Nama Kelompok : 1. Anis Rusli 2. Martha Nainggolan 3. Erma 4. I Gede Ngurah 5. Nur Halimah Pengertian Keracunan
Racun adalah zat yang
ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia. Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh obat, serum, alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain. Penyebab dan Jenis Keracunan 1. Keracunan Makanan 2. Keracunan Minyak Tanah 3. Keracunan Baygon 4. Keracunan Bahan Kimia 1. Keracunan Makanan
a. Keracunan botolinum, kuman closttridium
botolinum adalah kuman yang hidup secara anaerobik, yaitu di tempat-tempat yang tidak ada udaranya. b. Keracunan Jamur : Gejala muncul dalam jarak bebarapa menit sampai 2 jam sesudah makan jamur yang beracun c. Keracunan Jengkol : Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. d. Keracunan Ikan Laut : Diduga racun tersebut terbawa dari ganggang yang dimakan oleh ikan itu. e. Keracunan Singkong : Racun singkong ialah senyawa asam biru (cyanida). Singkong beracun biasanya ditanam hanya untuk pembatas kebun, dan binatangpun tidak mau memakan daunnya. 2. Keracunan Minyak Tanah Insiden Intoksikasi minyak tanah: 1) Terutama pada anak-anak < 6 tahun. Khususnya pada negara- negara berkembang. 2) Daerah perkotaan > daerah pedesaan 3) Pria > wanita 4) Umumnya terjadi karena kelalaian orang tua 3. Keracunan Baygon Gejala keracunan sangat mudah dikenali yaitu diare, inkontinensia urin, miosis, fasikulasi otot, cemas dan kejang. Miosis, salvias, lakrimasi, bronkospasme, keram otot perut, muntah, hiperperistaltik dan letargi biasanya terlihat sejak awal. Kematian biasanya karena depresi pernafasan. 4. Keracunan Bahan Kimia Keracunan bahan kimia biasanya melibatkan bahan-bahan kimia biasa seperti bahan kimia rumah, produk pertanian, produk tumbuhan atau produk industri PATOFISIOLOGI KERACUNAN Manifestasi Klinis Keracunan beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti adanya bau gas batu bara (saat ini jarang), pupil sangat kecil (pinpoint), muntah, depresi, dan hilangnya pernafasan pada keracunan akut morfin dan alkaloidnya. Pupil pinpoint merupakan satu-satunya tanda, karena biasanya pupil berdilatasi pada pasien keracunan akut. Kecuali pada pasien yang sangat rendah tingkat kesadaranya, pupilnya mungkin menyempit tetapi tidak sampai berukuran pinpoint. Kulit muka merah, banyak berkeringat, tinitus, tuli, takikardi, dan hiperventilasi sangat mengarah pada keracunan salisilat akut (aspirin). Tata Cara Mencegah Penyerapan Racun Racun Melalui Mulut 1) Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu, telor mentah atau norit) 2) Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan cara: a). Dimuntahkan: bisa dilakukan dengan cara mekanik (menekan reflek muntah di tenggorokan), atau pemberian air garam atau sirup ipekak. Kontraindikasi: cara ini tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif (asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), kesadaran menurun dan penderita kejang. b) Bilas lambung : Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah. Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit, Natrium bicarbonat 5 %, atau asam asetat 5 %. Pembilasan sampai 20 X, rata-rata volume 250 cc. Kontraindikasi : keracunan zat korosif & kejang. Bilas Usus Besar: bilas dengan pencahar, klisma (air sabun atau gliserin). Racun Melalui Kulit atau Mata 1) Pakaian yang terkena racun dilepas 2) Cuci / bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau zat penetralisi (asam cuka / bicnat encer). 3) Hati-hati: penolong jangan sampai terkontaminasi. Racun melalui inhalasi 1) Pindahkan penderita ke tempat aman dengan udara yang segar. 2) Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang terhisap, jangan menggunakan metode mouth to mouth.
Racun melalui suntikan
1)Pasang torniquet proximal tempat suntikan, jaga agar denyut arteri bagian distal masih teraba dan lepas tiap 15 menit selama 1 menit 2)Beri epinefrin 1/1000 dosis: 0,3-0,4 mg subkutan/im. 3)Beri kompres dingin di tempat suntikan Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Keracunan a. Dapatkan kontrol jalan panas, ventilasi, dan oksigenisasi b. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu tertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepat. c. Tangani syok yang tepat. d. Hilangkan atau kurangi absorbsi racun. e. Dukung pasien yang mengalami kejang. f. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yang ditelan g. Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi. h. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit i. Menurunkan peningkatan suhu. j. Berikan analgesik yang sesuai untuk nyeri. k. Bantu mendapatkan spesimen darah, urine, isi lambung dan muntah. l. Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan kejang. ASKEP KERACUNAN Devisit volume cairan b.d Defisit volume cairan b.d muntah, diare muntah, diare Intervensi : Intervensi : Kaji frekuensi, kedalaman Awasi intake dan output, pernafasan dan ekspansi karakter serta jumlah dada feses Tinggikan kepala dan Observasi kulit kering bantu mengubah posisi berlebihan dan Dorong atau bantu klien membran mukosa, dalam mengambil nafas penurunan turgor kulit dalam Kolaborasi pemberian cairan paranteral sesuai indikasi ASKEP KERACUNAN Perubahan nutrisi kurang Gangguan perfusi dari kebutuhan tubuh jaringan b.d kekuranagn b.d anorexia O2 Intervensi : Intrvensi Catat adanya muntah Observasi warna & suhu Berikan makanan kulit atau membran dengan porsi sedikit tapi mukosa sering Evaluasi ekstremitas ada Berikan makanan halus, hindari makanan kasar atau tidaknya kualitas sesuai indikasi nadi Kolaborasi pemberian Kolaborasi pemberian antisida sesuai indikasi cairan (IV/peroral) sesuai indikasi