You are on page 1of 66

MATERI INTI 6

PELAYANAN GIZI
PADA LANJUT USIA

Pelatihan Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
untuk Petugas Puskesmas

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


TUJUAN
Setelah mengikuti materi ini, Peserta mampu :

1. Menjelaskan perubahan fisiologis pada Lanjut Usia,

2. Menjelaskan Perubahan komposisi tubuh pada


Lanjut Usia,

3. Menjelaskan masalah gizi pada Lanjut Usia,

4. Melakukan penemuan dan penilaian status gizi


pada Lanjut Usia,

5. Melakukan pelayanan Gizi Lansia.

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


PENDAHULUAN

Metabolisme
menurun

Perubahan Penyakit
fisiologis kronik

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


A. Perubahan Fisiologi pada Lansia

Saluran cerna: gigi ompong, asam lambung,


indera pengecap dan gerakan usus menurun
Jantung dan pembuluh darah
Pernapasan
Ginjal dan urogenital
Sistem endokrin
Otot dan saraf

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN:
A. Perubahan Fisiologi pada Lansia
No. Kondisi lansia Perubahan pola makan Status gizi
1. Metabolisme basal me Kebutuhan energi me Obesitas/ BB lebih
2. Aktivitas fisik me Energi yg dipakai sedikit Obesitas/ BB lebih
3. Status ekonomi meningkat Konsumsi makan berlebih Obesitas/ BB lebih
4. Fungsi indera me Palabilitas makanan me Risiko kurang gizi
Selera makan me
5. Penyakit periodental, gigi Kurang konsumsi serat, Risiko kurang gizi, obesitas
tanggal konsumsi makanan lunak
6. Sekresi asam lambung dan Gangguan absorpsi vitamin Defisiensi zat gizi mikro
enzim pencernaan me dan mineral
7. Pasase usus me Sulit BAB, kembung Wasir, anemia
8. Penggunaan obat obatan Nafsu makan me Risiko kurang gizi

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN:
A. Perubahan Fisiologi pada Lansia
No Kondisi Lansia Perubahan Pola Makan Status Gizi
9 Gangguan kemampuan Kesulitan menyiapkan Risiko kurang gizi
motorik makanan sendiri, sulit
menyuap makanan
10 Kurang sosialisasi, kesepian Nafsu makan me Risiko kurang gizi
11 Pendapatan menurun Asupan makan me Risiko kurang gizi
12 Demensia Lupa makan/sering makan Risiko kurang gizi, obesitas
13 Fungsi sel otak me Perubahan perilaku Risiko kurang gizi

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
B. Perubahan Komposisi Tubuh pada Lansia

Massa
Massa Otot Massa Lemak
Cairan Tubuh
Massa otot, Akumulasi Cairan tubuh
jumlah sel , lemak perut total
akibatnya Gangguan Risiko dehidrasi
metabolisme keseimbangan Respons rasa
basal metabolik haus berkurang
Latihan fisik Metabolisme
khusus lansia karbohidrat,
utk menjaga lemak
massa otot

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
C. Masalah Gizi pada Lanjut Usia
1. Kegemukan 2. Kurang energi kronik (KEK)
Masukan energi lebih besar Penyebab KEK pada Lansia:
daripada keluaran energi
Metabolisme tubuh menurun, - Berkurangnya indera
sedangkan aktivitas fisik pengecap, pencium
berkurang dan asupan makan
seperti biasa - Gigi geligi tanggal, proses
Akumulasi lemak viseral (perut) mengunyah terganggu
risiko diabetes melitus,
penyakit jantung, penyakit - Stres, kesepian, penyakit
jantung, hipertensi kronik, polifarmaka

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
3. Masalah Gizi pada Lansia: Kekurangan Zat Gizi Mikro

