You are on page 1of 41

Anamnesis Penyakit Mata

Oleh :
Siti Nur Wardah Binti Mustapa Kamil C 111 12 816
Muhammad Farid C 111 12 320
Andi Putri Ramadhani C 111 12 812
Mohamad Hisyamuddin Bin Abd. Kadir C 111 12 816

Pembimbing : dr. Ulfah

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ANAMNESIS PENYAKIT MATA

Merupakan bagian dari keterampilan komunikasi, berdasarkan


pada 7 area kompetensi pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK).
Tujuan :
Melatih mahasiswa (semester 3), mengaplikasikan dasar-dasar
keterampilan komunikasi dokter-pasien yang telah dipelajari di
Blok ICT dan Blok Biomedik I, ke dalam contoh kasus simulasi
penyakit mata.
Mahasiswa memahami kerangka anamnesis penyakit mata.
Melatih cara-cara menggali informasi yang didapatkan dari
anamnesis, secara deskriptif dan kronologis.
Mengetahui alur berfikir penegakan diagnosis penyakit mata, agar
anamnesis dapat dilakukan dengan benar, dan terstruktur.
Dasar Keterampilan Komunikasi Dokter-Pasien

Dilakukan dengan sikap dokter yang profesional dalam


menghadapi pasien.
Menggunakan bahasa (Indonesia), yang baik dan benar.
Menggunakan tutur bahasa yang sopan.
Pertanyaan dapat divariasikan oleh mahasiswa, dan dapat
dijawab dengan bervariasi oleh instruktur, namun tetap
berpedoman pada lembar pengamatan instruktur.
Alur Pola Penegakkan Diagnosis Pasti
(Penyakit Mata)
Keluhan Utama Pasien

Memikirkan Diagnosis-Diagnosis Banding

Anamnesis + Keluhan Tambahan

Pemeriksaan Fisik + Pem. Penunjang

Diagnosis Sementara

Diagnosis Pasti
Beberapa Keluhan Utama Penyakit Mata
(Standar Kompetensi Dokter, 2006 & Buku Ajar Ilmu Penyakit Mata FK UI)

Mata merah gatal berair.


Mata merah belekan.
Fotofobia (perasaan silau dan sakit).
Kelilipan (terasa sesuatu mengganjal di mata).
Kelopak mata bengkak (edema palpebra).
Sakit kepala.
Sakit pada pergerakan bola mata.
Bulu mata rontok.
Beberapa Keluhan Utama Penyakit Mata
(Standar Kompetensi Dokter, 2006 & Buku Ajar Ilmu Penyakit Mata FK UI)

Kelopak mata berkedut (twitch).


Terlihat pelangi (halo) disekitar sumber cahaya.
Kelelahan sewaktu membaca (astenopia).
Pengelihatan turun pada satu mata :
Pengelihatan turun mendadak pada satu mata.
Pengelihatan turun perlahan-perlahan pada salah satu mata,
tanpa rasa sakit.
Pengelihatan turun mendadak pada salah satu mata, disertai
dengan rasa sakit yang hebat.
Pengelihatan turun mendadak pada kedua mata.
Buta senja (rabun ayam).
Diagnosis Banding Penyakit Mata

Dari berbagai macam keluhan yang diutarakan


pasien, ada tidaknya mata merah dan penurunan
pengelihatan merupakan dua keluhan yang harus
ditanyakan, karena hampir selalu terdapat pada
penyakit mata.
Ada tidaknya kedua keluhan ini dapat dijadikan
pedoman sistematika, dalam menentukan
diagnosis-diagnosis banding apa saja yang
mungkin dapat dipikirkan.
Sistematika Diagnosis Banding Penyakit Mata

Mata merah dengan pengelihatan normal :


Disertai dengan kotoran (belek).

Tidak disertai dengan kotoran.

