You are on page 1of 18

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA PASIEN GANGGUAN SENSORI
PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANGRAWAT INAP
RUMAH SAKIT JIWA KENDARI
TAHUN 2014

SITTI HARDIANTI K.
NIM: P2010.01.052

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
KENDARI 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Kecenderungan meningkatnya gangguan jiwa saat ini terus
menjadi masalah sekaligus tantangan bagi tenaga kesehatan
khususnya komunitas profesi kesehatan.
2. Menurut WHO tahun 2011 prevelensi gangguan jiwa diatas 100
jiwa per 1000 penduduk dunia.
3. Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia mencapai 264 per 1000
penduduk.
4. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2012 menyebutkan 15,3%
penduduk mengalami gangguan jiwa dari yang ringan hingga
berat.
5. Data RS Jiwa, jumlah pasien yang mengalami gangguan
kesehatan jiwa pada tahun 2011 tercatat sebanyak 929 orang
pasien ganguan jiwa dan yang mengalami skizofrenia sebanyak
438 (47,15%) pasien, pada tahun 2012 tercatat 914 pasien
gangguan jiwa dan skizofrenia sebanyak 239 (26,15%) pasien,
pada tahun 2013 terdapat 934 orang yang mengalami gangguan
jiwa dan yang mengalami skizofrenia sebanyak 498 (53,32%)
pasien.
6. Data pasien halusinasi pada tahun 2011 berjumlah 219 pasien
dari 438 pasien skizofrenia, tahun 2012 sebanyak 223 dari 239
pasien skizofrenia, tahun 2013 sebanyak 247 dari 498 pasien
skizofrenia dan tahun 2014 periode Januari-Maret sebanyak 91
orang dari 196 pasien
7. Dari data yang diperoleh pada saat studi pendahuluan
diketahui bahwa dari 10 orang pasien halusinasi ada 7 orang
yang berisiko melakukan perilaku kekerasan dan kondisi ini
sangat membahayakan klien itu sendiri, pasien lain maupun
lingkungan ruangan perawatan.
8. Terapi aktifitas kelompok sangat penting dilakukan untuk
membantu dan memfasilitasi pasien dengan halusinasi
dalam mengontrol dan mengendalikan halusinasi yang
dialaminya.
9. Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara sejak awal
tahun 2013 menjadi Rumah Sakit Khusus dengan Tipe B
dan peningkatan Eselon menjadi Eselon II B, mulai
mengaktifkan kembali pelaksanaan terapi modalitas
khususnya terapi aktifitas kelompok pada pasien rawat
inap yang mengalami halusinasi. Menurut petugas
kesehatan di Unit Rehabilitasi bahwa jadwal pelaksanaan
terapi aktifitas kelompok yaitu pada hari Rabu, meskipun
dalam pelaksanaannya tidak rutin.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul :

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok Pada
Pasien Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
Pendengaran Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Jiwa Kendari Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan
terapi aktivitas kelompok pada pasien gangguan sensori
persepsi halusinasi pendengaran di ruang rawat inap
Rumah Sakit Jiwa Kendari Tahun 2014.
Bagaimana hubungan sikap dengan pelaksanaan terapi
aktivitas kelompok pada pasien gangguan sensori
persepsi halusinasi pendengaran di ruang rawat inap
Rumah Sakit Jiwa Kendari Tahun 2014.
Bagaimana hubungan motivasi dengan pelaksanaan
terapi aktivitas kelompok pada pasien gangguan sensori
persepsi halusinasi pendengaran di ruang rawat inap
Rumah Sakit Jiwa Kendari Tahun 2014.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok pada
pasien gangguan sensori persepsi halusinasi
pendengaran di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa
Kendari Tahun 2014.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok pada pasien
gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran.
Untuk mengetahui hubungan sikap dengan pelaksanaan
terapi aktivitas kelompok pada pasien gangguan sensori
persepsi halusinasi pendengaran.
Untuk mengetahui hubungan motivasi dengan
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok pada pasien
gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
(Dapat Dilihat Pada Makalah Proposal Yang Ada Di Hadapan
Dewan Penguji)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit Jiwa.


