You are on page 1of 45

Mekanisme dan

Pemeriksaan
Fisik Respiratory
R. Bayu Kusumah N.
Review
Anatomi
Mekanisme Pernapasan
Udara masuk melalui saluran pernapasan
Saluran pernapasan terdiri dari hidung, faring,
laring, trakea, dan bronkus
Syarat terjadinya pertukaran gas dalam paru-
paru adalah;
Suhu udara yang masuk sama dengan suhu
tubuh
Udara 100% jenuh dengan uap air
Next...
Syarat tersebut dapat dicapai karena proses
pemanasan dan pelembaban sejak udara
masuk melalui hidung, sepanjang saluran
pernapasan sampai terjadinya pertukaran gas
dalam alveoli.
Dalam hidung, udara akan berputar-putar
(turbulensi) dan dipanaskan oleh jaringan
pembuluh darah yang berbelok-belok dalam
hidung
Next...

Sepanjang saluran pernapasan udara


dilembabkan oleh sekret sel-sel goblet pada
mukosa yang melapisi saluran pernapasan
Mekanika paru-paru
Inspirasi atau menarik napas, dilakukan secara
aktif akibat:
Kontraksi diafragma
Kontraksi otot antar iga ke luar
Ekspirasi atau menghembuskan napas dilakukan
secara pasif. Ekspirasi kuat dikerjakan oleh:
Kontraksi otot-otot dinding perut
Kontraksi otot antar iga kedalam
Pengkajian Jalan Nafas
Hidung dan Sinus
Faring
Laring
Trakea
Hidung
SINUS PARANASALIS

Sinus maxillaris
Sinus ethmoidalis
Sinus sphenoidalis
Sinus frontalis
Pengkajian Hidung
Insfeksi dan palpasi :
kesimetrisan, warna kulit, lesi, nyeri, cairan yg
keluar, dan kepatenan jalan napas
Insfeksi : warna vestibula, mukosa dan septum
nassal dgn posisi midline
Insfeksi : kelembaban, perforasi, massa,
eksudat, inflamasi, (otoskop spekulum dan
penlight)
Palpasi : sinus frontal dan sinus maksilaris
(bengkak dan nyeri)
Tes Penciuman :
Menggunakan mint, kopi, kayu manis,
dan cengkeh dengan mata tertutup
Laring
Pengkajian laring
Insfeksi dan palpasi :
Inspeksi : kesimetrisan, benjolan, nyeri
tekan, pembesaran kelenjar, dispneu,
suara tidak ada, dan sakit tenggorokan
trakea

