang Anatomi fisiologi
sistem tubuh dan pathway penyakit
maka akan semakin meningkat pula
pelayanan kepada pasien . (Pen)
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses
Proses Penyakit, Edisi 4. (2013). Jakarta: EGC.
Smeltzer, Bare. Buku Ajar keperawatan Medical
Bedah, Bruner & Suddart, Edisi 8. (2011).
Jakarta: EGC.

You might also like