You are on page 1of 45

Oleh :

Dr. dr. Hj. Efrida Warganegara, M.Kes., Sp.MK


SEJARAH PENEMUAN :
1. Penisilin : Alexander Fleming ( 1929 ), Chain & Florey ( 1940 )
dapat dibuat sebagai khemotherapeutika.
2. Streptomisin : Waksman ( 1944 )
Defenisi KHEMOTHERAPETIKA :
Semua bahan kimia yg digunakan untuk pengobatan suatu penyakit
Definisi ANTIMIKROBA :
Khemotherapetika (Senyawa dari alam/hasil sintesis) yang dipakai
utk penyakit infeksi, terutama yg disebabkan oleh bakteri,
jamur, virus atau protozoa, yang mempunyai indeks khemoterapi
yang tinggi dengan menghambat proses aktif organisme tersebut
pada dosis yang sangat rendah { Turpin dan Velu ( 1957 ) }
Antimikroba Antibiotik, Anti viral, Anti Jamur
KlASIFIKASI ANTIBIOTIK
1. Berdasarkan rumus kimia
2. Berdasarkan sumbernya
3. Berdasarkan mekanisme kerja
4. Berdasarkan spektrum kerja
5. Bedasarkan cara kerja
KlASIFIKASI ANTIBIOTIK : (lanjutan)
I. Berdasarkan Rumus Kimia
1. Gol. Beta-laktam -> Penisilin (Pen. G,
Pen.V), Ampisilin, Amoxicilin, Cefalosporin
(Cefalotin, Cefazolin,Cefamandol,
Cefuroxime, Cefotaxime, Ceftriaxone).
2. Golongan Aminoglygcosida -> Streptomisin,
Neomisin, Kanamisin, Gentamisin,
Paramomisin, Tobramisin.
I. Berdasarkan Rumus Kimia : (lanjutan)
3. Golongan Kloramfenikol (Kloramfenikol,
Thiamfenikol
4. Golongan Tetrasiklin (Klortetrasiklin,
Oksitetrasiklin, Doksisiklin, Minosiklin
HCL).
5. Golongan Macrolid (Eritromisin, Roxy-
thromisin, Spiramisin, Azythromisin).
6. Golongan Linkomisin (Linkomisin, Clinda-
misin).
7. Golongan polyen (Amfoterisin B, Nistatin).
I. Berdasarkan Rumus Kimia : (lanjutan)

8. Golongan Polymxin (Polymixin B,


Polymixin E).
9. Golongan Sulfon (Dapson, Sulfokson)
10. Golongan quinolon (Asam nalidiksat,
Norfloxasin, Ciprofloxasin, Ofloxacin).
11. Golongan lainnya (Vankomisin,
Sikloserin, Bacitrasin, Metronidazole)
.
II. Berdasarkan sumbernya
a. Antibiotik dari mikroba
1. Antibiotik dari jamur / fungi :
Penisilin dari Penisilium notatum
2. Antibiotik dari bakteri :
- dari Eubacteriales (Polimiksin dari
Vacillus polimixa)
- dari Micromonosporaceae (Genta-
misin dari Micromonospora purpure).
II. Berdasarkan sumbernya (lanjutan)

b. Antibiotik dari algae (asam usnat)


c. Antibiotik dari tanaman tinggi
(Garlisina dari Allium sativum)
d. Antibiotik dari binatang (Eritrina dari
sel darah merah sapi).
III. Berdasarkan mekanisme kerja
A. Menghambat sintesa dinding sel bakteri,
pada waktu sel membelah diri ->
menyebabkan sel mati lysis (efek
bakterisidal ) Penisilin, Sikloserin,
Vankomisin, Basitracin, Cephalosporin
(Cefotaxim,Ceftriaxone).
B. Mempengaruhi permeabilitas membran
sel kuman -> Gol. Polimiksin
Polimiksin B, Polimiksin E ( kolistin ),
Polyen, Nistatin, Amphotericin-B
ANTIBIOTIK & KHEMOTERAPI

