You are on page 1of 37

FILSAFAT ILMU

A. Ridwan Siregar
PENGERTIAN
Filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat
ilmu merupakan upaya pengkajian dan pendalaman
mengenai ilmu (science), baik itu ciri substansinya,
pemerolehannya, maupun manfaat ilmu bagi kehidupan
manusia (Suharsaputra, 2004)

Philosophy of science seeks to describe and understand


how science works within a wide range of sciences
(Forster, 2004)

2 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


PENGERTIAN
Secara historis filsafat dipandang sebagai the mother of
sciences atau induk segala ilmu, hal ini sejalan dengan
pengakuan Descartes yang menyatakan bahwa
prinsip-prinsip dasar ilmu diambil dari filsafat

Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok


filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi,
epistemologi, dan axiologi dengan berbagai
pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh
para ahli
LANDASAN ONTOLOGIS
Obyek apa yang ditelaah ilmu?
Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek
tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan
daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa,
dan mengindera) yang membuahkan
pengetahuan?

4 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


LANDASAN EPISTEMOLOGIS
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya?
Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita
mendapatkan pengetahuan yang benar?
Apa yang disebut kebenaran itu sendiri?
Apakah kriterianya?
Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?

5 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


LANDASAN AKSIOLOGIS
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan
tersebut dengan kaidah moral?
Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah
berdasarkan pilihan moral?
Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiah
dengan norma-norma moral/profesional?
(Suriasumantri, 1982)
6 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu
BANDINGKAN DENGAN IMRAD
(STRUKTUR KARYA ILMIAH)
Introduction Mengapa studi tersebut dilakukan? Apa
pertanyaan penelitian, hipotesis atau tujuan dari penelitian
tersebut?
Methods Kapan, di mana, dan bagaimana studi tersebut
dilakukan? Bahan-bahan apa yang digunakan atau siapa yang
disertakan di dalam studi (pasien, dsb)?
Results Apa jawaban yang ditemukan terhadap pertanyaan
penelitian? Apa hasil penelitian tersebut? Apakah hipotesis yang
diujikan benar?
Discussion Apa makna/kegunaan jawaban tersebut dan
mengapa demikian? Bagaimana hal itu sesuai dengan apa yang
ditemukan oleh peneliti lain? Apa perspektifnya untuk
penelitian yang akan datang?
7 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu
PENGETAHUAN (PRA ILMIAH)
Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental
yang pada hakekatnya merupakan apa yang kita
ketahui tentang sesuatu obyek tertentu

Segala sesuatu yang direkam dalam otak, hasil


pencerapan inderawi (empiris) atau yang diperoleh
secara intuitif
Empiris: secara sadar diketahui prosesnya
Intuitif : secara tidak sadar tidak diketahui prosesnya

8 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


PENGETAHUAN TIDAK MUTLAK
Apa yang kita yakini atas dasar akal (pemikiran)
mungkin saja tidak benar karena ada sesuatu di dalam
nalar kita yang salah

Demikian pula apa yang kita yakini karena kita amati


belum tentu benar karena penglihatan kita (indra)
mungkin saja mengalami penyimpangan

