You are on page 1of 25

REFERAT

GAMBARAN RADIOLOGI OSTEOSARKOMA

Oleh:
NURUL ULA 1102012148

Pembimbing:

dr. H. Usep Saeful, SpRad


dr. Rizqi Rosyidah Nur, SpRad

DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


SMF RADIOLOGI RSUD DR. SLAMET GARUT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2017
PENDAHULUAN

Osteosarkoma disebut juga osteogenik sarkoma adalah suatu neoplasma ganas yang berasal dari sel primitif
(poorly differentiated cells) di daerah metafise tulang panjang pada anak-anak. Disebut osteogenik oleh karena
perkembangannya berasal dari seri osteoblastic sel mesensim primitif. Osteosarkoma merupakan neoplasma
primer dari tulang yang tersering nomor 2 setelah myeloma multipel.
Osteosarkoma biasanya terdapat pada metafisis tulang panjang di mana lempeng pertumbuhannya (epiphyseal
growth plate) yang sangat aktif; yaitu pada distal femur, proksimal tibia dan fibula, proksimal humerus dan pelvis.
Pada orang tua umur di atas 50 tahun, osteosarkoma bisa terjadi akibat degenerasi ganas dari pagets disease,
dengan prognosis sangat jelek.
DEFENISI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI

Osteosarkoma disebut juga osteogenik sarkoma adalah suatu neoplasma


ganas yang berasal dari sel primitif (poorly differentiated cells) di daerah
metafise tulang panjang pada anak-anak.1 Disebut osteogenik oleh karena
perkembangannya berasal dari seri osteoblastik sel mesensim primitif.
Osteosarkoma merupakan neoplasma primer dari tulang yang tersering
nomer setelah myeloma multipel.
DEFENISI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI

Menurut Errol Untung Hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy Universitas
Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327
kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang
osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan
31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam
stadium lanjut.
Kanker tulang ( osteosarkoma ) lebih sering menyerang kelompok usia 15 25 tahun ( pada usia
pertumbuhan ). Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki
sama dengan anak perempuan. Tetapi pada akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak di temukan pada
anak laki-laki. Sampai sekarang penyebab pasti belum diketahui.
DEFENISI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI

Penyebab osteosarkoma masih belum jelas diketahui. Adanya hubungan


kekeluargaan menjadi suatu predisposisi, begitu pula adanya hereditery
retinoblastoma dan sindrom Li-Fraumeni. Dikatakan beberapa virus dapat
menimbulkan osteosarkoma pada hewan percobaan. Pertumbuhan tulang
yang cepat : pertumbuhan tulang yang cepat terlihat sebagai predisposisi
osteosarkoma, seperti yang terlihat bahwa insidennya meningkat pada saat
pertumbuhan remaja.
ETIOLOGI PATOFISIOLOGI GEJALA KLINIS
ETIOLOGI PATOFISIOLOGI GEJALA KLINIS

Nyeri dan/ atau


pembengkakan
ekstremitas yang
terkena

Gejala-gejala Fraktur
penyakit patologik
metastatik

Pembengkakan
Teraba massa pada atau di atas
tulang dan tulang atau
peningkatan suhu persendian serta
kulit di atas massa pergerakan yang
serta adanya terbatas
pelebaran vena
GEJALA KLINIS KLASIFIKASI RADIOGRAFI

Osteosarkoma
Osteosarkoma Parosteal Periosteal
hemoragi atau
klasik. osteosarkoma. osteosarkoma.
telangektasis

Osteosarkoma
Osteosarkoma Osteosarkoma Multifokal
intrameduler
sekunder akibat radiasi. osteosarkoma.
derajat rendah.
GEJALA KLINIS KLASIFIKASI RADIOGRAFI

X-Ray
Gambaran foto polos dapat bervariasi, tetapi kebanyakan menunjukkan campuran antara area litik dan
sklerotik. Sangat jarang hanya berupa lesi litik atau sklerotik. Lesi terlihat agresif, dapat berupa moth eaten
dengan tepi tidak jelas atau kadangkala terdapat lubang kortikal multipel yang kecil. Setelah kemoterapi,
tulang disekelilingnya dapat membentuk tepi dengan batas jelas disekitar tumor. Penyebaran pada jaringan
lunak sering terlihat sebagai massa jaringan lunak. Dekat dengan persendian, penyebaran ini biasanya sulit
dibedakan dengan efusi. Area seperti awan karena sclerosis dikarenakan produksi osteoid yang maligna dan
kalsifikasi dapat terlihat pada massa. seringkali terdapat ketika tumor telah menembus kortek. Berbagai
spektrum perubahan dapat muncul, termasuk Codman triangles dan multilaminated, spiculated, dan
reaksi sunburst, yang semuanya mengindikasikan proses yang agresif.
GEJALA KLINIS KLASIFIKASI RADIOGRAFI

