You are on page 1of 16

https://nersmasruri.wordpress.

com/category/un
categorized/

ASKEP KANKER PARU

KELOMPOK 3
PENGERTIAN KANKER PARU
Kanker paru atau disebut karsinoma bronkegenik
merupakan tumor ganas primer system pernapasan bagian
bawah yang bersifat epithelial dan berasal dari mukosa
percabangan bronkus. Penyakit ini jarang terjadi dan paling
sering terjadi di daerah industry (Sylvia A.Price).
Kanker paru adalah suatu pertumbuhan yang tidak
terkontrol dari sel anaplastik dalam paru (Susan Wilson
dan June Thompson, 1990)
ETIOLOGI KANKER PARU

Penyebab dari kanker paru masih belum diketahui, namun


diperkirakan bahwa inhalasi jangka panjang dari bahan-
bahan karsiogenik merupakan faktor utama, tanpa
mengesampingkan kemungkinan peranan predisposisi
hubungan keluarga ataupun suku bangsa atau ras serta
status imunologis seperti kekebalan tubuh.
Kebiasaan merokokpun menjadi penyebab utama dan
penyebab lain seperti polusi udara, diet yang kurang
mengandung (vit A, selenin dan Betakaronin), infeksi
saluran pernapasan kronik, dan keturunan atau genetik.
(Sudoyo Aru)
GAMBARAN KLINIS
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukan
gejala klinis. Bila sudah menunjukan gejala berarti pasien
dalam stadium lanjut (Sudoyo Aru).

Gejala dapat bersifat lokal (tumor tumbuh setempat) :


batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis.
Hemoptisis
Mengi (Wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran napas.
Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
Atelektasis
GAMBARAN KLINIS
Inavasi Lokal
Nyeri dada
Dispnea karena efusi pleura
Invasi ke perikardium, terjadi tamponade atau aritmia
Sindrome vena cava superior
Sindrome Horoner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
Suara serak karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
Sindrome pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis.

Gejala penyakit metastasis


Pada otak, tulang, hati, adrenal
Limfadenopati servikal dan supraklavikula ( sering menyertai metastasis)
GAMBARAN KLINIS
Sindrome paraneoplastik (terdapat pada 10% kanker paru)
dengan gejala:
Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
Hematoogi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
Hipertrofi Osteoartropati
Neurologik : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
Neuromiopati
Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalasemia)
Dermatologic : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
Renal : syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH)
Asimtomatik dengan kelainan radiologis
Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang terdeteksi
secara radiologi
Kelainan berupa nodul soliter
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala kanker paru yaitu:
1. Gejala awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan
oleh obstruksi pada bronkus.
2. Gejala umum.
a. Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan
oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa
membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana
dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon
terhadap infeksi sekunder.
b. Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum
melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan
PATOFISIOLOGIS KANKER PARU
ASKEP
PENGKAJIAN
A. Preoperasi (Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan,1999).
1). Aktivitas/ istirahat.
Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan
kebiasaan rutin, dispnea karena aktivitas.
Tanda : Kelesuan( biasanya tahap lanjut).

2). Sirkulasi.
Gejala : JVD (obstruksi vana kava).
Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi).
Takikardi/ disritmia.
Jari tabuh.
3). Integritas ego.
Gejala : Perasaan takut. Takut hasil pembedahan
Menolak kondisi yang berat/ potensi keganasan.
Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang ulang.

4). Eliminasi.
Gejala : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil).
Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor
epidermoid)
5). Makanan/ cairan.
Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
Makanan,
Kesulitan menelan,
Haus/ peningkatan masukan cairan.
Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut)
Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava),
edema wajah/ periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma
sel kecil)
Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor
epidermoid).

6). Nyeri/ kenyamanan.


Gejala : Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu
pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh
perubahan posisi.
Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma)
Nyeri abdomen hilang timbul.
7). Pernafasan.
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau
produksi sputum.
Nafas pendek
Pekerja yang terpajan polutan, debu industri
Serak, paralysis pita suara.
Riwayat merokok
Tanda : Dispnea, meningkat dengan kerja
Peningkatan fremitus taktil (menunjukkan konsolidasi)
Krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran udara),
krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea ( area yang
mengalami lesi).
Hemoptisis.
8). Keamanan.
Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau karsinoma)
Kemerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma
sel kecil)

9). Seksualitas.
Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel
besar)
Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma
sel kecil)

10). Penyuluhan.
Gejala : Faktor resiko keluarga, kanker(khususnya paru),
tuberculosis
Kegagalan untuk membaik.
B. Pascaoperasi (Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 1999).
Karakteristik dan kedalaman pernafasan dan warna kulit pasien.
Frekuensi dan irama jantung.
Pemeriksaan laboratorium yang terkait (GDA. Elektolit serum, Hb dan
Ht).
Pemantauan tekanan vena sentral.
Status nutrisi.
Status mobilisasi ekstremitas khususnya ekstremitas atas di sisi yang di
operasi.
Kondisi dan karakteristik water seal drainase.
1). Aktivitas atau istirahat.
Gejala : Perubahan aktivitas, frekuensi tidur berkurang.
2). Sirkulasi.
Tanda : denyut nadi cepat, tekanan darah tinggi.
3). Eliminasi.
Gejala : menurunnya frekuensi eliminasi BAB
Tanda : Kateter urinarius terpasang/ tidak, karakteristik urine
Bisng usus, samara atau jelas.
4). Makanan dan cairan.
Gejala : Mual atau muntah
5). Neurosensori.
Gejala : Gangguan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anastesi.
6). Nyeri dan ketidaknyamanan.
Gejala : Keluhan nyeri, karakteristik nyeri
Nyeri, ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya insisi
Atau efek efek anastesi.
DIAGNOSA
A. Preoperasi (Gale, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, 2000, dan
Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 1999).

You might also like