You are on page 1of 12

ADHITIA

TORIA JAYA
232011051
ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI ALAT
PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA
TERHADAP UKM DI PALANGKARAYA
(Studi pada UKM Keripik Kelakai Imur
Palangkaraya)
Latar Belakang
Pada saat ini perkembangan usaha kecil
menengah (UKM) mulai mengalami kenaikan.
Hampir disetiap daerah mulai bermunculan UKM-
UKM yang menonjolkan ciri khusus masing-masing,
mulai dari jenis produk, rasa, kemasan, dan
menonjolkan potensi daerah masing. Di
Palangkaraya sendiri, Kepala Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Palangkaraya,
mengungkapkan, jumlah UMKM di Kota
Palangkaraya sebanyak 11.687 terdiri dari sektor
industri 883 UMKM, sektor perdagangan 8.110
UMKM, sektor jasa 2.275 UMKM dan pertanian 419
UMKM (RRI Palangkaraya, 25/01) .
KripikImur, berletak di Jl. Majapahit
Palangkaraya adalah salah satunya (P-IRT No.
5.04.6271.01.0066-18). Dengan omzet
mencapai 5 juta rupiah perbulan, UKM ini
sangat berpotensial dalam pengembangan di
sana ditambah lagi minat konsumen dalam
konsumsi panganan berbahan dasar pakis ini.
Persoalan penelitian :
1. Bagaimana Break Event
Point dapat digunakan dalam
merencanakan Penjualan dan
Laba di UKM?
UKM
Usaha Kecil (Menurut UU No. 9/1995, tentang Usaha
Kecil):
Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang
berbentuk badan usaha orang orang perorangan,
badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau
badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi;
Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik
langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha
Menengah atau Besar;
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100
juta per tahun.
Perencanaan penjualan
Perencanaan penjualan adalah
perkiraan unit dan nilai uang penjualan
suatu perusahaan dalam satu periode
mendatang yang umumnya didasarkan
pada tren penjualan dan ramalan
prospek perekonomian suatu Negara, hal
ini bertujuan untuk menentukan
pedoman kerja, alat manajemen untuk
menciptakan koordinasi kerja, dan
sebagai alat evaluasi kinerja ( Wijayanti et
al., 2004)
Perencanaan Laba
Pengembangan dari perencanaan operasional
untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Laba
penting dalam perencanaan karena tujuan dari
hal tersebut ialah laba yang memuaskan.
Perencanaan laba bisa juga dikatakan sebagai
tujuan atau berapa laba yang ingin dicapai
oleh perusahaan dalam kegiatan perusahaan. (
Carter,2006 )
Break Event Point (BEP)

BEP adalah titik di mana total pendapatan sama


dengan total biaya, titik di mana laba sama
dengan nol ( Hansen dan Mowwen 2009 )
BEP adalah volume dari suatu aktifitas di mana
pendapatan dan pengeluaran organisasi atau
perusahaan berada pada titik yang sama. Dalam
hal penjualan, perusahaan tidak meraih untung
atau mengalami kerugian ( plat dan Hilton 2011 )
Penelitianini menggunakan penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
karena penelitian ini menggambarkan keadaan
perusahaan pada saat mencapai break event
point dan dalam melakukan peramalan
(forecasting) menitik beratkan pada perhitungan-
perhitungan angka dengan menggunakan
metode statistika.
Langkah-langkah analisis
adalah sebagai berikut :

Menghitung Laba
Menentukan data biaya berupa biaya
tetap dan biaya variabel
Menghitung masing-masing tingkat biaya.
Pemisahaan Biaya Semi Variabel kedalam Biaya
Tetap dan Biaya Variabel
Contribution Margin (CM), Perhitungan margin
kontribusi dimaksudkan untuk mengetahui jumlah
pendapatan yang tersisa setelah dikurangi
dengan biaya variabel.
Analisis Break Even Point dengan Menggunakan
Rumus Matematik dilakukan setelah menghitung
contribution margin ratio adalah menghitung
break event point. Perhitungan ini dilakukan untuk
mendapatkan batas standar minimal suatu
penjualan dan produksi yang diperkenankan
pada perusahaan.
Menentukan Perencanaan Penjualan Menggunakan
Least Square Method sebagai dasar untuk menyusun
anggaran unit yang akan diproduksi karena jumlah
(unit) yang akan diproduksi oleh perusahaan
ditentukan oleh berapa banyak perusahaan yang
bersangkutan mampu menjual produk tersebut.
Manajemen perlu melakukan perhitungan margin
pengaman dalam melakukan perencanaan laba
karena berguna dalam mengevaluasi ketepatan
penjualan.
Menentukan Penjualan Minimal karena besarnya
keuntungan yang diinginkan telah ditetapkan, maka
perlu ditentukan besarnya penjualan minimal untuk
memperoleh keuntungan yang diinginkan

You might also like