Umum terjadi pada lansia dengan KEK maupun status gizi normal
Anemia Osteoporosis (keropos tulang)
Penyebab: penyakit kronik, Berkurang atau hilangnyanya densitas
kurang asupan zat gizi mineral tulang dan matriks organik
World Health Organization: kadar menurunnya kekuatan tulang
hemoglobin normal pada subyek tulang rapuh, mudah patah
> 15 thn Faktor risiko: lanjut usia, rendahnya
densitas mineral tulang, riwayat
- perempuan: 12 mg/dL
fraktur, penggunaan obat-obatan
- Laki-laki: 13 mg/dL yang memengaruhi demineralisasi
Penelitian Hasan: 19% lansia tulang (glukokortikoid, anti kejang, dll
mengalami anemia defisiensi besi Suplementasi vitamin D3 dan kalsium

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN

C. Masalah Gizi pada Lanjut Usia:


Penyakit kronik degeneratif yang mempengaruhi status gizi
Penyakit
Jantung Koroner Hipertensi

Penumpukan lemak pada Peningkatan beban


dinding dalam pembuluh jantung untuk memompa
darah jantung (pembuluh darah
koroner) Pembuluh darah lansia
penimbunan jaringan ikat, lenih tebal dan kaku
pengapuran, pembekuan tekanan darah
darah mempersempit, Komplikasi: sumbatan
menyumbat pembuluh pembuluh darah
darah
Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia
POKOK BAHASAN
C. Masalah Gizi pada Lanjut Usia:
Penyakit Kronik Degeneratif yang Mempengaruhi Status Gizi

Osteoarthritis Gout Arthritis


(peradangan sendi) (asam urat)
Berkurangnya tulang rawan Asam urat merupakan hasil akhir
sendi secara progresif disertai dari katabolisme purin yang
dengan peradangan pada merupakan bagian dari senyawa
jaringan penyangga sendi nuklotida purin. Gangguan yang
mendasari adalah endapan kristal
Gejala: nyeri, kekakuan sendi, monosodium urat monohidrat
dan terbatasnya gerakan sendi kadar asam urat dalam darah me
, yaitu >7 mg/dl pada laki-laki dan
Lokasi yang sering: sendi > 6 mg/dl pada perempuan
panggul, lutut, kaki, tulang
cervical, lumbal dan jari Prinsip terapi gizi berupa
pengaturan asupan makanan.
Salah satu terapi adalah
mengurangi berat badan untuk Pilih protein dari hewan ternak
mengurangi beban tubuh rendah lemak, batasi kacang-
kacangan

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
C. Masalah Gizi pada Lanjut Usia:
Penyakit Kronik Degeneratif yang Mempengaruhi Status Gizi

Diabetes Melitus Tipe 2 Stroke

Meningkatnya kadar glukosa Gangguan aliran darah ke otak


darah di atas nilai normal secara mendadak pasokan
oksigen ke otak menurun
Penyebab: kerusakan sel beta mendadak
pankreas gangguan sekresi
insulin relatif (diabetes melitus Stroke iskemik, disebabkan oleh
tipe 2) atau absolut (diabetes sumbatan
melitus tipe 1) Stroke perdarahan disebabkan
oleh ruptur pembuluh darah ke
Kadar glukosa darah yang tidak otak. Penyebab: melemahya
terkontrol memengaruhi status dinding kapiler pembuluh darah
gizi pasien karena hipertensi atau sebab lain
Pasien stroke berisiko masalah
gizi karena kesulitan menelan
(disfagia)

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
C. Masalah Gizi pada Lanjut Usia:
Penyakit Kronik Degeneratif yang Mempengaruhi Status Gizi

Kanker Penyakit Paru Obstruktif Kronik


(PPOK)
Penyakit dengan karakteristik
pembelahan sel diluar kendali, sel
Kekerapan penyakit PPOK cukup
mampu menginvasi ke jaringan lain
maupun migrasi ke organ yang lebih tinggi pada populasi lanjut usia
jauh (metastasis)
Umumnya disertai dengan
Faktor risiko: paparan zat kimia, penurunan BB dan gangguan nutrisi
radiasi, virus (Epstein-Barr virus,
human papilloma virus), bakteri Kebutuhan energi meningkat karena
(Helicobacter pylori), genetik, dan peningkatan respirasi
nutrisi
Perlu suplementasi zat gizi mikro
Penderita mudah mengalami kurang karena berisiko terjadi defisiensi
gizi karena mual, muntah,
penurunan indera pengecap, yang memperburuk fungsi paru-paru
kesulitan menelan, stomatitis, dll
akibat tindakan terapi kanker

