You are on page 1of 49

KEBIJAKAN MUTU PELAYANAN KB DAN

PENINGKATAN CAKUPAN MKJP


DI KOTA DEPOK

DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK


TAHUN 2016 1
Latar belakang
Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kesehatan
Reproduksi dan Peraturan
Pemerintah Nomor 97
Tahun2014, tentang :

Pelayanan kesehatan masa


sebelum hamil, masa
hamil,persalinan, dan masa
sesudah melahirkan,
penyelenggaraan
pelayanan kontrasepsi,
serta pelayanan kesehatan
seksual
AKI 359/100.000 KH
(SDKI,2012)
AKB 32/1000 KH
(SDKI,2012)
ASFR Angka
kelahiran pada usia
remaja: 48/1000
(SDKI, 2012)
Masalah Utama Kespro
TFR DAN JANGKAUAN PELAYANAN KB
ASFR 15-19 th masih tinggi, CPR naik tidak signifikan, Unmet Need hanya turun sedikit

Angka Kelahiran Total (TFR) Stagnan


selama 10 tahun terakhir, dikarenakan:
1.Kepesertaan ber-KB (CPR semua cara)
meningkat 0,5 % dalam kurun waktu 5
tahun
2.Masih tingginya Unmet Need sebesar
11,4% Target RPJMN 2019: Unmet Need = 9.9 %

Unmet Need

Target RPJMN 2019: Unmet Need = 9.9 %


Target RPJMN 2019: CPR Semua Cara = 66 %

Sumber: BPS, SDKI 1991 - 2012


Child
marriage

Seks pranikah pada Remaja


(Adolescent Reproductive Health, SDKI 2012)

SDKI 2012

Kehamilan Tak
Diinginkan dan
Kehamilan Remaja 6
RISIKO KEHAMILAN USIA REMAJA
Kehamilan remaja 4,5 kali berpeluang terjadinya kehamilan risiko tinggi
Angka perkawinan Preeklamsia 2-5 kali lebih berpeluang terjadi
Usia dini masih tinggi :
Kelompok umur 15-19 tahun Kerusakan otak janin dan gangguan tumbuh kembang bayi
akibat kekurangan yodium
46,7 % Partus macet (Obstucted Labor)
Disproporsi panggul dengan kepala janin
(Cephalo pelvic disproportion)

5% Malposisi Janin

Kelompok umur 10-14 tahun Kontraksi rahim tidak optimal

Kelahiran Prematur lebih banyak terjadi pada remaja

Bayi lahir dengan berat lahir rendah (dibawah 2.500 gram)

Risiko kematian saat melahirkan 2 kali lebih besar

Pernikahan anak usia <19 tahun mempunyai risiko 2-8 x


lebih besar untuk tertular penyakit menular seksual

Sumber Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan


Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010
KEMATIAN IBU
Penyebab
di luar
Jangkauan
kesehatan-

Unmet need Infrastruktur


Aborsi Keluarga Energi
Transport
yang Berencana Air bersih
tidak aman BUDAYA
Penyebab
tidak
Pertolongan langsung:
persalinan oleh anemia
tidak oleh penyakit,
petugas Cacingan dan
kesehatan kurang GIZI
terlatih
INDEKS PELAYANAN
KESEHATAN
MASYARAKAT (IPKM)
Kota Bandung
Pelayanan Kesehatan Jabar Terbaik

Pembangunan Kesehatan Provinsi Jawa Barat menurut IPKM 2013 10


Apa masalah pelayanan kesehatan?
PKM Pelayanan Kesehatan: 0,4263
Indikator Prevalensi/ Cakupan Nasional
Jabar

Persalinan oleh nakes di faskes 66,55 69,99

Proporsi kecamatan dengan jumlah


4,80 9,55
dokter cukup (1/2500 pend)

Proporsi desa dengan kecukupan


93,40 40,72
jumlah Posyandu per desa

Proporsi desa dengan kecukupan


2,70 24,54
jumlah bidan per penduduk
Kepemilikan Jaminan
45,27 49,47
Pelayanan Kesehatan

