You are on page 1of 60

TIM FASILITATOR

Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah


lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan
(Pusdiknakes, 2003:00).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan
segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu
berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary
cunningham,Mac Donald,1995:281).
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan
bayi yang dipergunakan untuk memulihkan
kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan
waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis.
2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi
dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui,
pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
5. Mendapatkan kesehatan emosi.
Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam


pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan
tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama


masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk
mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa
nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta
keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan
meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang
berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan
administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya
mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-
tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara
mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana
tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat
proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
8. Memberikan asuhan secara profesional.
Tahapan Masa Nifas

Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :


1. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk
berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ
reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali
dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama
hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling


sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas,
dengan tujuan untuk :

1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.


2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-
kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan
bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi
pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan
mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:

Kunjungan Waktu Asuhan

Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.


Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.

Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara


mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
6-8 jam
Pemberian ASI awal.
I post
partum Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan
harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam
keadaan baik.
Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal,
uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di
bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan


perdarahan.

6 hari post Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.


II
partum
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan
cukup cairan.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta


tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.

Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.


Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan
2 minggu post
III asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post
partum
partum.

Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu


selama masa nifas.

6 minggu post
IV
partum
Memberikan konseling KB secara dini.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Hematologi

Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar


fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan
darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar
fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi
darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas
sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah
sel-sel darah putih sebanyak 15.000
selama persalinan. Jumlah leukosit akan
tetap tinggi selama beberapa hari pertama
masa post partum.
Pada awal post partum, jumlah hemoglobin,
hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi.
Hal ini disebabkan volume darah, volume
plasenta dan tingkat volume darah yang
berubah-ubah. Tingkatan ini dipengaruhi
oleh status gizi dan hidrasi dari wanita
tersebut.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem
Endokrin

Selama proses kehamilan dan persalinan


terdapat perubahan pada sistem endokrin.
Hormon-hormon yang berperan pada proses
tersebut, antara lain:
1.Hormon plasenta.
2.Hormon pituitary.
3.Hipotalamik pituitary ovarium.
4.Hormon oksitosin.
5.Hormon estrogen dan progesteron.
Hormon plasenta.

Pengeluaran plasenta menyebabkan


penurunan hormon yang diproduksi oleh
plasenta. Hormon plasenta menurun
dengan cepat pasca persalinan. Penurunan
hormon plasenta (human placental
lactogen) menyebabkan kadar gula darah
menurun pada masa nifas.
Hormon pituitary.

Hormon pituitary antara lain: hormon


prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin
darah meningkat dengan cepat, pada wanita
tidak menyusui menurun dalam waktu 2
minggu. Hormon prolaktin berperan dalam
pembesaran payudara untuk merangsang
produksi susu.
Hipotalamik pituitary ovarium.

Hipotalamik pituitary ovarium akan


mempengaruhi lamanya mendapatkan
menstruasi pada wanita yang menyusui
maupun yang tidak menyusui. Pada wanita
menyusui mendapatkan menstruasi pada 6
minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan
45% setelah 12 minggu pasca melahirkan.
Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui,
akan mendapatkan menstruasi berkisar 40%
setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90%
setelah 24 minggu.
Hormon oksitosin.

Hormon oksitosin disekresikan dari


kelenjar otak bagian belakang, bekerja
terhadap otot uterus dan jaringan
payudara. Selama tahap ketiga
persalinan, hormon oksitosin berperan
dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga
mencegah perdarahan. Isapan bayi
dapat merangsang produksi ASI dan
sekresi oksitosin, sehingga dapat
membantu involusi uteri.
Hormon estrogen dan progesteron.

