You are on page 1of 37

Vitamin dan mineral

Melawati O.M.Farm.Klin.,Apt
Vitamin dan mineral mempunyai fungsi utama yang
sangat penting dalam reaksi metabolisme

Kofaktor

Kofaktor adalah substansi non protein yang


berperan dalam reaksi ensimatis metal

Ion-ion metal Koensim


(mineral)

Senyawa organik vitamin


molekul organik yang di dalam tubuh
mempunyai fungsi yang sangat bervariasi
Fungsi dalam metabolisme yang paling
utama adalah sebagai kofaktor
Di dalam tubuh diperlukan dalam jumlah
sedikit micronutrient
Biasanya tidak disintesis di dalam tubuh. Jika
dapat disintesis jumlah tidak mencukupi
kebutuhan tubuh. Sehingga diperoleh dari
makanan / diet
Beberapa vitamin berfungsi langsung dalam
metabolisme penghasilan energi
Jalur metabolisme yang menghasilkan energi untuk
mendukung kerja sel glikolisis, siklus kreb, transport
elektron, dan oksidasi

Berdasarkan hidrofobisitasnya, vitamin dibagi menjadi 2


:
Vitamin yang larut dalam lemak : A, D, E, K
Vitamin yang larut dalam air : B kompleks, C
Tiamin (vitamin B1)
Defisiensi
penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem saraf
dan kardiovaskuler.
Pada sistem saraf :neuritis
Pada kardiovaskuler :insufisiensi jantung.
Pada saluran cerna :konstipasi dan nafsu makan berkurang.
Efek samping
Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah pemberian IV
dosis besar.
Sediaan
Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk tablet 5-500 mg,
larutan steril 100-200 mg untuk penggunaan parenteral, dan eliksir 2-25
mg/ml.,dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali sehari
(pengobatan)
Indikasi
Wanita hamil yang kurang gizi
Penderita emesis gravidarum
Riboflavin (vitamin B2)
Defisiensi
Gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut
(stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna
merah dan licin.
Indikasi
Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2
yang sering menyertai pellagra atau defisiensi vitamin
B-kompleks lainnya, sehingga riboflavin diberikan
bersama vitamin lainnya.
Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari.
Asam Nikotinat (Niasin)
Defisiensi
Pellagra adalah penyakit defisiensi niasin dengan kelainan pada kulit,
saluran cerna, dan SSP.
Untuk pengobatan pellagra pada keadaan akut dianjurkan dosis oral 50
mg diberikan sampai 10 kali sehari, atau 25 mg niasin 2-3 kali sehari
secara intravena.
Piridoksin (vitamin B6)
Defisiensi
Kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada selaput lendir,
mulut dan lidah
Kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang
Gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik
Efek samping
Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalam
dosis antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang.
Sediaan dan indikasi
Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml piridoksin
HCl untuk injeksi.
Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan bersama
vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk pencegahan dan
pengobatan defisiensi vitamin B-kompleks. Indikasi lain untuk mencegah
atau mengobati neuritis perifer oleh obat, misalnya setelah pemberian obat
isoniazid.
Asam pantotenat

Kebutuhan sehari
Kebutuhan sehari 5-10 mg.
Sediaan
Dalam bentuk Ca-pantotenat 10 atau 30 mg dan dalam bentuk larutan
steril untuk injeksi dengan kadar 50 mg/ml.
Biotin
Gejala defisiensi biotin :dermatitis, sakit otot, rasa lemah,
anoreksia, anemia ringan.
Berfungsi sebagai koenzim pada berbagai reaksi karboksilasi.
Jumlah biotin yang diperlukan sehari berkisar antara 150-300 g.
Kolin
Fungsinya:
Sebagai prekursor asetilkolin.
Dalam metabolisme lemak, kolin berkhasiat lipotropik (dapat
menurunkan kadar lemak dalam hati) dalam pengobatan penyakit
hati seperti sirosis hepatis, hepatitis.
Dalam metabolisme intermedier, sebagai donor metil dalam
pembentukan berbagai asam amino esensial.
Kebutuhan
Kebutuhan tubuh sehari-hari belum dapat ditentukan, tetapi dalam
makanan sehari-hari rata-rata terdapat 500-900 mg.
Penggunaan per oral cukup aman dengan LD50 200- 400 g.
VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)

