You are on page 1of 18

ATRESIA ESOPHAGUS

OLEH

I M A S KO M A L AW AT I S K E P N E R S , M M K E S
PENGERTIAN

Athresia Esophagus adalah perkembangan embrionik


abnormal esophagus yang menghasilkan
pembentukan suatu kantong (blind pouch), atau
lumen berkurang tidak memadai yang mecegah
perjalanan makanan / sekresi dari faring ke perut
Atresia Esophagus adalah kealinan kontinuitas lumen
esophagus dimana bagian distal esophagus sampai
kardia tidak mau membuka sehingga mengganggu
aliran makanan (Sudaryat, 2005).
PENGERTIAN
Atresia esofagus merupakan kelainan kongenital yang
mengakibatkan gangguan kontinuitas esophagus
dengan atau tanpa hubungan persisten dengan
trakea (Whaley & Wong, 2010)
ATRESIA ESOPHAGUS
ETIOLOGI
a. Faktor obat
Thali domine
b. Faktor radiasi
Trimester Pertama Kehamilan
c. Faktor gizi
D.Deferensasi usus depan yang tidak sempurna dan
memisahkan dari masing masing menjadi esopagus
dan trachea
KLASIFIKASI

1.Kalasia
kalasia ialah kelainan yang terjadi pada bagian bawah esophagus
(pada persambungan dengan lambung yang tidak dapat
menutup rapat sehingga bayi sering regurgitasi bila dibaringkan )
- member makanan dalam posisi tegak
- Memberi makan di kursi khusus
2. Akalasia
Ialah kebalikan kalasia yaitu bagian akhir esophagus tidak
membuka secara baik,sehingga keadaan seperti stenosis atau
atresia (spasmus cardio-oesophagus, karena terdapat cartilage
trachea yang tumbuh ektopik dalam esophagus
CLASSIFICATION SYSTEM GROSS
Variasi anatomi dari atresia esophagus menggunakan system klasiifikasi gross

a. Tipe A : Atresia esophagus tanpa fistula ; atresia


esophagus murni (10%)
b. Tipe B : Atresia esophagus dengan TEF proximal (<1%)
c. Tipe C : Atresia esophagus dengan TEF distal (85%)
d. Tipe D : Atresia esophagus dengan TEF proximal dan
distal (<1%)
e.Tipe E : TEF tanpa atresia esophagus ; fistula tipe H (4%)
f. Tipe F : Stenosis esophagus congenital tanpa atresia
(<1%)
MANIFESTASI KLINIS
1. Biasanya timbul setelah bayi berumur 2-3 minggu, yaitu berupa muntah yang
proyektil
2. bayi tampak selalu haus dan berat badan sukar naik.
3. Biasanya disertai dengan hidramnion (60%) artesia esophagus.
4. Bila pada BBL timbul sesak yang disertai dengan air liur yang meleleh keluar,
dicurigai terdapat atresia esophagus.
5. Segera setelah diberi minum, bayi akan berbangkis, batuk dan sianosis karena
aspirasi cairan kedalam jalan napas.
MANIFESTASI KLINIS

Pada fistula trakeaesofagus


cairan lambung juga dapat masuk kedalam paru, oleh
karena itu bayi sering sianosis dan bisa terjadi aspirasi
pneumonia gejalanya bisa berupa :
a. Mengeluarkan luda yang sangat banyak
b. Terbatuk atau tersedak setelah berusaha untuk
menelan
c. Tidak mau menyusu
d. Sianosis (kulitnya kebiruan)
PENATALAKSANAAN

1. Tindakan Sebelum Operasi


Persiapan operasi untuk bayi baru lahir mulai umur 1 hari antara lain :
a. Cairan intravena mengandung glukosa untuk kebutuhan nutrisi
bayi.
b. Pemberian antibiotic broad-spectrum secara intra vena.
c. Suhu bayi dijaga agar selalu hangat dengan menggunakan
incubator, spine dengan posisi fowler, kepala diangkat sekitar
45o
d. NGT dimasukkan secara oral dan dilakukan suction rutin
e. Monitor vital signs
PENATALAKSANAAN

2. Tindakan Selama Operasi

a. melakukan ligasi terhadap fistula trakeaesofageal


b. Operasi dilaksanakan dalam general endotracheal anesthesia dengan akses
vaskuler yang baik dan menggunakan ventilator dengan tekanan yang cukup
sehingga tidak menybabkan distensi lambung
c. Bronkoskopi pra-operatif berguuna untuk mengidentifikasi dan mengetahui
lokasi fistula.
d. Posisi bayi ditidurkan pada sisi kiri dengan tangan kanan diangkat di depan
dada ntuk dilaksanakan right posterolateral thoracotomy.
e. Pada H-fistula, operasi dilakukan melalui leher karena hanya memisahkan
fistula tanpa memperbaiiki esophagus.
d. Operasi dilaksanakan thoracotomy
PENATALAKSANAAN

3.Tindakan Setelah Operasi


Pasca Operasi pasien diventilasi selama 5 hari
1. Suction harus dilakukan secara rutin.
2. Selang kateter untuk suction harus ditandai agar tidak
masuk terlalu dalam dan mengenai bekas operasi tempat
anastomisis
3. Setelah hari ke-3 bisa dimasukkan NGT untuk pemberian
makanan.
KOMPLIKASI
1.Dismotilitas esophagus => Dismotilitas terjadi karena
kelemahan otot dingin esophagus. Komplikasi ini terlihat saat
bayi sudah mulai makan dan minum.
2.Gastroesofagus refluk => Kira-kira 50 % 3.
3.Trakeo esogfagus fistula berulang => Pembedahan ulang
4.Disfagia atau kesulitan menelan => Disfagia adalah tertahannya
makanan pada tempat esophagus yang diperbaiki. Keadaan ini
dapat diatasi dengan menelan air
KOMPLIKASI

5. Kesulitan bernafas dan tersedak


6. Batuk kronis => Batuk merupakan gejala
yang umum setelah operasi perbaikan atresia
esophagus, disebabkan kelemahan dari
trakea.
7. Meningkatnya infeksi saluran pernafasan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Lakukan penkajian bayi baru lahir,observasi manipestasi atresia esophagus dan fistula.
Traekeoesofagus, saliva berlebihan, tersedat, sianosis, apneu.
a. Sekresi berlebihan , mengalirkan liur konstan,sekresi hidung
banyak.
b. Sianosis intermitten yang tidak diketahui penyebabnya.
Laringaspasme yang disebabkan oleh aspirasi saliva yang terakumulasi dalam
kantong buntu.
c. Distensi abdominal.
d. Respon setelah menelan makanan bayi batuk dan tersedat saat
cairan kembali melalui hidung dan mulut trejadi sianosis.
e. Bayi sering premetur dan kehamilan terkomplikasi oleh hydra
amniaon (cairan amniotic berlebihan dalam kantong ).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubunga
dengan lubang abnormal antara esophagus dan
trakea atau obstruksi untuk menelan sekresi.
2. Aspirasi berhubungan dengan tidak adanya
saluran dari esofagus ke lambung.
3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan
prosedur pemasangan g-tube.
4. Ansietas berhubungan dengan kesulitan
menelan, ketidaknyamanan karena pemasangan
g-tube.
TERIMAKASIH

You might also like