You are on page 1of 51

DEFENISI

Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari lebar

penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%.

Terowongan umunya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka

pada lingkungan luar.

Terowongan umumnya dibuat melalui berbagai jenis lapisan tanah dan bebatuan

sehingga metode konstruksi pembuatan terowongan tergantung dari keadaan tanah.

Metode konstruksi yang lazim digunakan dalam pembuatan terowongan antara

lain : Cut and Cover System, Pipe Jacking System (Micro Tunneling), Tunneling

Bor Machine (TBM), New Austrian Tunneling Method (NATM), dan Immersed-

Tube Tunneling System.


Ditinjau berdasarkan kegunaan terowongan, terowongan tambang bawah tanah

dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah yang digunakan

untuk lalu lintas para pekerja tambang, mengangkut peralatan tambang,

mengangkut batuan dan bijih hasil penambangan. Pada umumnya terowongan

ini dibuat pada massa batuan yang sudah terganggu akibat kegiatan

penambangan dan umur terowongan adalah sampai kegiatan penambangan

selesai. Penyangga didalam terowongan dan kekuatan batuan disekitar

terowongan sangat diperlukan dan harus direncanakan sebaik mungkin agar

kegiatan pengangkutan tidak terhenti dan keamanan para pekerja terjamin


PEMBUATAN TEROWONGAN
Pada dasarnya pembuatan terowongan dapat dilaksanakan dengan berbagai cara
tergantung dari kondisi dan situasi lapangan (kondisi batuan, geologi struktur,
kedalaman dari permukaan tanah, dsb.). Salah satu cara pembuatan terowongan
yang terbaru telah diketemukan di Austria dan dikenal dengan New Austrian
Tunneling Method (NATM).
1. NATM
New Austrian Tunneling Method adalah suatu sistem pembuatan tunnel
dengan menggunakan shotcrete dan rock bolt sebagai penyangga sementara
tunnel sebelum lining concrete. Pada masa lalu digunakan kayu atau baja
sebagai konstruksi penyangga sementara.
Menurut Prof.L.V.Rabcewlkcz dalam bukunya (N.A.T.M), akibat
merenggangnya batuan sering kali terjadi penurunan bagian atas terowongan,
kayu khususnya dalam keadaan lembab akan sangat mudah mengalami
keruntuhan. Meskipun baja memiliki sifat fisik yang lebih baik, effisiensi kerja
busur baja sangat tergantung dari kualitas pengganjalan (kontak baja dan batuan).
2. Pengaruh Tekanan Akibat Stress Re-arrangement

Menurut Prof. L.V. Rabcewikc apabila sebuah rongga digali, maka pola distribusi
tegangan akan berubah. Pada suatu saat, suatu tatanan tegangan yang baru akan terjadi
disekitar rongga dan keseimbangan akan tercapai dengan atau tanpa bantuan lapisan
(tergantung dari kekuatan geser batuan, terlampaui atau tidak). Stress Re-arrangement ini
umumnya terjadi dalam 3 (tiga) tahap :

A. Wedge Shape Bodies

Wedge shape bodies pada kedua sisi bergeser pada permukaan lingkaran MOHR ke
arah rongga. Arah pergerakan tegak lurus terhadap main pressure.
B. Konvergensi Pada tahap berikutnya gerakan bertambah
batuan menekuk dibawah pengaruh tekanan
Pada pertambahan bentang (span), lateral dan tersembul (heave) ke arah rongga.
selanjutnya menyebabkan atap dan lantai Metode tunneling konvensional, efek
tekanan akibat stress re-arrangement tidak
mulai mengalami konvergensi. diketahui dengan baik, sehingga seringkali
terjadi terowongan runtuh sebelum lining
concrete.
3. Shotcrete Sebagai Penyangga Sementara

Suatu konstruksi penyangga sementara yang direncanakan untuk mencegah lepasan (loosening)
haruslah dapat memikul beban yang relatif besar dalam tempo yang relatif singkat, cukup kaku dan
tidak runtuh.