Jabar memiliki masalah kecukupan jumlah dokter dan bidan. Walaupun setiap Puskesmas di
Jabar sudah memiliki dokter namun masih kurang dokter, bila memperhatikan rasio 1 dokter ;
2500 penduduk. Posyandu relatif cukup 93,4% desa di Jabar memiliki 4 Posyandu.
Pembangunan Kesehatan Provinsi Jawa Barat menurut IPKM 2013 11
Kota Cimahi
Kesehatan Reproduksi Jabar Terbaik

Pembangunan Kesehatan Provinsi Jawa Barat menurut IPKM 2013 12


Apa masalah kesehatan reproduksi Jabar?
PKM Kesehatan Reproduksi : 0,4879

Indikator Prevalensi/ Cakupan Nasional


Jabar
Penggunaan Alat Kontrasepsi
10,25 11,28
(MKJP)
Pemeriksaan Kehamilan (K4) 64,31 60,93

Kurang Energi Kronik (KEK) 19,95 20,97

1. Cakupan MKJP Provinsi Jawa Barat 10,25%; angka ini dibawah angka nasional
(11,28). Perlu peningkatan konseling yang berkualitas dan memanfaatkan
ANC untuk promosi KB pasca persalinan yang diarahkan pada MKJP.
2. Bila dilihat dari cakupan K4, masih terdapat 35,69 % ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin sesuai standar (1-1-2) , angka ini lebih rendah dibandingkan dengan angka
nasional (39,07%).
3. Dari total ibu hamil yang ada, yang terdeteksi KEK masih tinggi (19,95%), walaupun dibawah angka
nasional (20,97%).

Pembangunan Kesehatan Provinsi Jawa Barat menurut IPKM 2013 13


Indikator 1 Kesehatan Reproduksi Jabar:
Penggunaan Alat Kontrasepsi (MKJP)

MKJP
MKJP Prov.
Prov. Jawa
Jawa Barat
Barat
Tahun
Tahun 2013
2013 (10,25%)
(10,25%)
dibawah
dibawah capaian
capaian nasional
nasional
(11,28%).
(11,28%). Jika
Jika dilihat
dilihat dari
dari
cakupan
cakupan MKJP
MKJP Kab/Kota
Kab/Kota di di
Prov.
Prov. Jawa
Jawa Barat,
Barat, masih
masih
terdapat
terdapat gap
gap yang
yang sangat
sangat
besar
besar dimana
dimana cakupan
cakupan
tertinggi
tertinggi adalah
adalah Kota
Kota Cimahi
Cimahi
(23,93%)
(23,93%) dan
dan terendah
terendah
adalah
adalah Kab.
Kab. Karawang
Karawang
(4,91%)
(4,91%)

Pembangunan Kesehatan Provinsi Jawa Barat menurut IPKM 2013 14


KEMATIAN NEONATUS (0-28 HR) THN 2015
JUMLAH KEMATIAN NEONATUS TAHUN
2015 = 3369 KASUS KEMATIAN
RASIO KEMATIAN BAYI TAHUN 2015
RASIO KEMATIAN BAYI JAWA
BARAT TAHUN 2015 = 4,41
TREND JUMLAH KEMATIAN IBU
DAN BAYI
KOTA DEPOK TAHUN 2007 2015

148

119
118 113
117 116 114

83

28 27
21 25 22
22

22
18
14 14 11 16
2
GAMBARAN INDIKATOR KIA GIZI KOTA DEPOK 2011 - 2015
INDIKATOR 2011 2012 2013 2014 2015
UHH 73,12 73,12 73,46 73,75 74,10
IPM 79,64 79,83 80,02 80,58 80,79
KEMATIAN 22/37.129 22/40.425 17/42.661 17/46.679 14/40.186
IBU KH KH KH KH KH

KEMATIAN 119 114 113 83 63


BAYI

KEMATIAN 23 14 11 16 2
ANAK

GIZI BURUK 129 (0,11) 120 (0,10) 87 (0,08%) 75 (0,06%) 77 (0,06%)


