You are on page 1of 40

ANALISA URIN

NOVI IRWAN F., S. Farm., Apt.


Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
2014
Proses Pembentukan Urin
Proses Pembentukan Urin
Summary Urine Formation
Filtrasi Glomerulus
Protein dan sel darah tersaring; tidak termasuk dalam filtrat.
Filtrat (filtrat glomerulus)/Urin Primer: glukosa, asam-asam amino,
Na+, Cl-, bikarbonat, fospat, ureum, kreatinin, as. Urat, urobilinogen.
Reabsorpsi
Glukosa (transport aktif); tubulus proximal
Na+ 98-99% (transport aktif); 67% tubulus proximal, 25% loop of
henle, 8% tubulus distal.
Air (pasif)
Cl- (pasif)
K+
Urea (tidak mengalami sekresi)
Fosfat dan Ca+
Summary Urine Formation
Sekresi Tubulus
H+
K+ dan
Ion-ion organik (asam urat);
sekresi untuk mengatur keseimbanan asam-
basa). Sekresi K+ ke dalam tubulus distal, diatur
oleh hormon ADH
Analisa Urin (Urinalisis)
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel
urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi
saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi
berbagai jenis penyakit ginjal, memantau
perkembangan penyakit seperti diabetes melitus
dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan
skrining terhadap status kesehatan umum.
Ciri-Ciri Urin Normal
Secara Fisik
Jumlah ekskresi dalam 24 jam: 1,5 L
Warna: bening kuning muda
Bau: bau khas kemih bila dibiarkan lama bau amoniak
Bj: 1,015 1,020
pH: rata-rata 6
Komposisi
95% air
Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein; asam urat,
ureum dan kreatinin.
Elektrolit2; Na+, K+, Ca+, bikarbonat, fospat, dan sulfat.
Pigmen; (bilirubin dan urobilinogen)
Toksin
Specimen Collecting
Penampung Urin
Botol penampung urin harus bersih dan kering, adanya
air dan kotoran dalam wadah berarti adanya kuman
kuman yang kelak berkembang biak dalam urin dan
mengubah susunannya.
Wadah urin yang terbaik adalah yang bermulut lebar
dapat disumbat rapat dan terbuat dari gelas. Sebuah
wadah yang volumenya 300 ml, mencukupi untuk urin
sewaktu tetapi jika hendak mengumpulkan urin, dipakai
yang lebih besar. Untuk pemeriksaan ini wadah tidak
perlu steril tetapi harus bersih dan kering.
Macam Macam Spec. Urin
Urin Sewaktu.
Urin sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada satu
waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. Urin ini
cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang menyertai
pemeriksaan badan tanpa tanda khusus.
Urin Pagi
Urin pagi adalah urin yang pertama kali dikeluarkan pada
pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dari
urin yang dikeluarkan pada siang hari, jadi baik untuk
pemeriksaan sedimen, berat jenis, dan protein.
Macam macam Contoh Urin
Urin 24 jam
urin yang dikeluarkan dan dikumpulkan selama 24
jam. Untuk pengumpulan urin ini diperlukan botol
yang besar dan dapat ditutup rapat, botol ini harus
bersih dan biasanya memerlukan pengawet.
Urin Postprandial
Urin Postprandial yaitu urin yang pertama kali
dikeluarkan 1,5 3 jam setelah makan, sangat baik
untuk pemeriksaan terhadap reduksi dan kelainan
sedimen.
Pemeriksaan Urin
Makroskopis
Mikroskopis, dan
Kimia.
Pemeriksaan Makroskopis Urin
Pemeriksaan makroskopis adalah pemeriksaan
langsung tanpa penambahan reagen atau zat
kimia tertentu.
Pemeriksaan makroskopis ini meliputi
pemeriksaan
a. volume,
b. warna,
c. kejernihan,
d. bau,
e. pH dan
f. BJ.
Pemeriksaan Makroskopis Urin
a. Mengukur volume urin
Bermanfaat untuk ikut menentukan adanya gangguan
faal ginjal , kelainan dalam kesetimbangan cairan badan
dan berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan
kuantitatif dan semi kuantitatif urin.
Volume urin dewasa normal daerah tropis untuk urin 24
jam berkisar antara 750 ml dan 1250 ml. Faktor yang
mempengaruhi jumlah urin adalah : suhu, iklim, jenis
dan jumlah makanan, pekerjaan jasmani, banyaknya
keringat yang dikeluarkan, umur dan luas permukaan
badan.
Pemeriksaan Makroskopis Urin