Oleh karena itu, manusia perlu terus belajar dalam


upaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang
lebih benar

9 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


4 KEBENARAN DILIHAT DARI
GRADASI BERPIKIR
Kebenaran biasa
Didasarkan pada akal sehat (common sense), mengacu pada
pengalaman individual, tidak tertata dan sporadis sehingga
cenderung sangat subyektif sesuai dengan variasi pengalaman
yang dialaminya
Namun demikian seseorang bisa menganggapnya sebagai
kebenaran apabila telah dirasakan manfaat praktisnya bagi
kehidupan individu/orang tersebut
Kebenaran ilmu
Sifatnya positif karena mengacu pada fakta-fakta empiris, dan
memungkinkan semua orang untuk mengujinya dengan metode
tertentu dengan hasil yang sama atau paling tidak relatif sama
4 KEBENARAN DILIHAT DARI
GRADASI BERPIKIR
Kebenaran filsafat
Sifatnya spekulatif, mengingat sulit/tidak mungkin dibuktikan
secara empiris, namun bila metode berfikirnya difahami maka
seseorang akan mengakui kebenarannya
Satu hal yang sulit adalah bagaimana setiap orang dapat
mempercayainya, karena cara berfikir di lingkungan filsafat pun
sangat bervariasi
Kebenaran agama
Didasarkan kepada informasi yang datangnya dari Tuhan melalui
utusannya, bersifat dogmatis, artinya ketika tidak ada kefahaman
atas sesuatu hal yang berkaitan dengan agama, maka orang
tersebut tetap harus mempercayainya sebagai suatu kebenaran.
KEBENARAN ILMU
Diungkapkan dalam bentuk pernyataan khusus
berupa:
Hasil pengamatan dari suatu percobaan atau
pengamatan yang dilakukan dengan cara yang baku
Atas dasar pengamatan ini kemudian dibuat teori
setelah penalaran yang menimbulkan teori ini diuji
kebenarannya dengan menggunakan hasil
pengamatan sebagai bahan uji

12 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


ILMU PENGETAHUAN (SAINS)
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
dikumpulkan manusia melalui penggunaan akal dan
daya nalar yang kemudian disusun menjadi suatu
bentuk yang berpola

Mohr (1977) mendefinisikan ilmu pengetahuan sebagai


suatu usaha akal manusia yang tekun dan teratur
untuk menentukan pengetahuan yang benar

Ilmu pengetahuan dapat dijadikan bahan perdebatan


karena nilai kebenaran pengetahuan yang diterima
atas dasar akal tidaklah bersifat mutlak
13 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu
ILMU PENGETAHUAN (SAINS)
Himpunan pengetahuan yang telah
Tersistemisasi
Terorganisasi
Memiliki:
Metode tertentu
Sifat inter subyektif (dapat dipelajari oleh siapa saja yang
memenuhi persyaratan dan metodenya)
Sifat reproduktif (dapat diulang untuk diuji kebenarannya
dengan motode dan kondisi yang sama)
LANDASAN/CIRI KEILMUAN
Semua pengetahuan mempunyai tiga
landasan/ciri keilmuan:
Apa yang ingin diketahui (ontologi)
Bagaimana cara memperoleh pengetahuan
tersebut (epistemologi)
Apakah nilai/kegunaan pengetahuan tersebut
bagi manusia (aksiologi)

15 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


LANDASAN/CIRI KEILMUAN
Netralitas ilmu hanya terletak pada dasar
epistemologisnya, sedangkan secara ontologis
dan aksiologis, ilmuwan harus mampu menilai
antara yang baik dan yang buruk, yang pada
hakekatnya dia harus menentukan sikap
ilmuwan harus mempunyai landasan moral
yang kuat

16 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


SIKLUS ILMU PENGETAHUAN
NALURI INGIN
TAHU

ILMU PENGETAHUAN
PENGETAHUAN + PENJELASAN

17 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


SIKLUS ILMU PENGETAHUAN
Naluri ingin tahu pengetahuan + penjelasan
tentang mengapa hal itu terjadi ilmu pengetahuan

Contoh:
Pisang raja dapat menghambat diare (pernyataan khusus)
Teh kental dapat menghambat diare (pernyataan khusus)
Berdasarkan dua pengetahuan (pernyataan khusus), orang
akan berpikir secara ilmiah untuk mencari zat apa saja
yang terdapat di dalam pisang raja dan teh kental yang
bekerja menghambat diare

Selanjutnya dapat dikatakan bahwa bahan lain yang


mengandung zat yang sama dapat digunakan sebagai
penghambat diare (pernyataan umum) ilmu
pengetahuan
18 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu
SIKLUS PENETAPAN TEORI
GEJALA
ALAM

