You are on page 1of 60

Dra. Yuke Kirana, S.Kep.,Ners.,MM.

Kes
Sistem Perkemihan Terdiri dari :
* Ginjal
* Ureter
* Kandung Kemih
* Uretra
Untuk menjaga fungsi ekresi, sistem perkemihan
mempunyai 2 ginjal, organ ini memproduksi urin yang
berisikan air, ion-ion dan senyawa-senyawa solut yang
kecil
Urine menibnggalkan kedua ginjal dan melewati
sepasang ureter menuju dan ditampung sementara
pada kandung kemih

Proses eksresi yang dinamakan miksi terjadi ketika


adanya kontriksi dari otot-otot kandung kemih
menekan urine untuk keluar melewati ureter dan
keluar dari tubuh
Ginjal terletak pada sisi kolumna tulang belakang
antara T 12 dan L 3
Gijal kiri agak lebih superior dibanding yang kanan
Anterior ginjal kiri diselimuti oleh lambung,
pankreas, jejunum dan sisi fleksi kolon kiri
Pada permukaan superior setiap ginjal terdapat
kelenjar adrenal
Kedua ginjal dipelihara oleh
* Dinding peritonium
* Kontak dengan organ-organ viseral
* Dukungan jaringan penghubung

* Ukuran setiap ginjal orang dewasa 10 cm, 5,5 cm pada


sisi lebar dan 3 cm pada sisi sempit berat ginjal 150
gram
Lapisan kapsul ginjal terdiri dari jaringan fibrous baik
luar maupun dalam
Pembuluh-pembuluh darah ginjal dan drainase ureter
melewati hilud dan cabang sinus renal
Medula ginjal terdiri dari 6-18 piramid
Bagian dasar piramid bersambungan dengan korteks
dan diantaranyapiramid dipisahkan oleh jaringan
kortikal-> Kolum ginjal
Adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang
berfungsi mengalirkan urin dari pielum ginjal ke
vesika urinaria
Pada orang dewasa panjangnya 20 cm
Dindingnya dilapisi oleh mukosa yang dilapisi oleh
sel-sel transisional serta otot-otot polos sirkuler dan
logitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik
guna mengeluarkan urun ke VU
Kolik terjadi karena terjadi sumbatan -> terjadi
kontraksi otot polos yang berlebihan mendorong urin
yang berlebihan kolik
Ureter masuk kelama VU dalam posisi miring dan
berada dalam otot VU
Keadaan ini dapat mencegah aliran balik dari VU ke
ureter atau refluk dari kandung kemih pada saat
kandung kemih berkontraksi
Adalah organ yang berongga yang terdiri atas 3 lapisa
otot detrusor yang saling beranyaman
Fungsi VU menampung urine dari ureter dan
mengeluarkannya ke uretra dalam mekanisme miksi
VU kafasitas mampu menampung urin sebanyak 300
450 cc pada orang dewasa
Pada waktu kosong VU terletak di belakang simpisis
pubis sedangkan pada saat penuh berada di atas
simpisis sehingga dapat dipalpasi dan perkusi
Yang mengatur miksi oleh saraf medulla spinalis
segmen sacral S2-S4
Kontraksi otot detruksor-> Leher VU terbuka->
relaksasi spinter uretra -> miksi
Adalah merupakan tabung yang menyalurkan urin dari VU
melalui proses miksi
Uretra di bagi 2-> posterior anterior
Pada pria , organ ini dapat berfungsi untuk mengalirkan
mani
Uretra di lengkapi dengan spinteruretra interna
perbatasan antra kandung kemih dan uretraPajang ureter
pada wasnita 3-5 cm sedangkan pada pria 23-25 cm
perbedaan pajangnya inilah yang menyebabkan keluhan
kesulitan pengeluaran urin pada laki-laki
Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika
yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat
dan uretra pars membranasea
Spinter uretra ekterna terletak antara perbatasan
uretra anterior dan posterior
Spinter uretra interna terdiri dari otot polos yang
dirsyarafi oleh sistem simpatik sehingga bila kandung
kemih penuh spinter akan terbuka
Spinter uretra ekterna terdiri atas otot bergaris yang di
