Professional Documents
Culture Documents
50 6 orang 20 43,4 4 4
4
55 4 orang 13,4 56,8
3 3 3
60 2 orang 6,7 63,5 3
65 3 orang 10 73,5 2 2
2
70 3 orang 10 83,5
1 1 1
75 2 orang 6,7 90,2 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < Rp 1 Juta 2 3,3 3,3 3,3
Rp 1-2 Juta 38 63,3 63,3 66,7
Rp 2-3 Juta 9 15,0 15,0 81,7
Rp 3-4 Juta 3 5,0 5,0 86,7
Rp 4-5 Juta 3 5,0 5,0 91,7
> Rp 6 Juta 5 8,3 8,3 100,0
Total 60 100,0 100,0
Untuk apa data disajikan dengan tabel
dan grafik?
Menyederhanakan tampilan data dalam
suatu susunan (bentuk/format) yang
mudah dibaca, dimengerti, dan
disimpulkan.
Menyederhanakan susunan data hingga
lebih informatif dan mudah dimaknai
(diartikan).
Prinsip Penyajian Data
Sederhana
Menonjolkan informasi penting
yang ingin disampaikan
Mudah dibaca dan dipahami
Dipengaruhi oleh/sesuai dengan
skala variabel data yang ditampilkan
Enak dilihat sehingga tidak bosan
dibaca.
Bentuk penyajian data
Narasi (deskripsi)
Tabel frekuensi (tabel distribusi frekuensi)
T.F, untuk data tunggal
T.F, untuk data berkelompok
Tabel silang
Grafik
Histogram
Pie-chart
Batang-daun
dsb
Peta & gambar
Contoh Narasi Data
Pada tahun 2009 perjudian merupakan kasus
kejahatan yang tercatat paling tinggi jumlahnya
di Kabupaten Sumbawa dengan jumlah
mencapai 198 kasus.
Pada tahun 2010 kasus perjudian di Kabupaten
Sumbawa merujuk pada data kepolisian hanya
sebanyak 33 kasus. Jumlah tersebut menurun
enam kali lipat jumlahnya dari tahun
sebelumnya yang berjumlah 198 kasus. Jumlah
tersebut kembali menyusut dan tercatat hanya 11
kasus perjudian pada tahun 2011.
Contoh Tabel
Tabel Jumlah Kasus Perjudian di Sumbawa
Tahun 2009-2011
Tahun Jumlah Kasus
Perjudian
2009 198 kasus
2010 33 kasus
2011 11 kasus
Disajikan Menggunakan Grafik
Penyajian Menggunakan Peta (mapping)
MAPPING
12
Penyajian Menggunakan GAMBAR
13
PENYAJIAN DATA
Terkait dengan fungsi statistik deskriptif
yakni mengorganisasi, menyajikan, dan
menganalisa data
Data bisa disajikan dalam bentuk
numerikal (NARATIF DAN TABEL)
ataupun gambar (GRAFIK DAN CHARTS)
Data yang disajikan merupakan data
kuantitatif, atau data kualitatif yang
dikuantifisir
Tabel Frekuensi
Tabel (distribusi) frekuensi
Tabel distribusi frekuensi dapat
digunakan untuk dua jenis data
kuantitatif: data tunggal dan data
kelompok/bergolong
Data tunggal merupakan data yang hanya
memiliki nilai tunggal. Contoh: 1, 2, 3, 4
Data kelompok/bergolong memiliki
interval diantara dua nilai. Contoh: 1-5, 6-
10, 11-15
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PADA DATA
TUNGGAL
Perusahaan Penjualan (unit)
Toyota 36.358
Daihatsu 15.941
Mitsubishi 11.819
Suzuki 10.008 Data Penjualan
Honda 8.313 Mobil dan Truk Mei
Nissan 5.910 2013
Isuzu 2.682
UD Trucks 142
Peugeot 20
Lain-lain 8.375
Total 99.568
18
25-35 30 3 3 50 6% 6% 100%
91-101 96 4 50 4 8% 100% 8%
Total 50 100%
GRAFIK
GRAFIK DAN CHART
Unsur Grafik
Terdiri : judul grafik, badan/isi grafik, catatan
kaki /keterangan
Judul grafik : singkat, jelas, relevan, menjelaskan
apa yg disajikan, keterangan tempat,keterangan
waktu
Badan grafik :tampilkan var dgn warna menarik,
batasi jumlah var yg ditampilkan, lengkapi dgn
legenda yg menjelaskan artinya.
Catatan kaki : penjelasan label, sumber informasi
dari isi grafik
Bentuk grafik
27
Bar Chart
Data yang variabelnya berbentuk kategori atau
atribut sangat tepat disajikan dalam diagram batang
Data tahunan pun dapat pula disajikan dalam
diagram ini asalkan tahunnya tidak terlalu banyak.
Untuk menggambar diagram batang diperlukan
sumbu datar dan sumbu tegak yang berpotongan
tegak lurus
Skala pada sumbu tegak dengan skala pada sumbu
datar tidak perlu sama.