Defisiensi
Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan
segar.
Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu
merupakan reduktor dan antioksidan.
Gejala awal adalah malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi,
artralgia, hiperkeratosis folikel rambut, perdarahan hidung dan
petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin C pada leukosit dan
trombosit < 2 mg/dl dan ini terjadi setelah mendapat diet yang tidak
mengandung vitamin C selama 3-5 bulan. Orang tua, alkoholisme,
penderita penyakit menahun sangat peka terhadap timbulnya
skorbut.
Kebutuhan sehari
AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60 mg pada
dewasa.
Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi,
tuberkulosis, tukak peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada
hipertiroid, kehamilan dan laktasi. Pada masa hamil dan laktasi diperlukan
tambahan vitamin C 10-25 mg/hari.
Efek samping
Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatka n
bahaya terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan
diekskresi sebagai oksalat.
Sediaan dan indikasi
Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik
mengandungvitamin C 100-500 mg.
Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut.
VITAMIN A
Sumber
berasal dari karoten (provitamin A) terdapat pada mentega, telur,
hati dan daging terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya retinol
(vitamin A1) dan 3- dehidroretinol (vitamin A2). Asam retinoat
(tretinoin, isotretinoin) merupakan hasil oksidasi group alkohol dari
retinol.
Farmakodinamik
untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap.
Retinol (vitamin A1) memegang peranan penting pada kesempurnaan
fungsi dan struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam
diferensiasi sel dan proliferasi epitel.
Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang, alat reproduksi
dan perkembangan embrio.
Defisiensi
Terjadi bila :
1. kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu (sirosis
hati)
2. terdapat defisiensi protein (transport)
3. absorpsi di usus terganggu
4. asupan vitamin A yang kurang.
Gejala yang paling dini berupa buta senja. . Defisiensi lebih berat
menyebabkan gangguan pada mata yang berupa xeroftalmia,
timbulnya bercak Bitot, keratomalasia, dan akhirnya kebutaan.
Hipervitaminosis A