Selama beberapa dekade, telah diperkenalkan rock bolting dan shotcreting dalam pembuatan
terowongan, Melihat hasilhasil yang terjadi, pengenalan metode penyangga dan perlindungan
permukaan (support dan surface protection) tersebut diatas dianggap sebagai peristiwa penting,
khususnya pada batuan lunak dan tanah. Kelebihan metode ini dapat ditunjukkan dengan
membandingkan mekanika batuan yang dilapisi dengan shocrete.

Penyangga sementara yang lain (kayu dan baja), cenderung mengakibatkan loosening dan voids
yang timbul karena kerusakan bagian-bagian tertentu. Akan tetapi suatu lapisan tipis shotcrete
yang bekerja sama dengan sitem rockbolt yang dipasang segera setelah penggalian, sepenuhnya
menceegah loosening dan mengubah batuan sekeliling/sekitar menjadi serupa dengan self
support arch.
Menurut pengamatan suatu lapisan shocrete setebal 15 cm yang dipakai pada
terowongan 10 m dapat dengan aman menahan beban sampai 45 ton/m2, sedang
apabila dipakai baja tipe WF-200 yang dipasang pada jarak 1 m hanya mamppu menahan
65% dari kekuatan shotcrete tersebut. Kelebihan lain dari shotcrete adalah
interaksinya denan batuan sekeliling. Suatu lapisan shotcrete yang diberikan pada
permukaan batuan yang baru saja digali akan membentuk permukaan keras dan dengan
demikian batuan yang keras ditransformasikan menjadi suatu permukaan yang stabil dan
keras. Shotcrete menyerap tegangan-tegangan tangensial yang terjadi dan mempunyai
nilai maksimum dipermukaan terowongan setelah proses penggalian. Dalam hal ini
tegangan tarik akibat kelenturan mengecil dan tegangan tekan diserap oleh batuan
sekelililing. Kemampuan shocrete memperoleh kekuatannya dalam tempo yang singkat
sangat menguntungkan, terutama karena kekuatan tarik lenturnya/regangan akan
mencapau kira-kira 30-50% dari compressive strength setelah 1-2 hari.
URUTAN PEKERJAAN PEMBUATAN
TEROWONGAN
Sebagaimana diketahui bahwa pekerjaan terowongan dilaksanakan tahap demi
tahap pekerjaan, adapun penentuan tahapan ditentukan antara lain sebagai
berikut :
1. Jenis tanah/batuan,
2. Jenis alat yang digunakan,
3. Fungsi terowongan,
4. Gaya-gaya yang mempengaruhi terowongan,
5. Terowongan berbelok-belok atau lurus.

Tahapan pembuatan terowongan secara umum adala sebagai berikut :


