You are on page 1of 31

DIURETIK

RENI DWI ASTUTI

DWI MUTIARA RAMADHANI

RIRIN HAYU PENGESTU

MUHAMMAD BINTANG IQBAL

SYAHRUL HAMID MUZAKKI


Secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu :
1) penghambat mekanisme transpor elektrolit di dalam tubuli ginjal.
2) diuretik osmotik.

Obat yang dapat menghambat transport elektrolit di tubuli ginjal ialah :


1) benzotiadiazid
2) diuretik kuat
3) diuretic hemat kalium
4) penghambat karbonik anhidrase
Obat Tempt Kerja Utama Cara Kerja

Diuretik 1)Tubuli proksimal Penghambatan reabsorbsi natrium dan air


Osmotik melalui daya osmotik.
2)Ansa henle desenden bagian Penghambatan reabsorbsi natrium dan air oleh
epitel tipis karena hipertonisitas daerah medulla
menurun.
3)Duktus koligentes Penghambatan reabsorbsi natrium dan air
oleh karena penghambatan efek ADH.

Penghambatan Tubuli proksimal Penghambatan terhadap reabsorbsi HCO3-, H+


enzim karbonik dan Na+.
anhidrase

Tiazid Hulu tubuli distal Penghambatan reabsorbsi natrium klorida

Diuretik hemat Hilir tubuli distal dan duktus Penghambatan antiport Na+/K+ (reabsorbsi
kalium koligentes daerah korteks natrium dan sekresi kalium) dengan jalan
antagonisme kompetitif (spironolakton) atau
secara langsung (triamteren dan amilorid).

Ansa Henle ascenden bagian Penghambatan kotranspor Na /K /Cl


+ + -
Diuretic kuat
epitel tebal
A. Diuretik Kuat

Diuretik kuat (High-ceiling


diuretics) mencakup sekelompok
diuretik yang efeknya sangat kuat
dibandingkan dengan diuretik
lain. Tempat kerja utamanya
dibagian epitel tebal ansa Henle
bagian asenden.
Farmakodinamik
Diuretik kuat terutama bekerja dengan cara
menghambat reabsorpsi elektrolit Na+/K+/2 Cl
di ansa Henle asendens bagian epitel tebal;
tempat kerjanya di permukaan sel epitel
bagian luminal .

Diuretik kuat juga menyebabkan


meningkatnya ekskresi K+ dan kadar asam
urat plasma, mekanismenya kemungkinan
besar sama dengan tiazid. Ekskresl Ca++ dan
Mg++ juga ditingkatkan sebanding dengan
peningkatan ekskresi Na+. Berbeda dengan
tiazid, golongan ini tidak meningkatkan
reabsorpsi Ca++ di tubuli distal.
Farmakokinetik
Diuretik kuat mudah diserap melalui saluran cerna.
Bioavailabilitas furosemid 65% sedangkan bumetenid 100%.
Obat golongan ini terikat dengan protein plasma secara
ekstensif, sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat
sekali disekresi malalui sistem transport asam organic di
tubuli proksimal. Kira-kira 2/3 dari asam etakrinat yang
diberikan secara intra vena diekskresi melalui ginjal dalam
bentuk utuh dan dalam konjugasi dengan senyawa sulfhidril
terutama sistein dan N-asetil sistein. Sebagian lagi dieksresi
melalui hati.
Efek Samping

Gangguan cairan dan elektrolit Penggunaan Klinis


Ototoksisitas
Gagal jantung
Hipotensi
Edema refrakter
Efek metabolik (hiperurisemia,
hiperglikemia, peningkatan Asites akibat penyakit sirosis

kolesterol LDL dan trigliserida, hepatis dan edema akibat gagal

serta penurunan HDL) ginjal

Reaksi alergi Gagal ginjal akut yang masih


awal
Nefritis interstisialis alergik
Sediaan dan Posologi
Obat Sediaan Dosis Efek

Furosemid Tab. 20 dan 40 mg; 10-40 mg oral 2x sehari (HT) Diuresis dalam 10-20
Injeksi 20 mg/amp 2 20-80 mg IV, 2-3x sehari (CHF) menit. Efek maksimal
ml sampai 250-2000 mg oral/IV 1,5 jam. Lama kerja 4-
5 jam.

