Professional Documents
Culture Documents
2014
Landasan Hukum
LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
2. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2004 tentang
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
3. Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2006 tentang
Sistem Pelatihan Kerja Nasional
4. PerMenakertrans No.5 Tahun 2012 tentang Sistem
Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
5. PerMenakertrans No.8 Tahun 2012 tentang
Tata cara penyusunan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia ( SKKNI ).
Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun
2003 : Pelatihan Kerja (Pasal 11) dan Sertifikasi
Kompetensi Kerja (Pasal 18)
Pasal 11
Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh
dan/atau meningkatkan dan/atau
mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya melalui
pelatihan kerja.
Pasal 20 : mekanisme untuk acuan pelatihan
------------------- Peraturan Pemerintah Nomor
31 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja
Nasional (Sislatkernas)
Pasal 18
1) Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti
pelatihan kerja yang di selenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga
pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja.
2) Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
melalui sertifikasi kompetensi kerja.
3) Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat pula diikuti
oleh tenaga kerja yang telah berpengalaman.
4) Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dibentuk badan nasional sertifikasi
profesi yang independen.
5) Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi yang independen sebagaimana
dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 4
1. Guna terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, BNSP dapat
memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi profesi
yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja.
1. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian
lisensi lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh BNSP.
WK. KETUA
SEKRETARIAT
KOMISI KOMISI
KOMISI
KOMISI PERENCANAAN, PENGENDALIAN
LISENSI
SERTIFIKASI HARMONISASI & MUTU & SISTEM
KELEMBAGAAN INFORMASI
Tuntutan Penerapan sertifikasi Profesi
Tantangan Tenaga Kerja
Indonesia
AEC
WTO
ASEAN
+ 130 negara
ECONOMICS
COMMUNITY
2020
2015
INTEGRASI EKONOMI ASEAN
Menuju single market dan production base (arus perdagangan
bebas untuk sektor barang, jasa, investasi, pekerja terampil, dan
modal);
Menuju penciptaaan kawasan regional ekonomi yang berdaya
saing tinggi;
Menuju suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang
merata (region of equitable economic development) melalui
pengembangan UKM dan program-program Initiative for
ASEAN Integration (IAI); dan
Menuju integrasi penuh pada ekonomi global (pendekatan
yang koheren dalam hubungan ekonomi eksternal serta
mendorong keikutsertaan dalam global supply network).
A. Perdagangan Jasa
1. Healthcare
2. Tourism
3. Logistic Services
4. E-ASEAN
5. Air Travel Transport
B. Perdagangan Produk
6. Agro-based Products
7. Electronics
8. Fisheries
9. Rubber based products
10. Textiles & Apparels
11. Automotive
12. Wood based Products
Mempersiapkan Kualitas dan Daya
Saing
MEMBANGUN
INDUSTRI DGN
KANDUNGAN
TEKNOLOGI YG
LEBIH TINGGI
FAKTOR INPUT
(Tenaga Kerja, Kapital)
Scrap / Waste
MENINGKATKAN EFISIENSI TEKNIS DENGAN:
1. Revitalisasi permesinan industri
1 2. Peningkatan keterampilan tenaga kerja
3. Optimalisasi economic of scope aglomerasi
klaster industri
Bappenas, 2014
EFISIENSI TEKNIKAL
Revitalisasi Peningkatan Pemanfaatan
Permesinan Indusri Keterampilan Naker Economic of Scope
Pembaharuan Fasilitasi pengem- Fasilitasi terjadi-
mesin produksi bangan ketrampil- nya aglomerasi
sehingga lebih an naker saat Pembinaan terba-
efisien dengan entry ngunnya klaster
kualitas produk Fasilitasi pening- industri
lebih tinggi katan keteram- Mendorong dan
(mengurangi pilan bagi yang memfasilitasi
waste) sudah bekerja transaski antar
Mendorong (long life perusahaan
penerapan best learning) domestik
practice dalam Standard kompe-
mengelola usaha tensi naker
industri
Rapid change
Rapid development &
in labor market
education becoming increasing use of ICT
Global crisis bridging geographical
more important
and quality divide
and in greater demand economic crunch,
climate changes
Food, Energy,
Global injustice,
terrorism,
wars & instability
ISO 9001 : 2008
6.2.1 : Personnel performing work affecting conformity to product
requirements shall be competent on the basis of approriate education,
training, skill and experience
COMPETENT ASSIGNED
QUALIFIE
D
PENTINGNYA SERTIFIKASI
Identifikasi persyaratan
Kerangka Kualifikasi dan KELEMBAGAAN Fasilitasi Penempatan
Kualifikasi okupasi REKRUTMEN
KELEMBAGAAN PENDIDIKAN
Pengembangan modul Promosi & rekrutmen
pelatihan berdasar skema DAN/ATAU PELATIHAN
Pengembangan pelatihan
sertifikasi
Bagian integral/subsistem dari
SISLATKERNAS.