persyarafi oleh sistem saraf somatis yang dapat
diperintah sesuai dengan keinginan seseorang
Pada saat kencing spinter terbuka pada saat menahan
kencing spinter tertutup
Panjang uretra pada wanita 3-5 cm, pria dewasa 23-25
cm
Uretra posterior pada pria terdiri dari uretra pars
prostatika
Uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat dan
uretra pars membranasea
Bagian posterior lumen uretraprostatika, terdapat
suatu tonjolan verumontanum dan daerah proksimal
dan distal terdapat krista uretralis
Bagian dari Vasdeferens yaitu kedua duktus
ejakulatorius terdapat dikiri kanan verumontanum,
Sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam dukutus
prostatikus yang tersebar di uretra prostatika
Adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah
inferior kandung kemih
Di depan rektum dan membungkus uretra posterior
Bentuk seperti buah kemiri dengan ukuran 4x3x2,5 cm
Beratnya 20 gram secara hystologi
Kelenjar prostat terdiri dari komponen kelenjar dan
stroma
Komponen Stroma terdiri dari
* Otot Polos
* Fibroblas
* Pembuluh Darah
* Saraf dan
* Jaringan penyanggah lainnya
Adalah salah satu dari komponen proses keperawatan
yang merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
perawat dalam menggali permasalahan pasien,
meliputi usaha mengumpulkan data dan
membuktikan data tentang kasus kesehatan seorang
pasien
Keahlian dalam melakukan observasi, komunikasi,
wawancara dan pemeriksaan fisik sangat penting
untuk mewujudkan fase proses keperawatan
Keluhan utama pada sistem perkemihan adalah
meliputi keluhan sistemik salah satunya adalah
gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan :
* Sesak Napas,
* odema,
* malaese
* pucat dan uremia
Sedangkan keluhan lainnya adalah :
* Demam disertai menggigil akibat infeksi atau
urosepsis
* Keluhan lokal pada saluran perkemihan a.l
* Nyeri akibat kelainan pada saluran kemihan
* Keluhan miksi -> iritasi dan obstruksi
* Haematuri, inkontinensia
* Disfungsi seksual dan infertilitas
Nyeri umumnya di temukan pada yang lebih akut
karena obstruksi dan distensi mendadak kapsula renal
Nyeri organ urogenital dirasakan sebagai nyeri lokal
yaitu nyeri di rasakan di sekitar organ tersebut
Referred pain dimana nyeri di rasakan jauh dari
tempat organ yang sakit
Nyeri dapat dirasakan pada daerah sudut kostovetebra
sedangkan nyeri akibat kolik dirasakan di daerah
inguinal, testis sampai ke tungkai bawah
Akibat implamasi daerah traktus urogenitalia nyeri
sekali
Nyeri yang terjadi akibat regangan kapsul ginjal ini
disebabkan pada pyelonepritis akut yang
menimbulkan edema, obstruksi saluran kemih yang
mengakibatkan hydroneprosis atau tumor ginjal

Nyeri kolik terjadi akibat spasme otot polos karena


gerakan peristaltik terhambat oleh batu, bekuan darah
atau benda asing lainnya, nyeri ini sangat sakit dan
hilang timbul sesuai dengan gerakan peristaltik ureter
Nyeri kolik dirasakan sangat sakit sekali pertama
didaerah sudut kostovetebra, kemudian menjalar ke
dinding depan abdomen, ke regio inguinal hingga ke
daerah kemaluan diikutu keluhan pada organ
pencernaan seperti mual dan muntah

Nyeri kandung kemih dan uretra dirasakan nyeri


daerah suprasympisis ini terjadi akibat overdistensi
kandung kemih yang mengalami retensi urin atau
terdapat implamasi pada buli-buli yang di rasakan
kurang nyaman pada suprapubik
Bisa terjadi Stranguria yaitu pasien sistitis yang
mengalami nyeri seperti ditusuk-tusuk pada akhir
miksi dan kadang disertai dengan haematuria

