Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK IV
SITTI ZAENAB
WIWIK KRISNAWATI
TRESIA LINTIN
SYAFITRIANI UTAMI PAMILI
DEFENISI
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan
defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak (Sudoyo aru).
Stroke juga diartikan kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian
otak.
ETIOLOGI
3. Kebiasaan hidup
Kontrasepsi oral
Merokok
Penyalahgunaan obat
kurang olahraga, makanan berkolesterol.
Konsusmsi alkohol
Klasifikasi stroke dibedakan menurut patologi dari
serangan stroke meliputi :
1)Stroke Hemoragik
Perdarahan otak dibagi dua yaitu :
Perdarahan intraserebri ( PIS) : perdarahan yang
terjadi didalam jaringan otak
Perdarahan subarakhnoid (PSA) : perdarahan yang
terjadi pada ruang sempit antara permukaan otak
dan lapisan jaringan yang menutupi otak.
2) Stroke Non hemoragik (stroke iskemik)
Stroke iskemik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
Stroke embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh pembekuan darah
Hipoperfusion Sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya
gangguan denyut jantung
Manifestasi Klinis
Manifestasi stroke berdasarkan keterlibatan Pembuluh Serebral
Arteri karotid internal :
Paralisis kontralateral pada lengan, tungkai dan wajah.
Defisit sensorik kontralateral pada lengan, tungkai, dan wajah
Jika hemisfer dominan yang terkena : afasia
Jika hemisfer nondominan yang terkena : apraksia, agnosia, pengabaian unilateral
Hemianopia homonismus
Arteri serebral :
Nyeri pada wajah, hidung, dan mata
Kebas dan kelemahan pada wajah disisi yang terkena
Masalah dengan gaya berjalan
Disfagia
Arteri serebral tengah :
Mengantuk, stupor, koma
Hemiplegia kontralateral pada lengan dan wajah
Defisit sensori kontralateral pada lengan dan wajah
Afasia global (jika hemisfer dominan terkena)
Angiografi serebri untuk melihat adanya perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari
sumber perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler
Lumbal pungsi. Hasil pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif,
sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal (xantokrom) sewaktu hari-hari pertama.
CT scan. Memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau
iskemia, serta posisinya secara pasti.
Magnetic Imaging Resonance (MRI). Menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi serta
besar/luas terjadinya perdarahan otak.
USG Dopler, untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis)
EEG, pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark
sehingga impuls listrik dalam jaringan otak menurun.
Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, kimia darah, pemeriksaan darah lengkap
Asuhan Keperawatan Stroke
Pengkajian
Anamnesis :
Identitas klien,
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang,
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Kaji psiko-sosio-spiritual :
Status emosi
Mekanisme koping
Kognitif
Perilaku klien
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum (Breathing, Blood, Brain),
Tingkat kesadaran (penilaian GCS),
Fungsi serebri,
Pemeriksaan saraf kranial (saraf I-XII),
Sistem motorik : pemeriksaan refleks, gerakan involunter, sistem sensorik (Bladder, Bowel, Bone)
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan menelan b.d penurunan fungsi nervus vagus atau hilangnya refluks muntah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna makanan,
penurunan fungsi nervus hipoglosus
3. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia, kehilangan keseimbangan dan
koordinasi, spastisitas dan cedera otak
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskular, kesadaran menurun.
6. Kerusakan integritas kulit b.d hemiparesis/hemiplagia, penurunan mobilitas
7. Risiko jatuh b.d perubahan ketajaman penglihatan.
8. Hambatan komunikasi verbal b.d penurunan fungsi otot facial/oral
9. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d penurunan aliran darah ke otak (aterosklerosis, embolisme)
o Diagnosa NOC NIC
Intervensi
.
Hambatan mobilitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ....x Perawatan tirah baring :
fisik berhubungan 24 jam diharapkan adanya kemampuan otot dengan Jelaskan alasan diperlukannya tirah baring
dengan gerakan tubuh yang terarah dengan kriteria hasil : Jaga kasur dan tempat tidur tetap bersih, dan kering
hemiparese/hemipl Kontraksi kekuatan otot tidak terganggu Tinggikan teralis tempat tidur dengan cara yang tepat
agia, kehilangan Keseimbangan gerakan tidak terganggu Balikkan pasien yang tidak dapat mobilisasi paling tidak setiap 2 jam, sesuai jadwal
keseimbangan dan yang spesifik
koordinasi, Ajarkan latihan ditempat tidur dengan cara yang tepat
spastisitas dan Monitor komplikasi dari tirah baring, (mis. : kehilangan tonus otot, nyeri punggung,
cedera otak konstipasi, perubahan siklus tidur, pneumonia, kesulitan dalam berkemih
Risiko ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ....x 24 jam Manajemen edema serebral :
perfusi jaringan otak b.d diharapkan tidak terjadi ketidakefektifan perfusi jaringan otak Monitor status neurologi dengan ketat dan bandingkan dengan nilai normal
penurunan aliran darah ke dengan kriteria hasil : Monitor tanda-tanda vital
otak (aterosklerosis, Tekanan intra kranial dalam batas normal ( 15 mmHg). Posisikan tinggi kepala tempat tidur 30 derajat atau lebih
embolisme) Tekanan darah dalam batas normal (sistol 120-140 mmHg, diastol 70-90 Batasi cairan
mmHg) Lakukan latihan ROM pasif
Tidak terjadi penurunan tingkat kesadaran (GCS : 15) Monitor intake dan output
Pertahankan suhu normal
Monitor tekanan intrakranial :
Rekam pembacaan tekanan TIK
Periksa pasien terkait ada tidaknya kaku kuduk
Letakkan kepala dan leher pasien dalam posisi netral, hindari fleksi pinggang yang berlebihan
Berikan antibiotik
TERIMA KASIH