b. Warna urin
dipengaruhi
oleh
konsentrasi,
adanya obat,
senyawa
eksogen dan
endogen, dan
pH
Pemeriksaan Makroskopis Urin
c. Kejernihan
Urin yang baru dikemihkan biasanya jernih.
Kekeruhan yang timbul bila urin didiamkan beberapa
jam disebabkan oleh berkembangnya kuman
Kekeruhan ringan bisa disebabkan oleh nubecula.
Pada infeksi saluran kemih, urin akan keruh sejak
dikemihkan yang disebabkan lendir, sel sel epitel
dan lekosit lama lama mengendap.
Pemeriksaan Makroskopis Urin
d. Bau Urin
Biasanya spesifik. Normal baunya tidak keras.
Bau khusus pada urin dapat disebabkan oleh
makanan misalnya : jengkol, pete, durian dan yang
disebabkan obat obatan, misalnya : mentol,
terpentin.
Pada karsinoma saluran kemih, urin akan berbau
amoniak karena adanya kuman yang menguraikan
ureum dalam urin.
Pemeriksaan Makroskopis Urin
e. Derajat keasaman Urin ( pH )
Derajat keasaman urin harus diukur pada urin baru, pH
urin dewasa normal adalah 4,6 7,5. pH urin 24 jam
biasanya asam.
Dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan
asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi
alkali.
pH urin mempengaruhi terbentuknya Kristal. Misalnya
pada pH urin asam dan peningkatan specific gravity akan
mempermudah terbentuknya kristal asam urat .
Pemeriksaan Makroskopis Urin
Derajat keasaman Urin ( pH )
pH alkalin disebabkan:
o adanya organisme pengurai yang memproduksi
protease seperti proteus, Klebsiella atau E. Coli
o ginjal tubular asidosis akibat terapi amfoterisin
o Penyakit ginjal kronik
o Intoksikasi salisilat
pH asam disebabkan karena :
o diare, dehidrasi
o kelaparan (starvation)
o asidosis diabetik
Pemeriksaan Makroskopis Urin
f. Berat Jenis Urin
Berat jenis urin yaitu mengukur jumlah larutan yang larut dalam
urin. Pengukuran BJ ini untuk mengetahui daya konsentrasi dan
data dilusi ginjal. Normal berat jenis berbanding terbalik dengan
jumlah urin.
Berat jenis urin erat hubungannya dengan diuresis, makin rendah
diuresis makin tinggi berat jenisnya dan sebaliknya.
Tingginya berat jenis memberikan kesan tentang pekatnya urin,
jadi bertalian dengan faal pemekat ginjal.
Berat jenis meningkat pada diabetes (glukosuria), proteinuria >
2g/24 jam).
Nilai berat jenis menurun dengan meningkatnya umur (seiring
dengan menurunnya kemampuan ginjal memekatkan urin) dan
preginjal azotemia.
Pemeriksaan Mikroskopis Urin
Pada pemeriksaan ini digunakan urin yang baru
dikemihkan untuk menghindari perubahan
morfologi unsur sedimen.
Syarat syarat pemeriksaan sedimen adalah :
a. Sebaiknya dipakai urin baru, bila tidak bisa maka
sebaiknya disimpan pada kulkas maksimal 1 jam
atau disimpan dengan diberi pengawet.
b. Sebaiknya digunakan urin pagi karena urin pagi lebih
kental dan bahan bahan yang terbentuk belum
rusak atau lisis.
c. Botol penampung harus bersih dan dihindari dari
kontaminasi.
Pemeriksaan Mikroskopis Urin
Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis
adalah : Sel epitel, eritrosit, lekosit, silinder, kristal, jamur,
bakteri.
Prinsip:
Berat jenis unsur organik anorganik > BJ urine dengan
sentrifuge zat-zat tsb akan mengendap
Cara Kerja :
1. Kocok urine dalam botol agar sedimen merata
2. Masukan urine dalam tabung sentrifuge 10 15 cc
sentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm
3. Tuang bagian atas urine tinggal 0,5 1 cc kocok kembali
sedimen
4. Tuang dalam obyek glass, tutup dengan cover glass periksa
dibawah mikroskop
Pemeriksaan Mikroskopis Urin
a. Eritrosit.
Normal jumlah eritrosit adalah 0 1 / LPB. Pada keadaan
normal eritrosit bisa berasal dari seluruh traktus urogenitalis.
Kadang kadang perdarahan saluran kemih bagian bawah
menimbulkan bekuan darah dalam urin. Bentuk eritrosit
normal adalah cakram bikonkaf, diameter 7 mikron, warna
hijau pucat dan jernih.
Peningkatan nilai menunjukkan glomerulonefritis, vaskulitis,
obstruksi ginjal atau penyakit mikroemboli, atau proteinuria
LPB adalah lapang pandang besar. Artinya ditemukan berapa
banyak eritrosit per lapang pandang pemeriksaan mikroskop
dgn pembesaran lensa 40x
Pemeriksaan Mikroskopis Urin
b. Lekosit.
Normal jumlah lekosit adalah 4 5 / LPB.
Lekosit dapat berasal dari seluruh traktus
urogenitalis. Lekosit umumnya lebih besar dari
eritrosit dan lebih kecil dari sel epitel.
Peningkatan nilai menunjukkan penyakit ginjal
dengan infl amasi
Pemeriksaan Mikroskopis Urin
c. silinder.
Tempat pembentukan silinder adalah tubuli ginjal.
Dan adanya silinder dalam jumlah yang banyak
dalam urin menandakan adanya kelainan pada ginjal.
Pemeriksaan Mikroskopis Urin
d. Sel Epitel.
Bentuk sel epitel saluran kemih berbeda beda dari
bagian atas sampai bawah. Adanya sel epitel berasal
dari traktus urogenetalis bagian atas menunjukkan
adanya pelepasan abnormal dari sel epitel tersebut.
Pemeriksaan Mikroskopis Urin
e. Kristal
Adanya kristal dalam urin kurang bermanfaat untuk klinik,
kecuali apabila ditemukan kristal cystin atau sulfa.
Adapun kristal kristal dalam urin normal:
Dalam urin asam ; asam urat, natrium urat dan jarang sekali
calsium sulfat. Kristal asam urat biasanya berwarna kuning.
Dalam urin asam atau yang netral atau yang agak lindi ; calsium
oksalat, dan kadang kadang asam hipurat.
Dalam urin lindi atau kadang kadang dalam netral ; ammonium
magnesium fosfat ( triplefosfat ) dan jarang jarang calsium
fosfat.
Dalam urin lindi ; calsium carbonat dan calsium fosfat.
untuk kristal Ca-oxallate : + masih dinyatakan normal; ++ dan
+++ sudah dinyatakan abnormal.
Pemeriksaan Mikroskopis Urin
f. Bakteri , Spermatozoa , Protozoa, dll.
Adanya infeksi pada traktus urogenitalis akan
menunjukkan adanya bakteriuria.
Jumlah bakteri > 105/mL menunjukkan adanya
infeksi saluran kemih.
Pemeriksaan Kimia Urin
Glukosa
Glukosa dalam urine akan mereduksi garam kompleks dari reagen benedict atau
fehling (ion cupri direduksi jadi cupro) dan mengendap dalam bentuk CuO dan
Cu2O berwarna hingga merah bata

