You are on page 1of 40

KOLIK

RENAL
Andika Pratama
G99162088

S
PENDAHULUAN

S Kolik renal adalah nyeri yang bersifat hilang timbul yang


disebabkan oleh obstruksi akut di ginjal, pelvis renal atau
ureter. Nyeri ini timbul akibat peregangan, peningkatan
perstaltik dan spasme otot polos pada sistem pelviokalises
ginjal atau ureter sebagai usaha untuk mengatasi obstruksi.

S Penyebab paling umum penyebab kolik renal adalah pada


saluran kemih (urolithiasis).
ETIOLOGI

S Etiologi paling umum adalah melintasnya batu ginjal.


Bertambah parahnya nyeri bergantung pada derajat dan
tempat terjadinya obstruksi; bukan pada keras, ukuran, atau
sifat abrasi batu ginjal. Bekuan darah atau fragmen jaringan
juga dapat menyebabkan hal yang sama. Kolik karena
bekuan darah, trauma, neoplasma dari ginjal dan traktus
urinarius, perdarahan setelah biopsi
renal perkutan, kista renal, malformasi vaskular renal, nekro
sis papilar, TB, dan infark pada ginjal. Kolik sesungguhnya
terjadi karena refluks vesikoureteral.
Batu Ginjal

S Batu ginjal yang bergerak sepanjang ureter dan hanya menyebabkan obstruksi intermiten
sebenarnya menyebabkan rasa nyeri yang lebih hebat daripada batu yang tidak bergerak.

S Suatu obstruksi konstan akan memicu berbagai mekanisme autoregulasi dan refleks
yang akan membantu meredakan nyeri. 24 jam setelah obstruksi ureteral total, tekanan
hidrostatik akan menurun karena

(1) penurunan peristalsis ureteral,

(2) penurunan aliran darah arteri renal, yang menyebabkan penurunan produksi urin, dan

(3) edema interstitial yang menyebabkan peningkatan lymphatic drainage. Faktor-faktor ini
menyebabkan kolik renal yang berintensitas tinggi berdurasi < 24 jam.
Bekuan
Darah,

S Bekuan darah atau Nyeri kolik renal biasany


fragmen jaringan juga a disebabkan oleh peleba
dapat menyebabkan ran, peregangan, dan
obstruksi. Kolik karena spasme yang disebabkan
bekuan darah sering oleh obstruksi ureter.
ditemui pada penyakit Obstruksi dapat
gangguan pembekuan menyebabkan terjadinya
darah herediter atau stasis urin yang
didapat merupakan medium bagi
bakteri untuk
berkembang biak
dan menggangu
aliran darah intarenal.
PATOFISIOLOGI

S Proses pembentukan batu saluran kemih. Secara batu


dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada
tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin
(stasis urin), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli.
S Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises (stenosis utero-
pelvis), divertikel, obstruksi infravasika kronis seperti pada
hiperplasia prostat benigna, striktura dan buli-buli
neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang
memudahkan terjadinya pemnbentukan batu.
S Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan
organik maupun anorganik yang terlarut di dalam urin.

S Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable


(tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu
yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal.

S Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti


batu (nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi dan
menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih
besar.

S Meskipun ukurannya cukup besar, gregasi kristal masih rapuh dan


belum cukup mampu membuntu saluan kemih. Untuk itu agregat
kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi
kristal) dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat
itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat
saluran kemih
S Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari
jenis urat, asam urat, oksalat, fosfat, sistin dan xantin.6 Lebih dari
80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan
dengan oksalat maupun dengan fosfat, menmbentuk batu kalsium
oksalat dan kalsium fosfat

S Pada kebanyakan penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab


yang jelas. Faktor predisposisi berupa stasis, infeksi, dan benda asing.
Infeksi, stasis, dan litiasis merupakan faktor yang saling memperkuat
sehingga terbentuk lingkaran setan atau sirkulus visiosus.
DIAGNOSIS KOLIK RENAL

S Anamnesis

Pada anamnesis akan ditemukan gejala-gejala berupa nyeri hilang


timbul yang menjalar dari punggung, perut bagian bawah, genital
dan bagian dalam paha. Nyerinya bersifat mendadak dan hilang
timbul. Selain itu dapat pula ditemukan mual dan muntah, perut
yang membesar, demam, gangguan berkemih yaitu nyeri
kandung kemih terasa di bawah pusat, terasa nyeri saat buang air
kecil, polakisuria, hematuria, anuria, oliguria
Pemeriksaan Fisik

a. Kadang-kadang teraba ginjal yang mengalami


hidronefrosis/obstruktif.