CT-Scan
CT dapat berguna secara lokal ketika gambaran foto polos membingungkan, terutama
pada area dengan anatomi yang kompleks (contohnya pada perubahan di mandibula dan
maksila pada osteosarkoma gnathic dan pada pelvis yang berhubungan dengan
osteosarkoma sekunder). Gambaran cross-sectional memberikan gambaran yang lebih
jelas dari destruksi tulang dan penyebaran pada jaringan lunak sekitarnya daripada foto
polos. CT dapat memperlihatkan matriks mineralisasi dalam jumlah kecil yang tidak
terlihat pada gambaran foto polos
GEJALA KLINIS KLASIFIKASI RADIOGRAFI

MRI
MRI merupakan modalitas untuk mengevaluasi penyebaran lokal dari tumor
karena kemampuan yang baik dalam interpretasi sumsum tulang dan
jaringan lunak. MRI merupakan tehnik pencitraan yang paling akurat untuk
menentuan stadium dari osteosarkoma dan membantu dalam menentukan
manajemen pembedahan yang tepat
GEJALA KLINIS KLASIFIKASI RADIOGRAFI

Ultrasonography
Ultrasonography tidak secara rutin digunakan untuk menentukan
stadium dari lesi. Ultrasonography berguna sebagai panduan
dalam melakukan percutaneous biopsi
GEJALA KLINIS KLASIFIKASI RADIOGRAFI

Nuclear Medicine
Osteosarcoma secara umum menunjukkan peningkatan ambilan
dari radioisotop pada bone scan yang menggunakan technetium-
99m methylene diphosphonate (MDP). Bone scan sangat berguna
untuk mengeksklusikan penyakit multifokal
GEJALA KLINIS KLASIFIKASI RADIOGRAFI

Patologi Anatomi
Kriteria untuk diagnosis adalah didapatnya stroma sarkoma dengan
pembentukan osteoid neoplastik dari tulang disertai gambaran anaplasia
yang menyolok. Sel-sel ganas menembus rongga antara kumpulan osteoid.
Gambaran patologis ditemukannya stroma sarcoma dan anaplasia
GEJALA KLINIS KLASIFIKASI RADIOGRAFI

Angiografi
Angiografi merupakan pemeriksaan yang lebih invasif. Dengan angiografi dapat ditentukan diagnose jenis
suatu osteosarkoma, misalnya pada High-grade osteosarcoma akan ditemukan adanya neovaskularisasi
yang sangat ekstensif. Selain itu angiografi dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan pengobatan
preoperative chemotheraphy, yang mana apabila terjadi mengurang atau hilangnya vaskularisasi tumor
menandakan respon terapi kemoterapi preoperative berhasil.
RADIOGRAFI DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN

EWING S SARCOMA Gambar MRI Ewing Os Sarcoma a/r illiaca


RADIOGRAFI DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN

OSTEOMYELITIS Gambar X-ray osteomyelitis pada pasien kaki diabetikum


RADIOGRAFI DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN

OSTEOBLASTOMA Gambaran CT-Scan Osteoblastoma


RADIOGRAFI DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN

GIANT CELL TUMOR Gambaran X-ray Giant Cell tumor a/r os radius
RADIOGRAFI DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN

ANEURYSMAL BONE CYST Gambaran X-ray Aneurysmal bone cyst a/r metacarpal
RADIOGRAFI DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN

FIBROUS DYSPLASIA Gambaran X-ray Fibrous dysplasia


RADIOGRAFI DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

Pembedahan

Rawat Jalan

Rawat Inap
DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN PROGNOSIS

Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi penyebaran ke paru-
paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya
penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih
sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya
sangat menyakitkan karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.