1. Pekerjaan Persiapan
Penentuan dan perhitungan temporary facility yang akan dipakai, meliputi :
a. Water Supply
Air yang diperlukan oleh peralatan-peralatan yang digunakan dalam pemboran
terowongan.
b. Air Supply
Udara yang diperlukan untuk kompressor yang dipergunakan untuk untuk
pemboran dan shotcreting.
c. Electric Supply
Instalasi dan besarnya daya yang diperlukan untuk peralatan yang memerlukan
listrik.
d. Ventilating
Suplai udara bersih yang diperlukan bagi pernapasan, dan mendilusi gas
maupun debu akibat pekerjaaan terowongan, sehingga menjaga kesehatan kerja.
e. Drainage System
Penirisan terowongan agar tidak mengganggu pekerjaan tunneling terciptanya
kesehatan kerja.
2. Surveying
Adalah pekerjaan penentuan titik pusat terowongan dan arah relatif terhadap
titik ikat di permukaan, sekaligus menjaga besarnya diameter terowongan.
3. Konstruksi Portal
Adalah pekerjaan awal dari penggalian terowongan yang letaknya di awal
penggalian dan harus dipastikan kokoh untuk menjaga keselamatan pekerjaan
penggalian terowongan.
4. Pemboran
Adalah pekerjaan pemboran dengan menggunakan alat mekanis jumbo drill dan
atau jack leg, sesuai dengan kondisi batuan.
5. Charging
Adalah pekerjaan pengisian bahan peledak, baik dengan priming dan isian
utama dengan pola dan teknik peledakan yang telah ditentukan.
6. Blasting
Adalah peledakan yang dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditentukan
dengan menggunakan pola delay dan metode peledakan yang telah disesuaikan
dengan kondisi batuan dan geometri terowongan.
7. Mucking
Adalah pengambilan batuan hasil penggalian dengan menggunakan loader dan
dilanjutkan dengan alat angkut belt conveyor, lori, atau truk.
8. Scalling
Adalah pembersihan batuan menggantung (hanging rock) sebelum dilakukan
pekerjaan selanjutnya.
9. Shotcreting Sebagai Penyangga Sementara
Adalah suatu konstruksi penyangga sementara yang direncanakan untuk
mencegah lepasan (loosening) dengan penyemprotan campuran semen dan
air (slurry) ke permukaan dinding terowongan dengan atau tanpa ditambahkan
dengan wiremesh.
10.Rockbolting

Adalah pemasangan penyanggaan atau perkuatan aktif, dimana


batuan diusahakan untuk menyangga dirinya sendiri.

11.Lining Concrete

Adalah pengecoran permukaan tunnel dengan beton, sehingga


permukaan licin dan kuat.

12.Grouting

Adalah pengisian rongga batuan dengan menggunakan fluida


cemented yang sifatnya sebagai penyangga aktif sama dengan
rocbolting.
KLASIFIKASI TEROWONGAN

Berdasarkan material yang dipakai, Paulus P Raharjo (2004) menjelaskan terdapat 3 jenis

terowongan, yaitu:

Terowongan Batuan (Rock Tunnels) =Terowongan batuan dibuat langsung pada

batuan massif dengan cara pemboran atau peledakan. Terowongan batuan umumnya

lebih mudah dikonstruksikan daripada terowongan melalui tanah lunak karena pada

umumnya batuan dapat berdiri sendiri kecuali pada batuan yang mengalami fracture.
Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground Tunnels) =Terowongan
melalui tanah lunak dibuat melalui tanah lempung atau pasir atau batuan
lunak (soft rock) . Karena jenis material ini runtuh bila digali, maka
dibutuhkan suatu dinding atau atap yang kuat sebagai penahan bersamaan
dengan proses penggalian. Umumnya digunakan shield (pelindung) untk
memproteksi galian tersebut agar tidak runtuh. Teknik yang umum
digunakan pada saat ini adalah shield tunneling Pada terowongan melalui
tanah lunak ini, lining langsung dipasang dibelakang shield bersamaan
dengan pergerakan maju dari mesin pembor terowongan (Tunnel Boring
Machine).
Terowongan gali timbun (Cut and Cover Tunnel) = Terowongan ini dibuat

dengan cara menggali sebuar trench pada tanah, kenudian dinding dan atap

terowongan dikonstruksikan di dalam galian. Sesudah itu galian ditimbun

kembali dan seluruh struktur berada dibawah timbunan tanah. (Sumber : Rai

Made Astawa Rai : Teknik Terowongan: 1988)


METODE PENGGALIAN TEROWONGAN
Dalam penggalian terowongan ada beberapa metode yang umum
digunakan,akan tetapi metode penggalian terowongan yang akan dipilih
disesuaikan oleh keadaaan alam sekitar dengan segala pertimbangan dan
analisis, Rai Made Astawa Rai (1988), membagi beberapa metode penggalian
terowongan yang biasa diterapkan dilapangan sebagai berikut :