ASI 38,03 42,7 53,8 50,4 48,27
EKSKLUSIF

AKS KB 76,47 75,32 76,45 75,56 74,29


AKTIF
Data Program Gizi Tahun 2015
NO INDIKATOR Capaian Target/
Proyeksi 2015 Prevalensi
1 D/S Balita 53,3 % (Pryks) 85%
2 ASI Eksklusif 46,7% (lulus) 50%
3 IMD 48,5% 50%
4 Vit A Balita 70,6% 90%
5 Fe 3 96,9% 67%
6 Ibu Bumil KEK 2,09 % < 20%
7 Ibu Hamil Anemia 3,45% < 24%
8 Vit A Nifas 92,3% 90%
9 Balita Gizi Buruk (Wasting) 77 (0,06) < 5%
10 Balita Sangat Pendek (Stunting) 1267 (1,17%) < 20%
11 Balita Sangat Gemuk (Obesitas) 4524 (3,7%) < 5%
12 RT Mengkonsumsi Garam Iodium 98,1% 90%
13 Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100% 100%
14 Tablet Tambah Darah Remaja Puteri 12,6% 10%
Gambaran Umum KIA-KB
Kota Depok

Indikator 2011 2012 2013 2014 2015

UHH 73,12 73,12 73,46 73,75

IPM 79,64 79,83 80,02 80,58


22 dari 22 dari 17 dari 42.661 17 dari 14 dari 40. 186
KEMATIAN 37.129 KH 40.425 KH KH 46.679 KH KH
IBU (59,32/100.00 (54,48/100.000 (39,84/100.000) (36,41/100.000 (34,83/100.000
0) ) ) )

119 114 113 83 63


KEMATIAN
BAYI
(3,21/1000 (2,82/1000) (2,64/1000) (1,77/1000 (1,57/1000
) ) )
KEMATIAN
ANAK 23 14 11 16 2
BALITA GIZI 129 Kasus 120 Kasus 87Kasus 75Kasus 77 Kasus
BURUK ( 0,11%) (0,10%) (0,06%)
(0,08%) (0,06%)
PESERTA KB
AKTIF 76,47 % 75,32 % 76,45 % 75,56 % 74,29 %
TREND JUMLAH KEMATIAN IBU DAN BAYI
KOTA DEPOK TAHUN 2007 2015

22
TANTANGAN PROGRAM KB
Masih rendahnya permintaan atas pelayanan KB
akibat terjadinya perubahan nilai tentang jumlah
anak ideal dalam keluarga
Masih tingginya kejadian kehamilan yang tidak
diinginkan akibat tingginya unmet need dan
ketidaksinambungan penggunaan kontrasepsi.
Masih tingginya kejadian kehamilan dan persalinan
pada remaja perempuan usia 15-19 tahun
Masih tinggi nya penggunaan kontrasepsi non MJP
yang berdampak DO Tinggi, hamil, risiko tinggi
muncul komplikasi
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI KESEHATAN
DALAM OPTIMALISASI PROGRAM KB
Strategi Penurunan Kematian Ibu