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


D. Penentuan dan Penilaian Status Gizi pada Lansia

Lingkar
Berat Tinggi Panjang Tinggi Tinggi
depa
Lengan
badan badan lutut duduk
Atas

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
D. Penentuan dan Penilaian Status Gizi pada Lansia

Pengukuran Pengukuran
Tinggi Badan Berat Badan

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
D. Penemuan dan Penentuan Status Gizi Pada Lansia

Panjang Lutut Pengukuran


Lingkar Perut

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


MENGHITUNG TINGGI BADAN (TB) PADA LANSIA (BONGKOK)

Untuk mencari TB bila Usila sudah bongkok menggunakan


Tinggi Lutut (TL) .

Rumus :
TB Laki-laki : 59.01 + (2.08 x TL)
TB Perempuan : 75.00 + (1.91 x TL)

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


CARA MENGUKUR TINGGI LUTUT :

1. Untuk Lansia yang dapat duduk


Orang yang diukur duduk dengan kursi
Posisi duduk sempurna (badan tegak, tangan bebas ke
bawah dan muka menghadap kedepan)
Lutut kedua kaki membentuk sudut siku (90)
Telapak kaki kiri (yang diukur) juga membentuk sudut siku
(90)
Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri bagian
tumit dan lutut
Baca angka (panjang lutut) pada alat secara seksama
Catat angka hasil pengukuran.

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


2. Untuk orang sakit (tidak dapat duduk)
Pasien tidur telentang pada tempat tidur (usahakan posisi
tempat tidur / kasur rata / horizontal)
Tempatkan alat penyangga diantara lipatan paha dan betis
kaki kiri membentuk sudut siku (90)
Beri bantuan dengan bantal pada bagian pantat pasien jika
alat penyangga terlalu tinggi
Telapak kaki kiri pasien membentuk sudut (90)
Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri pada
bagian tumit dan lutut
Baca angka (panjang lutut) pada alat secara seksama
Catat angka hasil pengukuran.

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


Bila Tidak bisa ukur TB Alternatif Lain

1. Pengukuran Panjang Depa (PD)


Kekurangan :
- Tangan harus bisa direntangkan maks
- tidak bisa sambil berbaring
2. Pengukuran Tinggi Duduk (TD)
Kekurangan :
- jika badan bongkok, hasil tidak valid
Tinggi Duduk

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
4. Penentuan Dan Penentuan Status Gizi Lansia :
Penilaian Status Gizi Lansia

Indeks Massa Tubuh = berat badan (kg)

tinggi badan (m)2

Indeks Massa Tubuh Status Gizi


< 17 Sangat kurus
17 18,4 Kurus
18,5 25 Normal
25,1 27 Gemuk
> 27 Obes
Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia
POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia: 1. Pelayanan Gizi Individu

Penapisan: metode mini nutritional assessment (MNA)


Pelayanan asuhan gizi terstandar
Diagnosis gizi: klinis, biokimia, antropometri
Intervensi gizi: kebutuhan energi, protein, lemak,
karbohidrat, serat, vitamin-mineral, cairan
Monitoring dan evaluasi

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia: 1. Pelayanan Gizi
Individu (Penapisan)

Mini Nutritional
Assessment

I. SKRINING

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia: 1. Pelayanan Gizi
Individu (Penapisan)

Sebelum masuk tahapan PAGT Penapisan/Skining


Dapat dilakukan oleh Perawat/Bidan
Dilakukan segera setelah pasien lansia masuk
Fasyankes

Penapisan/Skiring Gizi
Mengetahui risiko malnutrisi
Dengan instrumen MNA

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


25

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia: 1. Pelayanan Gizi Individu
(Penapisan)

Apakah mengalami:
1. Penurunan asupan 3 bulan terakhir?
2. Kehilangan BB 3 bulan terakhir?
3. Kemampuan mobilitas?
4. Stress psikologis?
5. Masalah neuropsikologis?
6. IMT?

