You are on page 1of 24

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN


HALUSINASI

YUNITA SUSANA LABA


JOHANA FRANSISKA
MERRY NIROM
Latar Belakang

Halusinasi merupakan bentuk dari gangguan persepsi bisa


berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang
paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk
kalimat yang agak sempurna. Angka statistik dunia
menyebutkan hampir 24 juta orang di seluruh dunia menderita
gangguan skizofrenia halusinasi dengan angka kejadian 1 per
1000 penduduk (pada wanita dan pria sama) dan diperkirakan
terdapat 4 10 % resiko kematian sepanjang rentang kehidupan
penderita skizofrenia halusinasi,
300.000 orang setiap tahun menderita skizofrenia
Amerika halusinasi
serikat

250.000 orang pertahun.


Eropa

tidak didapatkan angka statistik yang pasti mengenai


skizorenia ini halusinasi, sedangkan di Indonesia sekarang
diperkirakan 0,46-2 penduduk atau 1.700.000 jiwa.
Asia Provinsi Jawa Barat sendiri tercatat sebanyak 1.065.000
jiwa penderita atau 2,37 % penduduk.
Definisi
Halusinasi adalah salah hilangnya kemampuan manusia dalam

membedakan rangsangan internal dan rangsangan eksternal.

Halusinasi adalah pengalama panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus),

misalnya penderita mendengar suara suara, bisikan ditelinganya padahal


tidak ada sumber dari suara bisiskan tersebut.

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan


panca indera tanpa ada rangsangan dari luar, atau stimulus eksteren persepsi
palsu.
Etiologi
Faktor predisposisi
Faktor presipitasi
(Yosep, 2009) (Menurut Rawlins dan Heacock, 1993)
halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi

1. Faktor
perkembangan
1. Dimensi fisik
2. Faktor
sosiokultural 2. Dimensi emosional

3. Faktor 3. Dimensi intelektual


biokimia
4. Dimensi sosial
4. Faktor
psikologis 5. Dimensi spiritual

5. Faktor geneti
Tanda dan Gejala
1. Melihat bayangan yang menyuruh 1. Menutup mata.
melakukan sesuatu berbahaya.
2. Mulut komat-kamit
2. Melihat seseorang yang sudah
meninggal.
3. Ada gerakan tangan

3. Melihat orang yang mengancam diri 4. Tersenyum


klien atau orang lain
5. Gelisah
4. Bicara atau tertawa sendiri.
6. Menyendiri, melamun
5. Marah-marah tanpa sebab.
Proses terjadinya halusinasi
a) Tahap pertama : Pada fase ini halusinasi berada pada tahap
menyenangkan dengan tingkat ansietas sedang, secara umum
halusinasi bersifat menyenangkan.

b) Tahap kedua : Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap


menyalahkan dengan tingkat kecemasan yang berat.

c) Tahap ketiga : Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap


pengendalian dengan tingkat ansietas berat, pengalaman sensori
yang dirasakan individu menjadi penguasa.

d) Tahap keempat : Pada tahap ini halusinasi berada pada tahap


menakutkan dengan tingkat ansietas panic
Pohon masalah

Resiko mencederai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan

Gangguan persepsi
sensori: halusinasi

Isolasi sosial Faktor predisposisi Faktor presipitasi


Menarik diri Biologis Biologis
Psikologis Stres lingkungan
Sosial budaya Sumber koping
Mekanisme koping
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada pengendalian
stress, termasuk upaya penyelesaian masalah secara langsung.
1) Mekanisme koping meliputi cerita dengan orang lain (asertif)
2) diam (represi/supresi)
3) menyalahkan orang lain (sublimasi)
4) mengamuk (displacement)
5) mengalihkan kegiatan yang bermanfaat (konversi)
6) memberikan alasan yang logis (rasionalisme)
7) mundur ke tahap perkembangan sebelumnya (regresi)
8) dialihkan ke objek lain, memarahi tanaman atau binatang (proyeksi).
Penatalaksanaan
1) Medis (Psikofarmako)

Anti psikotik:
Chlorpromazine (Promactile, Largactile)

Haloperidol (Haldol, Serenace, Lodomer)

Anti parkinson:
Trihexyphenidile
2) Keperawatan: Tindakan keperawatan dapat dilakukan secara individual dan
terapi berkelompok (TAK) Terapi Aktifitas Kelompok.

TAK Orientasi Realita


Mengenal orang
Mengenal tempat
Mengenal waktu

TAK Stimulasi Persepsi:


mengontrol halusinasi
Mengenal halusinasi
Menghardik halusinasi
Bercakap-cakap
Jadwal aktivitas
Menggunakan obat
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Dx.
Evaluasi
Keperawatan

Implementasi Perencanaan
Identitas klien meliputi: Nama, umur, jenis kelamin,
tanggal dirawat, tanggal pengkajian, nomor rekam
medic
Faktor predisposisi meliputi: factor biologis, factor
psikologis, social budaya, dan factor genetic

Factor presipitasi meliputi: merasa tidak mampu, putus


asa, tidak percaya diri, merasa gagal, merasa malang,
kehilangan, rendah diri, perilaku agresif, kekerasan.