Bagian integral Sistem Standardisasi
Kompetensi Kerja Nasional
Bagian integral dari Program Pembangunan
Kompetensi.
Bagian integral dari SISDIKNAS.
Bagian integral dari MP3EI Perlu sistem
Bagian integral dari Moda 4 GATS. yang
Bagian inetgral dari ASEAN Connectivity. mengkoordinasi
kan sertifikasi
Bagian integral dari hampir seluruh sistem
pembangunan SDM sektor-sektor. profesi dari
berbagai sistem
Peraturan perundangan Organisasi dan
Tatakerja dilingkungan K/L
INDUSTRI
KKNI
SKKNI
S PROGRAM T
E LULUSAN U SERTIFI- NAKER
CALON PESERTA L KBK K KASI KOMPETEN
DIDIK E
K
S
I
Sarana/Prasarana
Tenaga Pendidik
Biaya NAKER
Manajemen PENGLAMAN
LALPK AKREDITA
AKREDITASI
SI
BNSP
STANDAR STANDAR
KOMPETENSI KKNI KOMPETENSI
LULUSAN KERJA
BIDANG
KERJA
Proses LEARNING
Pembelajaran OUTCOME
PERGURUAN TINGGI
ASOSIASI
Organisasi Pegawai Dana
Dokumen
Laboratorium Pustaka Kurikulum PROFESI
Resources
SANDINGAN PENDIDIKAN VOKASI DAN LSP
PENDIDIKAN VOKASI DAN LEMBAGA SERTIFIKASI
DIKLAT PROFESI
MEMBANGUN KOMPETENSI MEMASTIKAN DAN MEMELIHARA
KOMPETENSI
MERUJUK PADA STANDAR ( MERUJUK PADA STANDAR (
SKKNI, SKK KHUSUS, SKK SKKNI, SKK KHUSUS , SKK
INTERNASIONAL ) INTERNASIONAL )
KURIKULUM DAN SILABUS SKEMA SERTIFIASI ( KKNI,
BERBASIS KOMPETENSI OKUPASI NASIONAL DAN
MODUL LATIH/AJAR BERBASIS KLASTER
KOMPETENSI PERANGKAT UJI KOMPETENSI
SARANA DAN PRASARANA YANG (MUK)
SESUAI DENGAN TUNTUTAN TEMPAT UJI KOMPETENSI
STANDAR KOMPETENSI (ASSESSMENT CENTRE )
GURU/DOSEN/INSTRUKTUR ASESOR KOMPETENSI
YANG KOMPETEN SURVAILEN /PEMELIHARAAN
MANAJEMEN DIKLAT KOMPETENSI PEMEGANG
SERTIFIKAT
KETERPADUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
MEMASTIKAN
MENGEMBANGKAN MEMASTIKAN KESESUAIAN
KOMPETENSI DAN UNTUK
MEMELIHARA TUJUAN
KOMPETENSI PENERAPAN
WAJIB
SKKNI
Sertifikasi pendidikan & Pelatihan Sertifikasi kompetensi Registrasi/lisensi personil
LEMBAGA PENDIDIKAN &
LEMBAGA PELATIHAN LSP OTORITAS KOMPETEN
1. Sertifikasi terhadap kompetensi kerja
profesi: dilakukan oleh Lembaga
Sertifikasi Personil/Profesi, berlaku apabila
masih kompeten.