1. Mencegah atau memperkecil kemungkinan


seorang perempuan untuk menjadi hamil
2. Mencegah atau memperkecil kemungkinan
seorang perempuan hamil mengalami
komplikasi yang membahayakan jiwanya atau
janinnya selama hamil, bersalin dan nifas
3. Mencegah atau memperkecil terjadinya
kematian pada seorang perempuan yang
mengalami komplikasi selama hamil, bersalin
dan nifas
25
Strategi Pertama
Mencegah Kehamilan
Selama seorang perempuan tidak hamil ia tidak
berisiko mengalami kematian ibu. Menurunkan
angka kesuburan merupakan cara efektif mencegah
kehamilan dan menghilangkan risiko kematian ibu
Keluarga Berencana menurunkan AKI melalui
penurunan life time risk of maternal death (risiko
kematian kumulatif seumur hidup)
Penurunan risiko kematian yang berhubungan
dengan kehamilan
Penurunan jumlah kehamilan rata-rata yang dialami
perempuan.
26
Strategi Kedua
Mencegah Komplikasi Obstetri (1)
Komplikasi obstetri yang dapat dicegah dan/atau
diidentifikasi secara dini
Perdarahan antepartum dan postpartum
Persalinan macet/lama
Infeksi/sepsis postpartum
Komplikasi abortus
Hipertensi/Preeklamsi/eklamsi
Kehamilan ektopik
Ruptura uteri
27
Strategi Ketiga
Tiga Premis Pelayanan Obstetri
Intervensi untuk mendekatkan pelayanan obstetri
kepada setiap ibu hamil didasari oleh tiga premis:
1. Sebagian ibu hamil akan mengalami komplikasi obstetri
2. Sebagian besar dari komplikasi tersebut tidak dapat
diperkirakan atau dicegah
3. Perempuan yang mengalami komplikasi harus mendapatkan
pelayanan obstetri yang memadai agar diri dan janinnya dapat
diselamatkan sekaligus mencegah kesakitan berkepanjangan

28
4 Pilar Safe Motherhood

Safe Motherhood

Bersih dan
Persalinan

Obstetri Esensial
Antenatal
Asuhan

Aman
Berencana

Pelayanan
Keluarga

Pelayanan
Kesehatan Dasar

Pelayanan Kesehatan Primer

Pemberdayaan Perempuan
29
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI PEMANTAPAN MJP


KEBIJAKAN/STRATEGI (1)

1. Penguatan komitmen para pemangku kepentingan, baik


pemerintah maupun non pemerintah, dalam penyelenggaraan
Pelayanan KB
2. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas
Pelayanan KB, termasuk pelayanan KIE dan konseling
3. Peningkatan permintaan Pelayanan KB melalui perubahan nilai
tentang jumlah anak ideal dalam keluarga Promosikan :
DUA ANAK CUKUP dan CEGAH KEHAMILAN 4 TERLALU
KEBIJAKAN/STRATEGI (2)
4. Penurunan unmet need melalui peningkatan akses, konseling dan
penguatan KB pasca-persalinan serta penurunan ketidakberlangsungan
penggunaan kontrasepsi melalui peningkatan penggunaan MKJP (IUD,
Implant, MOW dan MOP) dan pembinaan KB

5. Pemilihan alat kontrasepsi disesuaikan dengan kondisi kesehatan ibu dan


berdasarkan pertimbangan kurun reproduksi sehat dan jumlah anak

6. Penurunan kejadian kehamilan pada remaja usia 15-19 tahun melalui


pendewasaan usia nikah dan peningkatan pengetahuan tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja agar melahirkan pada rentang usia aman
yaitu 2035 tahun, dengan memperhatikan aspek 4 TERLALU

32
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
MEMPERKUAT PROGRAM KB

Masalah Kesehatan remaja KOMPLEKS


(seks pranikah, pernikahan dini, kehamilan
dini, aborsi, IMS, HIV/AIDS)
apabila tidak ditangani :
- Penurunan kualitas penduduk
- Peningkatan AKI/AKB dan TFR
33
KEBERHASILAN PROGRAM KB
DITENTUKAN OLEH PELAYANAN KESEHATAN
SEPANJANG SIKLUS USIA REPRODUKSI
Pelayanan
Promosi & KB Pasca
Pendidikan Pelayanan KB Persalinan
kespro remaja PUS & WUS Promosi KB
pasca persalinan

Keberhasilan program KB ditentukan oleh pelayanan


kesehatan yang diberikan sepanjang siklus usia reproduksi,
termasuk: 1) pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan
konseling calon pengantin, 2) konseling dan pelayanan KB
pada WUS/PUS, 3) promosi KB pasca persalinan, 4) pelayanan
KB pasca persalinan 34
PENINGKATAN KESEHATAN USIA REPRODUKSI