Diantara Larynx dan


Bifurcatio trachea
Terdapat 16-20 cincin
cartilago
Panjang: 9-11cm
Pengkajian Sistem
Pernapasan
Riwayat Kesehatan
1. RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data
saat ini dan masalah yang lalu.
Perawat mengkaji klien atau keluarga dan
berfokus kepada manifestasi klinik dari
keluhan utama, kejadian yang membuat
kondisi sekarang ini, riwayat perawatan
dahulu, riwayat keluarga dan riwayat
psikososial.
Riwayat kesehatan dimulai dari biografi klien,
dimana aspek biografi yang sangat erat
hubungannya dengan gangguan oksigenasi
mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan
(terutama yang berhubungan dengan kondisi
tempat kerja) dan tempat tinggal.
Keadaan tempat tinggal mencakup kondisi
tempat tinggal serta apakah klien tinggal
sendiri atau dengan orang lain yang nantinya
berguna bagi perencanaan pulang (Discharge
Planning).
KELUHAN UTAMA
Keluhan utama akan menentukan prioritas
intervensi dan mengkaji pengetahuan klien
tentang kondisinya saat ini.
Keluhan utama yang biasa muncul pada klien
gangguan kebutuhan oksigen dan
karbondioksida antara lain : batuk,
peningkatan produksi sputum, dyspnea,
hemoptysis, wheezing, Stridor dan chest pain.
1. Batuk (Cough)
Batuk merupakan gejala utama pada klien
dengan penyakit sistem pernafasan. Tanyakan
berapa lama klien batuk (misal 1 minggu, 3
bulan).
Tanyakan juga bagaimana hal tersebut timbul
dengan waktu yang spesifik (misal : pada malam
hari, ketika bangun tidur) atau hubungannya
dengan aktifitas fisik.
Tentukan batuk tersebut apakah produktif atau
non produktif, akut (<3 mgu), sub akut (3-8 mgu)
atau kronis (>8 mgu).
2. Peningkatan Produksi Sputum.
Sputum merupakan suatu substansi yang keluar
bersama dengan batuk atau bersihan tenggorok.
Trakeobronkial tree secara normal memproduksi sekitar
3 ons mucus sehari sebagai bagian dari mekanisme
pembersihan normal (Normal Cleansing Mechanism).
Tetapi produksi sputum akibat batuk adalah tidak
normal. Tanyakan dan catat warna, konsistensi, bau dan
jumlah dari sputum karena hal-hal tersebut dapat
menunjukkan keadaan dari proses patologik.
Jika infeksi timbul sputum dapat berwarna kuning atau
hijau, sputum mungkin jernih, putih atau kelabu.
Pada keadaan edema paru sputum akan berwarna
merah muda, mengandung darah dan dengan jumlah
yang banyak
3. Dyspnea
Dyspnea merupakan suatu persepsi kesulitan untuk
bernafas/nafas pendek dan merupakan perasaan
subjektif klien.
Perawat mengkaji tentang kemampuan klien untuk
melakukan aktifitas. Contoh ketika klien berjalan
apakah dia mengalami dyspnea ?.
kaji juga kemungkinan timbulnya paroxysmal
nocturnal dyspnea dan orthopnea, yang
berhubungan dengan penyakit paru kronik dan gagal
jantung kiri.
4. Hemoptysis
Hemoptysis adalah darah yang keluar dari mulut
dengan dibatukkan.
Perawat mengkaji apakah darah tersebut berasal
dari paru-paru, perdarahan hidung atau perut.
Darah yang berasal dari paru biasanya berwarna
merah terang karena darah dalam paru distimulasi
segera oleh refleks batuk.
Penyakit yang menyebabkan hemoptysis antara
lain : Bronchitis Kronik, Bronchiectasis, TB Paru,
Cystic fibrosis, Upper airway necrotizing
granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker paru
dan abses paru.
5. Chest Pain
Chest pain (nyeri dada) dapat berhubungan
dengan masalah jantung dan paru.
Gambaran yang lengkap dari nyeri dada dapat
menolong perawat untuk membedakan nyeri
pada pleura, muskuloskeletal, cardiac dan
gastrointestinal. Paru-paru tidak mempunyai
saraf yang sensitif terhadap nyeri, tetapi iga, otot,
pleura parietal dan trakeobronkial tree
mempunyai hal tersebut. Dikarenakan perasaan
nyeri murni adalah subjektif, perawat harus
menganalisis nyeri yang berhubungan dengan
masalah yang menimbulkan nyeri timbul.
2. RIWAYAT KESEHATAN
MASA LALU
Secara umum perawat menanyakan tentang :
Riwayat merokok : merokok sigaret
merupakan penyebab penting kanker paru-
paru, emfisema dan bronchitis kronik. Semua
keadaan itu sangat jarang menimpa non
perokok.
Anamnesis harus mencakup hal-hal :
1. Usia mulainya merokok secara rutin.
2. Rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari
3. Usia melepas kebiasaan merokok.
4. Pengobatan saat ini dan masa lalu
5. Alergi
6. Tempat tinggal
3. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien
penyakit paru-paru sekurang-kurangnya ada tiga, yaitu :
1. Penyakit infeksi tertentu : khususnya tuberkulosa,
ditularkan melalui satu orang ke orang lainnya; jadi
dengan menanyakan riwayat kontak dengan orang
terinfeksi dapat diketahui sumber penularannya.
2. Kelainan alergis, seperti asthma bronchial, menunjukkan
suatu predisposisi keturunan tertentu; selain itu
serangan asthma mungkin dicetuskan oleh konflik
keluarga atau kenalan dekat.
