You are on page 1of 27

SISTEM REPRODUKSI I

Ns. Hanik Rohmah I., M.Kep

10/18/2017 1
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU NIFAS
Pengkajian pada post partum perlu merujuk
pd catatan riwayat keperawatan pada masa
prenatal & intrapartal.
a. Masa prenatal perlu diketahui seperti anemia,
hipertensi dalam kehamilan & diabetes, pada
beberapa kasus kondisi demikian akan
mempengaruhi kondisi bayi pada masa post
partum.
10/18/2017 2
b. proses persalinan : lamanya & jenis
persalinan,kondisi selaput & cairan ketuban,
respon bayi terhadap persalinan, obat-obat yang
digunakan, respon keluarga khususnya ayah
pada persalinan & kelahiran.

Pengkajian fisiologik ibu postpartum harus


dilakukan segera pada masa immediate
postpartum seperti observasi TTV, keseimbangan
cairan, pencegahan kehilangan darah yang
abnormal & eliminasi urine.

10/18/2017 3
Jadwal pengkajian fisiologis pasca partum
Area pengkajian Frekuensi
Suhu 1 jam pertama: sekali
Jam ke 2-8: 2 kali
Jam ke 9-24: setiap 4 jam
24 jam smp pulang: setiap 8 jam
- Nadi, pernapasan, TD 1 jam pertama: setiap 15 menit
- Fundus , lokea, Jam ke 2-3: setiap 30 menit
kandung kemih Jam ke 4-24: setiap 4 jam
24 jam smp pulang: setiap 8 jam
Perineum 1 jam pertama: sekali
Jam ke 2-24: setiap 4 jam
24 jam smp pulang: setiap 8 jam
Payudara, tungkai 1 jam pertama- jam ke 8 : sekali (akhir jam ke 8)
Jam ke 9-24: setiap 4 jam
24 jam smp pulang: setiap 8 jam
Eliminasi usus Jam ke 9 smp pulang: defekasi setiap hari
10/18/2017 4
I. Pengkajian
A. Identitas klien & penanggung jawab
Nama, MedRec, Usia, alamat, pekerjaan, &
status obstetrik.
B. Keluhan utama
Keluhan klien saat dikaji
C. Riwayat kesehatan sekarang
D. Riwayat kesehatan dahulu
Status kesehatan dimasa lalu & obat yang
pernah dikonsumsi oleh klien.

10/18/2017 5
E. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit genetik tiga generasi terakhir
Dibuat genogram
F. Riwayat psikososial
Penerimaan terhadap bayi : Respon klien,
sentuhan, pelukan, serta ekspresi klien saat
diberikan bayinya.
Konsep diri : Kaji body image, peran, identitas,
ideal, & harga diri klien.
Penerimaan keluarga : Sibling & respon anggota
keluarga yang lain
10/18/2017 6
G. ACTIVITY DAILING LIVING
Nutrisi meliputi : Porsi, frekuensi, jenis
makanan & keluhan Diit tinggi protein.
Hidrasi : kaji status hidrasi klien ( Asupan
peroral, cairan infus, mual, & muntah).
Pemasukan cairan sekitar 3000 ml/hr.
Eliminasi :
BAK : Kapan klien BAK pertama kali, warna,
jumlah & frekuensi, distensi KK (+/-).
Adanya rasa terbakar saat BAK ISK
Motivasi u/ BAK tiap 3 / 4 jam
10/18/2017 7
BAB : Kaji kapan klien BAB terakhir
(Pola eliminasi normal pada hari ke
dua atau ketiga setelah kelahiran).

Ambulasi : Kaji early ambulasi pada


persalinan spontan sedangkan pada pada
post op sc ambulasi dini berupa miring
kanan a/ kiri.

10/18/2017 8
H. Hasil laboratorium
HB
Leukosit
Hematokrit
G. Pemeriksaan fisik
Head to toe
per sistem
1. Penampilan umum
Respon : Kesadaran, warna, kehangatan kulit,
& keadaan klien
Apakah pusing/ hipotensi orthostatik
Timbang BB, ukur TB
10/18/2017 9
2. Tanda vital
Ukur TTV : TD, N, R
Bradikardi normal pada minggu pertama
postpartum (50-70x/mnt).
P suhu > 38C, bila > 24 jam selama 2 hari
berturut-turut dalam 10 hari pertama infeksi
3. Kepala
Kebersihan kulit kepala, distribusi, &
kerontokan rambut.