Interprestasi hasil :
Negative (-) : bila cairan dalam tabung tetap biru
Positif (+) a/ 1+ : bila cairan berwarna hijau di ikuti endapan warna kuning (kadar
glukosa sedikit).
Positif (++) a/ 2+ : bila endapan kuning terlihat jelas dan banyak (kadar glukosa
02,5 %).
Positif (+++) a/ 3+ : bila cairan tidak berwarna diikuti dengan endapan kuning
jingga kecoklatan (kadar glukosa di atas 1%).
Positive (++++) a/ 4+ : terjadi endapan merah bata

Glukosuria ; > 25mg /dl, DM


Pemeriksaan Urin
Dengan Analisis Dipstick
Dipstick adalah strip reagen berupa strip plastik
tipis yang ditempeli kertas seluloid yang
mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis
parameter yang akan diperiksa. Urine Dip
merupakan analisis kimia cepat untuk mendiagnosa
berbagai penyakit.
Uji kimia yang tersedia pada reagen strip umumnya
adalah : glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen,
pH, berat jenis, darah, keton, nitrit, dan leukosit
esterase
Pemeriksaan Urin
Dengan Analisis Dipstick
1. Celupkan strip reagen sepenuhnya ke dalam urin
selama dua detik.
2. Hilangkan kelebihan urine dengan menyentuhkan
strip di tepi wadah spesimen atau dengan meletakkan
strip di atas secarik kertas tisu.
3. Perubahan warna diinterpretasikan dengan
membandingkannya dengan skala warna rujukan,
yang biasanya ditempel pada botol/wadah reagen
strip.
4. Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item.
Pemeriksaan Urin
Dengan Analisis Dipstick
Glukosa
Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus muncul
dalam urin (kurang dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula
dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal terlampaui atau daya
reabsorbsi tubulus yang menurun. Glukosuria umumnya berarti
diabetes mellitus. Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan
dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah, oleh karena itu
glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis DM
Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosa
oksidase (GOD), peroksidase (POD) dan zat warna.