Torsemid 5-10 mg oral, 1x sehari (HT); Onset 10 menit, efek


10-20 mg (CHF), oral/IV, dapat maksimal 60 menit,
naik sampai 200 mg lama kerja 6-8 jam

Bumetanid Tab 0,5 dan 1 mg 0,5-2 mg, oral 1-2x sehari Onset 75-90 menit
Injeksi 5 mg Maksimum 10 mg/hari Lama kerja 4-5 jam

Asam Tab 25 dan 50 mg 50-200 mg/hari


etakrinat Injeksi 50 mg/amp 0,1-1 mg/kgBB
HT= Hipertensi CHF= Gagal Jantung Kongestif
B. Benzotiadiazid

Benzotiadiazid atau tiazid


berefek langsung terhadap
transport Na+ dan Cl- di tubuli
ginjal dan menghambat enzim
karbonik anhidrase. Prototipe
golongan benzotiadiazid ialah
klorotiazid.
Farmakodinamik
Diuretik tiazid bekerja menghambat
simporter Na+, Cl- di hulu tubulus
distal. Sistem transport ini dalam
keadaan normal berfungsi membawa
Na+ dan Cl- dari lumen ke dalam sel
epitel tubulus. Na+ selanjutnya
dipompakan ke luar tubulus dan
ditukar dengan K+, sedangkan Cl- di
keluarkan melalui kanal klorida. Efek
farmakodinamik tiazid yang utama
ialah meningkatkan ekskresi natrium,
klorida dan sejumlah air.
Farmakokinetik

Absorbsi tiazid melalui saluran Efek Samping Obat


cerna baik sekali. Umunya efek
Gangguan elektrolit (meliputi
obat tampak setelah satu jam. hipokalemia, hipovolemia,
Dengan suatu proses aktif, tiazid hiponatremia, hipokloremia,
diekskresi oleh sel tubulus hipomagnesemia, hipokalemia
proksimal ke dalam cairan mempermudah terjadinya aritmia)
tubulus. Jadi klirens ginjal pada Hiperkalsemia
obat ini besar sekali, biasanya Hiperurisemia
Menurunkan toleransi glukosa
selama 3-6 jam sudah
dan mengurangi efektivitas obat
diekskresikan dari dalam tubuh.
glikemik oral
Meningkatkan kadar kolesterol
dan trigliserida plasma
Sediaan Dan Posologi
C. Diuretik Hemat Kalium
1. Antagonis Aldosteron
Aldosteron adalah mineralokortikoid endogen yang
paling kuat. Peranan utama aldoseron ialah unturk
memperbesar reabsorbsi natrium dan klorida di tubulus
distal serta memperbesar ekskresi kalium. Saat ini
dikenal dua macam antagonis aldosteron, yaitu
spironolakton dan eplerenon. Mekanisme kerja
antagonis aldosteron adalah penghambatan kompetitif
terhadap aldosteron.
Farmakokinetik

70% spironolakton oral Efek Samping


diserap di saluran cerna,
Efek samping toksik yang utama
mengalami sirkulasi
dari spironolakton adalah
enterohepatik dan
hiperkalemia yang sering terjadi
metabolism lintas pertama.
bila obat ini dikonsumsi bersama-
Ikatan dengan protein sama dengan kalium yang
cukup tinggi. berlebihan. Efek samping lain yang
ringan dan reversibel di antaranya
adalah ginekomastia.
Sediaan dan Dosis

Spironolakton terdapat dalam bentuk tablet 25, 50, dan 100


mg. dosis dewasa berkisar antara 25-200 mg, tetapi dosis
efektif sehari rata-rata 100 mg dalam dosis tunggal atau
terbagi. Terdapat sediaan kombinasi tetap antara spironolakton
25 mg dan hidroklorotiazid 25 mg, serta spironolakton 25 mg
dan tiabutazid 2,5 mg. Eplerenon digunakan dalam dosis 50-
100 mg/hari.
2. Trimteren dan Amilorid