terjadi akibat penggunaan vitamin A lebih dari


700-3000 IU/kg/hari untuk beberapa bulan
sampai beberapa tahun.
kerusakan hati pada anak dapat timbul karena
penggunaan vitamin A dengan dosis yang
sesuai AKG untuk orang dewasa selama
beberapa tahun dan dengan dosis 5 kali AKG
selama 7-10 tahun pada orang dewasa.
Indikasi
untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A.
tetapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau 2 bulan
pada bayi atau anak sehat dengan makanan yang baik
dapat menimbulkan gejala keracunan.
Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan secara
suntikan sebanyak 100.000 unit untuk satu kali pemberian
dan dilanjutkan dengan pemberian oral.
Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu dapat
dianjurkan.
Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapat
meningkatkan efektivitas vitamin A dan mencegah atau
mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A.
Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit kulit
tertentu seperti akne, psoriasis, dan iktiosis.
Posologi
tersedia secara oral, suntikan dan topikal.
Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol (10.000-
50.000 IU) per kapsul.
Pada defisiensi berat, dosis pemberian IM pada orang
dewasa dan anak berusia lebih dari 8 tahun: 50.000-
100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000
IU/hari untuk 2 minggu. Pada anak 1-8 tahun diberikan
dosis 5.000-15.000 IU/hari untuk 10 hari dan bayi 5.000-
10.000 IU/hari untuk 10 hari.
Dosis oral pada orang dewasa dan anak lebih dari 8
tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan
50.000 IU/hari selama 2 minggu, dilanjutkan dengan
10.000-20.000 IU/hari untuk 2 bulan.
VITAMIN D
Berguna untuk mencegah dan mengobati
rakitis (dicegah ataupun diobati dengan
minyak ikan atau dengan sinar matahari
yang cukup).
Farmakodinamik
Pengatur homeostatik kalsium plasma.
Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat
melalui usus halus.
Pengaturan kadar kalsium plasma
dipengaruhi juga oleh hormon paratiroid
(HPT) dan kalsitonin.
Defisiensi
Terjadi penurunan kadar kalsium plasma, selanjutnya
merangsang sekresi HPT yang berakibat meningkatnya
reabsorpsi tulang.
Pada bayi dan anak mengakibatkan gangguan
pertumbuhan tulang (penyakit rakitis).
Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan deformitas
tulang seperti kifosis, skoliosis, tulang tasbeh pada
dada,
kraniotabes pada anak usia dibawah 1 tahun dan genu
varus atau genu valgus pada anak yang sudah dapat
berjalan.
Hipervitaminosis D
Gejalanya berupa hiperkalsemia,
kalsifikasi ektopik pada jaringan
lunak
(ginjal, pembuluh darah, jantung
dan
paru), anoreksia, mual, diare, sakit
kepala,
hipertensi dan hiperkolesterolemia.
Kebutuhan sehari
400 unit/hari.
Sediaan dan indikasi
Tersedia dalam beberapa macam bentuk
sediaan
Selain untuk pencegahan dan pengobatan
rakitis, vitamin D antara lain digunakan
untuk osteomalasia, hipoparatiroidisme
dan tetani infantil, dan untuk keadaan lain
dengan alasan penggunaan yang belum
atau tidak diketahui misalnya pada
psoriasis, artritis, dan hay fever.
Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan
kadar kalsium dan fosfat plasma menjadi normal setelah
10 hari, sedangkan hasil pemeriksaan radiologik akan
menunjukkan penyembuhan dalam waktu 3 minggu.
Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit (dosis
penunjang).
Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil, laktasi
dan pada orang tua agar asupan vitamin D per hari 400 IU.
Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam
jumlah yang tidak cukup diperlukan dosis pencegahan
400 IU/hari.
Bayi yang kemungkinan besar mengalami rakitis (sindrom
malabsorpsi, lahir dari ibu yang mengalami defisiensi
vitamin D) memerlukan sampai 30.000 IU/hari.
VITAMIN E
Terdapat pada telur, susu, daging, buah-buahan, kacang-kacangan
dan sayur-sayuran, misalnya selada dan bayam.
Farmakodinamik
Sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel yang penting
atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi yang toksik (hasil
peroksidasi asam lemak tidak jenuh).
Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh gangguan absorpsi,
misalnya steatore, obstruksi biliaris dan penyakit pankreas.
Bayi prematur dengan makanan yang kaya asam lemak tidak jenuh
ganda dan kurang vitamin E akan mengalami lesi kulit, anemia
hemolitik dan udem.
Kebutuhan sehari
Asupan 10-30 mg cukup untuk mempertahankan
kadar normal di dalam darah.
Farmakokinetik
Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam
darah terutama terikat dengan beta-lipoprotein