Mata merah dengan pengelihatan (visus)


turun mendadak (biasanya disertai rasa sakit).
Pengelihatan turun perlahan, tanpa mata
merah.
Pengelihatan turun mendadak, tanpa mata
merah.
Beberapa Diagnosis Banding
Keluhan Mata Merah Pengelihatan Normal + Kotoran Mata

Umumnya Konjungtivitis :
Konjungtivitis Bakteri.

Konjungtivitis Viral.

Konjungtivitis Alergi.

Konjungtivitis Jamur.

Konjungtivitis Parasit.
Keluhan Mata Merah Pengelihatan Normal + Kotoran Mata

Konjungtivitis Bakteri (sekret purulen) Konjungtivitis Viral Mata Kiri


Beberapa Diagnosis Banding
Keluhan Mata Merah Pengelihatan Normal Tanpa Kotoran Mata

Iritasi Mata :
Benda Asing.
Bahan Iritan.
Pterigium.
Pinguekulum.
Trikiasis.
Entropion / Ektropion.
Hordeolum Internum.
Peradangan Episklera & Sklera :
Episkleritis.
Skleritis.
Hematoma Subkonjungtiva.
Keluhan Mata Merah Pengelihatan Normal Tanpa Kotoran Mata

Hematoma Subkonjugtiva Pterigium Sisi Temporal


Beberapa Diagnosis Banding
Keluhan Mata Merah Pengelihatan Turun Mendadak

Glaukoma Sudut Tertutup Akut.


Keratitis.
Ulkus Kornea.
Uveitis :
Iritis.
Iridosiklitis (uveitis anterior).
Endoftalmitis.
Panoftalmitis.
Keluhan Mata Merah Pengelihatan Turun Mendadak

Ulkus Kornea Uveitis Anterior


Beberapa Diagnosis Banding
Keluhan Pengelihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah

Katarak.
Katarak Senilis.
Katarak Komplikata.
Katarak Traumatika.
Katarak Juvenil.
Katarak Kongenital.
Glaukoma Sudut Terbuka.
Kelainan Refraksi.
Miopia.
Hipermetropia.
Presbiopia.
Retinopati (hipertensif / diabetik).
Keluhan Pengelihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah

Katarak Senilis Katarak Traumatika


Beberapa Diagnosis Banding
Keluhan Pengelihatan Turun Mendadak Tanpa Mata Merah

Neuritis Optik.
Ablasio Retina.

Obstruksi Vena Retina Sentral.

Oklusi Arteri Retina Sentral.

Kekeruhan & Perdarahan Badan Kaca.

Ambliopia Toksik.

Koroiditis.
Komponen Anamnesis Penyakit Mata

Anamnesis Pribadi.
Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang.

Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu.

Anamnesis Riwayat Pribadi.

Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga.

Anamnesis Sosial Ekonomi.

Anamnesis Gizi.
Anamnesis Pribadi
Merupakan data identitas pasien.
Dapat berkaitan dengan data epidemiologi, atau insidensi
(angka kejadian) suatu penyakit. Misalnya :
Katarak, angka kejadiannya meningkat dengan seiring
bertambahnya usia.
Pada rentang usia 50-59 tahun, angka kejadiannya katarak
sekitar 65 %.
Pada usia 80 tahun ke atas, angka kejadian katarak 100%.
Retinoblastoma, angka kejadiannya pada usia kanak-kanak.
Glaukoma, yang pada umumnya ditemukan pada pasien
berjenis kelamin pria, dengan rentang usia di atas 40 tahun.
Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang Penyakit Mata

Macleods Clinical Examination

OLDCART OPQRST
Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang Penyakit Mata