Pada permulaannya prognosis Osteosarkoma adalah buruk 5 years Survival Rate-nya hanya berkisar
antara 10-20%. Belakangan ini dengan terapi adjuvan berupa sitostatik yang agresif dan intensif yang
diberikan prabedah dan pasca bedah maka Survival Rate menjadi lebih baik dapat mencapai 60-70%.
Berkat terapi adjuvan juga terapi amputasi belakangan ini sudah berkurang, sekarang pada pusat-pusat
pengobatan kanker yang lengkap, maka terapi non amputasi atau Limb Salvage lebih sering dilakukan
KESIMPULAN

Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang merupakan salah satu keganasan tersering pada anak-anak dan
usia dewasa muda. Beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan patogenesis terjadinya osteosarkoma. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis (usia umumnya muda, adanya keluham nyeri), pemeriksaan fisik (lokalisasi, besar
tumor), dan pemeriksaan penunjang.
Radiologi konvensional merupakan pemeriksaan radiologi pertama pada kasus-kasus osteosarkoma. Radiografi
konvensional juga dapat digunakan untuk evaluasi pasca kemoterapi. Foto x-ray thorax proyeksi AP/PA, untuk
melihat adanya metastasis paru dengan ukuran yang cukup besar. CT-scan dapat berguna untuk memperlihatkan
detil lesi pada tulang kompleks dan mendeteksi matriks ossifikasi minimal, tuntunan biopsi tulang (CT guided bone
biopsy), dan deteksi metastasis paru (CT scan thoraks). MRI merupakan modalitas terpilih untuk evaluasi ekstensi
lokal tumor dan membantu menentukan manajemen bedah yang paling sesuai. Bone scintigraphy digunakan untuk
menunjukkan suatu skip metastasis atau suatu osteosarkoma multisentrik dan penyakit sistemik.
Penatalaksanaan osteosarkoma meliputi terapi pembedahan (limb salvage surgery (LSS) atau amputasi), kemoterapi
dengan atau tanpa radioterapi yang diberikan konkuren ataupun sekuensial sesuai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Salter, Robert B. Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system. 3rd ed.; 1999.p.400-3. Lippincott Williams & Wilkins : Philadeiphia.
Skinner, Harry B. Current diagnosis & treatment in orthopaedics. Lange Medical Book. 3rd ed. 2003.p.312-8. McGraw-Hill : NewYork
Gebhardt, Mark C, Hornicek, Francis J. Osteosarcoma. Orthopaedic knowledge update musculoskeletal tumors. American Academy of Orthopaedic Surgeons.
2002.p.175-82. 1st ed. McGraw-Hill: New York
Reksoprodjo, Soelarto. Kumpulan kuliah ilmu bedah. 2008. Edisi 2. Hal.522-533. Binarupa Aksara : Tangerang.
Tersedia di www.medicastore.com. Diakses 7 Juni 2010.
Tsuji Y, Kusuzaki K, Kanemitsu K, et al. Calcaneal osteosarcoma associated with werner syndrome. The Journal of Bone and Joint Surgery 2000;82:9-12.
Bechler JR, Robertson WW, Meadows AT, Womer RB. Osteosarcoma as a second malignant neoplasmin children. J Bone Joint Surg Am1992. 74:1079-83.
Gaillard Frank, et al. Osteosarcoma. Available on www.radiopedia.org . Diakses 6 Juni 2017 pukul 20.30
Gaillard Frank, et al. Ewing sarcoma. Available on www.radiopedia.org . Diakses 6 Juni 2017 pukul 20.30
Gaillard Frank, et al. Osteomyelitis. Available on www.radiopedia.org . Diakses 6 Juni 2017 pukul 20.30
Gaillard Frank, et al. Aneurysmal bone Cyst. Available on www.radiopedia.org . Diakses 6 Juni 2017 pukul 20.30
Knipe Henry, Weerakkody Yuranga, et al. Osteoblastoma. Available on www.radiopedia.org . Diakses 6 Juni 2017 pukul 20.30
Singh Gagandeep, et al. Fibrous Dysplasia. Available on www.radiopedia.org . Diakses 6 Juni 2017 pukul 20.30
Amini Behrang, et al. Giant Cell Tumor. Available on www.radiopedia.org . Diakses 6 Juni 2017 pukul 20.30
Komite Penanggulangan Kanker Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Osteosarkoma.Jakarta: Kementrian Kesehatan.

You might also like