b. Nyeri tekan/ketok pada pinggang.

c. Batu uretra anterior bisa di raba.

d. Pada keadaan akut paling sering ditemukan adalah kelembutan di


daerah pinggul (flank tenderness) yang disebabkan oleh hidronefrosis
akibat obstruksi sementara yaitu saat batu melewati ureter menuju
kandung kemih.
Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

Pada pemeriksaan sedimen urin, jenis kristal yang ditemukan


dapat memberi petunjuk jenis batu. Pemeriksaan pH urin < 5
menyokong suatu batu asam urat, sedangkan bila terjadi
peningkatan pH >7 menyokong adanya organisme pemecah
urea seperti Proteus sp, Klebsiella sp, Pseudomonas sp dan
batu struvit
Radiologis
SFoto polos abdomen

Foto polos abdomen dapat menentukan besar, macam dan lokasi


batu radiopak. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat
bersifat radiopaque dan paling sering dijumpai diantara batu jenis
lain, sedangkan batu asam urat bersifat radiolusen. Gambaran
radioopak paling sering ditemukan pada area pelvis renal sepanjang
ureter ataupun ureterovesical junction. Gambaran radioopak ini
disebabkan karena adanya batu kalsium oksalat dan batu struvit
(MgNH3PO4).

Intravenous Pyelogram (IVP)

IVP dapat menentukan dengan tepat letak batu, terutama batu-batu


yang radiolusen dan untuk melihat fungsi ginjal. Selain itu IVP
dapat mendeteksi adanya batu semi opaque ataupun batu non
opaque yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen.
S CT Scan

CT Scan (Computerized Tomography) adalah tipe diagnosis sinar X


yang dapat membedakan batu dari tulang atau bahan radiopaque
lain.

S Ultrasonografi (USG)

USG dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan


IVP, yaitu pada keadaan-keadaan : alergi terhadap bahan
kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang
hamil. USG ginjal merupakan pencitraan yang lebih peka untuk
mendeteksi batu ginjal dan batu radiolusen daripada foto polos
abdomen. obstruksi urin
S Radioisotop

Untuk mengetahui fungsi ginjal secara satu persatu, sekaligus


adanya sumbatan pada gagal ginjal
TATA
LAKSANA
Terapi Medikamentosa

S Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang


dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontanBeberapa
jenis obat yang diberikan antara lain spasmolitika yang dicampur
dengan analgesik untuk mengatasi nyeri, kalium sitrat untuk
meningkatkan pH urin, antibiotika untuk mencegah infeksi dan
sebagainya.

S Obat penghilang nyeri seperti NSAID Tapi, penggunaan NSAID


merupakan suatu kontraindikasi bagi pasien-pasien yang akan
menjalani ESWL karena meningkatkan risiko perdarahan
perirenal.7,8

S Antiemetic (metoclopramide) jika mual atau muntah.


Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
(ESWL)

S Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini
dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau batu kandung kemih tanpa melalui tindakan invasif
dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui
saluran kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan
menyebabkan hematuria.

S Persyaratan BSK yang dapat ditangani dengan ESWL :

S a. Batu ginjal berukuran mulai dari 5 mm hingga 20 mm.

S b. Batu ureter berukuran 5 mm hingga 10 mm.

S c. Fungsi ginjal masih baik.

S d. Tidak ada sumbatan distal dari batu.


S KASUS PASIEN KOLIK RENAL E.C UROLITHIASIS
SINISTRA
KASUS
Identitas Pasien

S Nama : Tn. M

S Umur : 32 tahun

S Jenis kelamin : Laki-laki

S Agama : Islam

S Pekerjaan : Pedagang

S Alamat : Laweyan, Solo

S Tanggal Masuk : 22 Desember 2015


Keluhan Utama

S Nyeri pada pinggang kiri, saat kencing terasa panas dan


sedikit nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang

S Pasien datang ke poliklinik bedah RSDM dengan keluhan sakit


pinggang di sebelah kiri, saat kencing terasa panas dan sedikit
nyeri serta rasa tidak nyaman pada perut.

