Professional Documents
Culture Documents
Inflamasi
Pencetus
Gejala
Alergen,
Batuk , mengi
Olahraga,
dada tertekan,
Udara dingin,
sesak napas
dll
5
Patofisiologi Asma
Gangguan otot Inflamasi
polos jalan napas
Gejala/excacerbasi 19/09/2011
6
19/09/2011
7 Mekanisme alergi induced asthma (dipiro, 542)
19/09/2011
8 Klasifikasi asma
19/09/2011
Klasifikasi Asma
(PC ASMA, BINFAR, 2007)
berdasarkan tingkat keparahannya
Tingkatan kontrol asma
pada dewasa, remaja dan anak usia 6-11 tahun
TERKONTROL TERKONTROL TIDAK
KARAKTERISTIK GEJALA
BAIK SEBAGIAN TERKONTROL
Gejala harian lebih dari 2 kali YA TIDAK
seminggu
.
1. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2014, Page. 17 Downloaded from www.ginasthma.org
Asma terkontrol baik, jika :
(PC ASMA, BINFAR, 2007)
Bronkodilator
Anti inflamasi
SABA (short acting beta agonist)
Bekerja pada reseptor adrenergik 2 di otot polos
saluran pernafasan bronkorelaksasi
Merupakan drug of choice pada serangan akut
Mengaktifkan adenilat
siklase
Meningkatkan kadar
cAMP mengaktifkan
Protein Kinase A (PKA)
relaksasi otot polos
Dosis
ISO, 2010
Antikolinergik
Merupakan second line
terapi setelah SABA
bermanfaat klinis
terutama pada serangan
akut asma yang berat
Bekerja memblok
reseptor muskarinik M3 di
saluran pernafasan
Tersedia dalam sediaan
tunggal atau kombinasi Belmonte, Proc Am Thorac Soc Vol 2.
dengan beta agonis pp 297304, 2005
corticosteroids
Penggunaan kortikosteroid sistemik pada serangan akut
dapat mempercepat perbaikan obstruksi saluran nafas
dan mengurangi kekambuhan
Digunakan hanya pada saat serangan akut (3-10 hari)
Efek sampingnya tergantung dosis dan durasi
penggunaan
Perbandingan Flixotide Nebules (Fluticasone Propionate)
dengan methyl prednisolon IV pada asma akut berat
51.7
50 47.4
42.4
30
20
20.8
10 19.2
0
FP MP FP+MP
FP MP FP+MP
Awal terapi Setelah 2 jam
Pada 2 jam setelah pengobatan di UGD, nilai APE *P = 0,05 vs FP, FP+MP
pada grup FP signifikan meningkat dibandingkan Angka rawat inap signifikan lebih tinggi pada grup
kedua grup lainnya (p = 0,021) metilprednisolon (MP) dibandingkan FP dan
kombinasi FP+MP
Pengatasan awal :
Inhalasi agonis b2 short acting
2-4 puff dg MDI interval 20 min
atau nebulizer
Respon baik
Serangan ringan Respon tidak sempurna Respon jelek
PEF > 80 % Serangan sedang Serangan berat
Gejala berkurang PEF 50- 80 % PEF < 50 %
Respon agonis b terjaga Masih ada sesak dan mengi Sesak dan mengi jelas
sampai 4 jam Tambah kortikosteroid oral Tambah kortikosteroid oral
Teruskan agonis b setiap 3- Lanjutkan agonis b Lanjutkan agonis b
4 jam selama 24 jam Panggil dokter
Pasien dg KS tingkatkan
dosis 2 kali
Ulangi assesment:
Gejala, fisik, PEF, O2, dan test lain
membaik
Henti nafas (respiratory arrest):
Intubasi dan ventilasi mekanik dengan O2 100%
Nebulisasi b agonis dan antikolinergik
Kortikosteroid i.v.
Masukkan ke ICU:
Inhalasi b agonis setiap jam atau kontinyu +
inhalasi antikolinergik
Kortikosteroid i.v
Oksigen
Intubasi dan ventilasi mekanik
Membaik :
Masukkan ke bangsal*
Membaik :
Pulang*
Penanganan Asma Eksaserbasi di
pelayanan kesehatan primer
PENILAIAN Apakah asma?
Ada faktor resiko asma mengancam jiwa?
PASIEN Derajat keparahan eksaserbasi?