1. Metode full face


Metode full face adalah suatu cara dimana seluruh penampang terowongan
digali secara bersamaan. Metode ini sangat cocok untuk terowongan yang
mempunyai ukuran penampang melintang kecil hingga terowongan dengan
diameter 3 meter. Cara penggaliannya yaitu dimana seluruh bidang muka
setelah dibor untuk tempat detonator kemudian diledakkan seluruh bidang
muka. Ini umumnya dilakukan pada adit yang mempunyai diameter kecil yaitu
kurang dari 10 feet.
Keuntungan :
Pekerjaan akan lebih cepat karena penampang permukaan
terowongan digali secara bersamaan,
Proses tunneling dapat dilakukan dengan kontinyu.
Kerugian :
Banyak membutuhkan alat alat mekanis
Metoda ini tidak dapat digunakan apabila kondisi tanah tidak
stabil,
Hanya untuk terowongan dengan lintasan pendek
2. Metode Heading and Bench

Metode Heading and Bench adalah cara penggalian dimana bagian atas
penampang terowongan digali terlebih dahulu sebelum bagian bawah
penampangnya. Setelah penggalian bagian atas mencapai panjang 3 3,5 meter
(heading), penggalian bawah penampang dikerjakan ( bench cut) sampai
membentuk penampang terowongan yang diinginkan. Ini diterapkan bila
bridging capacity rendah terutama pada adit yang mempunyai diameter besar
Keuntungan :

Memungkinkan pekerjaan pengeboran dan pembuangan sisa peledakan


dilakukan secara simultan,

Metoda ini efektif untuk pekerjaan terowongan dengan penampang besar


dan dengan lintasan yang relative panjang
3. Metoda Drift

Metode drift adalah suatu metode yang menggali terlebih dahulu sebuah
lubang bukaan berukuran kecil sepanjang lintasan terowongan yang kemudian
diperbesar sampai membentuk penampang yang direncanakan. Metode ini
terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

- Top Drift

- Centre Drift

- Bottom Drift

- Side Drift
(a) Top Drift

Metode ini banyak digunakan pada penggalian endapan di


tambang. Metode ini tidak jauh berbeda dengan medode
heading and bench.
(b) Centre Drift

Metode ini dimulai dengan penggalian lubang berukuran 2,5m x


2,5m 3m x 3m dari portal ke portal. Perluasannya dimulai
setelah penggalian center drift selesai.
Keuntungan :

Metoda ini menguntungkan karena memberikan sistem ventilasi yang baik,

Tidak memerlukan penyangga sementara yang rumit karena ukurannya


cukup kecil,

Mucking dapat dilakukan bersamaan dengan penggalian.

Kerugian :

Pekerjaan perluasannya harus menunggu center drift selesai secara


keseluruhan,

Alat bor harus dipasang dengan pola tertentu.


(c) Bottom drift
Pada metode ini, penggalian dimulai dengan membuka bagian bawah penampang.
Pembuatan lubang-lubang bahan peledak untuk membuka bagian atas penampang
dilakukan dengan mem-bor dari bottom drift vertikal ke atas.

(d) Side Drift

Pada metode ini dua drift digali sekaligus pada sisi-sisi penampang, sepanjang lintasan
terowongan. Proses selanjutnya adalah penggalian bagian arch yang diikuti dengan
pemasangan penyangga sementara.

Keuntungan :

Proses pekerjaan lining dapat dilakukan sebelum penggalian bagian tengah selesai

Cocok untuk penggalian terowongan besar dan dengan kondisi tanah yang
burukMetoda
4. Pillot Tunnel

Pilot tunnel digali paralel pada jarak kurang lebih 25 meter dari
sumbu terowongan yang akan direncanakan dengan ukuran 2 x 2
m2 3 x 3 m2. Penggalian pada terowongan utama sendiri
dilakukan dengan metode drift. (Sumber : Rai Made Astawa Rai
: Teknik Terowongan: 1988)
Pilot tunnel adalah cara terbaik untuk menyelidiki lokasi terowongan dan harus
digunakan bila terowongan berukuran besar akan dilaksanakan pada jalur yang
mempunyai kondisi geologi yang kritis. Degan membuat pilot tunnel maka
berbagai masalah yang akan ditemui pada pelaksanaan penggalian pada skala
yang lebih besar dapat diantisipasi sedini mungkin.