10/18/2017 10
4. Muka
Konjungtiva : agak anemis, sklera tdk icterik,
chloasma (+).
Kelembaban mukosa mulut & aliran udara
melalui hidung lancar.
5. Leher
Pergerakan leher, pembesaran kelenjar tiroid,
apakah terdapat p JVP.
6. Dada
Payudara : Simetris/ tdk, kebersihan aerola,
oedema +/-, putting susu ; menonjol/ tdk,
lecet/luka, colostrum +/-
10/18/2017 11
Paru-paru : pergerakan dada simetris/ tdk,
auskultasi irama & frekuensi.
Jantung : auskultasi bunyi & irama.

7. Abdomen
Tonus, posisi, & tinggi fundus uterus dikaji
tiap 4 jam selama 24 jam :
Adanya involusi uterus akan teraba bulat & keras.
Bila terasa lembek maka resiko terjadi
perdarahan.
Posisi uterus yang tdk digaris tengah
menunjukkan adanya distensi kandung kemih.
10/18/2017 12
Kontraksi & diastasis rectus abdominalis, jika ada ukur
panjang & lebarnya dengan jari.
Posisi insisi dari SC, frekuensi BU, palpasi &
auskultasi semua kuadran terutama pada klien OP SC,
distensi KK +/-.

8. Vagina
Varises +/-, lochea (warna, jumlah, & bau).

9. Perineum & rektum (dikaji tiap 4 jam pertama &


selanjutnya setiap hari).
Perineum : oedem, kebiruan/ hematom
Episiotomi : Tanda-tanda infeksi (REEDA)
Hemoroid : ukurannya
10/18/2017 13
R (Redness) kemerahan
E (Edema) udem
E (Echimosis) kebiruan
D (Discharge) pengeluaran
A (Approximation) kerapatan
jahitan

10. Ekstremitas
Tanda homans, oedem, varises,
kekuatan otot, serta ROM kedua
ekstremitas.
10/18/2017 14
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko kekurangan cairan b.d kehilangan
darah, pengeluaran yg berlebihan melalui
keringat, diuresis.
2. Perubahan pola eliminasi urin b.d
ketidaknyamanan perineum, trauma saluran
kemih.
3. Perubahan eliminasi BAB :konstipasi b.d
kurangnya mobilisasi, diet yang tidak
seimbang, trauma persalinan.
4. Nyeri b.d peregangan perineum, luka
episiotomi, involusi uterus, hemoroid,
pembengkakan payudara.
10/18/2017 15
5. Resiko infeksi b.d trauma jalan lahir
6. Harga diri rendah b.d belum pengalaman dalam
persalinan dan merawat bayi.
7. Risiko perubahan parenting b.d kurangnya
pengetahuan tentang cara merawat bayi.
8. Proses laktasi yang tidak efektif b.d kurang
pengetahuan tentang perawatan payudara,
cara menyusui.

