You are on page 1of 26

Perburukan Progresif dari Penyakit

Asma Bronkial pada Anak

PBL 17
MOHAMAD YANUAR
102014191
Skenario 9

Seorang anak laki laki berusia 6 tahun dibawa ibunya ke poliklinik


RS karena sering batuk sejak 3 bulan yang lalu. Batuk terjadi
terutama pada malam hari dan tidak disertai demam. Anak telah
sering dibawah berobat ke puskesma namun tidak banyak
mengalami perubahan. Seminggu terakhir, batuk-pilek yang
dialami anak semakin sering.
Rumusan Masalah

Rumusan Masalah :
Anak 6 tahun di Bawah ke Poliklinik karena sering batuk malam hari
dan tidak ada demam.
Hipotesis

Anak 6 tahun diduga terserang asma bronkial


Analisa Masalah
Anamesis

Identitas Pasien
Keluhan utama
Keluhan penyerta
Riwayat penyakit sekarang Anak tersebut batuk sejak 3 bulan yang lalu pada
malam hari dan tidak disertai demam. Anak telah
Riwayat penyakit dahulu sering di bawa ke puskesmas namun tidak mengalami
perubahan. Seminggu terakhir, batuk-pilek yang
Riwayat penyakit keluarga
dialami anak semakin sering. Ada riwayat alergi pada
Riwayat Sosial keluarga
Pemeriksaan fisik

Inspeksi : Compos metis


Auskultasi : Whessing (+) / Napas : 35x / menit
Pemeriksaan Penunjang

Uji faal paru : diagnosis dan evaluasi


- Spirometri : ( VC, FEVI dst)
- peak flow meter : Arus Puncak respirasi
Uji Provokasi Bronkus
Foto Toraks
Pemeriksaan Laboratorium
-Darah (terutama eosinofil, Ig E)
- sputum (eosinofil, spiral Cursshman, kristal Charcot Leyden).
Working Diagnosis

Asma Bronkial
Asma Bronkial

Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran pernapasan


- hiperresponsif
- keterbatasan aliran udara yang reversibel dan gejala pernapasan.
- kelompok penyakit paru alergi dan imunologi
- bersifat dinamis dan derajat penyempitan dapat berubah, baik
secara spontan maupun karena pemberian obat.
Different Diagnosis

Bronkitis kronik
Batuk kronik yang mengeluarkan sputum 3 bulan. Gejala utama batuk yang disertai sputum
dan perokok berat. Gejala dimulai dengan batuk pagi, lama kelamaan disertai mengi dan
menurunkan kemampuan jasmani.
Bronkiolitis
Peradangan pada bronkiolus disebabkan RSV, parainfluenza, influenza dan adenovirus.
Gejala yang timbul adalah batuk, wheezing, sesak napas, sianosis, takipneu. Setelah 1
minggu infeksi mereda, dan setelah 3 hari pernapasan akan membaik, dan jarang terjadi
bronkiolitis remisi.
Etiologi

Atopi.
Hiperreaktivitas bronkus
Jenis Kelamin
Obesitas
Faktor pencetus
- Faktor Lingkungan
Alergen dalam rumah dan Alergen luar rumah
Faktor Lain
Alergen makanan
Alergen obat obat tertentu
Bahan yang mengiritasi
Ekspresi emosi berlebih
Asap rokok bagi perokok aktif maupun perokok pasif
Polusi udara dari dalam dan luar ruangan
Klasifikasi Asma tanpa serangan
Parameter klinis Asma episodic jarang Asma episodic sering Asma persisten
Kebutuhan obat, (asma ringan) (asma sedang) (asma berat)
dan faal paru
1.Frekuensi serangan 3-4x /1tahun 1x/bulan 1/bulan
2.Lama serangan <1 minggu 1 minggu Hampirsepanjang tahun, tidak
ada remisi
3.Intensitas serangan Ringan Sedang Berat
4.Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
5.Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
<3x/minggu >3x/minggu
6.Pemeriksaan fisis Normal, tidak Mungkin terganggu Tidak pernah normal
diluar serangan ditemukan kelainan (ditemukan kelainan)
7.Obat pengendali Tidak perlu Perlu, non steroid/ Perlu, steroid inhalasi
steroid inhalasi dosis Dosis 400 g/hari
100-200 g
8.Uji faal paru PEF/FEV1 >80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 < 60%
(di luar serangan) Variabilitas 20-30%
9.Variabilitas faal paru 20% 30% 50%
(bila ada serangan)
Epidemiologi
Anak usia 0-17 tahun adalah 57 per 1000 anak (jumlah anak 4,2 juta)
Dewasa > 18 tahun, 38 per 1000 (jumlah dewasa 7,8 juta).
Wanita > Laki-laki
WHO memperkirakan terdapat sekitar 250.000 kematian akibat asma.
Patogenesis
Mediator Pengaruh terhadap asma