PENG-
TEORI
AMATAN

PERCOBAAN

19 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


HAKIKAT ILMU
Untuk bisa menghargai ilmu kita harus mengerti
apakah hakikat ilmu itu sebenarnya

Peribahasa Perancis: Mengerti berarti


memaafkan segalanya artinya kita harus mampu
mengikatkan apresiasi kita terhadap ilmu, namun
juga dapat menerima berbagai kekurangannya

20 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


HAKIKAT ILMU
Tugas falsafah yang sebenarnya bukanlah
menjawab pertanyaan kita, namun
mempersoalkan jawaban yang diberikan

Kemajuan manusia dalam berfalsafah bukan saja


diukur dari jawaban yang diberikan, namun juga
dari pertanyaan yang diajukan

21 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


KETERBATASAN MANUSIA
Perburuan ilmu pengetahuan oleh manusia
dibatasi oleh kemampuan manusia untuk
berpikir dan bernalar (kemampuan berpikir
menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu)

Seorang pemburu ilmu pengetahuan sewaktu-


waktu akan terbentur pada kendala-kendala itu

Oleh karena itu, perlu memahami filsafat ilmu


pengetahuan

22 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


KETERBATASAN MANUSIA
Jangkauan telaah ilmu adalah jangkauan
pengalaman manusia empiris

Ilmu membatasi diri hanya pada kejadian yang


bersifat empiris ini

Obyek penelaahan ilmu mencakup seluruh


aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca
indera manusia

23 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


KETERBATASAN MANUSIA
Pengetahuan keilmuan mengenai obyek empiris
merupakan abstraksi yang disederhanakan karena
kejadian alam begitu kompleks ilmu bertujuan
untuk mengerti mengapa hal itu terjadi

Untuk mendapatkan pengetahuan, ilmu membuat


beberapa andalan (asumsi) mengenai obyek empiris
untuk memberikan arah dan landasan bagi kegiatan
penelaahan kita

Sebuah pengetahuan baru dianggap benar selama kita


menerima asumsi yang dikemukakan
24 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu
ASUMSI ILMU TETANG OBYEK EMPIRIS
Obyek tertentu mempunyai keserupaan satu sama
lain, misalnya dalam bentuk, sifat, struktur
klasifikasi merupakan pendekatan keilmuan yang
pertama terhadap obyek yang ditelaahnya

Suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka


waktu tertentu, kegiatan keilmuan bertujuan
mempelajari tingkah laku suatu obyek dalam suatu
keadaan tertentu, kenyataannya obyek selalu berubah
Sifat-sifat pokok dari suatu benda tidak berubah
dalam jangka waktu tertentu (kelestarian yang relatif)

25 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


DETERMINISME
Kita menganggap tiap gejala bukan merupakan
suatu kejadian yang bersifat kebetulan

Tiap gejala mempunyai pola tertentu yang


bersifat tetap dengan urutan kejadian yang
sama

Namun, ilmu tidak menuntut adanya hubungan


sebab akibat yang mutlak, sehingga suatu
kejadian tertentu harus selalu diikuti oleh
suatu kejadian yang lain
26 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu
DETERMINISME
Ilmu tidak mengemukan bahwa x selalu
mengakibatkan y, melainkan mengatakan bahwa x
mempunyai kemungkinan (peluang) yang besar untuk
mengakibatkan terjadinya y peluang (probabilistik)

Statistik adalah metode yang menyatakan hubungan


probabilistik antara gejala-gejala dalam penelaahan
keilmuan

Statistika mempunyai peranan yang menentukan


dalam persyaratan-persyaratan keilmuan sesuai
dengan asumsi tentang alam
27 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu
KELEBIHAN BERPIKIR SECARA
KEILMUAN
Ilmu merupakan pengetahuan yang tersusun secara logis dan
sistematis serta telah teruji kebenarannya
Faktor pengujian ini memberikan karakteristik yang unik
kepada proses kegiatan keilmuan khazanah teoritis ilmu
harus selalu dinilai berdasarkan pengujian empiris
Proses penilaian yang terus menerus ini mengembangkan suatu
mekanisme yang bersifat memperbaiki diri
Mekanisme penilaian ini dimungkinkan dengan adanya
karakteristik ilmu yang lain, yakni bersifat terbuka dan tersurat
Secara konsisten dan sistematis ilmu disusun di atas dasar-
dasar sebelumnya yang membentuk suatu kerangka yang
bersifat kumulatif ilmu berkembang sangat pesat

