You are on page 1of 29

Kemampuan

Lahan

Neraca

Lahan

Neraca

Air
Kelompok 5
Daya dukung Lingkungan

Ajeng Tias Indira Wulandari


Deva D. Imandintar
Siska Aprilia Sari
Rahel P. Pamungkas
Abim Nur Huda Y. P
Fitria
Riza Winy Purnamasari
Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah,
iklim, relief, hidrologi dan vegetasi, dimana faktor-faktor
tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya
Pendekatan
evaluasi
Kemampuan
Lahan

Evaluasi Evaluasi
Kesesuaian Kemampuan
Lahan Lahan
Evaluasi Kesesuaian Lahan
Sitorus (1998) menyatakan bahwa evaluasi lahan pada
hakekatnya merupakan proses pendugaan potensi
sumber daya lahan untuk berbagai kegunaan dengan cara
membandingkan persyaratan yang diperlukan untuk
suatu penggunaan lahan dengan sifat sumber daya yang
ada pada lahan tersebut. Fungsi kegiatan evaluasi lahan
adalah memberikan pengertian tentang hubungan antara
kondisi lahan dengan penggunaannya serta memberikan
kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif
pilihan penggunaan yang dapat diharapkan berhasil.
Evaluasi Kemampuan Lahan
Evaluasi kemampuan lahan
adalah penilaian lahan secara
sistematik dan
pengelompokkannya kepada
kategori berdasarkan sifat
potensi dan penghambat
penggunaan lahan secara
lestari.
Penilaian Evaluasi
Lahan
Kemampuan lahan tinggi mempunyai pilihan
penggunaan yang lebih banyak (pertanian,
kehutanan, permukiman, industri, infrastruktur, dan
lain-lain)
Kemampuan lahan rendah mengindikasikan
banyaknya kendala untuk penggunaannya (bersifat
terbatas daerah perlindungan/kawasan lindung)
Klasifikasi
Kemampuan
Lahan

Berdasarkan Berdasarkan Sub -


Tingkatan Kelas Kelas
Tingkatan Kelas
Kelas Pertama
Kemampuan
Lahan Kelas I & II

Kelas Terakhir
Kelas VII &
VIII
Kelas Lainnya

Kelas III - VI
VII VI
IV
III

VIII

I
VI

II
Kelas Pertama

Kelas 1

--Lereng landai
- anah efektif agak dalam
- ancaman erosi sedang
Kelas 2
Perlu tindakan konservasi sedang
-daya olah tanah agak kurang baik
-iklim kurang sesuai dengan tanaman
Kelas Lainnya

Kelas 3

Kelas 4
Kelas Lainnya

Kelas 5

Kelas 6
Kelas Terakhir

- Daerah perakaran dangkal


- terjadi erosi parit
Kelas 7
- Mudah terjadi erosi yang berat
- Lereng curam

Kelas 8
Didasarkan pada jenis
faktor penghambat atau
Tingkat ancaman dalam
penggunaannya
Sub - Kelas (kemiringan lereng,
ancaman/tingkat erosi,
drainase atau ancaman
kelebihan air, pembatas
perkembangan akar,
dan pembatas iklim)
o Kemiringan lereng
o panjang lereng
o bentuk lereng
Drainase yang buruk
Air tanah yang tinggi
Bahaya banjir
Daya Dukung Lingkungan Berbasis
Neraca lahan
Untuk membandingkan ketersediaan dan
kebutuhan lahan bagi penduduk yang hidup di suatu
wilayah. Dalam hal ini tingkat kemampuan alami
lahan dipandang dari segi kemampuan dalam
menghasilkan produk hayati atau biocapacity)
Neraca Daya Dukung Lahan
Adalah interpretasi
Berbasis Absolut
status tingkat
keberlanjutan wilayah
berbasis standar daya
dukung absolut.
Neraca Lahan
Berbasis Absolut

Daya dukung
Berkelanjutan Rawan
terlampaui
bahwa wilayah dalam keadaan terkelola dengan baik
Berkelanjutan dan biocapacity wilayahnya terjaga dan mandiri
dalam memenuhi kebutuhan biokapasitasnya

bahwa wilayah tersebut dalam keadaan mendekati


Rawan hilangnya kemandirian dalam memenuhi kebutuhan
bioproduknya.

Daya Dukung bahwa wilayah tersebut sudah tidak mandiri dalam


memenuhi kebutuhan bioproduknya.
Terlampaui
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS
NERACA AIR
Menghitung kapasitas ketersediaan air pada suatu
wilayah sangat bergantung pada kemampuan
menjaga dan mempertahankan dinamika siklus
hidrologi pada daerah hulu DAS.
Pemanfaatan sumber-sumber air yang tidak
terkendali menyebabkan pasokan air cenderung
berkurang akibat tidak efisiennya pemakaian air, baik
untuk pertanian, domestik, industri dan lain-lain.
Membandingkan kondisi suplai air pada suatu
wilayah dengan kebutuhan yang ada.
Kajian Sumber Daya Iklim untuk Pertanian
Curah hujan yang turun pada suatu wilayah akan
berproses dalam bentuk evapotranspirasi, limpasan, dan
air tanah. Proses ini sangat bergantung pada kondisi
penggunaan lahan untuk pertanian, hutan dan tumbuhan
lain.
Dalam kaitannya dengan kebutuhan air untuk
pertumbuhan tanaman, khususnya tanaman pangan
pada suatu wilayah, Oldeman (1975) telah
mengembangkan konsep zona agroklimat.
Dengan mengetahui zona agroklimat suatu wilayah,
dapat diperkirakan daya dukung sumber daya iklim untuk
pengembangan pertanian di suatu wilayah.
Analisis Potensi Suplai Air
Konsep ini menentukan jumlah curah hujan lebih dalam
bentuk limpasan maupun pengisian air tanah, yang
potensial dikembangkan.
Diperlukan untuk mengetahui hubungan antara berbagai
skenario kondisi tutupan hutan dengan parameter curah
hujan lebih, limpasan dan pengisian air tanah
Analisis ini juga perlu dilakukan untuk mengetahui
ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air
pertanian, domestik, industri, PLTA, melalui
pengembangan prasarana sistem suplai air.
Terima Kasih

You might also like