III. Berdasarkan mekanisme kerja (lanjutan)


C. Menghambat sintesa protein ->
Antibiotik yang mampu menghambat salah satu
proses dari proses sintesis protein
1). Menghambat proses translasi mikroba
a. Menghambat kerja ribosom 30 S
(Streptomisin, Tetrasiklin, Netilmisin, Kanamisin)
b. Menghambat kerja ribosom 50 S
(Kloramfenikol, Klindamisin, Linkomisin,
eritromisin)
2). Menghambat proses transkripsi mikroba
(Rifamfisin, Aktinomisin).
III. Berdasarkan mekanisme kerja (lanjutan)
D. Menghambat reaksi metabolik spesifik yaitu
menghambat reaksi enzimatik -> bersifat
Bacteriostatik : (Sulfonamid, INH, PAS,
Trimetoprim)

E. Menghambat Sintesa Asam Nukleat (reaksi


translasi / transkripsi) Nalidixic acid,
Mitomycin dan Rifamycin
IV. Berdasarkan spektrum kerja
1. Spektrum luas ( Broad spektrum )
Efek terhadap bakteri Gram pos, Gram
neg., Mikoplasma, Klamidia, Ricketsia,
kadang-kadang Protozoa.
Contoh : Kloramfenikol, Tetrasiklin.
2. Spektrum sempit ( Narrow spektrum )
Efektif terhadap bakteri Gram pos. atau
Gram neg. saja
Contoh : Penisilin, Sefalosporin, Eritromisin,
Polimiksin.
V. Berdasarkan Cara Kerja
1. Golongan Antibiotik yang bersifat Bakterisid
( membunuh bakteri )
Contoh : Antibiotik Beta-laktam Yaitu :
Penisilin, Sefalosporin.
2. Golongan Antibiotik yang bersifat
Bakteriostatik ( menghambat pertumbuhan
bakteri )
Contoh : Tetrasiklin, Kloramfenikol.
1). Menghambat sintesis dinding sel

2). Menghambat sintesis protein

Transkripsi Translasi
DNA mRNA Sintesis Protein

Replikasi
a b 3). Menghambat aktivitas
DNA enzimatik
4). Menghambat sintesis
asam nukleat aktivitas enzimatik

5). Merusak plasma membran


1. PENISILIN
* Tidak efektif utk m.o. yg dapat memproduksi enzim penisilinase /
beta-laktamase
* Ada 2 : a. Natural penisilin -> misal Benzatin penisilin
b. Semi sintetik penisilin -> ada 3 macam :
1. Acid resistance penicillin -> tahan pengaruh asam;
diabsorbsi dgn baik, dihambat enzim penisilinase
(Penisilin V dan penisilin G)
2. Penicilinase resistance penicillin -> untuk m.o. yg
memproduksi enzim penisilinase dan sensitif thdp
penisilin (methicillin, oxacillin, cloxacillin)
3. Broad spectrum penicillin -> efektif thdp m.o.
Gram pos. dan neg; kerjanya dihambat enzim
penicillinase (ampicillin, carbenicillin)
* Side effect : 1. Dosis besar (30 gr/hr) -> merangsang SSP
2. Rekasi allergy dari ringan sp berat : Urticaria,
angioedema, serum sickness, anaphylactic shock
2. Cephalosporin
* Ditemukan oleh BROTZU (1948)
* Merupakan antibiotik beta-laktam
* Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium
* Dikenal ada 3 generasi :
1. Generasi ke-1 -> Efektif thdp Gram (+) kecuali MRSA, juga
efektif thdp bbp Gram (-) &anaerob : (Cephalexin, Cephradine)
2. Generasi ke-2 -> Lebih efektif thdp Gram (-), efektivitas
thdp Gram (+) < dp generasi ke-2 : (Cefoxitin, Cefuroxim)
3. Generasi ke-3 -> Efektif thdp Gram (-) lebih besar dp
generasi ke-2, juga efektif thdp bbp Gram (+) : (Cefotaxim,
Ceftriaxon)
3. Clavulanic acid
* Berasal dari Streptomyces clavuligerus
* Mengikat enzim beta-laktamase karena memp. struktur mirip
penisilin, shg amoksisilin dapat mencapai sasaran
ANTIBIOTIK & KHEMOTERAPI