Penguatan PKRT
Pelayanan Penguatan Pelaksanaan KIE Kesehatan
Kesehatan Reproduksi bagi Calon Pengantin
Penguatan Kespro Situasi Bencana
Reproduksi (PPAM)
Terpadu Responsif Pencegahan Penanganan Kekerasan
Gender Terhadap Perempuan dan Anak
(PPKtP/A

Penguatan Pelaksanaan KB
Pelayanan KB Pasca Persalinan
Berkualitas Penguatan MKJP
Penguatan Konseling ABPK
Manajemen Pelayanan KB
Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
(PKRE):
1. Kesehatan Ibu dan Anak baru lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehataan Reproduksi Remaja
4. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran
Reproduksi/Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk
HIV/AIDS

Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif


(PKRK):
PKRE ditambah dengan Kesehatan Reproduksi Usia
Lanjut
Metoda KB Memperhatikan
Kebutuhan Klien
Menghormati kepentingan klien
diatas kepentingan provider atau
kepentingan lainnya.

Memberikan kebebasan untuk


memilih jenis kontrasepsi sesuai
keinginannya.
KIP/ Konseling-
langkah awal informed choice

Informed consent persetujuan


atas pilihan metode dan
tindakan medis - Perlindungan
hukum bagi provider dan Klien
PEMILIHAN METODA KONTRASEPSI PERLU MEMPERHATIKAN
TUJUAN BER KB (RASIONAL)

TUJUAN TUJUAN TUJUAN


MENCEGAH MENJARANGKAN MENGAKHIRI
KEHAMILAN KEHAMILAN TIDAK HAMIL
LAGI
3 5 TH

Pil IUD IUD Kontrasepsi


IUD Suntikan Suntikan mantap
Sederhana Minipil Minipil IUD
Suntikan Pil Pil Implant
Implant Implant Implant Suntikan
Sederhana Sederhana Sederhana
Kontrasepsi Pil

20 mantap
35
URUTAN PEMILIHAN KONTRASEPSI YANG RASIONAL
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN

1. Penanganan masalah efek samping, komplikasi


dan kegagalan penggunaan kontrasepsi

Pengayoman Medis kasus komplikasi berat dan


kegagalan melalui JAMKESMAS, bantuan dana rujukan,
dll.
Kompetensi Provider- Pelatihan Manajemen dan medis
teknis
Follow up dan Survailance Pasca pelayanan
Sistem rujukan, termasuk rujukan MOW, MOP,IUD
Tim Jaga Mutu dan Pertemuan Medis Teknis
CTU , Expert meeting
Uji Kualitas Alokon
MONEV
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN

2. Peningkatan kualitas pelayanan kontrasepsi


rasional, efektif dan efiseien (KREE)
Dukungan, ALKES
Penguatan Interaksi Klien Provider melalui proses
Konselling (Infomed choice):
- Latihan Provider dan PLKB
- Panduan, Standar Baku Mutu
- BP3K dan ABPK (kerjasama dengan DEPKES, IBI, &LL.)
Pre Service Training & in service training, kemitraan dengan
DEPKES, JNPK, P2KS, P2KP, HOGSI, IBI, IDI, FK, AKBID, PKMI,
POGI, IKABI, &LL.
JKK
KB Rumah Sakit, KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran
PROGRAM Peningkatan
Kemitraan dan Jejaring Pelayanan

Kegiatan Strategis:

1. Meningkatkan komitmen dan kerjasama


2. Memberdayakan upaya mitra melalui orientasi, sosialisasi,
penyegaran, visiting specialist, workshop, seminar, sarasehan,
RTD, traveling seminar, kunjungan lapangan, studi banding
3. Menggerakan dan memobilisasi provider dan klien, talk show,
road show, konferensi pers
4. Memanfaatkan peluang aktivitas mitra (Hari Internasional,
HUT Mitra Kerja, HUT Provinsi/Kab/Kota, Bhakti Sosial Mitra
Kerja, dll.
5. Menyiapkan tenaga pelayanan melalui Diklat
6. Memfasilitasi, pendampingan dan monev bersama mitra
kerja di berbagai tingkatan wilayah
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN
METODE KB JANGKA PANJANG
MOW, MOP, IUD

