You are on page 1of 15

Nama Kelompok :

Bayu Suryadani
Elfira
Henny
Nurdian Melinda
Roni Effendi
Welly Julita Anggraini
KONSEP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA SECARA
UMUM

Perilaku kekerasan dalam keluarga adalah suatu


keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap
perempuan maupun anak. Hal tersebut dilakukan
untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif(Stuart dan Sundeen, 1995).
KONSEP KDRT MENURUT UU KDRT TAHUN 2004

Menurut undang-undang ini, kekerasan dalam rumah


tangga (KDRT) adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancamanuntuk melakukan
perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
LINGKUP RUMAH TANGGA
Lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini meliputi
(Pasal 2 ayat 1):
Suami, isteri, dan anak (termasuk anak angkat dan anak
tiri)
Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan
orang sebagaimana dimaksud dalam penjelasan karena
hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan
perwalian, yang menetap dalam rumah tangga (mertua,
menantu, ipar dan besan) dsb
Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap
dalam rumah tangga tersebut (Pekerja Rumah Tangga)
KARAKTERISTIK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
(KELUARGA)
Isolasi Sosial
Kekuasaan dan Kontrol
Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan yang lain
Proses transmisi antargenerasi
JENIS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA MENURUT
UU KDRT TAHUN 2004

Kekerasan Fisik:
Kekerasan Fisik Berat
Kekerasan ini berupa penganiayaan berat seperti
menendang, memukul, melakukan percobaan
pembunuhan atau pembunuhan.
Kekerasan Fisik Ringan
Kekerasan ini berupa menampar, menjambak,
mendorong, dan perbuatan lainnya .
Kekerasan Psikis/Psikologis/Emosional
Kekerasan Psikis Berat
Kekerasan Psikis Ringan.
Kekerasan Ekonomi
Kekerasan Seksual
TUJUAN PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAMRUMAH
TANGGA MENURUT UU KDRT TAHUN 2004

Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah


tangga.
Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga.
Memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis
dan sejahtera
FAKTOR RESIKO TERJADINYA KEKERASAN DALAM
RUMAH TANGGA

Faktor Masyarakat
Faktor Keluarga
Faktor individu
PENANGANAN KASUS KEKERASAN DALAM
RUMAH TANGGA
Dalam kaitan KDRT, selama ini yang banyak
dilakukan di Indonesia adalah upaya
pendampingan korban. Hal ini dilakukan oleh
organisasi non-pemerintah seperti Kalyanamitra,
Rumah Ibu, Rifka Anisa dll. Kegiatan tersebut
terutama pada pendampingan korban kekerasan
yang dari segi kesehatan masyarakat termasuk
pencegahan sekunder khususnya pada
pencegahan pada pencegahan cacat. Kegiatan
lainnya yang dapat dilakukan secara singkat dapat
dilihat pada Gambar 8-1 (Stark dan Flitcraft,
1998;WHO,1997;Surjadi dan Handayani,1999).
KENDALA PENANGANAN KASUS KDRT
Kendala yang berhubungan dengan budaya atau
tradisi yang meliputi
Korban kurang paham bahwa perbuatan pelaku
merupakan tindakan pidana.
Tenggang waktu antara kejadian dengan saat
pelaporan korban ke polisi cukup lama, sehingga
bekas lupa atau hasil visum et repertum tidak dapat
mendukung.
Korban merasa pelaku adalah tulang punggung
keluarga, sehingga apabila dilaporkan maka tidak akan
ada yang membiayai diri dan anak-anaknya.
HAK-HAK KORBAN KEKERASAN DALAM
RUMAH TANGGA
Mendapatkan perlindungan dari pihak keluarga,
kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat dan
lemaga sosial.
Mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan medisnya.
Mendapatkan penanganan secara khusus
berkaitan dengan kerahasiaan dan privasi korban.
Mendapatkan pendampingan oleh pekerja sosial
dan bantuan hukum.
Mendapatkan pelayanan bimbingan rohani
KEWAJIBAN PEMERINTAH PADA PENANGANAN KDRT
Merumuskan kebijakan kebijakan tentang
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.
Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan
edukasi tentang kekerasan dalam rumah tangga.
Menyelenggarakan sosialisasi dan advokasi
tentang kekerasan dalam rumah tangga.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
sensitif gender dan isu kekerasan dalam rumah
tangga serta menetapkan standar akreditasi
pelayanan yang sensitif gender.
PERAN PERAWAT PADA KDRT

Memeriksa kesehatan korban sesuai dengan standar


profesi (anjurkan segera lakukan pemeriksaan visum)
Melakukan konseling untuk menguatkan dan
memberi rasa aman serta motivasi bagi korban.
Memberikan informasi mengenai hak-hak korban
untuk mendapatkan perlindungan dari kepolisisan
dan penetapan perintah perlindungan diri dari
pengadilan.
Lanjutan
Mengantarkan korban kerumah aman atau tempat
tinggal aternatif (ruang pelayanan khusus)
Melakukan koordinasi yang terpadu dalam
memberikan layanan kepada korban dengan pihak
kepolisisan, dinas sosial, serta lembaga sosial yang
dibutuhkan korban.
Sosialisasi Undang-Undangn KDRT kepada keluarga
dan masyarakat.

You might also like