28 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


KEKURANGAN BERPIKIR SECARA
KEILMUAN
Kekurangan-kekurangannya bersumber
pada asumsi landasan epistemologis ilmu
Kitamampu memperoleh pengetahuan
yang bertumpu pada persepsi, ingatan dan
penalaran (yang berkaitan dengan panca
indera dan sifat manusia)

29 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


LANGKAH-LANGKAH DALAM
KEGIATAN KEILMUAN
Perumusan masalah
Masalah pada hakekatnya merupakan sebuah
pertanyaan yang mengundang jawaban
Sebuah pertanyaan mempunyai peluang yang besar
untuk bisa dijawab dengan tepat kalau pertanyaan
itu dirumuskan dengan baik
Perumusan masalah secara baik mengandung
pernyataan tentang faktor-faktor atau unsur-unsur
yang terlibat dalam masalah tersebut dan hubungan
logis yang ingin ditemukan di antaranya

30 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


LANGKAH-LANGKAH DALAM
KEGIATAN KEILMUAN
Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang
kebenarannya harus diuji
Dugaan tersebut mengenai hubungan antara faktor-faktor
yang terlibat dalam suatu masalah (hubungan logis)
Deduksi dari hipotesis
Suatu pernyataan adalah sah atau benar secara keilmuan
kalau pernyataan itu didukung oleh fakta
Fakta tersebut dapat diturunkan secara deduktif, deduksi
yang menghasilkan konsekuensi logis dari pernyataan
yang diajukan
31 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu
RASIONALISME
Berpikir secara rasional paham rasionalisme
ide-ide tentang kebenaran sudah ada tidak
mempelajarinya lewat pengalaman

Sistem pengetahuan dibangun secara koheren di atas


landasan-landasan pernyataan yang sudah pasti dari
mana mendapatkan kebenaran yang sudah pasti

Cara berpikir seperti ini menyebabkan kita terjatuh


ke dalam solipsisme (benar menurut anggapan kita
masing-masing)

32 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


EMPIRISME
Berpikir secara empirisme kembali ke alam
untuk mendapatkan pengetahuan

Pendekatan empiris ini tidak juga membawa


kepada kebenaran sepenuhnya, sebab gejala
yang terdapat dalam pengalaman kita baru
mempunyai arti kalau kita memberikan tafsiran

Faktor yang ada bagi dirinya sendiri tidaklah


mampu berkata apa-apa

33 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


METODE KEILMUAN
Gabungan antara pendekatan rasional dan
empiris dinamakan metode keilmuan

Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran


yang koheren dan logis

Empirisme memberikan kerangka pengujian


dalam memastikan suatu kebenaran

34 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


METODE KEILMUAN
Berlaku untuk semua bidang ilmu dengan teknik
yang berbeda

Bagaimana mendapatkan suatu kesimpulan yang


bersifat umum?
Indusksi adalah suatu cara pengambilan keputusan
bersifat umum dari kasus-kasus individual
Suatu alat yang dapat membantu menarik
kesimpulan umum yang dapat diandalkan adalah
statistika

35 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


METODE KEILMUAN
Kita mempunyai hukum yang bersifat umum
dan menyeluruh, tetapi di sisi lainnya kita
berhadapan dengan masalah yang bersifat
individual dan spesifik konsep deduksi
Deduksi adalah proses penarikan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan yang kebenarannya telah
diketahui
Dalam proses deduksi, logika sangat memegang
peranan penting

36 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu


Terima kasih

37 ARS FI Modul-3: Filsafat Ilmu

You might also like