Nyeri Testis dan Prostat Nyeri dirasakan kapa


daerah kantung skrotum bisa berasal dari dalam
maupun luar dari kantung skrotum
Nyeri akut bisa di sebabkan karena torsi testis atau
torsio apendik testis, epididinitis atau orkitis akut atau
trauma pada testis
Nyeri prostat pada umumnya disebabkan implamasi
yang mengakibatkan edema kelenjar prostat dan
distensi kapsul prostat

Lokasi nyeri akibat implamasi ini sulit ditentukan


tetapi pada umumnya dapat dirasakan pada abdomen
bawah, inguinal, perineal, lumbosakral atau nyeri
rektum

Seringkali nyeri prostat diikuti dengan keluhan miksi


berupa frekuensi, disuria bahkan terjadi retensi urine
Keluhan yang dirasakan pada saat miksi meliputi keluhan akibat
suatu tanda adanya iritasi, obstruksi, inkontinensia dan enuresis

Keluhan obstruksi meliputi hesitansi, harus mengejan saat


miksi, pancaran urin melemah, interminasi serta urin menetes
dan masih terasa ada sisa urine sehabis miksi

Keluhan akibat iritasi meliputi : Polakisuria, Urgensi


Nokturia, dan disuria
Polakisuria adalah frekuensi berkemih lebih dari
normal
Merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan
pasien yang mengalami gangguan sistem perkemihan
Polakisuria dapat disebabkan oleh produksi urine yang
berlebihan seperti pada penyakit DM,diabetus
insipidus atau asupan cairan yang berlebihan
Sedangkan menurunnya kapasitas kandung kemih
dapat disebabkankarena obstruksi intravesika,
menurunnya complians kandung kemih dan yang
mengalami implamasi akibat benda asing
Urgensi adalah dimana merasa ingin kencing,
sehingga terasa sakit, keadaan ini akibat
hypersensitivitas kandung kemih karena implamasi,
adanya benda asing, obstruksi intravesika atau
kelainan kandung kemih neurogenik

Nokturia adalah polakisuria yang terjadi malam hari


yang disebabkan karena meningkatnya produksi urine
atau karena kafasitas kandung kemih yang menurun
Produksi urine yang meningkat dapat disebabkan
karena mengkomsumsi minum berlebihan sebelum
tidur, minum yang mengandung alkohol atau kopi

Disuria adalah nyeri pada saat miksi, terutama


disebabkan implamasi pada kandung kemih atau
ureter
Sering nyeri dirasakan paling sakit dimmeatus uretra
eksternus
Disuria pada awal miksi berasal dari kelainan uretra
dan bila akhir dari miksi akibat kelainan VU
Hesistansi adalah awal keluar urin menjadi lebih
lama dan pasien harus mengejan pada saat miksi
Setelah urin keluar pancarannya menjadi lemah, tidak
jauh dan kecil karena adanya obstruksi pada saluran
kemih
Intermitensi merupakan keluhan miksi dimana pada
pertengahan miksi serimgkali miksi berhenti,
kemudian memancar lagi dan keadaan ini berulang
dan tidak lampias kadang masih ada keluar tetesan-
tetesan urin yang keluar
Merupakan suatu keadaan didapatkanya sel darah merah
di dalam urine

Porsi haematuri yang keluar harus diperhatikan apakah


terjadi pada awal, saat atau akhir dari miksi

Perawat harus mengkaji mendalam secara mendalam


keluhan haematuri, terutama pada pasien haematuri tanpa
tanpa adanya trauma saluran kemih

Khususnya haematuria disertai nyeri yang kemungkinan


adanya keganasan saluran kemih
Adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan
urine yang keluar dari kandung kemih baik disadari
ataupun tidak disadari