Keuntungan :

Cocok untuk penggalian terowongan besar dengan medan yang/kondisi


geologi ktiris.

Tingkat resiko pada kondisi geologi yang kritis dapat dinimalisir.


5. Metode Sumuran Vertical

Sumuran adalah suatu terowongan yang digali secara vertikal (yang menyerupai

sumur besar), dimana pada dinding atau dasar sumur tadi dapat digali lubang-

lubang ke arah horisontal

Metode ini dilaksanakan dengan membuat lubang vertikal tegak lurus sampai

pada terowongan yang akan digali. Dengan dibuatnya satu lubang yang

memotong lintasan terowongan akan didapatkan paling sedikit tiga

buah heading face.


PENYANGGAAN
Fungsi
1. Menyangga batuan yang potensial untuk
runtuh
2. Menahan / menghentikan perpindahan
lubang bukaan
Tujuan
Mempertahankan luas dan bentuk bidang
penampang yang cukup dan melindungi
pekerja dari resiko tertimpa reruntuhan.
MACAM MACAM
PENYANGGAAN
Didasarkan pada sifat penyanggaan, jenis penyangga dapat
dibagi menjadi penyangga pasif dan penyangga aktif

A. Penyangga Pasif :
Bersifat mendukung / menahan batuan yang akan runtuh dan
tidak melakukan reaksi langsung terhadap beban yang
diterima (rigid)

B. Penyangga Aktif :
Bersifat melakukan reaksi langsung (yield) dan memperkuat
batuan tersebut secara langsung (reinforcement)
A. PENYANGGA PASIF
Contoh penyanggaan pasif antara lain :

1. Penyangga Kayu
- Cribbing (Pack)
- Three Piece Set
- Square Set
- Five Piece Set

2. Penyangga Besi Baja


- Two Piece Arch dan Three Piece Arch
- Rolled Steel Joist (I beam)

3. Penyangga Beton
1. PENYANGGA KAYU
Sejak lama dikenal sebagai bahan penyanggaan di berbagai operasi
penambangan bawah tanah sebagai bahan penyangga

- Keuntungan :
- Ringan, mudah dibawa, dibentuk dan dipasang
- Akan retak sepanjang seratnya sehingga mudah dideteksi
- Sisa potongan atau patahan dapat digunakan sebagai
pasak, material isian dsb.
- Kerugian :
- kekuatan mekaniknya tergantung struktur serat dan
cacat alami
- Kelembaban dapat mempengaruhi kekuatannya.
- Mudah lapuk
- Mudah terbakar
MACAM-MACAM
PENYANGGA KAYU
Sesuai dengan bentuk susunan dalam pemasangannya, penyangga
kayu mempunyai nama-nama yang berbeda yaitu :

A. Cribbing :
Dengan bentuk penampang yang lebar umumnya digunakan
didaerah yang memerlukan pemerkuatan tinggi, seperti di
lubang produksi dan perempatan (junction).

Pada pemasangan dilubang produksi (longwall) susunan


cribbing tersebut dikombinasikan dengan batang besi yang
dilepas yang disebut Chock Release .
CRIBBING
B. Three Piece Set :
Penyangga ini digunakan pada lubang bukaan yang
berbentuk persegi panjang dan terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu bagian atas (cap) dan bagian
samping/tiang (post).

C. Square Set :
Penyangga ini umumnya digunakan pada lubang
vertikal (raise / winze)
SQUARE SET
2. PENYANGGA BESI BAJA
Kualitas yang baik dari penyangga besi baja dibanding penyangga
kayu menyebabkan banyak penyangga kayu yang diganti dengan
penyangga besi baja, terutama pada lubang-lubang utama.