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia: 1. Pelayanan Gizi
Individu (Penapisan)

1. Tinggal dengan?
2. Penggunaan obat-obatan?
3. Kebiasaan makan?
a. Sumber protein hewani? Nabati?
b. Buah? Sayur?
c. Kacang2an?
d. Cairan?

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia: 1. Pelayanan Gizi Individu
(PAGT)

Landasan menyusun asuhan gizi


Kegiatan: pengumpulan, verifikasi, intepretasi
data
Identifikasi masalah gizi murni masalah
asupan/faktor lain

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia: 1. Pelayanan Gizi
Individu (PAGT)

Pengkajian Diagnosis Intervensi Monitoring dan


Gizi Gizi Gizi Evaluasi

Antropometri Biokimia Clinic/fisik Dietary + Riwayat personal

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Kebutuhan Energi

Harris-Benedict Rule of Thumb

Laki laki: 66 + 13,7 (BB) + 5 (TB) - 6,8 (U) Laki laki 30 kkal/BB

Perempuan: 655+9,6 (BB)+1,7 (TB)4,7 (U) Perempuan 25 kkal/BB

Faktor stress Subyek obes, pakai BB ideal


Stress ringan: 1,11,2 x kebutuhan basal BB ideal ( 40 thn) = TB 100 x 1
kg
Stress sedang: 1,31,4 x kebutuhan basal
Stress berat: 1,52 x kebutuhan basal

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Kebutuhan Energi
Jumlah kalori

Energi Masuk Energi Keluar

Makanlah sesuai kebutuhan


Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia
POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Kebutuhan Protein

Kebutuhan minimal Kebutuhan optimal untuk lansia


0,8 gram/BB (tanpa kelainan ginjal dan hati)
(10-15% kebutuhan 1,5 gram/BB (1520%
total) kebutuhan total)

Asupan protein hewani dan nabati seimbang


- hiperkolesterolemia: utamakan sumber nabati, utamanya kedelai
- Penyakit ginjal kronik: utamakan sumber hewani

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Kebutuhan Lemak

< 7% dari kebutuhan lemak


Lemak jenuh Batasi santan, minyak kelapa, lemak hewani, susu
full cream
Lemak tidak jenuh < 10% dari kebutuhan lemak
ganda Ikan laut, flaxseed

Lemak tidak jenuh < 8% kebutuhan lemak


Minyak kanola, minyak zaitun, buah alpukat
tunggal
Maksimal 2 gram/hari
Lemak trans Crackers, margarin, cookies

< 300 mg/hari


Kolesterol Jerohan, kuning telur, seafood, mentega

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


ANJURAN KONSUMSI LEMAK

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Indonesia:


Lemak: 25% dari energi total
(Minimal 10% dari energi total)

Anjuran Kementerian Kesehatan Indonesia:


Lemak = 67 gram = 5 sdm minyak per hari

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Kebutuhan Karbohidrat & Lemak

Karbohidrat Serat
Utamakan karbohidrat Anjuran: 25 gram/hari (5 porsi
kompleks: sayur dan buah)
5560% kebutuhan total
Sumber: sayur dan buah
Sumber: nasi, jagung,
singkong, ubi, kentang, roti Manfaat: cegah konstipasi,
gandum meningkatkan respons rasa
kenyang, meningkatkan
Batasi karbohidrat sederhana penyerapan kalsium di usus
maksimal 50 gram
(4 sendok makan) halus

Sumber: madu, gula pasir,


tepung, minuman manis

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Kebutuhan Vitamin & Mineral

Kebutuhan vitamin dan mineral yang memerlukan perhatian:


- Vitamin B1,B2, B6 untuk konduksi saraf
- Asam folat cegah anemia megaloblastik, baik untuk
kesehatan jantung
- Vitamin D3 dan kalsium mempertahankan kepadatan tulang
- Zat besi cegah anemia, kebutuhan lebih sedikir dibandingkan
dewasa muda
- Seng perbaiki taste bud di lidah
- Natrium, kalium untuk memperbaiki elastisitas pembuluh
darah

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Kebutuhan Vitamin & Mineral

Mengkonsumsi sekitar 800-1000 mg kalsium


untuk mencegah kerapuhan tulang
Sumber: susu dan produk-produknya (seperti:
keju, yoghurt, sup, krim, puding susu, produk -
susu)
Konsumsi vitamin D untuk mempertahankan
keseimbangan kalsium.
Sumber vitamin didapatkan dari susu, ikan laut.

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Kebutuhan Vitamin & Mineral

Hardinsyah, Analisis komsumsi lemak, gula dan garam

Rekomendasi WHO (2003)


garam < 5 g/hari 1 sendok teh/hari
Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia
INGAT...!!
Maksimal Maksimal Maksimal
50 gram/hari 5 gram/hari 67 gram/hari
(4 sendok 1 sendok teh 5 sendok
makan) makan

GULA GARAM LEMAK

Konsumsi sayur dan buah 5 porsi/hari


Asupan kalsium 1000 mg/hari

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


ANGKA KECUKUPAN GIZI LANSIA
BERDASARKAN PERMENKES NO 75 TAHUN 2013
Indikator Usia 50-64 tahun Usia 65-80 Usia > 80
tahun tahun
Laki-laki Perempuan Laki laki Perempuan Laki-laki Pe rempuan
62/168 55/159 60/168 54/159 58/168 53/159

Energi (kkal) 2325 1900 1900 1550 1525 1425

Protein (g) 65 57 62 56 60 55
Lemak (g) 65 53 53 43 42 40
Karbohidrat (g) 349 285 309 252 248 232
Serat (g) 33 28 27 22 22 20
Air (ml) 2600 2300 1900 1600 1600 1500
Vitamin A (mcg) 600 500 600 500 600 500

Vitamin D (mcg) 15 15 20 20 20 20

Vitamin E (mg) 15 15 5 15 15 15

Vitamin K (mg) 65 55 65 55 65 55
Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia
ANGKA KECUKUPAN GIZI LANSIA
BERDASARKAN PERMENKES NO 75 TAHUN 2013
Usia 65-80 Usia > 80
Indikator Usia 50-64 tahun
tahun tahun
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Folat 400 400 400 400 400 400


Vitamin B12 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
Vitamin C 90 75 90 75 90 75
Kalsium (mg) 1000 1000 1000 1000 1000 1000
Natrium (mg) 1300 1300 1200 1200 1200 1200
Besi (mg) 13 12 13 12 13 12

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Kebutuhan Cairan

Kebutuhan cairan yang direkomendasikan untuk lanjut


usia sekitar 1500 ml per 24 jam (Permenkes nomor 75
tahun 2013)
Meningkatnya risiko kurang air pada lansia disebabkan
oleh berbagai kondisi

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Kebutuhan Cairan
Berbagai kondisi yang meningkatkan risiko kurang air pada Lansia
Karakteristik Asupan Kondisi Obat-obatan
Usia > 85 tahun Asupan cairan < 1500 Demensia Laksatif
ml/hari
Indeks massa tubuh Sering tumpah ketika Depresi Diuretika
< 21 kg/m2 atau minum
> 27 kg/m2
Memerlukan bantuan Diabetes
untuk minum
Sulit menelan makanan Penyakit ginjal akut
dan kronik
Makan < 50% dari yang
diberikan
Memakai selang makanan
Sering lupa minum
Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia
POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Kebutuhan Cairan
Derajat kurang air Gejala klinis kurang air