TERAPI AWAL
SABA: 4-10 semprot dengan MDI + spacer, PINDAHKAN KE FASILITAS
Ulangi setiap 20 menit selama 1 jam PENANGANAN AKUT (UGD)
Prednisolon: dewasa 1mg/kg, maks. 50 mg, anak 1-2 mg/kg, MEMBURUK
Selama menunggu: berikan SABA,
maks. 40 mg O2, kortikosteroid sistemik
Oksigen (jika ada): target saturasi 93-95% (anak: 94-98%)
A systematic review
Penambahan dosis multipel antikolinergik terhadap inhalasi
b2 agonis bermanfaat pada penatalaksanaan awal asma
eksaserbasi yang berat pada anak dan remaja (VEP1 <55% dari
yang diprediksi)
Bagi kelompok anak & remaja yang menderita asma
eksaserbasi ringan sedang, tidak ada manfaat penambahan
antikolinergik terhadap b2 agonis
Hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung penambahan
antikolinergik terhadap setiap inhalasi b2 agonis, tanpa
melihat tingkat keparahan pasien
Plotnick LH & Ducharme FM. BMJ 1998;317:971-977
Perbandingan kombinasi Flixotide Nebules
(Fluticasone Propionate) dengan SABA tunggal
Studi acak, double-blind, grup paralel terhadap 150 anak dengan asma akut derajat sedang untuk
menguji benefit kombinasi fluticasone propionate (FP) terhadap salbutamol yang diberikan secara
nebulisasi
Kelompok Studi
Tiga dosis salbutamol (30 l/kg/dosis) setiap 15 menit
Tiga dosis salbutamol (30 l/kg/dosis) setiap 15 menit + dua dosis FP (500 mcg/dosis) pada
menit ke-15 dan ke-30 setelah dosis pertama salbutamol
Tiga kombinasi dosis salbutamol (30 l/kg/dosis) + FP (500 mcg/dosis) setiap 15 menit
Kesimpulan
Pasien anak yang diberikan kombinasi salbutamol dan fluticasone menunjukkan perbaikan
respon klinis pada menit ke-120 dibandingkan kelompok salbutamol tunggal (p=0,004)
Tidak terdapat reaksi simpang signifikan yang teramati dengan pengobatan yang dilakukan.
Obat inhalasi:
Dosis obat kecil efek samping
Langsung bekerja ke paru
Mula kerja cepat
Praktis
Direkomendasi oleh GINA (Global Initiative for Asthma guideline asma dunia)
& guideline asma Indonesia
AIRWAY
HYPERRESPONSIVENESS
Virus?
T-lymphocyte
Barnes PJ
Corticosteroids
GINA,2002
Methylxantine
Pencegahan asma pada wanita hamil sama dengan pada pasien lainnya
misalnya dgn beklomethason atau budesonide inhalasi aman digunakan dalam
kehamilan
Sodium kromoglikat juga digunakan sebagai profilaksis asma dgn inhalasi,
cukup aman pada kehamilan
Treatment: salbutamol, terbutalin jika digunakan scr inhalasi, tidak
mempengaruhi uterus
Kortikosteroid oral jangka pendek, spt prednisolon 20-50 mg sehari utk 4-7 hari
cukup aman
Jika perlu, sebelum proses melahirkan: injeksi hidrokortison i.m. atau i.v 100 mg
setiap 8 jam selama 24 jam cukup menjamin tersedianya kortikosteroid eksogen
teofilin sebaiknya tidak digunakan pada masa akhir kehamilan efek stimulant :
irritability, jitteriness/gelisah, dan takikardi pada neonatus
Anak-anak
Penggunaan inhalasi menggunakan nebuliser atau MDI
dengan spacer merupakan cara penggunaan obat yang
paling tepat
Inhalasi kortikosteroid cukup aman untuk anak-anak
Geriatri
tidak ada hal yang khusus, sama dengan pada dewasa
Lebih diperhatikan pada kemungkinan terjadi efek samping,
terutama pada penggunaan aminofilin/teofilin
Pemantauan terapi
. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2012, Page. 66 Downloaded from www.ginasthma.org
www.asthmacontroltest.com
Manajemen kontrol asma1
PENILAIAN
- Diagnosa
- Pengontrolan gejala & faktor resiko
(Termasuk fungsi paru)
- Tehnik pemakaian alat & kepatuhan
- Pilihan pasien
MENILAI RESPON
- Gejala
- Eksaserbasi
- Efek simpang
- Kepuasan pasien
- Fungsi paru
PENYESUAIAN PENGOBATAN
- Obat-obatan asma
- Strategi non-farmakologi
1. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2014, Page 79 Downloaded from
- Pengobatan kemungkinan faktor
www.ginasthma.org
resiko
KIE
Mengedukasi pasien mengenai fakta dasar tentang asma :
Bedanya saluran nafas yang normal dengan pasien asma
Apa yang terjadi ketika serangan asma
Mengedukasi pasien tentang pengobatan asma
Bagaimana obat bekerja
Pengobatan jangka panjang dan pengobatan serangan akut
Tekankan pada kepatuhan penggunaan obat terutama yang mendapat terapi jangka
panjang
Mengedukasi tentang teknik penggunaan inhaler yang benar
Demonstrasikan cara memakai inhaler, dan bentuk device yang lain
Memantau penggunaan obat pada saat refill dapat membantu mengidentifikasi pasien
yang kontrol asmanya kurang baik komunikasikan dengan dokternya
Mengedukasi pasien untuk memantau kondisinya :
bagaimana memantau gejala dan mengenal kapan kondisi memburuk,
kapan dan bagaimana melakukan tindakan darurat (rescue actions)
Mengedukasi pasien untuk mengidentifikasi dan menghindari faktor pemicu