Volume darah normal selama kehamilan,


akan meningkat. Hormon estrogen yang
tinggi memperbesar hormon anti diuretik
yang dapat meningkatkan volume darah.
Sedangkan hormon progesteron
mempengaruhi otot halus yang mengurangi
perangsangan dan peningkatan pembuluh
darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih,
ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul,
perineum dan vulva serta vagina.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem
Kardiovaskuler

Volume darah normal yang diperlukan plasenta


dan pembuluh darah uterin, meningkat selama
kehamilan. Diuresis terjadi akibat adanya
penurunan hormon estrogen, yang dengan cepat
mengurangi volume plasma menjadi normal
kembali. Meskipun kadar estrogen menurun
selama nifas, namun kadarnya masih tetap tinggi
daripada normal. Plasma darah tidak banyak
mengandung cairan sehingga daya koagulasi
meningkat.
Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam
pertama setelah kelahiran bayi. Selama
masa ini ibu mengeluarkan banyak
sekali jumlah urin. Hilangnya
progesteron membantu mengurangi
retensi cairan yang melekat dengan
meningkatnya vaskuler pada jaringan
tersebut selama kehamilan bersama-
sama dengan trauma selama persalinan.
Kehilangan darah pada persalinan per vaginam
sekitar 300-400 cc, sedangkan kehilangan
darah dengan persalinan seksio sesarea
menjadi dua kali lipat. Perubahan yang terjadi
terdiri dari volume darah dan
hemokonsentrasi.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Tanda-
Tanda Vital

Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus


dikaji antara lain:
1.Suhu badan.
2.Nadi.
3.Tekanan darah.
4.Pernafasan.
Suhu badan.
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2
derajat Celcius. Pasca melahirkan, suhu tubuh
dapat naik kurang lebih 0,5 derajat Celcius dari
keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat
dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan
cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada hari
ke-4 post partum, suhu badan akan naik lagi.
Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI,
kemungkinan payudara membengkak, maupun
kemungkinan infeksi pada endometrium,
mastitis, traktus genetalis ataupun sistem lain.
Apabila kenaikan suhu di atas 38 derajat celcius,
waspada terhadap infeksi post partum
Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa
60-80 kali per menit. Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi
bradikardi maupun lebih cepat. Denyut
nadi yang melebihi 100 kali per menit,
harus waspada kemungkinan infeksi
atau perdarahan post partum.
Tekanan darah.

Tekanan darah adalah tekanan yang dialami


darah pada pembuluh arteri ketika darah
dipompa oleh jantung ke seluruh anggota
tubuh manusia. Tekanan darah normal manusia
adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan
diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada
kasus normal, tekanan darah biasanya tidak
berubah. Perubahan tekanan darah menjadi
lebih rendah pasca melahirkan dapat
diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan
tekanan darah tinggi pada post partum
merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post
partum.
Pernafasan.

Frekuensi pernafasan normal pada orang


dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada ibu
post partum umumnya pernafasan lambat atau
normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan
pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
Keadaan pernafasan selalu berhubungan
dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila
suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan
khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan
pada masa post partum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem
Pencernaan
Sistem gastrointestinal selama kehamilan
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya
kadar progesteron yang dapat mengganggu
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol
darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.
Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai
menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan
waktu 3-4 hari untuk kembali normal.
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan
pada sistem pencernaan, antara lain:
1. Nafsu makan.
2. Motilitas.
3. Pengosongan usus
Nafsu Makan

Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar


sehingga diperbolehkan untuk mengkonsumsi
makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan
waktu 34 hari sebelum faal usus kembali
normal. Meskipun kadar progesteron menurun
setelah melahirkan, asupan makanan juga
mengalami penurunan selama satu atau dua
hari.
Motilitas

Secara khas, penurunan tonus dan motilitas


otot traktus cerna menetap selama waktu
yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan
analgesia dan anastesia bisa
memperlambat pengembalian tonus dan
motilitas ke keadaan normal.
Pengosongan Usus

Pasca melahirkan, ibu sering mengalami


konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot
usus menurun selama proses persalinan dan
awal masa pascapartum, diare sebelum
persalinan, enema sebelum melahirkan,
kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun
laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada
masa nifas membutuhkan waktu untuk
kembali normal.
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar
kembali teratur, antara lain:

1.Pemberian diet / makanan yang


mengandung serat.
2.Pemberian cairan yang cukup.
3.Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca
melahirkan.
4.Pengetahuan tentang perawatan luka jalan
lahir.
5.Bila usaha di atas tidak berhasil dapat
dilakukan pemberian huknah atau obat
yang lain.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi
Perubahan alat-alat genital baik interna maupun
eksterna kembali seperti semula seperti sebelum hamil
disebut involusi. Bidan dapat membantu ibu untuk
mengatasi dan memahami perubahan-perubahan
seperti:
1.Involusi uterus.
2.Involusi tempat plasenta.
3.Perubahan ligamen.
4.Perubahan serviks.
5.Lochia.
6.Perubahan vulva, vagina dan perineum
Involusi Uterus

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan


suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
1.Iskemia Miometrium Hal ini disebabkan oleh
kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari
uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga
membuat uterus menjadi relatif anemi dan
menyebabkan serat otot atrofi.
2.Atrofi jaringan Atrofi jaringan terjadi sebagai
reaksi penghentian hormon esterogen saat
pelepasan plasenta.
3.Autolysis Merupakan proses penghancuran diri
sendiri yang terjadi di dalam otot uterus. Enzim
proteolitik akan memendekkan jaringan otot
yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali
panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar
sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan.
Hal ini disebabkan karena penurunan hormon
estrogen dan progesteron.
4.Efek Oksitosin Oksitosin menyebabkan
terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus
sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke
uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi
situs atau tempat implantasi plasenta serta
mengurangi perdarahan.
Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti
sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada
uterus selama postpartum adalah sebagai berikut:
Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter
Involusi Uteri Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan 500 gram 7,5 cm
simpisis
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm
Dibawah ini dapat dilihat perubahan tinggi fundus uteri
pada masa nifas.

Gambar. Tinggi fundus uteri pada masa nifas


Involusi Tempat Plasenta

Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka


mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar
3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
Perubahan Ligamen
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia
yang meregang sewaktu kehamilan dan saat
melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan
ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain:
ligamentum rotundum menjadi kendor yang
mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi; ligamen,
fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak
kendor.
Perubahan pada Serviks

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek,


kendor, terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal
ini disebabkan korpus uteri berkontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga
perbatasan antara korpus dan serviks uteri
berbentuk cincin.
Lokia

Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun


tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-
beda pada setiap wanita. Lokia mengalami
perubahan karena proses involusi. Pengeluaran
lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta,
serosa dan alba.
Lokia Waktu Warna Ciri-ciri

Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa,
rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah

Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur Sisa darah bercampur lendir


merah

Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum,
kecoklatan juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi
plasenta

Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput lendir serviks


dan serabut jaringan yang mati.
Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum

Selama proses persalinan vulva dan vagina


mengalami penekanan serta peregangan, setelah
beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali
dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada
minggu ke tiga. Ukuran vagina akan selalu lebih
besar dibandingkan keadaan saat sebelum
persalinan
Ibu post partum dianjurkan segera buang air
kecil, agar tidak mengganggu proses involusi
uteri dan ibu merasa nyaman.
Hal yang menyebabkan kesulitan buang air kecil
pada ibu post partum, antara lain:
1.Adanya odema trigonium yang menimbulkan
obstruksi sehingga terjadi retensi urin.
2.Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk
mengurangi cairan yang teretansi dalam tubuh,
terjadi selama 2 hari setelah melahirkan.
3.Depresi dari sfingter uretra oleh karena
penekanan kepala janin dan spasme oleh iritasi
muskulus sfingter ani selama persalinan
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem
Muskuloskeletal

Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada


saat umur kehamilan semakin bertambah. Adaptasi
muskuloskelatal ini mencakup: peningkatan berat
badan, bergesernya pusat akibat pembesaran
rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun demikian,
pada saat post partum sistem muskuloskeletal
akan berangsur-angsur pulih kembali. Ambulasi
dini dilakukan segera setelah melahirkan, untuk
membantu mencegah komplikasi dan
mempercepat involusi uteri.
Kesejahteraan emosional ibu selama periode
pascanatal dipengaruhi oleh banyak faktor :
* Kelelahan
* Pemberian makan yang sukses
* Puas dengan perannya sebagai ibu
* Cemas dengan kesehatannya sendiri atau
bayinya
* Tingkat dukungan yang tersedia untuk ibu
Perubahan pada status hormonal, cadangan
fisiknya yang terkuras oleh kehamilan serta
persalinan. Keadaan kurang tidur, lingkungan
yang asing baginya dan oleh kecemasan akan
bayi, suami atau anak-anaknya yang lain
menyebabkan ibu yang berada dalam masa
nifas menjadi sensitif
Rubin melihat beberapa tahap fase aktifitas
penting sebelum menjadi seorang ibu :
1. Taking On
Pada fase ini disebut meniru, pada taking
in fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi
sudah membayangkan peran yang
dilakukan pada tahap sebelumnya.
2. Taking In
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah
melahirkan, ibu baru pada umumnya pasif
dan tergantung, perhatian tertuju pada
tubuhnya
3. Taking Hold
Periode ini berlangsung pada hari 2-4
post partum, ibu menjadi orang tua yang
sukses dengan tanggung jawabnya
terhadap bayinya.
4. Letting Go
Periode ini biasanya terjadi setiap ibu
pulang kerumah, pada ibu yang bersalin di
klinik dan sangat berpengaruh terhadap
waktu dan perhatian yang diberikan oleh
keluarganya
Merupakan perasaan tidak nyaman yang
dialami wanita pasca melahirkan oleh hormon
dan gangguan psikologi.

Gejala : sering merasa marah, sedih berlarut-


larut, kurang nafsu makan, terlalu
mencemaskan keadaan bayinya
Beberapa macam depresi postpartum
1. Tidak mampu
2. Perasaan sedih
3. Perasaan bersalah
4. Gangguan makanan & minuman
Keadaan kesehatan secara umum :
bagaimana perasaan Ibu
Tanda tanda vital
Fundus
Lokia
Kandung kencing
Parameter Penemuan normal Penemuan Abnormal
KU Letih terlalu letih, lemah
Tanda Vital TD < 140/90/ naik TD > 140/90
dari 1-3 hr pra salin Suhu > 38
Suhu < 38 Nadi > 100
Nadi: 60-100
Fundus Keras & Kuat Lembek & Lemah
Kontraksi baik Kontraksi buruk
TFU dibawah pusat Diatas ketinggian
fundus pasca salin
Lokia Merah kehitaman Merah terang
Bau biasa Bau busuk
Tidak ada stolsel Stosel darah banyak
Perdarahan sedikit Perdarahan > 500 cc
Ganti pembalut setelah Ganti pembalut / 0-2
2- 4 jam jam
KK Bisa BAK Tidak bisa BAK
Gizi
Suplemen zat besi dan vit A
Personal hygiene ibu dan bayi
Istirahat dan tidur
Pemberian ASI
Latihan atau senam nifas
Hubungan seks dan Keluarga Berencana
Tanda bahaya masa nifas
Perdarahan vagina yang luar biasa
Pengeluaran vagina yang berbau busuk
Rasa sakit dibagian bawah abdomen
Sakit kepala terus menerus, nyeri uluhati, atau
masalah penglihatan
Pembengkakan di wajah dan tangan
Demam, muntah,rasa sakit saat BAK
Payudara merah panas dan atau terasa sakit
Tidak ada nafsu makan terlalu lama
Rasa sakit, merah, lunak, pembengkakan di
kaki
Merasa sangat sedih dan merasa tidak mampu
merawat bayi dan dirinya sendiri
Merasa sangat letih atau nafas terengah- engah
Asuhan pascapersalinan yang baik adalah
- Asuhan oleh penolong terlatih
- Fokus pada ibu dan bayi baru lahir
- Kunjungan teratur
- Deteksi dan penatalaksanaan komplikasi
tepat waktu
- Intervensi dan pendidikan untuk promosi
kelangsungan kesehatan ibu dan bayi

You might also like