Pemilihan dan penggunaan metode OLDCART, maupun


OPQRST, disesuaikan dengan keluhan utama yang diutarakan
pasien, dan tidak bersifat mengikat.
Komponen pertanyaan metode lain, selain metode yang kita
pilih, dapat juga ditanyakan untuk memperoleh informasi
sebanyak mungkin.
Kadang-kadang, tidak semua komponen-komponen pertanyaan
pada metode OLDCART, atau OPQRST, terdapat dalam suatu
kasus penyakit, sehingga tidak perlu ditanyakan saat menggali
informasi.
Sebagai contoh adalah keluhan kehilangan kesadaran, yang tidak
memiliki penjalaran, sehingga komponen pertanyaan radiation
tidak perlu ditanyakan.
Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu Penyakit Mata

Riwayat penyakit yang telah pernah diderita pasien sejak


masih kanak-kanak sampai dewasa,yang mungkin
mempunyai hubungan dengan penyakit yang dialami
pasien saat ini.
Misalnya pada kasus konjungtivitis alergi, dapat
ditanyakan ada tidaknya riwayat alergi terhadap
makanan, atau paparan terhadap benda, dan keadaan
cuaca tertentu (riwayat atopi).
Contoh lainnya adalah riwayat diabetes mellitus yang
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya katarak,
dan retinopati.
Anamnesis Riwayat Pribadi Penyakit Mata

Riwayat kebiasaan hidup pasien, yang mungkin memiliki


hubungan dengan penyakit mata yang dideritanya.
Misalnya riwayat merokok, pada kasus retinopati hipertensi,
dimana hipertensi merupakan faktor resiko dari penyakit ini.
Bila ditemukan adanya riwayat merokok, diperlukan beberapa
pertanyaan untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang
kebiasaan merokok tersebut :
Sudah berapa lama merokok ?
Berapa batang, atau bungkus rokok yang dihabiskan setiap
harinya ?
Apakah pasien masih merokok, atau sudah berhenti ?
Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga Penyakit Mata

Dalam anamnesis riwayat penyakit keluarga, dokter menanyakan


ada tidaknya anggota keluarga dekat pasien (sedarah) secara garis
keturunan vertikal, seperti ayah kandung, ibu kandung, kakek,
nenek, paman, dan bibi, yang menderita penyakit yang sama
dengan penyakit yang diderita pasien.
Hal ini ditanyakan pada kasus penyakit mata yang dapat
diturunkan secara genetik, misalnya pada konjungtivitis alergi
Pada anamnesis ini, dapat juga ditanyakan kepada pasien adakah
anggota keluarganya yang menderita penyakit yang penularannya
melalui kontak langsung.
Misalnya pada kasus konjungtivitis bakteri.
Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi Penyakit Mata

Pada anamnesis sosial ekonomi, dokter menanyakan


keadaaan keluarga pasien terutama mengenai perumahan,
dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien.
Penyakit infeksi mata misalnya konjungtivitis bakteri
memiliki angka kejadian yang lebih tinggi pada pasien
yang bertempat tinggal di daerah yang kumuh, padat
penduduk, dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah.
Anamnesis Gizi Penyakit Mata

Pada anamnesis gizi dokter menanyakan pada


pasien tentang makanan yang dikonsumsi setiap
hari, seberapa banyak porsinya serta frekuensi
makan.
Dapat ditanyakan juga, apakah pasien merasa
berat badannya berkurang, bertambah, atau tetap
dan dicari apakah ada hubungannya dengan
penyakit yang diderita oleh pasien.
Kriteria Pemilihan Kasus Simulasi

Kasus yang banyak ditemukan di masyarakat.


Merujuk pada level kompetensi pada buku Standar Kompetensi
Dokter Indonesia tahun 2006, terutama level kompetensi 3 (3A,
atau 3B), dan 4.
Persetujuan dari kontributor blok.
Kasus yang disimulasikan pada anamnesis:
Konjungtivitis Alergi (4).
Glaukoma Sudut Tertutup Akut (3A).
Katarak Senilis (3A)
Data Klinis Simulasi Kasus Konjugtivitis Alergi

Anamnesis Pribadi : Pria : Wanita 1:1, segala usia.


