Sejarah Muhammadiyah Secara (Etimologis) Muhamadiyah berasal dari kata bahasa Arab Muhammad, yaitu nama nabi dan rasul Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan ya nisbiyah, yang artinya menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti umat Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam atau pengikut Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Dengan demikian, siapapun yang beragama Islam maka dia adalah orang Muhammadiyah, tanpa dilihat atau dibatasi oleh perbedaan organisasi, golongan bangsa, geografis dan etnis. Ini adalah arti dan makna muhammadiyah dilihat dari perspektif bahasa. Kemudian, arti istilah atau terminologis Muhammadiyah dalam kacamata organisasi yang muncul Dan berdirinya Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, yakni bertepatan tanggal 18 November 1912 M di kota Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah dengan maksud untuk berta'faul (berpengharapan baik), dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangan nabi Muhammad SAW dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam semata-mata demi terwujudnya Izzul Islama wal Muslimin, kejayaan Muhammadiyah tidak lepas dari peranan KH.Ahmad Dahlan seseorang yang dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1869 dan wafat 1923 dengan nama asli Muhammad Darwis anak seorang kiai H. Abu Bakar Bin Sulaiman Khatib Masjid Kauman atau Kesultanan Yogyakarta. Lantas, ia pergi ke Mekah pada tahun 1890 dan belajar dengan seorang guru Syekh Setelah sepulang dari Mekah, KH Ahmad Dahlan mendalami Al Qur'an dengan menelaah, membahas, meneliti dan mengkaji kandungan isi Al Quran. Sikap KH Ahmad Dahlan sesunguhnya dalam rangka melaksanakan firman Allah sebagaimana yang tersimpul dalam dalam surat An-Nisa ayat 82 dan surat Muhammad ayat 24 yang pada dasarnya adalah melakukan taddabur Memahami seruan diatas, KH Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk membangun sebuah perkumpulan, organisasi atau persyarikatan yang teratur dan rapi di mana tugasnya melaksanakan misi dakwah Islam amar Makruf Nahi Munkar di tengah masyarakat Indonesia. Mula-mula ajaran awal yang menjadi embrio sejarah berdirinya organisasi Islam Muhammadiyah ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabaran KH Ahmad Dahlan, Dalam waktu singkat, ajaran ideologi Muhammadiyah yang dibawa KH Ahmad Dahlan menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan luar Pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut, maka didirikan persyarikatan Muhammadiyah. Berawal dari pembentukan perkumpulan organisasi Muhammadiyah sebagai bentuk manifestasi ideologi yang Faktor subyektif yang sangat kuat, bahkan dikatakan sebagai faktor utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah hasil pendalaman KH. Ahmad Dahlan terhadap Al-Quran dalam menelaah, membahas, meneliti dan mengkaji kandungan isinya. Sikap KH. Ahmad Dahlan seperti ini sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman Allah SWT sebagaimana yang tersimpul dalam surat An. Nisa ayat 82 dan surat Sikap seperti ini pulalah yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan ketika menatap surat Ali Imran ayat 104 yang artinya Dan hendaklah ada diantara kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar, merekalah orang- Memahami seruan diatas, KH. Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk membangun sebuah perkumpulan, organisasi atau persyarikatan yang teratur dan rapi, yang tugasnya berkhidmad pada melaksanakan misi Kolonialisme Belanda Penjajahan belanda memberikan implikasi yang sangat buruk bagi perkembangan islam di Nusantara, baik secara sosial, ekonomi, maupun kebudayaan. Selain itu, tampak nyata upaya-upaya belanda untuk menjinakan kekuatan Islam sebagai upaya untuk melanggengkan penjajah. Kenyataan ini, mendorong K.h Ahmad dahlan untuk