III. KOMPLIKASI
Perdarahan postpartum
Gangguan mood
Infeksi postpartum
10/18/2017 16
IV. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
Peran perawat dalam membuat perencanaan
tergantung pada :
Kondisi ibu dan bayi
Antisipasi lamanya perawatan (hospitalisasi)
ibu dan bayi.
Kemungkinan ayah terlibat dalam perawatan
dan PenKes.
Tujuan perawatan ibu postpartum :
1. Bebas dari infeksi
2. Menunjukkan fungsi eliminasi (BAB & BAK)
yang normal
10/18/2017 17
3. Mendapat istirahat yang cukup
4. Ungkapkan verbal tentang kenyamanan yang
terpenuhi, bebas dari injuri.
5. Menunjukkan involusi yang normal dan
perubahan pengeluaran lochea tanpa
perdarahan.
6. Dapat mengungkapkan perasaannya tentang
pengalaman persalinannya.
7. Mampu menyusui dengan benar
8. Menunjukkan kemamampuan dalam merawat
bayi dan dirinya.
10/18/2017 18
Implementasi meliputi monitor dan perawatan
secara langsung, seperti :
1. Monitor TTV dan pemeriksaan fisik dari
kepala hingga kaki.
2. Monitor dan meningkatkan tonus uterus
secara optimal. Bila tonus uterus & penurunan
fundus uterus tidak optimal, lakukan
rangsangan dengan masase & kolaborasi
kepada tim medis.
3. Monitor pengeluaran lochea
4. Monitor ekstremitas dari tromboplebitis. Untuk
mencegah tromboplebitis, ajarkan klien agar
tidak menyilangkan kaki bila berbaring atau
duduk.
10/18/2017 19
Bila klien pegal atau kram pada kaki rendam air
hangat.
5. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh yaitu
Kandung kemih : Jelaskan perlu BAK scr teratur,
& jika kesakitan ajarkan u/ BAK sambil menyiram
air pada perineum.
Jelaskan u/ mengamati warna urin, minta laporkan
bila warna urin pekat/ kemerahan/ sakit saat
berkemih.
Gastrointestinal: Berikan diet tinggi serat dan
TKTP , serta banyak minum.
10/18/2017 20
6. Meningkatkan istirahat & kenyamanan. Klien
harus mulai diajarkan untuk menyesuaikan
pola istirahat & tidur dgn kehadiran bayinya.
Nyeri pada luka episiotomi ajarkan tehnik
relaksasi dan mengompres air dingin pada
perineum, rendam duduk pada cairan yg
hangat yg mengandung antiseptik.
7. Memberikan perawatan perineum dan rektum.
8. Meningkatkan perawatan payudara.

10/18/2017 21
9. Meningkatkan adaptasi psikologis ibu.
Perawat hrs memberikan kesempatan klien u/
mengungkapkan perasaannya thdp persalinan
dan peran barunya.
10. Meningkatkan kemampuan sebagai orang tua.
Rawat gabung mrp cara yg efektif u/
meningkatkan peran sebagian ibu.
Libatkan suami dalam perawatan bayinya.
11. Meningkatkan adaptasi keluarga.
Perawat berperan sebagai fasilitator dalam proses
adaptasi keluarga. Berikan kelonggaran jam
berkunjung kepada keluarga.
10/18/2017 22
V. EVALUASI
Evaluasi mrp proses yg berlangsung terus
menerus. Bayi, orang tua dan keluarga
secara konsisten dikaji dan menjadi
indikator penetapan kesehatan keluarga
setelah kelahiran bayi.
Pemulihan kondisi fisiologis ibu mrp hal yg
utama. Pengkajian dan intervensi berfokus
pada monitor perubahan fisiologis,
peningkatan istirahat dan kenyamanan, dan
meningkatkan keberhasilan menyusui.
10/18/2017 23
NUTRISI MASA NIFAS
Diet pasca partum : nutrisi seimbang, cukup kalori
untuk memasok kebutuhan tambahan untuk
menyusui.
Nutrisi yg adekuat:
- Mempercepat fase pemulihan
- Meningkatkan jumlah dan kualitas ASI
- Meningkatkan kemampuan menghadapi infeksi
Perlu kudapan diantara waktu makan.
Peningkatan asupan cairan penting bagi ibu
menyusui (2500-3000 ml/hari).
Minum air sebelum menyusui akan mempermudah
refleks pengeluaran.
10/18/2017 24
Lanjutan
Diet ketat tidak boleh dilakukan selama laktasi
Diet harian ibu menyusui serupa dgn yg dianjurkan
selama kehamilan.
Kebutuhan kalori individu bervariasi mnrt ukuran
tubuh & kuantitas produksi ASI.
Dibutuhkan 85 kkal/ 100 ml ASI yg dihasilkan.
Sekresi ASI rata2 750 ml/ hari selama 6 bulan
pertama.
Sekresi ASI rata2 600 ml/ hari selama 6 bulan kedua.
Ibu menyusui membutuhkan tambahan rata2 500kkal/
hari (2200 + 500 = 2700 kkal/hari).
10/18/2017 25
10/18/2017 26

You might also like