You are on page 1of 21

OM SUASTIASTU

ASUHAN KEPERAWATAN
KEGAWATDARURATAN PADA
KERACUNAN
KELOMPOK 3
PUTU YENI YUNITASARI (P07120214004)
I NYOMAN SUGIHARTA DANA (P07120214008)
NI MADE DESI SUGIANI (P07120214017)
NI KADEK DIAN INLAM SARI (P07120214018)
NI KETUT AYU PRATIWI CATUR W (P07120214019)
NI NYOMAN TRIA SUNITA (P07120214020)
I GEDE SUYADNYA PUTRA (P07120214023)
AYU INDAH AGUSTINI (P07120214027)
PUTU JANAYANTHI PUTRI (P07120214028)
NGAKAN RAKA SAPUTRA (P07120214036)
I GUSTI AYU ARI DEWI (P07120214037)
I PUTU DHARMA PARTANA (P07120214038)
NI PUTU SONIYA DARMAYANTHI (P07120214040)
POKOK BAHASAN
KONSEP DASAR ASUHAN
KONSEP DASAR TEORI
KEPERAWATAN
Definisi Pengkajian
Etiologi Diagnosa
Manifestasi Klinis Intervensi
Pathway Implementasi
Pemeriksaan Evaluasi
Penunjang
Penatalaksanaan
Komplikasi
KONSEP DASAR TEORI
DEFINISI

Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang


berasal dari alam ataupun buatan yang pada dosis
tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan
hidup yang bisa menyebabkan cedera atau kematian.
Racun dapat memasuki jaringan hidup melalui beberapa
cara yaitu termakan, terhirup, disuntikkan, dan terserap
melalui kulit (Merriam-Webster, 2014).
ETIOLOGI

1. Keracunan Hidrokarbon

2. Keracunan Makanan

3. Keracunan Bahan Kimia


MANIFESTASI KLINIS

Secara umum
Ganguan penglihatan, kesukaran bernafas dan hiperaktif
gastrointestinal. Pada keracunan akut gejala-gejala timbul dalam 30-
60 menit dan mencapai puncaknya dalam 2-8 jam.
Pada keracunan ringan tampak anoreksia, sakit kepala, pusing,
lemah, gelisah, tremor lidah dan kelopak mata, miosis, dan
penglihatan kabur. Gejala keracunan sedang adalah mual, salivasi,
lakrimasi, kejang perut, muntah, banyak keringat, nadi lambat, dan
fasikulasi otot-otot. Gejala keracunan berat adalah diare, pupil
pinpoint dan tidak bereaksi, pernafasan sukar, edema paru, sianosis,
kendali sfingter hilang, kejang, koma dan blok jantung.
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan lengkap (urin, gula EKG : untuk melihat dan


darah, cairan lambung, analisa memantau kerja dari
gas darah, darah lengkap, jantung
osmolalitas serum, elektrolit,
urea, kreatinin, glukosa, Foto toraks/abdomen, untuk
transaminase hati) melihat apakah terjadi
perubahan pada organ
pernafasan dan organ
pencernaan
PENATALAKSANAAN MEDIS
Anti dotum (penawar
Resusitasi Eliminasi racun)
Jalan nafas dibebaskan dan Merangsang penderita Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5
mg
dibersihkan,periksa supaya muntah pada
Dilanjutkan dengan 0,5 1 mg setiap
pernafasan dan nadi.Infus penderita yang sadar atau 5 - 10 - 15 menit sampai timbul
dextrose 5 % kec. 15- 20 dengan pemeberian sirup gejala-gejala atropinisasi ( muka
tts/menit ipecac 15 - 30 ml. Dapat merah,mulut kering, takikardi,
diulang setelah 20 menit bila midriasis, febris dan psikosis).
tidak berhasil Kemudian interval diperpanjang
setiap 15 30 - 60 menit selanjutnya
setiap 2 4 6 8 dan 12 jam.
Pemberian SA dihentikan minimal
setelah 2 x 24 jam. Penghentian yang
mendadak dapat menimbulkan
rebound effect berupa edema paru
dan kegagalan pernafasan akut yang
sering fatal.
KOMPLIKASI

Shock

Henti nafas

Henti jantung

Kejang

Koma
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Primary Survey
Airway
Breathing
Pastikan kepatenan jalan
napas dan kebersihannya Circulation
segera. Partikel-partikel Kaji irama, kedalaman
benda asing seperti dan keteraturan
Kaji adanya bukti
darah, muntahan, pernapasan dan perdarahan dan kontrol
permen karet, gigi palsu, observasi untuk ekspansi perdarahan dengan
atau tulang bilateral dada. Auskultasi penekanan langsung.
bunyi napas dan catat mengkaji nadi, dan catat
adanya krekels, wheezing irama dan ritmenya dan
atau tidak adanya bunyi mengkaji warna kulit Jika
napas nadi karotis tidak teraba,
lakukan kompresi dada
tertutup
PENGKAJIAN
Primary Survey
Disability
Exposure
Mengkaji GCS (Glasgow Coma
Scale) pasien, ukuran dan reaksi Cek adanya jejas pada tubuh pasien
pupil, dan tanda lateralizing. Jika
GCS kurang, bisa menjadi tanda
bahwa pasien akan mengalami
penurunan reflex jalan nafas
sehingga pasien tidak mampu
mempertahankan jalan nafas yang
paten.
PENGKAJIAN
Secondary Survey
Anamnesa
Riwayat penyakit dahulu : makanan yang dikonsumsi terahir.
Riwayat penyakit sekarang : Nyeri tekan, memar atau hematoma,
hematuri bila terjadi rupture total uretra anuria
Riwayat AMPLE patut diingat (American College of Surgeons, 2008) :
A : Allergy
M : Medication (obat yang diminum saat ini)
P : Past illness (penyakit penyerta)
L : Last meal
E : Event (berhubungan dengan kejadian trauma)
PENGKAJIAN
Secondary Survey
Keadaan
Pernafasan Kardiovaskuler Persarafan
umum
Kesadaran Nafas tidak Hipertensi, Kejang,
menurun teratur nadi aritmia. miosis,
vasikulasi,
penurunan
kesadaran,
kelemahan,
paralise
PENGKAJIAN
Secondary Survey

Gastrointestinal Integumen Muskuloskeletal Integritas Ego

Muntah, Berkeringat Kelelahan, Gelisah,


diare kelemahan pucat
PENGKAJIAN
Secondary Survey

Eliminasi Sensori

Diare Mata
Selaput lendir mengecil/mem
Hipersaliva besar, pupil
miosisKaji TTV
secara
berkelanjutan
DIAGNOSA

Risiko Risiko
Ketidakefektifan Gangguan ketidakefektifan ketidakefektifan
Risiko syok
Pola Napas pertukaran gas perfusi jaringan perfusi jaringan
perifer cerebral
INTERVENSI
DAFTAR PUSTAKA

Nicha. 2016. Makalah Keracunan. (Online). Available :


https://www.scribd.com/document/321973891/MAKALAH-KERACUNAN-docx ( Diakses
tanggal 25 Oktober 2017 pukul 18.00 Wita)
Presilya. 2015. LP Intoxicasi. (online). Available :
https://www.scribd.com/document/278911328/LP-Intoxicasi-Keracunan (diakses
tanggal 25 Oktober 2017 pukul 18.30 WITA)
Halim Mubin A.2001. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam : Diagnosa dan
Terapi, Jakarta : EGC
Nurarif, H.N & Kusuma, H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction Publishing.

You might also like