Professional Documents
Culture Documents
ELEKTROLIT DAN
ASAM-BASA TUBUH
(NOMOR 4-6)
Oleh FG 2 Kelas B EKstensi 2015
Chinta N. Mufara
Ihlus Fardan
Lukman Nulhakim
Novita Lianasari
Suci Murniati
Wita Widiani
10/13/2017
Outline
Faktor-faktoryang mempengaruhi kebutuhan
cairan dan elektrolit tubuh
Gambarkan pengaturan keseimbangan asam
basa tubuh
Pengkajian status cairan, elektrolit, dan
keseimbangan asam basa tubuh
Aktivita
s
Usia Iklim
Stres
Pembedahan
Penyakit
Pengobatan Tindakan
Medis
(Tamsuri, 2009)
10/13/2017
(Tamsuri, 2009)
10/13/2017
Diet
Bila tubuh mengalami kekurangan zat gizi, maka
respon tubuh akan memecah cadangan makanan
yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi
pergerakan cairan dari interstisial ke interseluler,
sehingga dapat berpengaruh kepada pemenuhan
kebutuhan cairan.
Stress
Stress dapat mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui proses
peningkatan produksi Antidiuretik Hormone ( ADH ).
Hal ini dikarenakan proses ini dapat meningkatkan
metabolisme tubuh sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya glikologis otot yang
dapat menimbulkan terjadinya retensi natrium dan
air
10/13/2017
Iklim
Normalnya individu yang tinggal di lingkungan yang
beriklim tidak terlalu panas tidak akan mengalami
pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan
pernapasan. Sedangkan, individu yang tinggal
dilingkungan yang bersuhu tinggi atau di daerah
yang tingkat kelembaban yang rendah akan lebih
sering mengalami kehilangan cairan dan elektrolit.
Aktivitas
Aktivitas menyebabkan peningkatan proses
metabolisme dalam tubuh. Hal ini menyebabkan
peningkatan haluaran cairan melalui keringat. Selain
itu juga kehilangan cairan yang tidak disadari (
insesible water loss ) juga mengalami peningkatan
akibat laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
10/13/2017
Total 2300 ?
Output (O)
Insensible water loss kulit 350 350
Insensible water loss paru 350 650
Keringat 100 5000
Feces 100 100
Urine 1400 500
Total 2300 6600
10/13/2017
Sakit
Pada saat keadaan seseorang menderita sakit,
akan terdapat banyak sel yang rusak sehingga
untuk memperbaiki kondisi tersebut sel
membutuhkan proses pemenuhan kebutuhan
cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan
ketidaksimbangan sistem dalam tubuh seperti
ketidakseimbangan hormal yang dapat
mengganggu keseimbangan cairan. Pasien yang
menderita diare juga akan mengalami
peningkatan kebutuan cairan akibat kehilangan
cairaan melalui saluran gastrointestinal.
Gangguan jantung dan ginjal juga dapat
menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
10/13/2017
Tindakan medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek
sekunder terhadap kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan
lambung dapat menyebabkan penurunan kadar
kalsium dan kalium
Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti diuretic
maupun laksatif secara berlebihan dapat
menyebabkan peningkatan kehilangan cairan
dalam tubuh. Akibatnya terjadi deficit cairan
tubuh. Selain itu penggunaan diuretic dapat
menyebabkan kehilangan natrium sehingga
kadar kalium akan meningkat. Penggunaan
kortikosteroid dapat pula menyebabkan retensi
natrium dan air dalam tubuh.
10/13/2017
Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi
mengalami ketidakseimbangan cairan. Beberapa
klien dapat kehilangan banyak darah selama
operasi, sedangkan beberapa klien lainnya justru
mengalami kelebihan beban cairan akibat
asupan cairan berlebih melalui intravena selama
pembedahan atau sekresi hormone ADH selama
masa stress akibat obat obatan anastesi.
10/13/2017
pengaturan keseimbangan
asam basa tubuh
Pengaturan asam basa tubuh merupakan salah
satu mekanisme penting tubuh untuk
mempertahankan tingkat keasaman (pH) cairan
tubuh.
Keseimbangan asam basa cairan tubuh adalah
pengaturan konsentrasi ion hidrogen yang
esensial untuk fungsi normal sel (Sloane, 2012)
Asam adalah setiap senyawa kimia yang
melepas ion hidrogen ke suatu larutan atau ke
senyawa basa.