- Keuntungan :
- Homogen dan mempunyai sifat elastisitas yang tinggi
- Tidak dipengaruhi oleh kelembaban
- Lebih tahan lama dibandingkan dengan kayu

- Kerugian :
- Mahal harganya
MACAM-MACAM
PENYANGGA BAJA
Macam-macam penyangga baja antara lain :

A. Two Piece Arch dan Three Piece Arch :


Penyangga ini bentuknya seperti busur dan umumnya
digunakan didaerah lubang-lubang utama.

B. I beam :
Penyangga ini biasanya dipasang untuk lubang yang bentuknya
empat persegi panjang dan umumnya digunakan didaerah
lubang-lubang produksi. Penyangga tersebut kadang-kadang
dikombinasikan dengan kayu atau dinding beton.
PENYANGGA BESI BAJA
3. PENYANGGA BETON
Beton adalah campuran antara semen, pasir dan air yang kadang-
kadang ditambah CaCl2 (calsium chlorida) yang berfungsi sebagai
pemencepat waktu pengerasan (curring time).
- Keuntungan :
- Mempunyai kuat tekan yang tinggi
- Tahan terhadap pengaruh cuaca
- Bahan-bahan mudah didapat

- Kerugian :
- Mempunyai kuat tarik rendah
- Dapat hancur tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda.
- Hancuran beton tidak dapat digunakan lagi.
PENYANGGA BETON
B. PENYANGGA AKTIF
1. BAUT BATUAN
Baut batuan termasuk penyangga aktif karena mempunyai sifat
memperkuat massa batuan secara langsung dimana penyangga
dipasang merupakan bagian dari massa batuan.
- Keuntungan :
- Lebih fleksibel, dapat digunakan dalam bentuk geometri
yang bervariasi.
- Penghematan biaya material
- Pemasangannya dapat sepenuhnya dengan mekanisasi,
sehingga relatif lebih cepat.
- Tahan terhadap korosi.
- Kerapatannya (jumlah baut batuan per satuan luas) dengan
mudah dapat disesuaikan dengan kondisi batuan lokal
- Dapat dikombinasikan dengan penyangga seperti
Wire Mesh dan Penyangga Pasif
BAUT BATUAN

- Kerugian :
- Penyimpanan atau penanganan harus hati-hati,
karena dapat mempengaruhi kehandalan
pemasangan baut batuan.
- Pemasangan baut batuan memerlukan pemantauan
dan pengujian yang khusus serta prosedur yang
baik dan benar disamping baut batuan ada
penyangga lain yang dinamakan Doweling .
Prinsip kerjanya sama dengan pemasangan baut
batuan tetapi sifatnya hanya sementara dan
umumnya digunakan untuk lubang-lubang produksi.
Baut Batuan
Baut Batuan
Baut Batuan
Baut Batuan
Batuan Beku
EFEK BAUT BATUAN

1. Efek Penguncian (Pinning Efect)

2. Efek Penguatan (Reinforcing Efect)

3. Efek Penyatuan (Consolidation)


PENYANGGAAN
DI LUBANG PRODUKSI
Hidraulic Props :

Hidraulic Prop adalah tiang penyangga yang pada


dasarnya terdiri dari dua silinder dimana silinder yang
satu bergerak didalam silinder yang lainnya dengan
mekanismenya menggunakan sistem hidraulic.

Penyangga ini umumnya digunakan untuk penyangga


sementara pada lubang-lubang produksi, lubang
bukaan untuk pelayanan dan penambangan.
Powered Roof Support (PRS) :
Powered Roof Support (PRS) adalah suatu
bentuk penyangga yang diterapkan disuatu
tambang batubara dipenambangan Long
Wall .

Penyangga ini tidak hanya berfungsi


menyangga atap, tetapi juga untuk mendorong
conveyor bergerak maju dengan tenaga
hidrolik
SEKIAN & TERIMA KASIH

You might also like