Kegiatan Strategis:

1. Menyelenggarakan Promosi, Advokasi, KIE dan


Penggerakkan (Depag, MUI, Depkes, Organisasi
Keagamaan, Organisasi Profesi, PKK, &sb.)
2. Meningkatkan kompetensi pelayanan KB melalui
pre Service Training dan in service training MOW,
IUD & Implant (HOGSI, IBI, PKMI, IDI, POGI, Depkes,
IKABI, JNPK, &LL.)
3. Mendukung sarana dan prasarana pelayanan (Mobil
Unit Pelayanan KB), IUD Kit, Obgyn Bed, Implant Kit.
PENINGKATAN PELAYANAN METODE KB JANGKA
PANJANG (MOW, MOP & IUD) lanjautan.......

KEGIATAN STRATEGIS: lanjutan.....

4. Meningkatkan peran Fasyankes Pemerintah & Swasta


(Depkes, TNI, POLRI, Pemda, PERSI, ARSADA, KAGAMA,
YAPMEDI, DBS, RS Swasta , Muslimat NU,
Muhammadiyah/ Aisyiah, &LL.)
5. Meningkatkan Sistem Pelayanan KB Rujukan
6. Pertemuan Medis Teknis dan CTU
7. Menyediakan dan memenuhi kebutuhan operasional
pelayanan MOW & IUD.
8. Mendukung pembiayaan (BPJS, JAMKESDA, APBD, APBN,
dll.) pelayanan MOW & IUD.
9. Pengayoman Medis
10. KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran
PENAJAMAN PELAYANAN KB pada
SEGMENT PUSMUPAR, MISKIN (KPS & KS-I), & DAERAH KHUSUS

1. Intensifikasi Proses KIP/Konseling, KIE &


Penggerakkan Sasaran KB PUSMUPAR:
a) Menyiapan data sasaran yan PUSMUPAR
Data Pendataan Keluarga
b) KIE dan Menggerakkan KB PUSMUPAR
bagi KPS & KS-I di daerah khusus
c.) KIP/Konseling KB PUSMUPAR Hamil saat
ANC
d) Monev pelayanan KB PUSMUPAR bagi KPS
& KS-I di daerah khusus
PENAJAMAN PELAYANAN KB pada
SEGMENT PUSMUPAR, MISKIN (KPS & KS-I), & WILAYAH KHUSUS

2. Intensifikasi Pelayanan KB-PUSMUPAR:


a) Menyiapkan data sasaran dan pemetaan faskes
b) Melaksanakan orientasi KREE bagi provider
c) Capasity building bagi provider dan petugas
lapangan
d) Memanfaatkan peran dan faskes mitra kerja
e) Menjamin ketersediaan alkon dan non alkon
f) Melaksanakan Tim Jaga Mutu
g) Monev dan pelaporan
PENAJAMAN PELAYANAN KB pada
SEGMENT PUSMUPAR, MISKIN (KPS & KS-I), & DAERAH KHUSUS

3. Meningkatkan pelayanan KB-KR mobile


(bergerak) di daerah khusus:
a) TMKK (kemitraan dengan TNI AD, AL & AU)
b) Bhakti TNI KB-Kesehatan
c) TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa)
d) Surya Baskara Jaya (kemitraan dengan TNI AL)
e) Pelangi Nusantara (kemitraan dengan TNI AU)
f) KB-Kes Bhayangkara (kemitraan dengan POLRI)
g) Kesatuan Gerak PKK KB-Kesehatan
h) Bhakti IBI
i) Bhakti IDI (program penggarapan wilayah miskin
perkotaan)
j) &LL.
Bekerja
bersama
untuk
mewujud
kan
keluarga
Indonesia
menjadi
keluarga
yang
sehat

You might also like