4. Sulfonamides

Bersifat : Bacteriostatic

Umumnya m.o. yg peka thdp Sulfonamid


memerlukan PABA (p-amino benzoic acid)
sbg bahan baku pembuatan FOLIC ACID

Cara kerja : Kompetitif Inhibisi dgn PABA


Anti Mycobacterial Agents :
1. ISoniazid
2. PAS -> bacteriostatic hanya utk M.tbc
3. Ethambutol -> bacteristatic pd bbp Mycob.
4. Pyrazinamide -> hanya aktif thdp M.tbc
5. Streptomycin / Kanamycin
6. Rifampin -> dr Nocardia mediteranei
Anti Fungal :
1. Amphotericin B -> dr Streptomyces nodosus
antibiotic Polien, mengikat ergosterol dr membran sel
2. 5-fluorocytosin (5-FC) -> menghambat sintesis protein
3. Imidazole group (miconazole, ketonazole) -> broad spect.,
memp. efek antibakteri, menurunkan aktivitas enzimatik dan
menghambat sintesis ergosterol membran sel
4. Griseofulvin -> dr Pennicilium griseofulvium
5. Nystatin -> dr Streptomyces nursei, antibiotic polien, mengikat
sterol membran sitoplasma
Anti Viral Agents :
Macam-macam pengobatan untuk mengatasi
penyakit yang disebabkan oleh virus :
1. Mencegah penyalutan virus (amantadin,
Rimantadin)
2. Menghambat sintesis DNA dan RNA yang terdapat
dalam virus (Acyclovir, Ganciclovir, Foscamet,
Ribavirin)
3. Menghambat sintesis protein yang terdapat dalam
virus.
4. Menghambat aktivitas enzim-enzim spesifik yang
terdapat dalam virus.
5. Menghambat perkembang biakan virus.
Anti Viral Agents : (lanjutan)
6. Merangsang sistim kekebalan tubuh.
7. Mencegah penyerangan virus terhadap sel tubuh
8. Menghambat transkripsi balik dari nucleosida
(Zidovudin, Didanosin, Zalcitabin, Stavudin,Lamivudin)
9. Menghambat bukan transkripsi balik dari nucleosida
(Nevirapin)
10. Menghambat enzim protease (Sanguinavir, Ritonavir,
Indinavir)
11.Obat anti virus lainnya (Idoxuridin, Trifuridin,
Fluorouracil, Interferons, Immunoglobulin)
Catatan : Obat-obat anti virus hanya menghambat tahap
awal replikasi.
Antiseptika Sal.Kemih (Metenamin, Nitrofurantoin, As.Nalidiksat)
Anti Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur jarang terjadi
dibandingkan dengan infeksi bakteri / infeksi virus.
Terdapat 3 kelompok obat :
1. Kelompok poliene : - Amphoterisin B
- Nistatin
- Natamisin
2. Kelompok Azole ( Imidazole ) : -
Ketoconazole
-
Miconazole
-
Clotrimazole
-
Fluconazole
-
Itraconazol
3. Kelompok Alilamin : - Terbinafin - Naftitin
4. Obat Anti Jamur Lainnya : - Griseofulvin; - Flucytosin
OBAT RASIONAL
Obat yang diberikan setelah mendiagnosa
penyakit dengan tepat dan kerjanya mengenai
sasarannya, dengan efek samping yg ditimbul-
kannya seminimal mungkin.
Sehingga untuk menggunakan Antibiotika secara
rasional efektif & aman diperlukan :
1. Diagnosa sebab penyakit secara tepat
2. Memilih AB yang paling tepat
3. Memberikan dosis yang tepat
4. Waktu pemberian yang tepat
5. Memperhatikan keadaan patofisiologis pasien secara
tepat
EFEK SAMPING PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
1. Reaksi alergi
Merupakan respon idionsinkrasi pada individu yang peka
akibat kelainan imunitas individual.
Manisfestasi gejala dari yang ringan berupa erupsi kulit.
Manifestasi gejala yang berat berupa syok anafilaktik.
Contoh : Penisilin, Sulfonamid, Streptomisin
2. Reaksi toksik
Dapat terjadi pada individu tergantung dari dosis
kandungan obat dalam tubuh.
Manifestasi yang terjadi :
- Sementara dan menetap
- Setelah pemakaian lama / segera
Contoh : Gangguan pendengaran akibat gentamisin.
Pemilihan Antibiotik sebaiknya dipertimbangkan :
1. Faktor penyakit
2. Faktor obat
3. Faktor resipien
1. Faktor penyakit :
1 Bersifat selektif untuk bakteri penyebab infeksi
2 Jenis dan dosis tergantung dari tempat lokalisasi
infeksi.
3 Mempunyai daya penetrasi yang cukup untuk dapat
menembus : - sawar otak pada meningitis
- dinding abses
Pemilihan Antibiotika sebaiknya
dipertimbangkan : (lanjutan)
2. Faktor obat
- Antibiotika yang ideal adalah :
1 Mempunyai spektrum yang sempit sehingga
selektif terhadap bakteri penyebab.
2 Sebaiknya bersifat bakterisida, kecuali bila
tidak ada yang sensitif dapat diberikan
bakteriostatik.
3 Efek anti bakterinya tidak dipengaruhi oleh
cairan tubuh, eksudat, protein atau
enzim.
Pemilihan Antibiotika sebaiknya
dipertimbangkan : (lanjutan)
2. Faktor obat (Lanjutan)
4 Dapat mencapai jaringan yang terinfeksi dengan
baik, kadarnya cukup berada dalam waktu
cukup lama dalam darah / daerah yang
terinfeksi.
5 Tidak menimbulkan resistensi
6 Mempunyai efek toksik yang minimal bagi
pasien.
7 Cukup aman bagi wanita hamil dan anak-anak.
8 Harganya murah sehingga dapat terjangkau.
Pemilihan Antibiotika sebaiknya
dipertimbangkan : (lanjutan)
3. Faktor pasien
Faktor tubuh manusia yang mempengaruhi
keberhasilan terapi Antibiotika yaitu :
1 Umur (dewasa, anak-anak, neonatus)
2 Genetik (kelainan genetika)
3 Kehamilan (trimester I, II, III)
4 Penyakit yang menyertai (peny. Khronis)
Antibiotik PROPHYLAXIS :
adalah antibiotik yang digunakan untuk
mengantisipasi terjadinya infeksi oleh
m.o. tertentu yang sensitif terhadap
antibiotik tersebut.
Tujuan :
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
infeksi luka operasi dengan mengupayakan
konsentrasi antibiotik yang mematikan
m.o. pada saat sayatan dimulai sampai
operasi selesai
Oleh :