Menurut pramono(2003) terdapat beberapa macam


inkontinensia urine yaitu:
* Inkontinensia kontinue ( true)
* Inkontinensia stres
* Inkontinensia urgensi (urge)
* Inkontinensia paradoksal (overflow)
Disfungsi seksualpada pria dapat :
* Menurunkan kekuatan ereksi,
* Disfungsi ereksi,
* Ejakulasi retrograd ( air mani tidak keluar saat
ejakulasi)
* Tidak pernah merasakan orgasme
* Ejakulasi dini
Penting bagi perawat untuk mencari kata-kata sesuai
agar kepercayaan dan privasi pasien dapat terjaga
Menanyakat penyakit-penyakit sebelumnya terutama
yang mendukung atau memperberat kondisi
gangguan sistem perkemihan pada pasien saat ini
adapun yang perlu ditanyakan adalah :
* Penrnahkah menderitan penyakit DM
* Riwayat kaki bengkak (edema)
* Hypertensi
* Penyakit kencing batu
* Kencing Berdarah dll
* Tanyakan kepada pasien apakah sebelumnya pernah
dirawat,
* Dengan penyakit apa,
* Apakah bernah mengalami sakit yang berat
* Mengklarifikasi pengobatan masa lalu
* Riwayat alergi
Efek sampingan yang terjadi di masa lalu dan penting
bagi perawat untuk mengetahui bahwa pasien
mengacaukan suatu alergi dengan efek samping obat
Pengkajian psikologis pasien meliputi beberapa
dimensi untuk memperoleh persepsi mengenai :
* Status emosi
* Kognitif
* Perilaku pasien
Perawat mengumpulkan pemeriksaan awal pasien
tentang
* Kapasitas fisik
* Intelektual pada saat ini
Masalah kesehatan sistem perkemihan yang bersifat
kronis, seperti gagal ginjal terminal, akan
menimbulkan respon maladaptif terhadap :
* Konsep diri pasien
Sehingga tingkat stres emosional dan mekanisme
koping yang digunakan berbeda-beda
Adanya nyeri dari gangguan saluran kemih akan
memberikan stimulus pada
* Kecemasan
* Ketakutan pada setiap pasien
Resiko pendapatan ekonomi yang rendah berpengaruh
terhadap kemampuan penderita dalam memenuhi
tingkat kesehatannya
Status pendidikan yang rendah akan mempengaruhi
persepsi pasien dalam menanggulangi keadaan
sakitnya
Pada pasien yang diputuskan untuk melakukan
pembedahan guna mengatasi masalah akan
membutuhkan tindakan penurunan kecemasan dan
pemenuhan informasi periop
Inpeksi
Adanya pembesaran pada daerah pinggang dan
abdomen, pembesarannya karena hydroneprosis atau
tumor pada daerah retroperitonium

Palpasi
Palpasi ginjal dilakukan oleh dua tangan, tangan kiri
diletakan disudut kostovetebra untuk mengangkat
ginjal ke atas, sedangkan tangan kanan meraba ginjal
dari depan
Tujuan palpasi untuk memeriksa adanya masa pada
ginjal

Secara pathologis, ginjalk yang membesar biasanya


menonjok ke depan, sedangkan abses perinefrik atau
pengumpulan cairan cenderung menonjol ke belakang