Pengkajian
Psikososial: genogram, konsep diri, hubungan social dan
spiritual.

Status mental yang meliputi: penampilan, pembicaraan,


aktifitas motorik, alam perasaan, interaksi selama wawancara,
Waktu persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori,
Isi kemampuan penilaian, dan daya tilik diri.
Frekuensi
Respon Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif
maupun maladaptive
Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui
adalah
Jenis Data objektif Data subjektif
halusinasi

Halusinasi Bicara atau tertawa sendiri Mendengar suara atau kegaduhan


pendengara Marah-marah tanpa sebab Mendengar suara yang bercakap-
n Menyedengkan telinga cakap
kearah tertentu Mendengar suara menyuruh
Menutup telinga melakukan sesuatu yang berbahaya

Halusinasi Menunjuk-nunjuk kearah Melihat bayangan, sinar, bentuk


Penglihatan tertentu geometris, bentuk kartoon, melihat
Ketakutan pada sesuatu hantu atau monster
Yang tidak jelas
Halusinasi Menghidu seperti sedang Mencium bau-bauan seperti bau
penghidu mencium bau-bauan darah, urin, feces, kadang-
tertentu kadang bau itu menyenangkan
Menutup hidung

Halusinasi Sering meludah Merasakan rasa seprti darah, urin


pengecapan Muntah atau feces

Halusinasi Menggaruk-garuk Mengatakan ada serangga


Perabaan permukaan kulit dipermukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik
Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

Isolasi sosial

Resiko periaku mencederai diri

Harga diri rendah


Rencana keperawatan

Gangguan persepsi sensori halusinasi penglihatan

Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :


Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya

Pasien dpat mengontrol halusinasinya

Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

Tindakan keperawatan:

Membantu pasien mengenali halusinasi

Melatih pasien mengontrol halusinasi

Bercakap-cakap dengan orang lain

Melakukan aktifitas yang terjadwal


Pasien keluarga

SP II SP II

Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga


harian pasien mempraktekkan cara
Melatih pasien mengendalikan merawat pasien dengan
halusinasi dengan cara halusinasi
bercakap-cakap dengan orang
Melatih keluaraga
lain.
melakukan cara merawat
Menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal
langsung kepada pasien
kegiatan harian halusinasi
Implementasi Strategi Pelaksanaan Halusinasi

Pasien Keluarga
SP1
SP 1 k
Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
Mengidentifikasi isi halusinasi pasien Mendiskusikan masalah yang
Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien dirasakan keluarga dalam rawat
Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
pasien
Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
halusinasi Menjelaskan pengertian, tanda dan
Mengidentifikasi respon pasien terhadap gejala halusinasi, dan jenis
halusinasi
halusinasi yang dialami pasien
Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
Menganjurkan pasien memasukkan cara beserta proses terjadinya.
menghardik halusinasi dalam jadwal
Mejelaskan cara-cara merawat
kegiatan harian
pasien halusinasi
Pasien Keluarga

SP III SP III

Mengevaluasi jadwal kegiatan


Membantu keluarga
harian pasien
membuat jadwal kegiatan
Melatih pasien mengendalikan
aktifitas di rumah termasuk
halusinasi dengan melakukan
kegiatan (kegiatan yang biasa minum obat
dilakukan pasien) Menjelaskan follow up

Menganjurkan pasien pasien setelah pulang


memasukan dalam kegiatan
harian
SP IV pasien

Mengevaluasi jadwal kegiatan


harian pasien
Memberikan pendidikan
kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur

Menganjurkan pasien
memasukan dalam kegiatan
harian.
Evaluasi

Evaluasi untuk menilai kemampuan pasien keluarga dan perawat dalam


memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan persepsi
sensori: Halusinasi

Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan SOAP sebagai pola pikir.

S : respon subjektif dari klien terhadap intervensi keperawatan

O : respon objektif dari klien terhadap intervensi keperawatan

A : analisa ulang atas dasar subjek dan objek untuk mengumpulkan apakah
masalah masih ada, munculnya masalah baru, atau ada data yang berlawanan
dengan masalah yang masih ada

P : perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien
Kesimpulan
1. Kesimpulan

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien


mempersepsikan sesuatu yang tiadak terjadi. Pencerapan
pancaindra tanpa ada rangsangan dari luar (maramis, 1998).
Halusinasi merupakan salah satu respon mal adaptif individu
yang berada dalam rentang respon neurobiologist (stuart dan
laraia, 2001).

You might also like