Kedua obat ini memperbesar


ekskresi natrium dan klorida
dan menurunkan ekskresi
kalium. Triamteren
menurunkan ekskresi kalium
dengan menghambat sekresi
kalium di tubulus distal
farmakokinetik

Absorbsi triamteren melalui Sediaan dan Posologi


saluran cerna sangat baik, dan
Triamteren tersedia kapsul 100 mg
obat ini hanya diberikan seara
dengan dosis pemberian 100-300
oral. Efek diuresisnya mulai
perhari. Amilorid tersedia dalam
tampak setelah 1 jam. Amilorid
bentuk tablet 5 mg dengan dosis 5-
dan triamteren per oral diserap
10 mg sehari. Sediaan kombinasi
kira-kira 50% dan efek
tetap antara 5 mg amilorid dan 50
diuresisnya terlihat dalam 6 jam
dan berakhir sesudah 24 jam. mg hidroklorotiazid tersedia dalam
bentuk tablet dengan dosis 1-2
tablet sehari.
D. Penghambat Karbonik Anhidrase

Karbonik anhidrase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi


CO2 + H2O H2CO3. Enzim ini terdapat antara lain dalam
sel korteks renal, pancreas, mukosa lambung, mata, eritrosit
dan SSP, tetapi tidak terdapat dalam plasma.
Derivat sulfonamid yang juga dapati menghambat kerja enzim
ini adalah asetazolamid dan diklorofenamid. Yang akan
dibicarakan di sini hanyalah asetazolamid, karena banyak
digunakan dalam klinik.
Farmakodinamik

Efek farmakodinamik yang paling utama dari asetazolinamid


adalah penghambat karbonik anhidrase secara
nonkompetitif. Akibatnya terjadi perubahan sistemik dan
perubahan terbatas pada organ tempat enzim tersebut berada.
Pada Ginjal

Dalam sel-sel tubulus proksimal asetazolamid

menghambat perubahan CO2 + H2O H2CO3.

Sehingga pembentukan HCO3- dan H+ dalam sel tubuli

berkurang. Jumlah H+ untuk disekresi dan ditukar

dengan Na+ dari lumen tubulus berkurang sehingga

ekskresi Na+ meningkat. HCO3- dalam lumen yang

tidak digabung dengan H+ diekskresi ke urin. Hal ini

mengakibatkan meningkatnya ekskresi bikarbonat,

natrium dan kalium melalui urin sehinggaa urin

menjadi alkalis dan darah cenderung menjadi asidosis.

Meningkatnya ekskresi elektrolit menyebabkan

bertambahnya ekskresi air.


Pada Susunan Cairan Plasma

Bertambahnya sekresi bikarbonat Pada Mata


dalam urin menyebabkan terjadinya
asidosis metabolik. Pada alkalosis Dalam cairan bola mata banyak
metabolik, kadar ion bikarbonat sekali terdapat enzim karbonik
dalam plasma meninggi dan ion anhidrase dan bikarbonat.
klorida menurun, dalam keadaan ini
Pemberian asetazolamid baik
efek diuresis asetazolamid makin
secara oral maupun parenteral,
kuat sedangkan pada keadaan
asidosis metabolik terjaadi efek mengurangi pembentukan cairan
yang sebaliknya. bola mata disertai penurunan
tekanan intraocular.
Farmakokinetik

Asetazolamid mudah diserap melalui saluran cerna, kadar


maksimal dalam darah dicapai dalam 2 jam dan ekskresi
melalui ginjal sudah sempurna dalam 24 jam. Obat ini
mengalami proses sekresi aktif oleh tubuli dan sebagian
direabsorpsi secara pasif. Asetazolamid terikat kuat pada
karbonik anhidrase, sehingga terakumulasi dalam sel yang
banyak mengandung enzim ini, terutama sel korteks ginjal
Sediaan dan Posologi