Keluhan Utama : Mata merah dan terasa gatal.
Keluhan Tambahan : Mata terasa panas.
Diagnosis Banding :
Mata merah dengan visus normal (konjungtivitis alergi,
konjungtivitis viral, konjungtivitis jamur, konjungtivitis
bakteri, skleritis, hematoma subkonjungtiva, atau
terjadinya iritasi mata akibat benda asing, bahan iritan,
trikiasis, pterigium, dan lain sebagainya).
Mata merah dengan visus turun mendadak (glaukoma
akut, keratitis, ulkus kornea, uveitis, endoftalmitis, dan
panoftalmitis).
Data Klinis Simulasi Kasus Konjungtivitis Alergi
Onset. Keluhan mata merah dan terasa gatal, timbul setelah mata terpapar
dengan faktor pencetus.
Provoking Factor. Debu, udara dingin, bulu binatang, serbuk sari, benda
asing reaksi alergi terhadap obat, dan lain sebagainya.
Location. Keluhan dapat terjadi pada salah satu, atau kedua mata.
Character & Quality. Rasa gatal dirasakan bertambah hebat terutama bila
mata digosok-gosok. Rasa gatal disertai dengan timbulnya rasa panas pada
mata, dan mata dirasakan berair. Kotoran mata bisa ada, atau tidak. Bila ada,
hanya sedikit, jernih, dan tidak kental seperti nanah. Tajam pengelihatan
(visus) tidak terganggu.
Alleviating Factor. Rasa gatal pada mata terasa berkurang bila mata ditutup.
Time. Keluhan dapat terjadi kapan saja, tergantung dengan paparan dengan
faktor pencetus. Namun biasanya keluhan lebih sering terjadi pada saat suhu
udara lebih dingin dari suhu normal harian, yaitu pada saat malam hari, atau
menjelang pagi.
Data Klinis Simulasi Kasus Konjungtivitis Alergi

Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu.


Berisi pertanyaan tentang ada tidaknya riwayat
alergi terhadap makanan, benda-benda, atau
keadaan cuaca tertentu (riwayat atopi).
Konjungtivitis alergi pada umumnya telah
pernah dialami pada waktu-waktu sebelumnya,
dengan didahului paparan mata dengan
pencetus.
Riwayat mata terasa kering, riwayat trauma, dan
riwayat kemasukan benda asing pada mata, dapat
ditanyakan untuk membantu menyingkirkan
diagnosis banding.
Data Klinis Simulasi Kasus Konjungtivitis Alergi
Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga.
Berisi pertanyaan tentang ada tidaknya anggota keluarga dekat
pasien (sedarah) secara garis keturunan vertikal, seperti ayah
kandung, ibu kandung, kakek, nenek, paman, dan bibi, yang
menderita penyakit yang sama dengan penyakit yang diderita
pasien.
Seperti halnya rhinitis alergi, konjungtivitis alergi memiliki
kecenderungan diturunkan secara genetik.
Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi.
Berisi penggalian informasi tentang keadaaan keluarga pasien,
terutama mengenai perumahan, penghasilan, dan lingkungan,
atau daerah sekitar tempat tinggal pasien.
Misalnya keadaan rumah, atau kamar tidur yang jarang
dibersihkan sehingga berdebu, atau memakai karpet yang jarang
dibersihkan, sehingga berdebu, dan penuh dengan tungau.
Data Klinis Simulasi Kasus
Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Anamnesis Pribadi : Pria < wanita, rentang usia > 40 tahun.
Keluhan Utama : Mata terasa sakit, dan pengelihatan mendadak
kabur.
Keluhan Tambahan : Timbulnya rasa mual dan muntah.
Diagnosis Banding :
Mata merah dengan visus turun mendadak (glaukoma sudut tertutup
akut, keratitis, ulkus kornea, uveitis, endoftalmitis, dan panoftalmitis).
Mata normal dengan visus turun mendadak (neuritis optik, ablasio
retina, obstruksi vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral,
kekeruhan, atau perdarahan badan kaca, ambliopia toksik, dan
koroiditis).
Onset. Keluhan muncul secara mendadak. Serangan akut dapat
disebabkan perasaan emosi yang berlebihan seperti marah, bingung, atau
takut.
Location. Keluhan dapat terjadi pada salah satu, atau kedua mata.
Duration. Keluhan dapat dirasakan selama beberapa jam.
Data Klinis Simulasi Kasus
Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Character.
Rasa sakit pada mata dirasakan sangat hebat tak tertahankan,
dirasakan terus menerus.
Keluhan disertai dengan memerahnya mata, tanpa disertai
dengan kotoran mata.
Pasien merasa seperti melihat pelangi disekeliling bola lampu
yang menyala.
Tajam pengelihatan sangat turun.
Pada keratitis, ulkus kornea, dan uveitis tajam pengelihatan juga
menurun, namun biasanya tidak berat.
Radiation. Rasa sakit pada mata dapat menyebar ke kepala,
menyebabkan sakit kepala hebat yang dapat menimbulkan
muntah.
Time. Keluhan terutama terjadi pada malam hari, yaitu pada saat
pupil setengah melebar.
Data Klinis Simulasi Kasus
Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu & Alleviating
Factor.
Berisi pertanyaan tentang ada tidaknya riwayat penyakit dengan
keluhan yang sama sebelumnya.
Pada glaukoma sudut tertutup akut, keluhan mungkin pernah
terjadi sebelumnya, dan akan terasa mereda bila pasien tidur
sebentar.
Perlu ditanyakan juga apakah pasien adalah penderita
hipermetropia (rabun dekat), yang merupakan salah satu faktor
resiko terjadinya glaukoma sudut tertutup akut.
Riwayat infeksi mata, trauma pada mata, atau pemakaian lensa
kontak, dapat ditanyakan untuk menyingkirkan diagnosis
banding.
Glaukoma