S Sembilan bulan sebelum masuk RSDM, pasien mulai merasakan


sakit pinggang yang hilang timbul, sakit pinggang di sebelah kiri
ini dirasakan seperti ditusuktusuk, kumat-kumatan dan
timbulnya tiba-tiba, tetapi pasien menganggap sakit pinggangnya
timbul bila terlalu lelah beraktivitas. Nyeri ini timbul 4 sampai 5
kali sehari dan berlangsung sekitar sepuluh hingga lima belas
menit dan dirasakan memberat di malam hari saat berbaring.
Sakit pinggang kiri ini terkadang menjalar keperut kiri. Keluhan
berkurang bila sudah dipijat, tapi dapat muncul lagi, begitu
seterusnya, sehingga pasien sudah terbiasa dengan keadaan ini
dan pasien tidak memeriksakan diri ke dokter.
S Enam bulan sebelum masuk rumah sakit pasien merasa
sakit pinggang kiri ini hanya berupa pegel-pegel pada
pinggang kiri. Keluhan ini dirasakan ketika pasien bekerja
dilapangan yang menurutnya sangat melelahkan. Pegel-
pegel pada pinggang ini dirasakan pada saat aktifitas
maupun istirahat, tapi terutama dirasakan pada malam hari
ketika pasien istirahat (berbaring). Dan keluhan berkurang
bila sudah dipijat, tapi keluhan ini dapat muncul lagi, begitu
seterusnya, sehingga pasien sudah terbiasa dengan keadaan
ini.
S Pasien juga mengeluhkan saat kencing terasa panas dan anyang-
anyangan serta sedikit terasa nyeri. Kencingnya sering tapi sedikit-
sedikit, pada siang hari sekitar delapan sampai sepuluh kali, sehingga
mengganggu pekerjaan pasien sedangkan pada malam hari kencing
dapat sampai dua sampai tiga kali, warnanya kuning jernih. Ketika
kencing tidak pernah tiba-tiba macet.

S Pasien mengaku jarang minum air putih, dalam satu hari hanya minum
4 gelas belimbing. Satu bulan terakhir, keluhan dirasakan semakin
sering terjadi / hampir setiap hari dengan durasi nyeri yang lebih lama.
Bahkan disertai rasa tidak nyaman pada perut pasien. Hingga akhirnya
pasien memeriksakan diri ke Rumah Sakit. Saat datang kerumah sakit,
pasien tidak demam, tidak merasa mual dan tidak muntah.
S Pasien tidak pernah mengeluarkan butiran kecil seperti pasir saat
kencing, tidak pernah merasa mengeluarkan darah pada saat
buang air kecil serta tidak pernah berhenti tiba-tiba sewaktu
berkemih. Pasien buang air besar dengan lancar dan tidak ada
keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu

S Riwayat penyakit serupa :(-)

S Riwayat asma :(-)

S Rawayat alergi obat, makanan, udara dingin :(-)

S Riwayat sakit darah tinggi :(-)

S Riwayat sakit ginjal sebelumnya :(-)

S Riwayat sakit gula :(-)

S Riwayat trauma :(-)

S Riwayat asam urat : (+)


Riwayat Penyakit Keluarga

S Riwayat penyakit serupa :(-)

S Riwayat asma :(-)

S Riwayat alergi :(-)

S Riwayat sakit darah tinggi :(-)

S Riwayat sakit gula :(-)


Riwayat Kebiasaan

S Riwayat merokok :(-)

S Riwayat minuman keras :(-)

S Riwayat olah raga : jarang


berolahraga
Pemeriksaan Fisik
S Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, compos mentis, GCS E4/V5/M6, kesan gizi cukup

S Tanda Vital : TD :dbn, suhu 36,1 derajat celcius, Nadi : dbn, RR 24 x / menit

S Status Gizi : dbn

S Kulit : dbn

S Kepala : dbn

S Mata : mata cekung +/+

S Telinga : dbn

S Hidung : dbn

S Mulut : bibir kering +

S Leher : dbn

S Thorax : dbn

S Jantung-paru : dbn

S Abdomen : bising usus meningkat, nyeri tekan perut sebelah kiri +

S Ekstremitas : dbn
Status Urologis
Regio Suprasymphisis

S Inspeksi : Datar, tidak terdapat sikatrik.

S Auskultasi : Bising usus (+) normal.

S Perkusi : Timpani.

S Palpasi : Nyeri tekan kuadran kiri atas (+),


ballotement (+).

Regio Genitalia Eksterna

S Inspeksi : tidak merah, tidak bengkak.

