Professional Documents
Culture Documents
WAHYU AGUNG
Pendahuluan
Kondisi kesehatan masyarakat sekarang ini
diperkirakan bahwa kejadian penyakit akibat insidensi
diabetes dan hipertensi yang tinggi dipopulasi dan
semakin bertambahnya jumlah orang yang lanjut usia
merupakan penyakit yang paling sering
mengakibatkan kompliksi pada penyakit gagal ginjal,
baik gagal ginjal akut maupun kronis.
Di Indonesia jumlah penderiata gagal ginjal setiap
tahunnya meningkat yang disebabkan oleh pola hidup
dan jenis makanan yang dikonsumsi.
Di Indonesia penyakit gagal ginjal menempati posisi ke
delapan sedangkan US NCHS 2007 menunjukkan penyakit
ginjal masih menduduki peringkat ke 10 besar sebagai
penyebab kematian terbanyak.
Seiring dengan perkembangan didunia keperawatan dan
dunia kedokteran, maka penanganan gagal ginjal yang
memerlukan penanganan yang komprehensif dan
paripurna, hal ini disebabkan oleh karena:
1. Penyakit ini menyerang sistem tubuh
2. Merupakan penyakit yang disebabkan oleh
penurunan fungsi ginjal
3. Penyakit yang memerlukan perawatan secara intensif
Anatomi ginjal
1. Stadium Oliguria
Volume urine < 400 ml / 24 jam disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang
biasanya dieksresikan oleh ginjal (urea, kreatinin,
asam urat dan kation intra seluler kalium dam
magnesium ). Jumlah urine minimal yang diperlukan
untuk membersihkan produk sampah normal tubuh
adalah 0,5-1 ml/kgBB/jam. Pada tahap ini gejala
uremik untuk pertama kalinya dan kondisi yang
mengancam jiwa seperti kalemia.
Nilai Rujukan lab:
CREATININ : 0,5 1,2 mg/dl
URIC ACID : 3,6 8,2 mg/dl
2. Stadium Diuresis
Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urine secara
bertahap disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus.
Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya
menurun.
Meskipun kadar haluaran untuk mencapai kadar
normal atau meningkat , fungsi renal masih dianggap
normal.
Tanda uremik mungkin masih ada sehingga
penatalaksanaan medis dan keperawatan masih
diperlukan.
Pasien harus dipantau dengan ketat akan adanya
dehidrasi selama tahap ini. Jika terjadi dehidrasi,
tanda uremik biasanya meningkat.
3. Stadium Penyembuhan
Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan
berlangsung selama 3 sampai 12 bulan.
Nilai laboratorium akan kembali normal, meskipun
terdapat reduksi laju filtrasi glomerulus permanen
sekitar 1 % - 3 %, tapi hal ini secara klinis tidak
signifikan
Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektrokardiogram ( EKG ):
Perubahan yg terjadi berhubungan dengan
ketidak seimbangan elektrolit dan gagal jantung
2. Kajian foto toraks dan abdomen:
Perubahan yg terjadi berhubungan dengan retensi
cairan
3. Osmolalitas serum:
Lebih dari 285 mOsm/kg
4. Pelogram Retrograd:
Abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5. Ultrasonografi ginjal:
untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa,
kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
6. Endoskopi ginjal, Nefroskopi:
Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria
dan pengangkatan tumor selektif
7. Arteriogram ginjal:
mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskuler
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah : ureum, kreatinin,elektrolit, osmolaritas
2.Urine : ureum, kreatinin,elektrolit, osmolaritas,
dan berat jenis
a. Gangguan keseimbangan asam basa : asidosis
metabolik