Ringan-sedang Haus, sakit kepala, sulit konsentrasi


Mulut kering, lidah beralur, air liur kental
Urin berwarna kuning coklat
Frekuensi dan volume berkemih kurang
Konstipasi
Kram pada tungkai dan lengan
Sedang-berat Penurunan kesadaran, nadai cepat dan lemah
Nafas cepat, kejang
Tekanan darah menurun
Volume urin sangat sedikit atau tidak ada
Kelopak mata cekung, ekstremitas dingin
Kontraksi otot

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Pemberian Makanan

Pengaturan Makan Bahan makanan yang


dianjurkan
Energi 2530 kkal/kg BB Sumber karbohidrat : havermout/oatmeal,
roti gandum, beras merah, beras tumbuk
Protein 0,81 g/kg BB
Sumber protein : susu rendah lemak,ikan,
Lemak 2530% dari total energi tempe, tahu, daging tanpa lemak
Karbohidrat 5065% dari total energi Sumber lemak : minyak kedelai, minyak
jagung, minyak kelapa
Vitamin dan mineral sesuai AKG
Sayuran berwarna : bayam, wortel, brokoli,
Garam 1 sendok teh/hari
labu kuning, labu siam, tomat, kangkung
Serat 25 gram/hari dan sayuran segar (lalapan) dll

Air 30 ml/kg BB atau 1,5 liter/hari Buah-buahan segar : pepaya,


pisang,,jeruk, nanas, apel, alpukat dll

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Konseling Gizi

1. Aspek sasaran
2. Aspek konselor
3. Aspek pesan

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Konseling Gizi

Makan porsi kecil


tetapi sering Pilih snack sehat
Biasakan makan pagi
(tiap 3 jam) (buah segar dan
Makan malam lebih awal makanan rebus)
JANGAN melewati
waktu makan

Cara pengolahan makan


Batasi makanan/minuman
yang sehat
manis, perbanyak makan
(kukus/rebus/panggang),
sayur dan buah
hindari bumbu tajam

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
1. Pelayanan Gizi Individu: Monitoring & Evaluasi

a. Monitor perkembangan
b. Mengukur hasil
c. Evaluasi hasil:
1. Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi
2. Dampak asupan makanan dan zat gizi
3. Dampak terhadap tanda dan gejala fisik terkait gizi
4. Dampak terhadap pasien terkait gizi

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


POKOK BAHASAN
E. Pelayanan Gizi Lanjut Usia:
2. Pelayanan Gizi Masyarakat
Keluarga
Kelompok Lanjut Usia:
penyuluhan, pemantauan, konseling
Panti sosial tresna werdha

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


Pesan Khusus Gizi
Seimbang untuk LANSIA

1. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan


malam) bersama keluarga;
2. Biasakan mengonsumsi makanan sumber
kalsium seperti ikan dan susu;
3. Perbanyak mengonsumsi makanan berserat
seperti sayuran dan cukup buah-buahan;
4. Minumlah air putih sesuai kebutuhan ;
5. Tetap melakukan aktivitas fisik;
6. Batasi mengonsumsi gula, garam dan lemak;
7. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji,
jajanan dan makanan selingan yang manis,
asin dan berlemak; dan
8. Hindari merokok. 50

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


4 Pilar Gizi Seimbang

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia 51


PRINSIP GIZI SEIMBANG
Empat Pilar Gizi Seimbang :
1. Mengonsumsi anekaragam pangan
Tidak ada satupun jenis makanan yang
mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
Menghindarkan dari keterpaparan terhadap
sumber infeksi
3. Melakukan Aktifitas Fisik
Upaya untuk menyeimbangkan antara
pemasukan dan pengeluaran zat gizi
4. Memantau Berat Badan (BB) secara teratur untuk
mempertahankan BB Normal

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia 52


PGS
1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang
mengandung protein tinggi
4. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan
pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan
berlemak
6. Biasakan sarapan
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih
mengalir
10.Lakukan aktifitas fisik yang cukup dan
pertahankan Berat badan normal