dan didistribusi ke semua jaringan.
Kebanyakan diekskresi secara lambat ke dalam
empedu, sedangkan sisanya diekskresi melalui
urine sebagai glukuronida dari asam
tokoferonat atau metabolit lain.
Sediaan dan indikasi
Terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I
isomer dari tokoferol, a-tokoferol asetat, a-
tokoferol suksinat.
Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung
30- 1.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung
100 atau 200 IU/ml.
Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat
terlihat dari kadar serum yang rendah dan atau
peningkatan fragilitas eritrosit terhadap
hidrogen
peroksida (pada bayi prematur dengan berat
badan yang rendah, pada penderita-penderita
dengan sindrom malabsorpsi dan steatore,
dan penyakit dengan gangguan absorpsi
lemak).
VITAMIN K
Vitamin K alam:
1. vitamin K1 (filokuinon=fitonadion)
Digunakan untuk pengobatan
Terdapat pada kloroplas sayuran
berwarna hijau dan buah-buahan.
2. vitamin K2 (senyawa menakuinon)
Disintesis oleh bakteri usus terutama
oleh bakteri gram-positif.
Vitamin K sintesis. Vitamin K2
Sediaan dan indikasi
Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion mengandung 2
atau 10 mg/ml(parenteral)
Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan menadion dalam
minyak yang mengandung 2, 10, dan 25 mg/ml (IM)
Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan menadion
natrium bisulfit mengandung 5 dan 10 mg/ml
(parenteral)
Tablet menadiol natrium difosfat 5 mg. Larutan menadiol
natrium difosfat yang mengandung 5 dan 10 mg/ml
(parenteral)
Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan
akibat defisiensi vitamin K.
Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karena
belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin K dan
tidak adanya depot vitamin K. Filokuinon merupakan
obat terpilih untuk tindakan pencegahan tersebut dan
diberikan sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah
bayi dilahirkan.
Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm yang
dilahirkan dengan bantuan forseps atau ekstraksi
vakum, dan diberikan dengan dosis 2,5 mg untuk 3 hari
berturutturut.
Untuk pengobatan perdarahan pada bayi dapat diberikan
1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat diulangi setelah 8 jam.
MINERAL
Kalsium
Untuk absorpsi diperlukan vitamin D
Kebutuhan kalsium meningkat pada masa
pertumbuhan, selama laktasi dan pada
wanita pascamenopause.
Bayi yang mendapat susu buatan
memerlukan tambahan kalsium.
Fosfor
Terdapat pada semua jaringan tubuh dan di
dalam tulang dan gigi dalam jumlah yang hampir
sama dengan kalsium.
Fosfor penting sebagai buffer cairan tubuh.
Perbandingan kandungan kalsium dan fosfor
dalam makanan dianjurkan 1 : 1.
Magnesium
Magnesium mengaktivasi banyak
sistem enzim (misalnya alkali
fosfatase, leusin aminopeptidase) dan
merupakan kofaktor yang penting pada
fosforilasi oksidatif, pengaturan suhu
tubuh, kontraktilitas otot dan kepekaan
saraf.
Hipomagnesemia meningkatkan
kepekaan saraf dan transmisi
neuromuskuler. Pada keadaan
defisiensi berat mengakibatkan tetani
dan konvulsi.
Kalium
Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan
natrium (kation utama dalam cairan ekstrasel) mengatur kepekaan
sel, konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan volume cairan
tubuh.
Hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang makanannya tidak
mengandung protein. Penyebab hipokalemia yang paling sering
adalah terapi diuretik terutama tiazid.
Penyebab hipokalemia lain adalah diare yang berkepanjangan
terutama pada anak, hiperaldosteronisme, terapi cairan parenteral
yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan kortikosteroid
atau laksan jangka lama.
Hiperkalemia disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal yang
dapat terjadi pada pasien dengan insufisiensi korteks adrenal, gagal
ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal, suplementasi vitamin K yang
tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau penggunaan antagonis
aldosteron
Natrium
Natrium penting untuk membantu
mempertahankan volume dan keseimbangan
cairan tubuh.
Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh
mekanisme homeostatik.
Pembatasan natrium seringkali dianjurkan pada
pasien gagal jantung kongestif, sirosis hati
dan hipertensi.
Klorida
Klorida merupakan anion yang paling penting
dalam mempertahankan keseimbangan
elektrolit.
Alkalosis metabolik hipokloremik dapat terjadi
setelah muntah yang lama atau
penggunaan diuretik berlebihan.
Kehilangan klorida berlebihan dapat
menyertai kehilangan berlebihan natrium.

You might also like