You are on page 1of 17

Penetapan Abu dan Mineral

Air + zat volatil lain


1 ABU
Bahan
pangan

Oksigen dari udara


500 600 oC

500 600 oC
Bahan Organik Oksida-oksida + CO2

Mineral: Oksida Phosphat,


Oksigen chlorida
(ABU)
Komponen Abu

Komponen dalam jumlah besar dalam abu : K,


Na, Ca, Mg
Komponen dalam jumlah kecil dalam abu : Al,
Fe, Cu, Mn, Zn
Komponen dalam jumlah sangat kecil dalam abu:
Ar, Co, I, F, dsb

Abu (ash) : residu yang tersisa dari hasil pembakaran


keadaan terbuka di bawah tekanan armosfir
1 Cara analisa pengabuan

1. pembakaran dalam tanur


2. dalam api terbuka
3. wet cambustion: Dengan Llabu kjedhal dapat
digunakan untuk analisa Fe, MN, Zn, dsb.

H2SO4, HNO3, HCl (perchlorat)


masing-masing dicampur ketiganya, dengan cara ini
juga dapat dianalisa kadar masing-masing mineral
Abu : mencirikan sifat tertentu dari bahan pangan

1. Indikator mutu dari bahan pangan:


gula, galatin, pektin
pati, asam, buah-buahan
catatan : untuk makanan, jumlah harus kecil (kadar abu kecil)

2. Pemurnian gula tebu : kadar abu penting diketahui


karena kadar abu tinggi dapat mengganggu
proses untuk pemucatan (bleaching dan
kristalisasi

1.3. Kadar abu : dapat menentukan adanya


pemalsuan.
Dalam menentukan mutu pati, jika kadar abu
tinggi maka mutunya jelek
1 Kadar abu ditentukan berdasarkan
kehilangan berat setelah pembakaran
syarat : titik akhir pembakaran dihentikan sebelum terjadi
dekomposisi dari abu tersebut.
Misal : suhu terlalu tinggi menyebabkan komponen
dekomposisi sehingga menguap. Oleh karena itu Suhu perlu
diperhatikan

Contoh Suhu Pengabuan


buah-buahan dan produknya : 525 oC, sampai penimbangan
konstan
daging, sayur-sayuran, gula : 525 oC, sampai penimbangan
konstan
biji-bijian, rempah, ikan : 550 oC, sampai penimbangan konstan
makanan ternak : 600 oC, 2 jam
,

1 Hal-hal yang perlu diperhatika: Kesalahan yang terjadi


1. dekomposisi komponen karena suhu terlalu ti
2. kesalahan penimbangan
3. higroskopi (menyerap dalam air)

1 Pembakaran dalam tanur :


Sebelumnya dibakar di luar dengan bunsen (api kecil)
untuk menghindari penguapan partikel-partikel ringan
yang menguap (ikut asap) bila langsung ke tanur
(menghindari kesalahan penguluran/ penimbangan).
1 Dari AOAC

Jumlah sampel untuk penetapan kadar abu :

2g : ikan dan olahannya, biji-bijian, makanan ternak


3 - 5 g : susu, keju
5 - 10 g: gula, hasil-hasil dari gula, daging, sayur-sayuran
50 ml : anggur (wine)
25 g : juice, buah segar atau kaleng
10 g : jeli, sirop, jam, buah kering, marmalade.

Untuk juice (cairan ) : dikeringkan dalam oven dulu,


kemudian dibakar
1 Sampel untuk pengabuan :
1. Segar
2. Hasil sisa pengukuran kadar air

1 Alat untuk pengabuan


1. a. cawan platina: bila suhu tinggi, tidak terjadi dekomposisi (tetap utuh)
ideal
1. b. cawan porselen: kadang-kadang mengalami kehilangan berat
1. c. cawan nikel: kadang-kadang bereaksi dengan abu

2. Vycor glass (dibuat dari silica murni), ideal setelah platina, dapat
setelah platina, dapat sampai 900 oC, tahan terhadap asam, kecuali
basa.

1 Kadar abu
Total Abu (umum)
Abu larut (spesifik)
Abu tidak larut (spesifik)
Abu yang larut dan tidak larut

1. Abu yang larut air


Mutu jam dan preserved yang lain ada korelasinya dengan
kandungan buah. Perbandingan Buah:Gula =45:55

300 g Jam/Jely + 2 l Air Kadar abu dari


beberapa penelitian:
Apel 0.32%
Dipanaskan di penangas 2 jam Jambu Biji: 0.62%
Nenas : 0.43%
Buah Anggur: 0.53%
100 ml bagian yang larut
Diabukan pada suhu <5250C
3. Abu yang tidak larut dalam asam
Untuk mengetahui pemalsuan suatu produk

Gelas arloji
25 ml HCl 10 % (berat jenis 1.050
abu

Didihkan perlahan-lahan (ekstrak) dengan api kecil ( 5 menit)

Kertas saring bebas abu


Cuci dengan air panas

Kertas saring +
residu diabukan
1Mineral: 2 Cara

1. ekstraksi mineral dari abu (dengan HNO3, HCl, dll)


2. wet ashing (dengan labu kjedhal)

1Hasil ekstraksi diukur dengan :

1. kalorimeter/spektrofotometri
2. flame emision spectroscopy
3. Atomic absorption spectroscopy
Na Kuning
K biru

2800 3000 oC filter

C2H2
Oksigen amp
detektor detektor

Diagram Kerja
Spektroscopy eksitasi
1Proses yang terjadi pada flame emision spectroscopy :

1.penguapan pelarut
2.variasi partikel
3.decomposisi/otomisasi
4.eksitasi, energi dari api (transisi elektron ke level
energi lebih tinggi)
-ground state (ke level energi lebih rendah)
-excited state (ke level energi lebih tinggi)

exicited state
E= hv
sinar

Ground state
1Pada AAS:
- proses keempat tidak terajdi (eksitasi)
- hanya proses 1-3
- lampu hollow cathode : spesifik untuk setiap unsur
yang dianalisa

E=hv Zn
Sinar
Zn

- bukan oksigen, tetapi udara (suhu lebih rendah),


sebab tidak perlu eksitasi
Energi dari LHC:

Untuk FES : yang diukur adalah transmisi/emisi


(sinar yang dipancarkan oleh unsur)
Untuk AAS : yang diukur absorpsi

P0 P
diteruskan
diserap

P/Po x 100 % = % T
Log Po/P = A
AAS dan FES: Sensetif terhadap sampel yang beda-beda
FES: Na+, K+
AAS: Selain Na+, K+
1. Poloragrafi/polorografi

Untuk analisa komponen yang mengandung


muatan (elektrolitik) menggunakan Hg (beracun)
untuk menimbulkan polarisasi

Standar yang digunakan = 1.5 ppm 8 ppm

You might also like