Asetazolamid : tablet 125 mg dan 250 mg untuk pemberian oral. Dosis


250-500 mg per kali.
Chronic simple glaucoma yaitu 250-1000 mg per hari
acute mountain sickness yaitu 2 kali sehari 250 mg
dosis untuk paralysis periodik familial yaitu 250-750 mg sehari
dibagi dalam 2/3 dosis
Diklorofenamid dalam tablet 50 mg, efek optimal dicapai dengan dosis
awal 200 mg sehari.
Metazolamid dalam tablet 25 mg dan 50 mg dan dosis 100-300 mg sehari,
tidak terdapat dipasaran.
E. Diuretik Osmotik

Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apabila


memenuhi 4 syarat :
1) difiltrasi secara bebas oleh glomerulus
2) tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli ginjal
3) secara farmakologis merupakan zat yang inert
4) umumnya resisten terhadap perubahan metabolik

Contoh golongan obat ini adalah manitol, urea, gliserin, isosorbid.


Indikasi

Manitol antara lain digunakan Kontraindikasi


untuk :
Manitol dikontraindikasikan pada
Profilaksis gagal ginjal akut
penyakit ginjal dengan anuria
Menurunkan tekanan maupun atau pada keadaan oliguria yang
volume cairan intraokular tidak responsif dengan dosis
Menurunkan tekanan dan volume percobaan; kongesti atau edema
cairan cerebrospinal paru yang berat, dehidrasi hebat
Pengobatan sindrom dan perdarahan intrakranial
disekuilibrium pada hemodialisis kecuali bila akan dilakukan
kraniotomi, payah jantung atau
kongesti paru.
Efek Samping

Manitol didistribusikan ke cairan Sediaan dan Posologi

ekstra sel, oleh karena itu


Manitol dalam bentuk infus
pemberian larutan manitol
intravena digunakanlarutan 20%.
hipertonis akan meningkatkan
Dosis dewasa berkisar antara 50-
osmolaritas cairan ekstrasel
100 g (250-500 ml) dengan
sehingga dapat menambah
kecepatan infus 30-50 ml/jam.
volume cairan ekstrasel. Kadang-
Untuk mengurangi edema otak'
kadang juga dapat menimbulkan
diberatkan 0,25-2 g/kgBB selama
reaksi hipersensisitif.
30-60 menit. Untuk edema dan
asites dan untuk mengatasi GGA
pada keracunan digunakan dosis
500 mL dalam 6 jam.
PENGOBATAN DENGAN DIURETIK
Penggunaan Klinik Diuretik
Penyakit Obat Keterangan

Hipertensi Tiazid Merupakan pilihan utama step 1, pada


sebagian besar pasien
Diuretik kuat (biasanya furosemid) Digunakan bila terdapat gangguan fungsi
ginjal atau bila diperlukan efek diuretik yang
segera
Diuretik hemat kalium Digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat,
bila ada bahaya hipokalemia

Payah jantung kronik Tiazid Digunakan bila fungsi ginjal normal


kongestif Diuretik kuat (biasanya furosemid) Terutama bermanfaat pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal
Diuretik hemat kalium Digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat
bila ada bahaya hipokalemia
Lanjutan

Penyakit Obat Keterangan

Edema paru akut Diuretik kuat (furosemid)

Sindrom nefrotik Tiazid atau diuretik kuat


bersama dengan spironolakton

Gagal ginjal akut Manitol dan /atau furosemid Bila diuresis berhasil, volume
cairan tubuh yang hilang harus
diganti dengan hati-hati

Asites pada penyakit Spironolakton (sendiri atau Diuretik kuat harus digunakan
hati kronik bersama tiazid atau diuretik dengan hati-hati. Bila ada
kuat) gangguan fungsi ginjal, jangan
menggunakan spironolakton
Lanjutan

Penyakit Obat Keterangan

Edema otak Diuretik osmotic

Hiperkalsemia Furosemid Diberikan bersama infuse


NaCl hipertonis

Batu ginjal Tiazid

Diabetes indipidus Tiazid Disertai diet rendah garam

Open Angel Glaukoma Asetazolamid Penggunaan jangka panjang

Acute Angel Closure Diuretik osmotic atau Prabedah


Glaukoma asetazolamid
DAFTAR PUSTAKA
1. Nafrialdi. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
Kedokteran UI, Jakarta.

You might also like