dikatakan bahwa segala upaya dalam pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi , yang memungkinkan orang hidup lebih produktif, baik sosial maupun ekonomi. Perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi , termasuk di bidang kesehatan berdampak positif dan negatif terhadap pola kehidupan masyarakat, termasuk perubahan pola dan gaya hidup masyarakat sehingga ada dampak negatif yang bisa kita lihat yaitu banyak munculnya penyakit-penyakit degeneratif misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes mellitus Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di beberapa negara berkembang, akibat peningkatan kemakmuran negara bersangkutan, akhir akhir ini banyak disoroti. Penyakit diabetes Mellitus terjadi karena kurangnya produksi insulin dengan karakteristik adanya kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Penderita diabetes mellitus mempunyai resiko tinggi terhadap komplikasi yang dapat mengenai organ organ penting seperti mata, ginjal, jantung, hati, ekstremitas bawah dan hal ini besar pengaruhnya terhadap bidang kehidupan. Pengaruh yang timbul tidak hanya fisik yang terganggu tetapi juga mengenai aspek psikososial. Memperoleh pengalaman nyata dalam merawat pasien dengan diabetes mellitus sehingga dapat menerapkan konsep dasar medis dan keperawatan yang diperoleh dari perkuliahan . Memperoleh gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan langsung di Unit keperawatan. Definisi Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang terjadi karena kurangnya produksi insulin baik secara absolut maupun relatif dengan karakteristik adanya kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. ( Billings, 1987 ; Hal 352 ) Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makro dan mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long, 1996 hal 4) Diabetes Mellitus adalah kelompok gangguan karakteristik yang heterogen yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah atau hiperglikemia ( Brunner and Suddarths . text book of Medical Surgical Nursing. Eight Editions 1996 ). Berdasarkan tingkat intoleransi Diabetes Mellitus dikenal dua tipe yaitu : a. Tipe I : Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( IDDM ) b. Tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes ( NIDDM ) 1.DM TIPE. I (10-15%) Faktor genetik Terjadi pada individu yang memiliki HLA (Human Leukosit Antigen) yang merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas transplantasi dan proses imun Faktor Imunologi Terdapat respon imun yang merupakan respon abnormal dimana antibody mengarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan yang dianggap sebagai jaringan asing.
2.DM TIPE. II (80 %)
Faktor genetik Obesitas Stress Faktor lingkungan / gaya hidup Aktivitas yang kurang. DM TIPE I (IDDM) adalah penyakit autoimun yang ditentukan secara genetik dengan gejala-gejala yang pada akhirnya menuju pada proses bertahap kerusakan immunologik sel-sel yang memproduksi insulin, yaitu kerusakan pada sel langerhans sehingga terjadi penurunan sekresi / defisiensi insulin sehingga metabolisme insulin menjadi terganggu, sedangkan pada DM TIPE II disebabkan oleh faktor genetik, obesitas, stress, faktor lingkungan / gaya hidup dan kurang aktivitas. Hal ini menyebabkan retensi insulin sehingga glukosa tidak masuk ke dalam sel sehingga kadar gula darah tidak terkontrol. Kedua tipe DM ini sama-sama dapat menyebabkan hyper dan hipoglikemia. Tanda dan gejala yang khas dari diabetes mellitus secara umum; Pliuria : frekuensi dan jumlah kencing berlebihan terutama pada malam hari Poliphagia : makan yang sering dan banyak karena selalu sering merasa lapar. Polidipsi: cenderung merasa haus karena banyak urine yang keluar sehingga banyak minum Tanda dan gejala secara umum : Tipe I IDDM : 1). Penurunan berat badan yang cepat 2). Mudah tersinggung 3). Lelah 4). Gatal gatal 5). Mual, muntah Tipe II NIDDM : 1). Infeksi kulit. Infeksi kulit Nyeri pada ekstremitas Kesemutan Gatal gatal Mual, muntah Keputihan dan infeksi pada vagina Obesitas. 1. Pengkajian Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Tipe I ; Riwayat keluarga penderita DM Berat badan menurun Gejala yang pertama kali muncul ( akut ) Biasa terjadi pada usia > 30 tahun
Tipe II : Riwayat keluarga penderita DM Kemungkinan obesitas Terjadi pada usia < 30 tahun Gejala yang muncul secara bertahap.