Korelasi antara urin glukosa dengan glukosa serum berguna dalam


memonitor dan penyesuaian terapi antidiabetik.
Pemeriksaan Urin
Dengan Analisis Dipstick
Protein

Dipsticks mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif
terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan
mukoprotein

Jumlah protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktuyang
panjang. Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Proteinuria
(dengan metode dipstick) : +1 = 100 mg/dL, +2 = 300 mg/dL, +4 = 1000 mg/dL.
Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari. Hasil positif palsu dapat terjadi pada
pemakaian obat berikut:
penisilin dosis tinggi,
klorpromazin,
tolbutamid
golongan sulfa
Dapat memberikan hasil positif palsu bagi pasien dengan urin alkali. Protein dalam
urin dapat:

Peningkatan ekskresi protein merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal
kronik yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi.
Pemeriksaan Urin
Dengan Analisis Dipstick
Bilirubin
Bilirubin yang dapat dijumpai dalam urine
adalah bilirubin direk (terkonjugasi), karena
tidak terkait dengan albumin, sehingga mudah
difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan ke
dalam urine bila kadar dalam darah meningkat.
Bilirubinuria dijumpai pada ikterus (hepatitis
infeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif,
kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik.
Pemeriksaan Urin
Dengan Analisis Dipstick
Urobilinogen
Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi
sel hepar menurun atau terdapat kelebihan urobilinogen dalam
saluran gastrointestinal yang melebehi batas kemampuan hepar
untuk melakukan rekskresi.
Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin
berlebihan (ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab
apapun), kerusakan parenkim hepar (toksik hepar, hepatitis
infeksiosa, sirosis hepar, keganasan hepar), penyakit jantung
dengan bendungan kronik, obstruksi usus, mononukleosis
infeksiosa, anemia sel sabit.

Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau
dapat disebabkan oleh kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat
dapat mengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen.
Pemeriksaan Urin
Dengan Analisis Dipstick
Keton
Badan keton (aseton, asam aseotasetat, dan asam -hidroksibutirat)
diproduksi untuk menghasilkan energi saat karbohidrat tidak dapat
digunakan. Asam aseotasetat dan asam -hidroksibutirat merupakan bahan
bakar respirasi normal dan sumber energi penting terutama untuk otot
jantung dan korteks ginjal. Apabila kapasitas jaringan untuk menggunakan
keton sudah mencukupi maka akan diekskresi ke dalam urine, dan apabila
kemampuan ginjal untuk mengekskresi keton telah melampaui batas, maka
terjadi ketonemia. Benda keton yang dijumpai di urine terutama adalah
aseton dan asam asetoasetat.
Ketonuria disebabkan oleh kurangnya intake karbohidrat (kelaparan, tidak
seimbangnya diet tinggi lemak dengan rendah karbohidrat), gangguan
absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal), gangguan metabolisme
karbohidrat (mis. diabetes), sehingga tubuh mengambil kekurangan energi
dari lemak atau protein, febris.
Pemeriksaan Urin
Dengan Analisis Dipstick
Nitrit
Di dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolisme protein, yang
kemudian jika terdapat bakteri dalam jumlah yang signifikan dalam urin (Escherichia
coli, Enterobakter, Citrobacter, Klebsiella, Proteus) yang megandung enzim reduktase,
akan mereduksi nitrat menjadi nitrit. Hal ini terjadi bila urine telah berada dalam
kandung kemih minimal 4 jam. Hasil negative bukan berarti pasti tidak terdapat
bakteriuria sebab tidak semua jenis bakteri dapat membentuk nitrit, atau urine
memang tidak mengandung nitrat, atau urine berada dalam kandung kemih kurang
dari 4 jam. Disamping itu, pada keadaan tertentu, enzim bakteri telah mereduksi nitrat
menjadi nitrit, namun kemudian nitrit berubah menjadi nitrogen.
Spesimen terbaik untuk pemeriksaan nitrit adalah urine pagi dan diperiksa dalam
keadaan segar, sebab penundaan pemeriksaan akan mengakibatkan perkembang
biakan bakteri di luar saluran kemih, yang juga dapat menghasilkan nitrit.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
Hasil positif palsu karena metabolisme bakteri in vitro apabila pemeriksaan
tertunda, urine merah oleh sebab apapun, pengaruh obat (fenazopiridin).
Hasil negatif palsu terjadi karena diet vegetarian menghasilkan nitrat dalam jumlah
cukup banyak, terapi antibiotik mengubah metabolisme bakteri, organism
penginfeksi mungkin tidak mereduksi nitrat, kadar asam askorbat tinggi, urine
tidak dalam kandung kemih selama 4-6 jam, atau berat jenis urine tinggi.
SEMOGA BERMANFAAT

You might also like