3. Pasien bronchitis kronik mungkin bermukim di daerah
yang polusi udaranya tinggi. Tapi polusi udara tidak
menimbulkan bronchitis kronik, hanya memperburuk
penyakit tersebut.
9. Kelainan pada bentuk dada :
1. Barrel Chest
Timbul akibat terjadinya overinflation paru.
Terjadi peningkatan diameter AP : T (1:1), sering
terjadi pada klien emfisema.
2. Funnel Chest (Pectus Excavatum)
Timbul jika terjadi depresi dari bagian bawah
dari sternum. Hal ini akan menekan jantung dan
pembuluh darah besar, yang mengakibatkan
murmur. Kondisi ini dapat timbul pada ricketsia,
marfans syndrome atau akibat kecelakaan kerja.
3. Pigeon Chest (Pectus Carinatum)
Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan
sternum, dimana terjadi peningkatan diameter
AP. Timbul pada klien dengan kyphoscoliosis
berat.
4. Kyphoscoliosis
Terlihat dengan adanya elevasi scapula.
Deformitas ini akan mengganggu pergerakan
paru-paru, dapat timbul pada klien dengan
osteoporosis dan kelainan muskuloskeletal lain
yang mempengaruhi thorax.
5. Kiposis :
meningkatnya kelengkungan normal
kolumna vertebrae torakalis
menyebabkan klien tampak bongkok.
6. Skoliosis :
melengkungnya vertebrae torakalis ke
lateral, disertai rotasi vertebral
Observasi kesimetrisan pergerakan dada.
Gangguan pergerakan atau tidak
adekuatnya ekspansi dada
mengindikasikan penyakit pada paru atau
pleura.
Observasi retraksi abnormal ruang
interkostal selama inspirasi, yang dapat
mengindikasikan obstruksi jalan nafas.
B. Palpasi
Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan
dada dan mengobservasi abnormalitas,
mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui
vocal/tactile premitus (vibrasi).
Palpasi thoraks untuk mengetahui abnormalitas
yang terkaji saat inspeksi seperti : massa, lesi,
bengkak.
Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika klien
mengeluh nyeri.
Vocal premitus : getaran dinding dada yang
dihasilkan ketika berbicara.
C. Perkusi
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi
pulmoner, organ yang ada disekitarnya dan
pengembangan (ekskursi) diafragma.
Jenis suara perkusi :
Suara perkusi normal :
- Resonan (Sonor)
- Dullness
- Tympany :
* bergaung, nada rendah dihasilkan pada jaringan
paru normal.
* dihasilkan di atas bagian jantung atau paru.
* musikal, dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
Hiperresonan
Flatness : bergaung lebih rendah dibandingkan
dengan resonan dan timbul pada bagian paru
yang abnormal berisi udara.
sangat dullness dan oleh karena itu nadanya
lebih tinggi.
D. Auskultasi
Merupakan pengkajian yang sangat
bermakna, mencakup mendengarkan
suara nafas normal, suara tambahan
(abnormal), dan suara.
Suara nafas normal dihasilkan dari
getaran udara ketika melalui jalan nafas
dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih
Suara nafas normal :
a) Bronchial :
sering juga disebut dengan Tubular sound
karena suara ini dihasilkan oleh udara yang
melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar
keras, nyaring, dengan hembusan yang
lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang
daripada inspirasi, dan tidak ada henti
diantara kedua fase tersebut.
Normal terdengar di atas trachea atau daerah
suprasternal notch.
b) Bronchovesikular :
merupakan gabungan dari suara nafas
bronchial dan vesikular. Suaranya terdengar
nyaring dan dengan intensitas yang sedang.
Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.
Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana
bronchi tertutup oleh dinding dada.
c) Vesikular :
terdengar lembut, halus, seperti angin
sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.
Suara nafas tambahan :
a) Wheezing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi,
dengan karakter suara nyaring, musikal, suara terus
menerus yang berhubungan dengan aliran udara
melalui jalan nafas yang menyempit.
b) Ronchi : terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi,
karakter suara terdengar perlahan, nyaring, suara
mengorok terus-menerus. Berhubungan dengan sekresi
kental dan peningkatan produksi sputum
c) Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan
ekspirasi. Karakter suara : kasar, berciut, suara seperti
gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura.
Sering kali klien juga mengalami nyeri saat bernafas
dalam.
d) Crackles
Fine crackles : setiap fase lebih sering
terdengar saat inspirasi. Karakter suara
meletup, terpatah-patah akibat udara
melewati daerah yang lembab di alveoli atau
bronchiolus. Suara seperti rambut yang
digesekkan.
Coarse crackles : lebih menonjol saat ekspirasi.
Karakter suara lemah, kasar, suara gesekan
terpotong akibat terdapatnya cairan atau
sekresi pada jalan nafas yang besar. Mungkin
akan berubah ketika klien batuk.

You might also like