You are on page 1of 11

KONSEP DAN PEMBENTUKAN

BUDAYA ANTI KORUPSI

Disusun oleh :

DYAH RIZQI APRILIANTI 211115044

OCTY BELLA MUSTIKA 211115065

ADE AINA SINTA 211115067


PENGERTIAN KORUPSI

Korupsi adalah tindakan memperkaya diri sendiri, penyalahgunaan

wewenang kekuasaan, memberi dan menjanjikan sesuatu kepada pejabat

atau hakim, berbuat curang, melakukan penggelapan, dan menerima

hadiah terkait janggung jawab yang dijalani.


Pengertian Budaya Antikorupsi

Budaya Antikorupsi adalah sikap dan perilaku untuk tidak


mendukung adanya upaya merugikan keuangan negara dan perekonomian
negara. Dengan kata lain, budaya antikorupsi merupakan sikap menentang
terhadap adanya korupsi. Tindakan korupsi merupakan salah satu tindak
pidana yang sangat menyengsarakan rakyat karena menyalahgunakan dana
milik negara (rakyat).
Bentuk-Bentuk Korupsi

1. Penyuapan

2. Penggelapan (embezzlement) dan pemalsuan atau penggelembungan (froud).

3. Pemerasan (Extorion)

4. Nepotisme (nepotism)
Faktor Penyebab Korupsi

A. Faktor Internal

1) Lemahnya keimanan
2) Lemahnya moral dan etika
3) Sifat tamak manusia,
4) Gaya hidup konsumtif,
5) Tidak mau (malas) bekerja keras
6) Rendahnya integritas dan profesionalisme,
Faktor Penyebab Korupsi

B. Faktor Eksternal

1) Kurang keteladanan dan kepemimpinan elite bangsa,


2) Rendahnya gaji Pegawai Negeri Sipil,
3) Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum dan peraturan
perundangan,
4) Mekanisme pengawasan internal di semua lembaga dan birokrasi belum
mapan,
5) Kondisi lingkungan kerja, tugas jabatan, dan lingkungan masyarakat
Dampak Korupsi

a. Dampak Ekonomi

b. Dampak Sosial

c. Dampak Politik

d. Dampak Hukum
Upaya Pemberantasan Korupsi

A. Upaya pencegahan (preventif).


Dapat dilakukan dengan menanamkan semangat nasional yang positif
dengan mengutamakan pengabdian pada bangsa dan negara melalui pendidikan
formal, informal dan agama.
B. Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.
Menumbuhkan rasa memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi
politik dan kontrol sosial terkait dengan kepentingan publik serta tidak bersikap
apatis dan acuh tak acuh.
C. Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
Dengan membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang
penyelenggaraan peme-rintahan negara dan aspek-aspek hukumnya serta melakukan
kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa hingga ke tingkat
pusat/nasional.
Tujuan Pembentukan Budaya Antikorupsi
1. Untuk menanamkan semangat anti korupsi pada setiap anak bangsa. Melalui
pendidikan ini, diharapkan semangat anti korupsi akan mengalir di dalam darah
setiap generasi dan tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Sehingga, pekerjaan
membangun bangsa yang terseok-seok karena adanya korupsi dimasa depan tidak
ada terjadi lagi. Jika korupsi sudah diminimalisir, maka setiap pekerjaan membangun
bangsa akan maksimal.

2. Untuk membangun nilai-nilai dan mengembangkan kapasitas yang diperlukan


untuk membentuk posisi sipil dalam melawan korupsi

3. Menyadari bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab lembaga


penegak hukum seperti KPK, Kepolisian dan Kejaksaan agung, melainkan menjadi
tanggung jawab setiap anak bangsa.
Contoh pembentukan budaya

Program kantin kejujuran termasuk salah satu usaha untuk


memperkenalkan dan membangun budaya anti korupsi sejak dini. Walaupun
program ini kurang sukses, namun kegiatan semacam ini harus dilakukan secara
konsisten di seluruh daerah di Indonesia dengan kemasan-kemasan yang berbeda
dan menarik. Bahkan lembaga-lembaga masyarakat adat yang masih kuat seperti
yang ada di Bali, harus senantiasan didorong melakukan langkah-langkah nyata
untuk membangun hukum-hukum adat (baik yang tertulis maupun tidak tertulis)
yang anti terhadap perilaku-perilaku koruptif.

You might also like