Kalau diagram dibuat tegak, maka sumbu datar
dipakai untuk menyatakan atribut atau waktu. Nilai
data digambar pada sumbu tegak
Bar Chart (Tunggal)
Penduduk kecamatan Sarudu Menurut
Agama Frekuensi % Agama
Islam 547 46,9 Tahun 2011
600
Protestan 233 20,0 547
200
100
56
15
0
Islam Protestan Katolik Hindu Budha
Bar Chart Agama
Islam
Sarudu
547
%
46,9
Duri %
623 42,5
(Komparasi) Protestan 233 20,0 344 23,4
Katolik 315 27,0 415 28,3
Hindu 56 4,8 45 3,1
Budha 15 1,3 40 2,7
Total 1166 100 1467 100
700
623
600
547
500
415
400
344
315 Sarudu
300 Duri
233
200
100
56 45 40
15
0
Islam Protestan Katolik Hindu Budha
50.0
46.9
45.0
42.5
40.0
35.0
30.0 28.3
27.0
25.0 Sarudu
23.4
Duri
20.0
20.0
15.0
10.0
4.8
5.0
3.1 2.7
1.3
0.0
Islam Protestan Katolik Hindu Budha
.
Jumlah penderita DB menurut wilayah desa kota di propinsi X pada bulan
Januari-April Tahun Y
90
80
70
60
50 Kota
40 Desa
30 Desa+Kota
20
10
0
jan feb mar april
32
33
16
14
12
10
Jumlah
8
Frekuensi (F)
6
4
2
0
1 2 3 4 5
Poligon (data tunggal)
4500
Tahun Produksi Padi (ton) 4200
4100
1990 2700 4000 4000
3800 3800
1991 3500 3600 3600
3500 3500
1992 3200 3400 3400
3200
1993 3600 3000 3000
1994 2800 2700
2800
1996 4100
2000
1997 4200
1998 3000 1500
1999 3400
2000 3800 1000
2001 3600
500
2002 3400
2003 3800
0
Trend penderita diare berdarah di Kabupaten Y
Tahun 2007-2008
120
Cases
100
80
60
40
20
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr
2007 2008 44
Grafik garis
45
OGIVE
Berbeda dengan histogram Jumlah Siswa
dan garis, ogive
menggunakan dasar dari
tabel distribusi frekuensi
kumulatif sebagai acuannya.
Sehingga bentuknya tidak
naik turun seperti grafik
garis tapi cenderung naik
atau turun secara gradual
sesuai dengan frekuensi
kumulatif yang positif atau
negatif.
OGIVE (poligon kumulatif)
25
20
15 Kurang dari
10 Lebih dari
5
0
1 2 3 4 5 6
Interval kelas
BATANG DAUN
Grafik batang daun dapat lebih memperjelas
penggolongan data daripada histogram, karena
dapat menampilkan nilai-nilai aslinya. Pada
histogram data digolongkan dalam sebuah
kategori berdasarkan batasan nilai, jadi untuk
melihat data aslinya seringkali harus melihat
kembali catatan data awal.
No Alasan Persen
1 Coba-coba 87,2
2 Iseng 69,2
3 Mencari ketenangan 59,0
4 Ikut teman 59,0
5 Menambah keberanian 20,5
6 Dipaksa seseorang 10,3
LATIHAN :
Berikut dilaporkan sebaran data waktu keterlambatan 50
pegawai yang tidak mengikuti apel pagi (menit
20.8 25.3 23.7 21.3 19.7 22.8 20.7 20.3 21.5 24.2
21.9 22.5 23.6 23.1 22.8 22.0 21.2 19.0 19.9 20.7
20.7 23.8 25.1 24.2 23.8 20.9 23.3 25.0 24.1 23.3
25.0 20.0 19.5 19.8 21.1 22.2 22.9 24.1 23.9 20.9
22.8 23.5 24.2 22.8 21.6 20.1 19.5 21.8 23.9 22.7
Contoh :
71 75 57 88 64 80 75 82 90
68 90 88 71 75 71 81 81 48
82 72 62 68 74 79 84 75 57
75 75 68 65 68 75 80 74 58
Langkah kerja
Lihat data terkecil dan terbesar
Lihat batas bawah data terkecil dan batas atas
data terbesar
Tentukan interval data:
1. Cari range data (batas atas data max- batas
bawah data min)
2. Pilih dan tentukan interval data
Data terkecil (48), data terbesar (90)
Data terkecil: Batas bawah 47,5 ; batas atas 48,5
Data terbesar: Batas bawah 89,5 ; batas atas 90,5
Tentukan interval
* 90,5-47,5 = 43
* mau kelasnya banyak? Interval 3 dg 15 kelas,
interval 4 dg 12 kelas
* mau kelasnya sedikit? Interval 5 dg 9 kelas, atau
interval 6 dg 8 kelas, interval 7 dengan 7 kelas,
atau interval 8 dengan 6 kelas