WORK PLACE
ATTITUDE KNOWLEDGE
Sistem Sertifikasi Kompetensi Profesi
PRINSIP SERTIFIKASI
Terukur
Tanggung jawab
Ketidakberpihakan
Keterbukaan
Kompetensi
Kerahasiaan dan Keamanan
Cepat tanggap terhadap banding & keluhan
Dapat ditelusuri rujukannya
Dapat diterima semua pemangku kepentingan
PRINSIP SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA
ASOSIASI INDUSTRI
HARMONISASI MRA
BKSP SERTIFIKASI
K/L
SDM PROFESIONAL,
TERLATIH
&/PENGALAMAN
C
SERTIFIKASI PROFESI KOMPETEN
DAN DIAKUI
CLSP
TUK
SDM
PENGENDALIAN MUTU SERTIFIKASI
Ketelusuran Sistem Sertifikasi
BNSP Koordinasi
(INDONESIAN PROFESSIONAL Fasilitasi Instansi Teknis
CERTIFICATION AUTHORITY)
PP, ISO 17024, BNSP Guidelines
Lisensi
Asesor Lisensi
ISO 19011,
BNSP Guidelines
LSP
(PROFESSIONAL CERTIFICATION BODY)
ISO 17024, BNSP Guidelines
Verifikasi
TUK
BNSP Guidelines,
PESERTA SERTIFIKASI
ACUAN TEKNIS PELAKSANAAN
SERTIFIKASI KOMPETENSI BNSP
5 MEMBENTUK
BNSP
REKOMENDASI 6
MENUNJUK LAPORAN 4
ASSESSOR ASSESSMEN
KOMITE TEKNIK* 2 7
1
MENGAJUKAN ASSESSMEN/ 8
PERMOHONAN RE-ASSESSMEN
SURVAILEN
3
5. Lingkup Sesuai tugas dan Sesuai tugas dan Mengacu kepada sektor
kerja fungsi lembaga fungsi lembaga atau profesi para
yang yang pemangku kepentingannya
membentuknya membentuknya
Infrastruktur Sertifikasi
Lisensi LSP
Sertifikasi SDM
Pengembangan
Kompetensi Profesional
Standar
MRA Kompeten
Kompetitif
Kerjasama
Harmonisasi
Standardisasi Notifikasi
RIP
SERTIFIKASI
SKKNI KOMPETENSI
KERJA
PENGELOLAAN
SDM
S3 Subspesialis
9
AHLI
S2 Spesialis 8
Profesi 7
S1 6
D IV
TEKNISI/ANALIS
D III 5
D II 4
DI 3
Sekolah OPERATOR
Sekolah 2
Menengah Menengah
Umum Kejuruan 1
Skema sertifikasi KKNI
8 SKKNI SKK
6 NI 6
7
6 Sertifikat 6
SKKN SKKNI
5 I 6 6
4
SKKNI + Pre-
3 requisites
6
2
1
Skema sertifikasi OKUPASI Nasional
SKKNI + Pre-
requisit
6 es
Skema sertifikasi Klaster/paket
SKKNI SKKNI 2
3
Skema
sertifikasi SKKNI 5
SKKNI
4
klaster
SKKNI + Pre-
6 requisites
Perangkat Asesmen
PERANGKAT ASESMEN /MUK
Klasifikasi TUK :
TUK di tempat Kerja
TUK sewaktu
TUK Mandiri
LANJUTAN ........
TUK di Tempat Kerja
TUK yang merupakan bagian dari industri
dimana proses produksi dilakukan.
TUK di tempat kerja diverifikasi setiap akan
digunakan sebagai tempat uji.
TUK Sewaktu
TUK bukan di tempat kerja yang digunakan
sebagai tempat uji secara insidentil.
TUK sewaktu diverifikasi setiap akan
digunakan sebagai tempat uji.
TUK MANDIRI
TUK bukan di tempat kerja yang bermitra dengan LSP untuk
digunakan sebagai tempat uji secara berkelanjutan. Kemitraan
tersebut utamanya mencakup kesediaan untuk memelihara
peralatan teknis dan kondisi uji di TUK terhadap persyaratan
yang ditetapkan. Disamping itu TUK mandiri dapat membantu
mempromosikan dan memasarkan kegiatan sertifikasi kompetensi
dari LSP.
TUK mandiri diverifikasi dan ditetapkan sebagai TUK
terverifikasi secara berkala.
TUK mandiri harus mengembangkan dan memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan ketentuan dalam Pedoman ini.
Asesor Kompetensi
ASESOR KOMPETENSI (PBNSP 201 : 2014)
ASESMEN
Kompetensi
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
SISTEM SERTIFIKASI KOMPETENSI NASIONAL
MEMBENTUK 6
LSP
REKOMENDASI MENUNJUK
7 LAPORAN 5
ASSESSOR ASSESSMEN
3
KOMITE TEKNIK
TIM ASSESSOR KOMPETENSI 8
ASSESSMEN
1
4
MENGAJUKAN
PERMOHONAN PESERTA di TUK SURVAILEN 9
2
Memilih TUK
Proses sertifikasi
Kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa seseorang
memenuhi persyaratan sertifikasi (3.8), yang mencakup pendaftaran, penilaian,
keputusan sertifikasi, pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan
sertifikat (3.10) maupun logo atau penanda (mark).
Asesmen
Proses penilaian kepada seseorang terhadap pemenuhan persyaratan yang
ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7).
Uji kompetensi
Tatacara yang merupakan bagian dari asesmen (3.14) untuk mengukur
kompetensi peserta sertifikasi menggunakan satu atau beberapa cara seperti
tertulis, lisan, praktek, dan pengamatan, sebagaimana ditetapkan dalam skema
sertifikasi (3.7).
Pemohon sertifikasi
Orang yang telah mendaftar untuk diterima mengikuti proses sertifikasi (3.6).
Peserta sertifikasi
Pemohon sertifikasi (3.19) yang telah memenuhi persyaratan dan telah diterima
mengikuti proses sertifikasi (3.6)
PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI
TERIMA KASIH