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia 53


CONTOH MENU SEHAT BAGI USILA
PAGI : Bubur Ayam Komplit
Susu non fat
Jam 10.00 : Puding kacang hijau
SIANG : - Nasi
- Pepes ikan
- Tahu isi
- Sup Kimlo
- Pepaya
Jam 16.00 : Kue Pisang
MALAM : - Nasi
- Roll daging giling bumbu semur
- Oseng-oseng tempe
- Cah wortel
- Pisang Raja
Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia
TERIMA KASIH

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


Kasus 1
Seorang lansia laki-laki usia 65 tahun
TB = 160 cm, BB = 45 kg, IMT = 17,5 kg/m2. Selama 2
bulan terakhir pasien sering terbangun malam hari
karena sering berkemih
Badan terasa cepat lelah, sering haus, dan mudah
berkeringat. Sering merasa lapar meskipun sudah
makan, tetapi akhir-akhir ini badan terasa lebih kurus
Pasien terbiasa makan 34 kali makan dengan porsi 1
porsi, lauk ikan atau ayam goreng 1 potong sedang
dengan tambahan tahu atau tempe 12 potong sedang
digoreng. Sesekali konsumsi sayur dimasak kuah atau
tumis. Pasien konsumsi kopi sebanyak 3 sachet sehari
dengan camilan kue manis atau gorengan 12 potong
Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia
Kasus 1
Pasien tinggal dengan istri dan dua anak, bekerja
sebagai karyawan kantor. Biasanya pasien makan pagi
dan sore di rumah, sedangkan makan siang di kantin
kantor
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya. Ibu pasien
menderita diabetes melitus
Istri pasien mengajak berobat ke poliklinik umum,
setelah dilakukan pemeriksaan darah didapatkan
peningkatan glukosa darah sewaktu. Pasien didiagnosis
diabetes mellitus tipe 2 dan diberi obat
Tuliskan asuhan gizi pada pasien pasien tersebut sesuai
PAGT, rencanakan MONEV

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


Jawaban Kasus 1
Skrining Pengkajian
IMT: 17,6 kg/m2 (Status gizi kurang)
Diagnosis Gizi
Berat badan kurang berkaitan dengan gangguan metabolisme tubuh
Intervensi Gizi
Tujuan: Mengatur asupan makanan untuk menjaga kontrol glikemik
optimal
Intervensi: Edukasi makanan seimbang lansia, bentuk padat tinggi
serat, sebesar 1700 Kkal
Frekuensi 3x makan lengkap, 2x selingan buah yang tidak terlalu
manis
Mengurangi konsumsi gula pasir, makanan yang diolah dari bahan
tepung, makanan tinggi kandungan lemak

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


Jawaban Kasus 1
Anjuran
a. mengedukasi pasien dan istri untuk memilih dan mempersiapkan
makanan sehat
b. membiasakan konsumsi sayur dan buah
c. rajin kontrol gula darah
c. anjuran untuk kunjungan ulang

Kunjungan ke 2
Mengukur BB dan IMT Status Gizi
Mengecek pemahaman pasien atau keluarga
Bertanya mengenai pola makan apa yang telah sesuai, apa kendalanya
Anjuran untuk tetap melakukan pola hidup sehat dengan gizi seimbang

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


Kasus 2

Seorang lansia perempuan usia 70 tahun


TB = 155 cm, BB = 47 kg, IMT = 19,6 kg/m2
Kepala sering terasa pusing, terutama jika kurang
istirahat
2 tahun lalu diketahui tensi darah pasien meningkat, lalu
diberi obat penurun tensi. Setelah obat habis pasien
tidak melanjutkan kontrol dan minum obat
Riwayat keluarga: bapak dan adik kandung pasien
menderita hipertensi