Pola nutrisi metabolik
Tipe I Polidipsi Poliphagia Kadang-kadang mual atau nausea Perut tegang bising usus berkurang BB menurun. Tipe II Polidipsi Poliphagia Riwayat diet TKTP Luka yang sulit sembuh. Infeksi kulit, kulit kering, hangat dan merah Pola eliminasi Tipe I : Poliuria Dapat terjadi konstipasi atau diare Iritasi perineum Tipe II : Dapat muncul keluhan poliuria Konstipasi atau diare Riwayat penggunaan obat diuretik Infeksi vagina, keluarnya cairan pervagina Infeksi kulit. Pola aktivitas dan latihan Tipe I : Keluhan tiba-tiba lemas, cepat lelah Riwayat latihan fisik yang tidak teratur Tachicardia, postural hipotensi, syncope, pernafasan kusmaul Tipe II : Keluhan lemas secara bertahap dan cepat lelah Riwayat latihan fisik yang tidak teratur
Pola tidur dan istirahat
Tipe I dan II : Gangguan tidur karena nokturia Pola persepsi dan kognitif Tipe I : Bisa muncul keluhan pusing atau hipotensi Mudah tersinggung, bingung dan koma. Tipe II : Mengeluh gatal, akut UTI yang berulang, vaginitis yang berulang Penyembuhan luka yang lama. Penglihatan kabur Kram otot, kesemutan, nyeri abdomen Ekstremitas ; kesemutan, nyeri dan kram. Pola persepsi dan konsep diri Tipe I dan II: Gangguan harga diri Gangguan peran.
Pola peran dan hubungan dengan sesama
Mencari hubungan dengan sesama Hubungan suami-istri. Pola reproduksi dan seksualitas Impotensi, infeksi vagina Libido menurun.
Pola mekanisme koping dan toleransi
terhadap stress. Depresi Stress Mudah tersinggung. Pola nilai dan kepercayaan Berusaha untuk mengubah cara hidup, diit, pengobatan dan pola aktivitas. Hipo / hiperglikemi berhubungan dengan ketidakadekuatan insulin (tipe I) dan insulin resisten ( tipe II ). Perubahan nutrisi kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekurangan insulin , penurunan intake peroral dan pemasukan glukosa peroral yang berlebihan. Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan osmotik diuresia (hiperglikemia, muntah dan diare). Perubahan perfusi jaringan perifer b.d penurunan aliran arterial. Potensial perubahan persepsi sensorik berhubungan dengan perubahan andegen kimia : glukosa atau insulin dan keseimbangan elektrolit. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan tingginya kadar gula dalam darah, fungsi leukosit yang menurun , perubahan sirkulasi. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit pencegahan, pengobatan, dan follow up berhubungan dengan kurang informasi, tidak dapat menginterpretasikan informasi. Hipo/hiperglikemi berhubungan dengan ketidakadekuatan insulin (tipe I) dan insulin resisten (tipe II) Hasil yang diharapkan : Mencegah atau meminimalkan komplikasi serta tindakan pengobatan atau mengontrol metabolisme glukosa. Intervensi : Amati dan kaji tanda dan gejala hipo / hiperglikemi : pucat kebingungan, banyak keringat dan sakit kepala. R/ Reaksi insulin dapat terjadi secara tiba-tiba yaitu hipo/ hiperglikemi yang dapat berakibat fatal. Beri insulin atau terapi peroral R/ Insulin akan meningkat pada sel yang menyebabkan penurunan glukoneogenesis Beri dan pertahankan pemberian cairan melalui IV biasanya menggunakan NaCl 0,9 % kaji membran mukosa yang kering, turgor kulit dan nyeri abdomen R/ Hiperglikemi akan menyebabkan dehidrasi karena hiperosmolar cairan NaCl sebagai pengganti untuk mencegah peningkatan lebih lanjut kadar glukosa darah mengganti sodium pada ketoasidosis Monitor tingkat glukosa, kadar aseton dalam urine dan catat berat jenis urine setiap hari R/ Pemeriksaan tingkat glukosa yang sering sangat penting untuk memonitor respon tubuh klien. Perubahan nutrisi kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekurangan insulin, penurunan intake peroral dan pemasukan glukosa peroral yang berlebihan. Hasil yang diharapkan : Berat badan dalam batas normal sesuai dengan usia. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi Klien dapat mengerti dan mengungkapkan penambahan berat badannya karena proses penyakit, kadar gula darah dalam batas normal Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan osmotik diuresia (hiperglikemia, muntah dan diare) Hasil yang diharapkan
Tidak terjadi dehidrasi yang ditandai dengan
kestabilan tanda tanda vital. Turgor kulit dan perfusi jaringan memadai Intake dan output seimbang Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan tingginya kadar gula dalam darah, fungsi leukosit yang menurun , perubahan sirkulasi Hasil yang diharapkan Mencegah atau mengurangi terjadinya infeksi. Observasi tanda-tanda infeksi dan inflamasi seperti demam, kemerahan dan nyeri. R/ Infeksi akan mempercepat terjadinya ketoasidosis atau infeksi nosokomial. Anjurkan klien dan star untuk cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan R/ Untuk mengurangi resiko kontaminasi silang Gunakan tehnik aseptik pada waktu pemasangan infus dan pemberian injeksi R/ Glukosa yang tinggi dalam darah merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri Anjurkan klien untuk membersihkan alat kelamin setelah Bab / Bak R/ Memperkecil terjadinya UTI Perhatikan perawatan kulit Masase daerah yang tertekan ) R/ Sirkulasi perifer yang buruk dapat mengakibatkan infeksi pada kulit Anjurkan pada klien minum banyak kurang lebih 3000 cc / hari jika tidak ada kontraindikasi. R/ Intake yang adekuat membantu mengeluarkan sisa-sisa metabolisme melalui urine Kurang pengetahuan tentang proses penyakit pencegahan , pengobatan, dan follow up berhubungan dengan kurang informasi, tidak dapat menginterpretasikan informasi. Hasil yang diharapkan : Klien dapat mengungkapkan secara verbal tentang proses penyakitnya. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala dari proses penyakit serta penyebabnya. Klien dapat berpartisipasi dalam perawatan dan pengobatan. Intervensi : Ciptakan lingkungan yang nyaman dan dengarkan keluhan klien. R/ Memberikan kesempatan sehingga klien mau mengungkapkan segala masalahnya. Kaji tingkat pengetahuan klien R/ Sebagai dasar untuk membuat perencanaan selanjutnya. Jelaskan tanda dan gejala dan proses penyakit R/ Memberikan dasar pengetahuan pada klien dan memberikan informasi yang tepat Diskusikan rencana diet yang tepat dan makanan yang mengandung tinggi serat ( sayur dan buah buahan ) R/ Kesadaran diet yang harus ditaati akan membantu proses penyembuhan penyakit. Makanan yang berserat tinggi memberikan rasa kenyang dengan kadar glukosa yang rendah Demonstrasikan cara mengontrol kadar gula dalam urine dengan menggunakan glikotest. R/ Kadar gula darah yang meningkat dibuang melalui urine Jelaskan tanda tanda hipo / hiperglikemia R/ Antisipasi terjadi komplikasi lebih lanjut Diskusikan dengan pasien tentang jadwal latihan teratur sesuai dengan pemberian insulin R/ Waktu latihan tidak harus bertepatan dengan reaksi puncak insulin Diskusikan tentang perawatan setelah pulang dari rumah sakit (Perawatan luka , obat-obatan, cara pemberian, efek samping dan dosis obat). R/ Membantu untuk memelihara dan mencegah komplikasi lebih lanjut dari DM.