Basa adalah senyawa kimia yang menerima ion
hidrogen. (Sloane, 2012)
10/13/2017
lanjutan
Mekanisme penyangga
Mekanisme penyangga mencegah perubahan
pH berlebih dengan melepaskan ion hidrogen.
Saat pH tubuh rendah (asam), sistem bufer
bekerja mengikat ion hidrogen sehingga
menghilangkan efek asam yang ditimbulkan
oleh ion H+.
Sebaliknya saat pH tinggi (basa) sistem bufer
melepaskan ion hidrogen sehingga dapat
meminimalkan perubahan pH (Tamsuri, 2008)
10/13/2017
lanjutan
Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat merupakan
suatu komponen yang paling penting pada pengaturan
pH cairan ekstraselular. CO2 bereaksi dengan H2O
membentuk H2CO3 yang kemudian berdisosiasi menjadi
ion hidrogen dan ion bikarbonat (conjugate base)
melalui suatu reaksi reversible
Bila terjadi peningkatan konsentrasi ion hidrogen, terjadi
interaksi dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk
asam karbonat (H2CO3).
Asam karbonat yang terbentuk akan mengalami
disosiasi menjadi CO2 dan air. CO2 dikeluarkan melalui
paru.
Tubuh mempertahankan sistem bufer bikarbonat
dengan pengaturan kadar karbon dioksida di paru dan
bikarbonat di ginjal
(UPK-PKB, 2007).
10/13/2017
Mekanisme pernapasan
Peranan sistem pernapasan dalam keseimbangan
asam-basa adalah mempertahankan agar PCO2
selalu konstan walaupun terdapat perubahan
kadar CO2 akibat peroses metabolisme tubuh
Kontrol sistem ventilasi tergantung dua stimulus
utama yaitu peningkatan CO2 arteri dan
penurunan PO2 arteri
(UPK-PKB, 2007).
10/13/2017
Stimulus CO2
Stimulus O2
Stimulus O2 melalui perantara kemoreseptor
dibadan karotis yang terletak di percabangan
arteri karotid
Hipoksemia akan merangsang ventilasi apabila
terdapat penurunan PO2 arteri dibawah 50-60
mmhg sehingga meningkatkan frekuensi napas
yang mengakibatkan penurunan CO2 arteri dan
meningkatkan pH
(UPK-PKB, 2007).
10/13/2017
Mekanisme Ginjal
Ginjal mengontrol keseimbangan asam basa
dengan mengeluarkan urine asam atau basa
Mekanisme pengeluaran urin asam dan basah
sebenarnya merupakan mekanisme
pengontrolan ginjal terhadap eksresi dan
reabsorbsi ion bikarbonat (HCO3).
Reabsorbsi ion bikarbonat dan eksreksi ion
hidrogen keduanya dicapai melalui proses
sekresi ion hidrogen keduanya dicapai melalui
proses sekresi ion hidrogen oleh tubulus sebab
ion bikarbonat harus bereaksi dengan satu ion
hidrogen agar dapat diabsorbsi (Tamsuri, 2008).
10/13/2017
Asidosis respiratorik
Asidosis respiratorik terjadi apabila terdapat
gangguan ventilasi alveolar yang menganggu
eliminasi CO2 sehingga akhirnya terjadi
peningkatan CO2 (hiperkapnia). Awalnya
sistem bufer dapat mengatasi namun akhirnya
terjadi penurunan pH
(UPK-PKB, 2007).
10/13/2017
Alkalosis Respiratorik
Terjadi
hiperventilasi alveolar sehingga terjadi
penurunan PCO2 (hipokapnia) dan dapat
menyebabkan peningkatan pH.
(UPK-PKB, 2007).
Asidosis metabolik
Asidosis metabolik terjadi saat asam metabolik
yang diproduksi secara normal tidak dikeluarkan
pada kecepatan yang normal atau ada basa
bikarbonat yang hilang dari tubuh.
Asidosis metabolik paling umum terjadi akibat
ketoasidosis karena diabetes melitus atau
kelaparan, akumulasi asam laktat akibat
peningkatan aktifitas otot rangka seperti
konvulsi atau penyakit ginjal (Sloane, 2012).