Histamin
LTC4, D4,E4
Prostaglandin dan Thromboksan A2
Bradikinin Kontruksi otot polos
Platelet-activating factor (PAF)

Histamin
LTC4, D4,E4
Prostaglandin dan Thromboksan E2
Bradikinin Udema mukosa
Platelet-activating factor (PAF) Chymase
Radikal oksigen

Histamin
LTC4, D4,E4
Prostaglandin Sekresi mukus
Hidroxyeicosatetraenoic acid

Radikal oksigen
Enzim proteolitik Deskuamasi epitel bronkial
Faktor inflamasi dan sitokin
TATA LAKSANA MEDIKA MENTOSA

MEDIKASI
- Golongan pengontrol (controller) :
kortikosteroid sistemik, kortiko steroid inhalasi, sodium kromoglikat ,
metilsanti (aminofillin), agonis Beta kerja lama, antihistamin generasi
2 (antagonis H1)

- Golongan pelega (reliever)


angonis beta 2 kerja singkat, kortiko steroid sistemik, anti kolinergik,
metilsantin (aminofilin) , Adrenalin.
Tatalaksana
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari.
Berat Asma Medikasi pengontrol harian Alternatif / Pilihan lain Alternatif lain

Asma Intermiten Tidak perlu -------- -------


Asma Persisten Ringan Glukokortikosteroid Teofilin lepas lambat ------
inhalasi (200-400 ug Kromolin
BD/hari atau ekivalennya) Leukotriene modifiers

Asma Persisten Sedang Kombinasi inhalasi Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug BD atau Ditambah agonis beta-2 kerja
glukokortikosteroid ekivalennya) ditambah Teofilin lepas lambat ,atau lama oral, atau
(400-800 ug BD/hari atau Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug BD atau Ditambah teofilin lepas lambat
ekivalennya) dan ekivalennya) ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau
agonis beta-2 kerja lama Glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (>800 ug BD atau
ekivalennya) atau
Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug BD atau
ekivalennya) ditambah leukotriene modifiers
Asma Persisten Kombinasi inhalasi Prednisolon/ metilprednisolon oral selang sehari
Berat glukokortikosteroid (> 800 10 mg
ug BD atau ekivalennya)
ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, ditambah
dan agonis beta-2 kerja
teofilin lepas lambat
lama, ditambah 1 di
bawah ini:
teofilin lepas lambat
leukotriene modifiers
glukokortikosteroid
oral
Non Medikas Mentosa

Menghindari semua benda bersifat alergen / faktor pencetus


Prognosis

Jika Pasien diobati secara cepat maka prognosisnya baik, dan


pasien dihindarkan dari semua yang bersifat alergen untuk
mencegah kekambuhan. Pasien yang telat berobat dengan
mengalami asma berat biasanya sedikit buruk dengan adanya
sedikit komplikasi.
Kesimpulan

Hipotesis Diterima
Asma bronchial adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas
obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan
adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan
bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan
penyempitan jalan nafas dan sering terjadi pada waktu malam hari
sehingga menganggu aktivitas istirahat pasien. Penyakit ini
biasanya karena adanya faktor atopik. Pasien yang patuh
terhadap pengobatan dan melakukan pencegahan dengan baik
setidaknya dapat mencegah penyakit ini atau kekambuhan yang
berujung pada komplikasi paru.

You might also like