Professional Documents
Culture Documents
1 Persentase Kabupaten/Kota
yang melakukan pengendalian 40% 50% 50% 60% 70% 80%
vektor terpadu
2 Jumlah Kabupaten/Kota
dengan API <1 per 1.000 340 360 400 375 390 400
penduduk
3 Jumlah Kabupaten/Kota
endemis Filaria berhasil 46
menurunkan angka mikrofilaria 35 45 55 65 75
menjadi < 1%
4 Persentase Kabupaten/Kota
dengan IR DBD < 49 per 60% 62% 64% 66% 68%
63.62%
100.000 penduduk
5 Persentase Kabupaten/Kota
yang eliminasi Rabies 25% 40% 40.15% 55% 70% 85%
API DI INDONESIA, 2016
Papua 39.93
Papua Barat 10.20
NTT 5.17
Maluku 3.83
Maluku Utara 2.44
Bengkulu 1.36
Sulawesi Utara 0.72
Kalimantan Selatan 0.52
Sulawesi Tengah 0.48
Sulawesi Tenggara 0.48
Lampung 0.40
Kepulauan Riau 0.36
Kalimantan Timur 0.35
Sumatera Selatan 0.27
Sumatera Utara 0.25
NTB 0.24
Kalimantan Tengah 0.19
Gorontalo 0.15
Jambi 0.14
Sulawesi Selatan 0.12
Bangka Belitung 0.11
Sumatera Barat 0.10
Sulawesi Barat 0.09
Kalimantan Barat 0.06
Aceh 0.05
Kalimantan Utara 0.03
Jateng 0.03
Riau 0.03
API > 5% DIY 0.03
Jawa Timur 0.01
API 1-5% Jawa Barat 0.01
Banten 0.00
API < 5% Bali 0.00
DKI 0.00
IR DBD INDONESIA, 2016
Kaltara
Total kasus kronis se Indonesia s/d 2016 adalah: 14.932 kasus, tersebar di 418 kab/kota di 34 Provinsi
Daerah endemis filariasis : 236 kab/kota
DAERAH ENDEMIS ZOONOSIS, 2016
FLU
RABIES BURUNG
LEPTOSPIROSIS ANTRAKS
DEFINISI VEKTOR
Permenkes 374/2010 , Vektor adalah
Artropoda yang dapat menularkan,
memindahkan dan/atau menjadi sumber
penular penyakit terhadap manusia.
(Permenkes 374/2010)
AREA KKP (Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas)
(Kepmenkes 431/2007)
PENGENDALIAN VEKTOR/ HAPUS
SERANGGA DI KKP
adalah tindakan untuk mengendalikan atau
membunuh serangga penular penyakit yang terdapat
pada bagasi, kargo, peti kemas, ruangan, barang, dan
paket pos pada alat angkut di pelabuhan, bandar
udara, dan pos lintas batas darat.
(Permenkes 34/2013)
TINDAKAN HAPUS TIKUS DAN
SERANGGA DI KKP
Setiap penanggung jawab alat angkut yang berada di
pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat,
yang di dalamnya ditemukan faktor risiko kesehatan
berupa tanda-tanda kehidupan tikus dan/atau
serangga, berdasarkan pemeriksaan dari KKP
setempat, wajib melakukan tindakan hapus tikus dan
hapus serangga.
Tindakan tersebut dilakukan oleh KKP atau
peyelenggara
(Permenkes 34/2013)
Beberapa Penyakit Tular Vektor
Potensial di Wilayah KKP
(Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas)
Penyakit Vektor
DD,DBD Aedes
Malaria Anopheles
Filaria Mansonia, Anopheles, Culex dll
Chikungunya Aedes
Japanese encephalitis Culex
Zika Aedes
Yellow Fever Aedes
Diare Musca domestica, Chrysomya, Periplaneta, Blatella, dll
Kolera Musca domestica, Chrysomya, Periplaneta, Blatella, dll
Typoid Musca domestica
Kecacingan Chrysomya
Plaque/Pes Pinjal (Shipnoptera)
Dll
Pelabuhan/Bandara
Kapal laut dan pesawat
Bangunan dan gedung
(Kepmenkes 431/2007)
PERSYARATAN TEKNIS
KEPADATAN NYAMUK DI KKP
Di wilayah Perimeter tidak boleh ada nyamuk baik
stadium pra dewasa maupun dewasa.
Di wilayah Buffer HI di bawah 1%.
Kapal laut dan pesawat udara harus bebas nyamuk.
(Kepmenkes 431/2007)
PENTINGNYA PENGENDALIAN VEKTOR
DI KPP
Merupakan tempat orang berkumpul dengan jumlah sangat
banyak, bisa jadi di antaranya adalah sumber penular.
Komunitas yang berkumpul dari berbagai latar belakang status
imunitas yang berbeda.
Komunitas yang berkumpul mempunyai pengetahuan, sikap
dan perilaku yang berbeda terhadap penyakit tular vektor.
Peningkatan status sosial masyarakat menuntut tingkat
kenyamanan yang lebih baik.
Adanya kesepakatan internasional (IHR) yang harus
dilaksanakan.
PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU (PVT)
(Permenkes 374/2010)
Kriteria PVT
PVT
Fisik (PSN
3M,
kelambu,
dll)
Penyuluhan Pengendalian
Vektor Biologi
/pemberda
(bakteri,
yaan Terpadu ikan, dll)
masyarakat DBD/Zika
Kimia
(larvasida,
fogging)
Pengendalian Vektor Terpadu Malaria
Fisik
(Manipulasi
dan
modifikasi
lingkungan,
dll)
Penyuluhan Pengendalian
Vektor Biologi
/pemberda
(bakteri,
yaan Terpadu ikan, dll)
masyarakat Malaria
Kimia
(larvasida,
IRS, dll)
DEFINISI JABFUNG
Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang pegawai negeri
sipil dalam suatu organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian dan atau keterampilan tertentu serta
bersifat mandiri
(Permenkes 72/2014)
TUJUAN PENGEMBANGAN JABFUNG
ENTOKES
a. Mengoptimalkan produktivitas unit kerja
b. Mengoptimalkan produktivitas Jabfung Entokes
c. Mengoptimalkan karier Jabfung Entokes
d. Mengoptimalkan profesionalisme Jabfung Entokes
KEUNTUNGAN JABFUNG ENTOKES
22
KEBERADAAN JABFUNG ENTOKES
DI KEMENTERIAN DAN UPT
No Tempat Tugas Jumlah
JUMLAH 48
Sumber : Ditjen P2P , 2016
ANALISIS KEBUTUHAN JABFUNG
ENTOKES DI KEMENTERIAN DAN UPT
No Tempat Tugas Jumlah
JUMLAH 550
Sumber : Naskah Akademik, 2016
PENINGKATAN KETERPADUAN PENGENDALIAN
VEKTOR DAN BPP
Organisasi Pemerintah
Masyarakat
Profesi
Kasih