Dr. dr. Hj. Efrida Warganegara, M.Kes., Sp.MK


Resistensi :
Suatu sifat tidak terganggunya kehidupan
bakteri atau suatu usaha bakteri agar
tetap survive
Sejarah :
1. Paul Ehrlich ( 1902 - 1909 ) tikus
yang diinfeksi dengan trypanosoma
dan diobati dengan zat warna azo,
arsenil organik dan triphenyl
methone trypanosoma menjadi
resisten setelah kontak dengan obat-
obat tersebut.
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

Sejarah : (lanjutan)
2. Tahun 1938 Nesseria gonorrhoeae sensitif
terhadap sulfa;
Tahun 1948 Nesseria gonorrhoeae resisten
sehingga sulfa tidak digunakan lagi.
3. Nesseria gonorrhoeae resisten terhadap
penisilin Strain-strain ini menghasilkan
enzim penisilinase.
4. Stafilokokus resisten terhadap Penisilin
oleh karena produksi enzim beta laktamase.
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

Cara terjadinya resistensi

I. Non Genetik
II. Genetik
III. Resistensi Silang

Resistensi Non Genetik :


o.k. antibiotik kontak dengan bakteri yang meta-
bolismenya tidak aktif.
Misal : M. tbc dapat hidup lama dalam jaringan
pend. bertahun-tahun selama pasca infeksi tetapi
tidak replikasi karena daya tahan penderita cukup
besar. Kondisi ini M. tbc tidak dapat dibunuh oleh
antibiotika.
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

Resistensi Genetik :
Resistensi oleh karena adanya perubahan
gen.
Resistensi Genetik ada 2 macam :
1. Resistensi alami :
Dapat terjadi pd populasi bakteri
terhadap antibiotik.
Misal : obat tdk dapat penetrasi ke
dlm dinding sel / membran sel
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA
2. Resistensi Dapatan
Bakteri yang awalnya sensitif kemudian baru
berubah menjadi resisten
Resistensi dapatan terjadi o.k. faktor :
1).Khromosal -> sifat resisten didapat o.k.
adanya induksi sehingga terjadi mutasi
pada khromnosom
2).Ekstra Khromosomal -> sifat resistensi
didapat karena memperoleh gen resistensi
dari luar (mel. plasmid yang mengandung
faktor resisten = R faktor, dari bakteri
yang resisten).
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