10/13/2017
Alkalosis metabolik
suatu kondisi kelebihan bikarbonat. Hal ini terjadi
jika ada pengeluaran berlebih ion hidrogen atau
peningkatan berlebih ion bikarbonat dalam
cairan tubuh.
Penyebabnya muntah yang berkepanjangan
(pengeluaran asam klorida lambung), disfungsi
ginjal dan pengobatan diuretik yang
mengakibatkan hipokalemia dan penipisan
volume CES) (Sloane, 2012).
10/13/2017
Riwayat kesehatan
Gaya hidup (faktor sosialkultural dan ekonomi,
stress, aktivitas dan olahraga)
Makan dan minum (jenis makanan dan minuman
yang sering dikonsumsi, ada tidaknya
peningkatan rasa haus)
Kepercayaan (pantangan/larangan
makanan/minuman tertentu)
Ada tidaknya penurunan berat badan
Pengeluran cairan (frekuensi dan jumlah urine
yang keluar)
10/13/2017
lanjutan
Pemeriksaan Fisik
1. kepala
a. Mata: kekenyalan bola mata saat dipalpasi
(normal: bola mata terasa kenyal
abnormal: bola mata terasa lunak)
b. Membran mukosa mulut:
Warna dan kelembapan: normal: tampak
merah muda berkilau, mulus dan l embab.
lanjutan
2. Kulit
a. kelembapan: normal: halus dan kering, lipatan
kulit lembab (keseimbangan cairan
tubuh), abnormal: sangat kering adanya
flaking (butiran seperti ketombe pada
permukaan kulit saat digosok ringan).
lanjutan
d. edema: (area kulit bengkak akibat
penumpukan cairan) dilakukan dengan
inspeksi dan palpasi pada area tibia,
mata dan jari
Berikut ini penentuan tingkat edema
menurut Potter & Perry (2010)
lanjutan
4. Thorak
Inspeksi : Adanya udema (penimbunan cairan
di area kulit atau tidak (udema: area kulit
tambah mengkilat)
Palpasi : pada area sternum (adanya udema
atau tidak)
Auskultasi:
Paru: ada/tidaknya bunyi paru crackles (+/+),
yaitu terdapat penimbunan cairan di alveolus
pada paru kiri dan paru kanan.
Jantung: bunyi jantung S1-S2 (normal terdapat
bunyi jantung S1-S2, tidak terdapat bunyi
jantung tambahan yang menandakan
terdapat kelainan katup)
Sistem Fokus Pengkajian Teknik Kemungkinan Hasil Abnormal
Reflek abnormal Tanda chovsteak: ketuk di atas Kedutan otot wajah termasuk
saraf wajah sekitar 2 cm di depan kelopak mata dan bibir pada bagian
tragus telinga yang dirangsang
Tingkat
Kedalaman
Edema
1+ 2 mm
2+ 4 mm
3+ 6 mm
4+ 8 mm
10/13/2017
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
1. Hitung darah lengkap: pemeriksaan hemoglobin, leukosit,
trombosit, hematokrit. Menurunnya jumlah/nilai hemogobin
menandakan hemoragik berat. Nilai hematokrit dipengaruhi
oleh perubahan volume plasma. Peningkatan nilai
hematokrit menandakan dehidrasi berat dan syok
hipovolemik sedangkan penurunan nilai hematorit
menandakan overhidrasi. Nilai normal hematokrit pria 40%-
54% dan wanita 37%-47% (Kozier et al, 2011).
10/13/2017
Pemeriksaan penunjang
Referensi
Academic Emergencies Medicine. Assessment of
Dehydration in adult.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1553-
2712.1997.tb03804.x/pdf. 17 April 2016.
DeLaune, S. C., and Ladner, P. K. (2011). Fundamentals of
Nursing: Standards and Practice. (4th ed). USA: Delmar
Cengage Learning.
Kozier, B., et al. (2011). Fundamental of Nursing : Concepts,
process, and Practice. (7th ed). (Terj. Esty Wahyuningsih dkk
bekerja sama dengan Dwi Widiarti dkk). Jakarta: EGC.
Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (UPK-PKB). 2012. Gangguan Keseimbangan Air-
Elektrolit dan Asam-Basa. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2010). Fundamental of Nursing.
(7th ed). (Terj. Adrina Nggie dan Marina Albar). Jakarta:
Salemba Medika
10/13/2017