S Palpasi : tidak ada darah, nanah dan batu yang ke luar dari
OUE, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
Pemeriksaan
Penunjang
DIAGNOSIS

Diagnosis Banding :
S Kolik renal e.c Urolithiasis sinistra

S Upper Urinary Tract Infection (UTI)

Diagnosis Kerja :
Kolik renal e.c Urolithiasis sinistra
Terapi

Medikamentosa

S Ciprofloxacin tablet 2x500 mg


S Asam Mefenamat tablet 3x500 mg bila nyeri
S Allopurinol tablet 1x 300mg

Non medikamentosa

Edukasi minum air putih min 2L/hari, mengurangi makan daging dan makanan yang banyak kandungan garam dan olahraga

Plan :

Kultur Urin

BNO/IVP

USG Renal
Resep
Ciprofloxacin

S Golongan fluorokuinolon menghambat kerja enzim enzim topoisomerase II


(DNA girase) dan IV pada kuman dan bersifat bakterisidal. Enzim
topoisomerase II berfungsi menimbulkan relaksasi pada DNA yang
mengalami positive supercoiling (pilihan positif yang berlebihan) pada waktu
transkripsi dalam proses replikasi DNA. Enzim topoisomerase IV berfungsi
dalam pemisahan DNA baru yang terbentuk setelah proses replikasi DNA
kuman selesai

S Golongan fluorokuinolon aktif sekali terhadap enterobacteriaceae termasuk


Shigella. Berbagai kuman yang telah resisten terhadap aminoglikosida dan
betalaktam ternyata masih peka terhadap fluorokuinolon.

S Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka
terhadap siprofloksasin pada saluran kemih kecuali prostatitis; uretritis dan
servisitis gonore; saluran pernafasan kecuali pneumonia oleh streptokokus;
kulit dan jaringan lunak; tulang dan sendi; saluran pencemaan termasuk
demam tifoid dan paratifoid
S Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen
yang peka terhadap siprofloksasin pada saluran kemih kecuali
prostatitis; uretritis dan servisitis gonore; saluran pernafasan
kecuali pneumonia oleh streptokokus; kulit dan jaringan lunak;
tulang dan sendi; saluran pencemaan termasuk demam tifoid
dan paratifoid

S Infeksi saluran kemih : ringan, sehari 2 kali 250 mg; berat,


sehari 2 kali 500 mg.

S Infeksi saluran nafas, tulang, sendi, kulit dan jaringan


lunak: ringan, sehari 2 kali 500 mg; berat, 2 kali sehari 750 mg.

S Infeksi saluran cerna: sehari 2 kali 500 mg.Gonore akut: sehari


250 mg, dosis tunggal
ASAM MEFENAMAT

S Cara Kerja Asam mefenamat adalah seperti OAINS (Obat Anti-


Inflamasi Non-Steroid atau NSAID) lain yaitu menghambat
sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja enzim
cyclooxygenase (COX-1 & COX-2). Asam mefenamat mempunyai
efek antiinflamasi, analgetik (antinyeri) dan antipiretik.

S untuk pengobatan Indikasi Asam Mefenamat adalah untuk


menghilangkan nyeri akut dan kronik,.

S Dewasa dan anak-anak diatas 14 tahun : Dosis awal yang


dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
Allopurinol

S Allopurinol dan metabolitnya oxipurinol (alloxanthine) dapat menurunkan produksi


asam urat dengan menghambat xanthin-oksidase yaitu enzim yang dapat mengubah
hipoxanthin menjadi xanthin dan mengubah xanthin menjadi asam urat

S Indikasi : Hiperurisemia primer (penyakit gout / asam urat), Hiperurisemia sekunder :


mencegah pengendapan asam urat dan kalsium oksalat, Produksi berlebihan asam urat
antara lain pada keganasan, polisitemia vera, terapi sitostatik.

S Dosis awal : Allopurinol 100 300 mg sehari.

S Dosis pemeliharaan : Allopurinol 200 600 mg sehari.

S Dosis tunggal maksimum 300 mg.


KESIMPULAN

S Kolik renal adalah nyeri yang disebabkan oleh obstruksi


akut di ginjal, pelvis renal atau ureter oleh batu. Salah satu
faktor risiko terjadinya batu ginjal dan menyebabkan renal
kolik adalah pekerjaan. Pada kasus diatas diberikan
terapi non medikamentosa dan medikamentosa yang
meliputi:
S Istirahat, makan dan minum dipertahankan untuk mencegah
terjadinya dehidrasi dan menjaga kebutuhan nutrisi
S Diet, diberikan makanan lunak serta rendah serat sampai
frekuensi BAB kurang dari 5 kali/hari, kemudian diberikan
makanan ringan biasa bila ada kemajuan
S Pemberian antibiotik untuk menghilangkan infeksi,
mengurangi morbiditas dan mencegah komplikasi.
S Pemberian analgetik sebagai pengobatan simptomatis
S Pemberian allopurinol untuk menurunkan kadar asam urat.
TERIMAKASIH

You might also like