Resistensi Ekstra khromosomal terjadi


mel. cara :
1. Transformasi -> mendapat DNA mengandung
gen langsung ke dalam sel
2. Transduksi -> mendapat DNA mengandung gen
dengan perantaraan bakteriofaga
3. Konjugasi -> mendapat DNA mengandung gen
dengan cara kontak langsung antara sel donor
dan resepien
4. Transposisi -> mendapat DNA mengandung gen
dari khromosom ke plasmid atau sebaliknya
pada sel yang sama
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

Mekanisme terjadinya resistensi


(Weinstein 1984)
1. Produksi enzim penginaktivasi anti-
biotika
misal :- Bakteri Stafilokokus -> Enzim Beta
laktamase thdp penisilin dan
sefalosporin.
- Bakteri Gram (-) ttt -> Asetil
transferase thdp kloramfenikol,
Fosforilase, asetilase dan adenilase
thdp aminoglikosida.
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

Mekanisme terjadinya resistensi


(Weinstein 1984) : (lanjutan)
2. Perubahan permeabilitas membran dinding sel bakteri,
sehingga penetrasi antibiotika kedalam sel bakteri
terhambat.
misal : Stafilokokus terhadap tetrasiklin.
3. Perubahan dalam struktur sasarannya
* Subunit 50S dari ribosom m.o. sbg sasaran /
tempat penempelan / reseptor antibiotika mengalami
perubahan -> untuk eritromisin pada stafilokokus.
* Penisilin reseptor berubah bagi m.o. resisten
penisilin
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

Mekanisme terjadinya resistensi


(Weinstein 1984) : (lanjutan)
4. Perubahan metabolisme sel kuman,
sehingga tidak tergantung oleh
suatu senyawa yang mudah
dipengaruhi antibiotika.
misal : dihidrofolat oleh trimetroprim,
sulfonamid, INH dan PAS.
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

Mekanisme terjadinya resistensi


(Weinstein 1984) : (lanjutan)

5. Produksi bahan metabolit yg


bersifat Antagonis-kompetitif
terhadap obat
misal : M.o. yang peka thdp
sulfonamide akan memproduksi
PABA dlm jumlah besar -> toksis
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

Cara menanggulangi masalah


resistensi
1. Pemberian resep antibiotika hanya bila
dugaan bakteri penyebab infeksi sudah
sangat kuat.
2. Agar diusahakan identikasi bakteri
penyebabnya dan tentukan kepekaan.
3. Hindarkan penggunaan antibiotika yang
dik.secara umum resisten di masyarakat.
4. Mengurangi penggunaan antibiotika
topikal, dianjurkan gunakan antiseptikum
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

Cara menanggulangi masalah resistensi


: (lanjutan)
5. Perpendek waktu pemberian antibiotika
6. Kurangi pemakaian antibiotika profilaksis
7. Gunakan antibiotika berspektrum sempit
8. Patuhi petunjuk pemakaian antibiotika
9. Tulis antibiotika atas indikasi klinik,
bukan permintaan penderita / Farmasi
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

Tes kepekaan / Tes Resistensi


Cara utk mengetahui apakah sesuatu antibiotika /
khemotherapetika efektif tidak terhadap m.o.

Ada 2 cara :
1). Kualitatif / Difusi Method : Cara Kirby Bauer
- menggunakan piring kertas antibiotika
- dipasang pd perbenihan padat dr m.o.
- lihat ada zone hambat atau tidak
2). Kuantitatif : Dilution method
- digunakan untuk menentukan kadar hambat
minimum (MIC = KHM) dan kadar bunuh
minimum (MBC = KBM)
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

DIFUSI METHOD : Cara Kirby Bauer


Muller Hinton Agar
Sensitif :
R : Resisten Adanya diameter
hambat ( zona
hambat )
A ; Sensitif Semakin lebar zona
hambat semakin
sensitif

I : Intermediate Resisten :
Tidak ada zona
hambat
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA
RESISTENSI M.O. TERHADAP ANTIBIOTIKA

E TEST

Perkembangan Teknik terakhir yang merupakan modifikasi dari


Metoda Difusi disk dan Dilusi agar

Test ini simpel, ongkos murah, dan merupakan metoda yang cepat
untuk menentukan MIC dari suatu antibiotik tunggal

You might also like