2. Tinjauan Umum Tentang Halusinasi Pendengaran.
3. Tinjauan Umum Tentang Terapi Aktifitas Kelompok.
4. Tinjauan Umum Tentang Fariabel Penelitian:
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Motivasii
(Terlampir Pada Makalah Proposal Yang Ada Di
Hadapan Dewan Penguji)
BAB III
KERANGKA KONSEP
1. Kerangka Penelitian
Pengetahuan

Sikap
Pelaksanaan TAK
Motivasi Pada Pasein Halusiansi
Pendengaran
Pengalaman

Beban Kerja
Keterangan :
: Variabel Independen Yg Diteliti
: Variabel Independen Yg Tidak Diteliti
: Variabel Dependen
2. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif :
a. Pelaksanaan TAK pada pasien halusinasi pendengaran
dalam penelitian ini adalah suatu aktivitas terapi
aktifitas kelompok yang diberikan pada pasien
halusinasi untuk membantu dan memfasilitasi pasien
dalam mengontrol dan mengendalikan halusinasi yang
dialaminya. Dengan kriteria obyektif:
Dilaksanakan = apabila responden
melaksanakan TAK
Tidak dilaksanakan = apabila responden tidak
melaksanakan TAK
b. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Dalam penelitian ini pengetahuan perawat
diartikan sebagai kemampuan perawat untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan melalui kuisioner,
dengan kriteria objektif:
Baik: bilajawabanresponden 60% dari total jawaban yang
benar.
Kurang : bilajawabanresponden<60% dari total jawaban
yang benar
c. Sikap perawat adalah mekanisme mental yang
mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai
perasaan dan akan ikut menentukan kecenderungan
perilaku individu terhadap manusia lainnya atau sesuatu
yang sedang dihadapi oleh individu. Sikap perawat yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu pola
perilaku, tendensi atau kesiapan perawat dalam
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok khususnya pada
pasien yang mengalami gagguan sensori persepsi
halusinasi pendengaran, dengan kriteria objektif:
Baik : bila jawaban responden > 60%
Kurang : bila jawaban responden <60%
d. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati
seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu
tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana
atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan
menghindari kegagalan hidup. Dalam penelitian ini
motivasi perawat didefinisikan sebagai hal-hal yang
mendorong perawat untuk melakukan terapi aktivitas
kelompok khususnya pada pasien yang mengalami
gagguan sensori persepsi halusinasi pendengaran.
Penilaian berdasarkan skala Guttman dengan skor 1 bila
menjawab Ya, dan skor 0 bila menjawab Tidak.
Kriteria objektif motivasi perawat yaitu:
Baik : bila jawaban responden > 60%
Kurang : bila jawaban responden < 60%
Hipotesis Penelitian

Dapat dilihat Pada Makalah Proposal Yang


Ada Di Hadapan Dewan Penguji
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik deskriptif dengan
menggunakan pendekatan cross-sectional study, artinya suatu
bentuk penelitian dimana pengukuran variabelnya dilakukan pada
waktu yang bersamaan yang bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok pada pasien gangguan sensori persepsi halusinasi
pendengaran di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Sulawesi Tenggara.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini rencana akan dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di 9
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara,
yakni Ruang Srikandi, Ruang Mawar, Ruang Angrek, Ruang
Flamboyan, Ruang Delima, Ruang Melati, Ruang Matahari, Ruang
Asoka dan Ruang Teratai.
Selanjutnya .
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Pengumpulan Data
E. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data
F. Etika Penelitian

Terlampir
Untuk Lebih Jelasnya Dapat Dilihat
Pada Makalah Proposal Yang Ada Di
Hadapan Dewan Penguji
17
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

You might also like