DEMAM TIFOID

Disusun oleh:
Fitra Reza Nugraha
2012730044

Kepaniteraan Klinik Stase Pediatri RSUD Banjar

Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
 PENDAHULUAN

Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

bakteri gram negatif Salmonella typhi

Tergantung daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi

lingkungan. Di daerah jawa barat 157 kasus/100.000
sedangkan didaerah urban 760-810/100.000.

Di Indonesia prevalensi 91% kasus demam tifoid terjadi

pada umur 3-19 tahun dengan kejadian yang meningkat
setelah usia 5 tahun
PATOFISIOLOGI
 ALUR DIAGNOSIS

1. ANAMNESIS
o KELUHAN UTAMA DAN RPS
Demam (onset, tipe demam, disertai kejang atau tidak)
Gejala gastrointestinal, Diare (sejak kapan, frekuensi, ampas
+/-, konsistensi, volume tiap diare, warna, darah, lender),
konstipasi (sejak kapan mulai tidak BAB), mual atau
muntah, anoreksia, malaise, perut kembung
Gejala SSP, apakah anak sempat mengalami tidak sadar?
Atau hanya sebatas ngelindur atau mengigau saja waktu
tidur
o Riwayat Penyakit dahulu ditanyakan untuk mencari tahu apakah
pernah sakit seperti ini
o Riwayat Terapi, bila sudah mendapatkan terapi baik hanya
antipiretik dan atau antibiotika klinis penyakit kemungkinan
sangat mungkin sudah mengalami perubahan
o Riwayat kehidupan sosial adalah yang tidak boleh dilupakan
mengingat salah satu faktor resiko
o Riwayat makanan penderita perlu dicari kebiasaan makan atau
minum sembarangan
o Riwayat pemberian ASI juga perlu diketahui karena pentingnya
ASI dalam pembentukan IgA yang berperan dalam imunologi
lokal dalam saluran cerna
o Riwayat Imunisasi. Selain imunisasi wajib pemerintah juga telah
ditemukan vaksin untuk penyakit ini
2. PEMERIKSAAN FISIK
o Keadaan Umum anak biasanya tampak lemah atau lebih
rewel dari biasanya
o Pemeriksaan kepala dan leher observasi tanda-tanda
dehidrasi, konjungtiva, sklera, lidah tifoid, pembesaran
KGB
o Pemeriksaan Thorax pada umumnya jarang didapatkan
kelainan, kecuali pada demam tifoid yang sangat berat
dengan komplikasi
o Pemeriksaan Abdomen, bising usus, hepato-splenomegali
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah tepi perifer
Pemeriksaan serologi
Pemeriksaan biakan salmonella
Pemeriksaan radiologi
 PENATALAKSANAAN

Umum :
Isolasi
Tirah baring selama panas
Diet makanan lunak yang mudah dicerna

Khusus :
Eradikasi kuman
Terapi penyulit
Kortikosteroid
 Oral Parenteral
Tanpa penyulit Kloramfebikol 50-75mg/kgBB/hari Klorampenikol 75mg/kgBB/hari
selama 14-21 hari selama 14-21 hari
Amoksisilin 75-100mg/kgBB/hari Ampisilin 75-100mg/kgBB/hari
selama 14 hari selama 14 hari
TNP-SMX 8/40 mg/kgBB/hari selama
14 hari

Terapi alternatif Sefiksim (multi-drug resistsnce)

tanpa penyulit 15-20mg/kgBB/hari selama 7-14 hari
Azitromisin (quinolone resistance) 8-10
mg/kgBB/hari selama 7 hari

Dengan penyulit Kloramfenikol 100mg/kgBB/hari

selama 14-21 hari
Ampisilin 100mg/kgBB/hari
selama 14 hari
Seftirakson 75mg/kgBB/hari atau
sefotaksim 80mg/kgBB/hari
selama 10-14 hari
 KOMPLIKASI

1. Perdarahan Intestinal dan Perforasi Usus

2. Ekstra- intestinal:
Kardiovaskular : gagal sirkulasi perifer, miokarditis,
tromboflebilitis.
Darah : anemia hemolitik, trombositopenia, KID, trombosis
Paru : pneumonia, empiema, pleuritis
Hepabilier : hepatitis, kolesistitis
Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, perinefritis
Tulang : osteomelitis,periostitis, spondilitis artritis
 PROGNOSIS

Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia,

keadaan kesehatan sebelumnya dan ada tidaknya komplikasi.
 PENCEGAHAN
o Preventif dan control penularan, merupakan tindakan pencegahan
penularan dan peledakan Kasus Luar Biasa (KLB) demam tifoid.
Mencakup kuman Salmonella typhi, faktor pejamu, serta faktor
lingkungan. Secara garis besar ada 3 strategi pokok untuk
memutuskan tranmisi tifoid:
1. Identifikasi dan eradikasi Salmonella typhi pada pasien
Tifoid Asimtomatik, carier, dan akut. Cara pelaksanaannya
dapat secara aktif yaitu mendatangi sasaran maupun pasif
menunggu. Sasaran aktif lebih diutamakan pada populasi
tertentu terutama anak- anak yang tinggal di lingkungan
padat dengan sanitasi yang kurang
2. Pencegahan transmisi langsung dari penderita terifeksi
Salmonella typhi akut maupun carier
3. Proteksi pada orang yang beresiko tinggi tertular dan terinfeksi
 DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Pelayanan Medis : Jilid I, Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009.

2. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.Jakarta : WHO
Indonesia, 2009
3. Garna, Heri. 2014.Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu kesehatan
Anak.Edisi 5.Bandung: RSUP Dr.Hasan Sadikin.
4. Demam Tifoid. Diakses pada Minggu, 22 Mei 2016 dengan URL:
http://eprints.undip.ac.id/43747/4/CAROLINA_INNESA_G2A009119_BAB
2KTI.pdf.