b. Gangguan keseimbangan elektrolit : hiper
kalemi, hiper natremi, atau hipo ( kalsemia/natremia)
c. Volume urine biasanya kurang dari 400ml/24jam
yang setelah ginjal rusak
lanjutan
Iskemia Nefrotoksin
Penurunan ultrafiltrasi
Peningkatan pelepasan Obstruksi Kebocoran
glomerulus
NaCL ke makul densa tubulus filtrat
Penurunan GFR
Cidera Ginjal Akut
Urine output ( UO )
Konsetrasi serum yang Terjadi kerusakan pada
diekskresikan ginjal tubule untuk
mengkonsentrasikan urin
Penurunan PH
Retensi cairan
Kation intraseluler PH pada cairan
Urea, Kreatinin, interstitial
( kalium dan cerebro spiral
dan asam urat
magnesium )
Pengeluaran
jumlah urin
Edema Asidosis secara bertahap
Mengalir
MK :
bersama Hiperkalemi Hipermagnesemi Paru Metabolik
Perubahan
aliran darah
perfusi
serebral
Aliran darah Perubahan Hipovolemi
sampai ke konduksi
otak shg dpt elektrikal MK : Pola
menembus implus nafas tidak
sawar jantung efektif
MK : Defisit
volume
cairan
MK : Resti
MK : Resti
Aritmia
Kejang
PENGKAJIAN
A. Pengkajian:
1. identitas pasien
2. identitas penanggungjawab
3. diagnosa medis
B. Riwayat kesehatan :
1. Keluhan Utama :
Keluhan utama yang sering adalah terjadinya penurunan
produksi urine
2. Riwayat Penyakit sekarang :
ditujukan sesuai dengan perdisposisi etiologi terutama
pada pre renal renal meliputi:
- keluhan penurunan jumlah urine output dan apakah
penurunan tersebut ada hub dg predisposisi penyebab,
seperti ( pasca pedarahan setelah melahirkan, diare,
muntah berat, luka bakar luas, cedera dll )
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum dan TTV
2. Pola fungsi:
a. B1 ( Breathing )
- Pada periode oliguri sering dijumpai adanya gangguan
pola nafas ( respon thdp azotemia dan sindroma akut
uremia/ asidosis metabolik /pernafasan kusmaul )
- Bau nafas dengan bau urine ( fetor uremik )
b. B2 (Blood)
- Pada auskultasi ditemukan adanya friction rub
yang merupakan tanda khas efusi perikardial sekunder
dari sindroma uremik
- Didapatkan Anemia
- Adanya penurunan curah jantung ( adanya
peningkatan tekanan darah )
c. B3 ( Brain )
- Gangguan status mental
- Penurunan lapang perhatian, ketidak mampuan
berkonsentrasi, kehilangan memori, penurunan
tingkat kesadaran
- Pasien beresiko kejang ( efek sekunder akibat
gangguan elektrolit )
d. B4 ( Bowel )
- Didapatkan : mual, muntah serta anoreksia
sehingga penurunan intike nutrisi
e. B5 ( Bladder )
- Adanya perubahan pola kemih ( oliguri dan
penurunan urine output <400ml/hr )
- Adanya perubahan Warna urine menjadi gelap
f. B6 ( Bone )
- Didapatkan kelemahan fisik secara umum efek
sekunder dari anemia dan penurunan perfusi perifer
dari hipertensi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan b/d fase diuresis dari gagal ginjal akut
2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan pH pada cairan
serebrospinal, perembesan cairan, kongesti paru efek
sekunder perubahan membran kapiler alveoli dan retensi
cairan interstisial dari edema paru pada respon asidosis
metabolik
3. Risiko tinggi kejang b/d kerusakan hantaran saraf sekunder
dari abnormalitas elektrolit dan uremia
4. Aktual/Resiko perubahan perfusi serebal b/d penurunan
pH pada cairan serebrospinal efek sekunder dari asidosis
metabolis
5. Aktual/Resiko tinggi aritmia b/d gangguan konduksi
elektrikal efek sekunder dari hiperkalemi
RENCANA/INTERVENSI
1. Defisit volume cairan b/d fase diuresis dari gagal ginjal akut
ATAS PERHATIANNYA