Glaukoma Sudut Tertutup Akut Penggaungan Papil Saraf Optik


Data Klinis Simulasi Kasus Katarak Senilis

Anamnesis Pribadi : Pria = wanita, rentang usia > 50 tahun.


Keluhan Utama : Pengelihatan mata kiri terasa kabur.
Keluhan Tambahan : Pengelihatan ganda pada mata kiri pasien.
Diagnosis Banding :
Mata normal visus turun perlahan :
Katarak.
Glaukoma sudut terbuka.
Retinopati.
Kelainan refraksi (presbiopia, miopia, hipermetropia).
Mata normal dengan visus turun mendadak (neuritis optik, ablasio
retina, obstruksi vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral,
kekeruhan dan perdarahan badan kaca, ambliopia toksik, dan
koroiditis.
Data Klinis Simulasi Kasus Katarak Senilis

Onset. Pengelihatan kabur secara perlahan-lahan.


Location. Keluhan dapat terjadi pada salah satu, atau kedua
mata.
Duration. Keluhan sudah dialami dalam jangka waktu yang lama
(beberapa bulan, atau tahun).
Character.
Pasien mengeluh pengelihatannya seperti berkabut, dan semakin
lama semakin kabur.
Pada awalnya pasien seperti melihat kabut tipis, yang lama
kelamaan terlihat semakin tebal, sehingga dapat mengganggu
aktifitas sehari-hari pasien.
Keluhan tanpa disertai rasa sakit pada mata, yang ditemukan
pada kasus glaukoma.
Data Klinis Simulasi Kasus Katarak Senilis

Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu.


Berisi pertanyaan tentang ada tidaknya riwayat :

Diabetes mellitus.

Trauma pada mata.

Riwayat penggunaan steroid dalam jangka waktu


lama, baik secara topikal maupun oral.
Ketiganya merupakan faktor resiko terjadinya
katarak.
Katarak Senilis

Katarak Senilis

You might also like