Ginjal transplantasi di fosa illiaka kanan atau kiri juga


dapat di palpasi
Perkusi
* Pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan membe-
rikan ketokan pada sudut kontrovetebra
* Perkusi pada pasien pyelonepritis, batu ginjal pada
pelvik dan batu ureter aka memberikan stimulus
nyeri
Auskultasi
* Adanya bruit ginjal
* Bruit ginjal paling jelas terdengan diatas umbilikus
ki atau ka kira-kira 2 cm dari sisi ki-ka garis tengah
Lakukan auskultasi pada kedua pinggang
Adanya bruit sistolik dan diastolik merupakan tanda
yang penting
Komponen diastolik menyebabkan bruit tersebut lebih
mungkin bermakna secara hemodinamis
Bruit menunjukan adanya stenosis arteri renalis yang
disebabkan oleh displasia renomuskuler atau
arterosklerosis dapat ditemukan 50 % bruit tsb
Pada pemeriksaaVU, perhatikan adanya benjolan
masa, jaringan parut bekas pembedahan
suprasympisis
Masa yang diketemukan mungkin merupakan tumor
ganas VU atau karena VU yang terisi penuh akibat
retensi urine
Palpasi dan perkusi kandung kemih untuk
menentukan batas kandung kemih dan adanya nyeri
tekan pada area suprasympisis
Pada inspeksi genitalian eksternal diperhatikan
kemungkinan adanya kelainan pada penis dan uretra
antara lain :
* Mikropenis
* Makropenis
* Hypospadia
* Kordae
* Epispadia
* Stenosis pada meatus uretra eksterna
* Femosis/parafemosis
* Fistel uretrokutan
* Ulkus/tumor penis
Periksa kemampuan pasien dalam memenuhi
kebutuhan eleminasi
Adanya perubahan padaeleminasi urine seperti
perubahan pancaran menandakan obstruksi pada
saluran kemih
Ketidakmampuan eleminasi pada obstruksi saluran
kemih, kelainan neurologi paska trauma sal. Kemih
Apabila pasien terpasang kateter, maka periksa
drainase dan keluaran urine
Analisa Urin
Darah Rutin
Fungsi Ginjal dan elektrolit
Fungsi Hati dan Pembekuan Darah
Analisa batu
Pemeriksaan Radiologi
Poto Polos Abdomen
Pyelogram Intravena
Sistografi dan Sistouretrografi
ST-Scant
Data lab fokus unt merencanakan bedah neprectomi
yg meliputi : Hb, leukosit, LED, kal, nat, alb, bill dan
hitung darah lengkap
Urinalisis untuk melihat adanya tanda infeksi pada sal.
Perkemihan
Fungsi ginjal untuk menilai adanya gangg fungsi ginjal
Pemeriksaan uroflowmetri
Foto polos abdomen -> melihat batu ginjal
PIV, -> komplikasi pada ureter dan ginjal sepertu
hydroureter dan hydroneprosis
Pemeriksaan EKG pda usia> 40 th
Nyeri b/d peregangan dari terminal saraf, disuria,
reistensi otot prostat, efek mengejan saat miksi
skunder dari pembesaran prostat dan obstruksi ureter
Gangguan pemenuhan eleminasi b/d retensi urine,
obstruksi uretra skunder dari pembesaran prostat
Kecemasan b/d prognosis penyakit, rencana
pembedahan
Kurang pengetahuan b/d prosedur penatalaksanaan
atau tindakan neprektomi, rencana pembedahan
Intervensi difokuskan pada kelancaran persiapan operasi,
dukungan operasi ,pemenuhan informasi
Fokus pada renc intervensi meliputi manajemen nyeri,
dukungan psikologis dan penurunan respon kecemasan,
pemenuhan pengetahuan preoperatif

Interpensi penurunan rasa nyeri meliputi :


* Pengaturan posisi fisiologis, manajemen sentuhan
* mengistirahatkan pasien dan metode distraksi
* pengaturan ling dan relaksasi napas dalam
* Berkolaborasi pemberian analgetik
Evaluasi Pra Operatif Kriteria yang di harapka pada op
TUR-P, Meliputi kelancaran persiapan pembedahan
optimal dilaksanakan, tredapat penurunan tingkat
kecemasan, terpenuhi dukungan pra bedah dan
pemenuhan informasi
Resiko cedera b.d pengaturan posisi bedah dan trauma
prosedur pembedahan
Resiko infeksi b.d adanya port de entre luka
pembedahan dan penurunan imunitas sekunder efek
anestesi