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


Kasus 2

Pasien terbiasa makan 23 kali makan. Pagi makan nasi


67 sendok makan dengan lauk ayam/ikan/telur
digoreng. Makan siang lebih sering konsumsi mie instan
dengan sayur dan lauk hewani 1 potong atau konsumsi
makanan bersantan. Kadang-kadang pasien konsumsi
camilan berupa keripik atau kue kering asin
Pasien adalah seorang janda, tinggal sendirian. Semua
anak pasien sudah menikah dan tinggal terpisah dari
rumah pasien
Tuliskan asuhan gizi pada pasien pasien tersebut sesuai
PAGT, rencanakan MONEV

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


Jawaban Kasus 2
Skrining Pengkajian
IMT: 19,6 kg/m2 (Status gizi kurang),

Diagnosis Gizi
Berat badan normal berkaitan dengan gangguan metabolisme tubuh

Intervensi Gizi
Tujuan: Mengatur asupan makanan untuk menjaga tekanan
darah tetap terkontrol
Intervensi: Edukasi makanan seimbang lansia, bentuk padat,
tinggi serat, dan rendah garam sebesar 1500 Kkal
Frekuensi 3x makan lengkap, 2x selingan buah atau sayur

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


Jawaban Kasus 2
Anjuran
a. mengedukasi pasien memilih bahan makanan segar (tidak
diawetkan), rendah garam, rendah lemak (menghindari makanan
digoreng dan santan), dan menggunakan bumbu dapur alami
b. membiasakan konsumsi sayur dan buah sebanyak 5 porsi per hari
c. rajin kontrol tekanan darah dan minum obat teratur
c. anjuran untuk kunjungan ulang

Kunjungan ke 2
Mengukur BB dan IMT Status Gizi
Mengecek pemahaman pasien atau keluarga
Bertanya mengenai pola makan apa yang telah sesuai, apa
kendalanya
Anjuran untuk tetap melakukan pola hidup sehat dengan gizi
seimbang
Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia
Kasus 3
Seorang lansia perempuan umur 75 tahun:
TB = 150 CM, BB = 38 KG, IMT = 16,8. Dalam 6 bulan terakhir
pasien merasa lebih kurus, baju menjadi lebih longgar
Gigi sudah banyak yang tanggal. Pasien sudah pernah punya gigi
palsu tapi tidak dipakai lagi karena sakit bila digunakan. Saat ini
pasien hanya bisa makan makanan yang lunak. Nafsu makan saat
ini baik, tapi kadang malas makan sendirian
Pola makan (nasi lembik, ikan/tempe dan tahu) 2-3 x sehari, makan
sayur 1-2x/minggu jarang makan buah (karena keras), kue/biskuit
2-3x/minggu
Pasien tinggal dengan anak perempuannya yang bekerja dari pagi
sore, Pasien memasak sendiri
TULISLAH ASUHAN GIZI ATAS PX TERSEBUT SESUAI PAGT,
rencanakanlah MONEV

Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia


Jawaban Kasus 3
Skrining Pengkajian
IMT: 16,8 (Status gizi kurang)
Diagnosis Gizi
Berat badan kurang berkaitan dengan gangguan mengunyah makanan
dan makas makan sendirian ditandai ddengan IMT 16,8
Intervensi Gizi
Tujuan: Meningkatkan BB mencapai normal
Intervensi:
Edukasi makanan seimbang lansia
bentuk lunak/lumat
1300 Kkal
Frekuensi 3x makan lengkap, 2x selingan
buah diblender, sayur dipotong kecil, dan dimasak sampai empuk
Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia
Jawaban Kasus 3
1. Anjuran
a. Agar ada pendamping untuk membantu menyiapkan
makanan dan menemani makan
b. Anjuran ke dokter gigi untuk membuat gigi palsu
c. Anjuran untuk kunjungan ulang
Kunjungan ke 2
1. Mengukur BB dan IMT Status Gizi
2. Mengecek pemahanan pasien atau keluarga
3. Bertanya mengenai pola makan apa telah sesuai, apa
kendalanya
4. Anjuran untuk tetap melakukan pola hidup sehat dengan
gizi seimbang
Kemenkes RI Pelatihan Pelayanan Kes Lansia

You might also like