Rencana intervensi
Tujuan utama keperawatan adalah menurunkan resiko
cedera dan optimalisasi hasil pembedahan
Pengkajian Fokus Pra Bedah
Pengkajian difokuskan pada optimalisasi pembedahan
batu ginjal
Pengkajian riwayat kesehatan diperlukan untuk
menghindari komplikasi pada intra dan pasca operatif
Pasien yang mempunyai riwayan DM dan hypertensi
perlu dikoreksi sebelum operasi
Kaji adanya riwayat alergi obat
Kaji keluhan utama nyeri akibat kolik atau nonkolik
Pemeriksaan TTV dilakukan terutama pada pasien
praoperatif
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya TTV
sekunder dari nyeri kolik
Pasien terlihat sangat kesakitan, keringat dingin, nyeri
ketok pada daerah kostovetebra, teraba ginjal pada sisi
akibat hydroneprosis
Pada pola eleminasi uri terjadi perubahan akibat
adanya haematuri,retensi urine dan sering miksi
Adanya nyeri kolik sehingga adanya mual dan muntah
Nyeri kolik b.d aktivitas peristaltik otot polos sistem
kalises, peregangan dari terminal saraf skunder dari
adanya batu ginjal, ureter
Perubahan pola miksi b.d retensi urine, sering
kencing, haematuri skunder dari iritasi saluran kemih
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual,
muntah sekunder dan nyeri kolik
Kecemasan b.d prognosis pembedahan, tindakan
invasif diagnostik
Asuhan keperawatan perioperatif batu ginjal pada
kondisi pemberian anestesi umum pada prinsipnya
sama dengan askep pada pemberian anestesi umum y/
sudah dibahas sebelumnya

Diagnosa Keperawatan
* Resiko cedera b.d pengaturan posisi bedah untuk
prosedur pembedahan
* Resiko infeksi b.d adanyaport de entre luka
pembedahan penurunan imunitas sekunder efek
anestesi
Pasien yang akan dilakukan pembedahan mengalami
beberapa prosedur di antaranya :
* Pemberian anestesi efek dari anaestesi umum akan
memberikan respon depresi atau irrtabilitas
kardiovaskuler, depresi pernapasan dan kerusakan
hati dan ginjal
* Pengaturan posisi bedah, respon posisi terlentang
akan meningkatkan resiko cedera peregangan
pleksus brankialis, tekanan tulang menonjol bagian
bawah akibat tekanan yang berlebihan
* ( bokong, skapula, kalkaneus), tekanan pada vena
femoralis atau abdomen dan cedera otot tungkai
* Manajemen Sepsis -> Efek intervensi bedah batu
ginjal membuat suatu pintu masuk kuman (Port de
entree) shg menimbulkan resiko infeksi intraop
* Pemasangan fiksasi internal -> dapat meningkatkan
cedera jaringan lunak (vaskuler, otot dan saraf)
Asuhan keperawatan postoperatif bertujuan untuk
mengembalikan fungsi fisiologis secara optimal di mana terdiri
dari asuhan di ruang pulih sadar dan ruang rawat inap

Evaluasi pascaoperatif :
* Kembalinya fungsi fisiologis pada seluruh sistem secara
normal
* Tidak terjadi komplikasi pascabedah
* Dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman
* Tidak terjadi infeksi luka operasi
* Hilangnya rasa cemas
* Meningkatkan konsep diri pasien
Asuhan keperawatan pasca operatif bertujuan untuk
mengembalikan fungsi fisiologis secara optimal
dimana terdiri dari asuhan di ruang recovery room dan
diruang rawat inap
Di Ruang Recovery -> Asuhan Post Op TUR-P di RR
secara umum dengan askep pasca anestesi spinal
lainnya
Evaluasi Keperawatan Post Operasi TUR-P
Evaluasi yang di harapkan pada pasca operasi adalah
1. Kembalinya fungsi fisiologis pada seluruh sistem sc.
Normal
2. Tidak terjadi komplikasi pasca bedah
3. Dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman
4. Tidak terjadi luka operasi
5. Hilangnya rasa cemas
6. Meningkatkan konsep diri pasien
.
Neprektomi
Neprolitiasis
Ureterlitiasis
Sectio Alta
Sistektomi
Ca Kandung Kemih

You might also like