You are on page 1of 84

Pengkajian adalah suatu tahapan di mana

seorang perawat mengambil informasi


secara terus menerus terhadap anggota
keluarga yang dibinanya
PENGKAJIAN ASKEP
KELUARGA
Pengkajian adalah suatu tahapan di
mana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga yang
dibinanya
Konsep Proses Pengkajian
Bersifat dinamis, interaktif dan flexibel.
Merupakan syarat utama untuk pengidentifikasian
masalah.
Proses pengumpulan informasi secara terus
menerus.
Data dikumpulkan secara sitematis dengan
menggunakan alat pengkajian keluarga.
Jika menemukan data yang bermakna atau
berpotensi masalah maka digali lebih dalam.
Wawancara dengan anggota keluarga yang
berkaitan dengan riwayat kesehatan dan
gaya hidup.
1. Wawancara harus terfokus, disusun berdasarkan
struktur dan bertujuan.
2. Memberikan kesempatan kepada setiap individu
untuk mengungkapkan persepsinya.
3. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk
melihat interaksi anggota keluarga.
Observasi secara obyektif, dengan melakukan
pengamatan terhadap lingkungan perumahan
dan fasilitas-fasilitasnya.
Dapat menggunakan cek lyst dan inventaris.

Cek lyst berkaitan dengan data yang


memerlukan pengamatan
Inventaris untuk mengkaji situasi rumah
dalam kaitannya dengan kelayakan rumah.
Informasi tertulis maupun lisan dari
berbagai lembaga yang menangani
kesehatan keluarga maupun dari
anggota tim kesehatan lainnya.
Membangun Hubungan Saling
Percaya
Salah satu fungsi perawat keluarga adalah
menciptakan hubungan saling percaya.
Menciptakan hubungan saling percaya adalah dimana
adanya saling terbuka, saling menghormati dan
komunikasi berjalan dengan efektif.
Hubungan saling percaya dapat dikembangkan dengan
menyampaikan tujuan kunjungan, menerima dan
mengakui hak-hak keluarga pada perasaan dan
keyakinan mereka sendiri tanpa keluar dari tujuan,
nilai-nilai dan harapan perawat.
Diawali dengan memberi kesempatan keluarga
mengungkapkan persoalan dan masalahnya sendiri
Persiapan Kunjungan Keluarga
Merupakan aspek yang penting bagi keberhasilan
pengkajian keluarga.
Cara yang efektif dalam persiapan adalah:
Membaca catatan (Medical Record) dari keluarga yang
akan dikunjungi.
Mendiskusikan dengan tim keperawatan yang mengenal
keluarga yang dimaksud.
Mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang mungkin
muncul pada keluarga.
Buat kontrak perjanjian dengan keluarga yang akan
dikunjungi (melalui telepon, lisan atau surat).
Menyiapkan instrumen pengkajian
HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI DALAM
KELUARGA ADALAH:

A Data Umum
1. Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
2. Nama kepala keluarga (KK)
3. Umur
4. Alamat dan telephon
5. Pekerjaan kepala keluarga
6. Pendidikan kepala keluarga
7. Komposisi keluarga dan Genogram (Genogram keluarga dalam tiga
generasi) :
Nama/ inisial

Jenis kelamin

Tanggal lahir/umur

Hubungan dengan kepala keluarga

Pendidikan

Pekerjaan
Latar Belakang Budaya (Etnis)
Mengkaji asal suku bangsa keluarga
tersebut serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan

Identifikasi Religius
Mengkaji agama yang dianut keluarga
serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Status Ekonomi

Status ekonomi keluarga ditentukan oleh


pendapatan baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga

Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang


Aktivitas rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan
saja keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun juga
penggunaan waktu luang/senggang keluarga
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN
KELUARGA
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas
perkembangan yang sesuai dengan tahap
perkembangan saat ini
3) Riwayat keluarga inti mulai lahir hingga saat ini,
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian-
kejadian dan pengalaman-pengalaman kesehatan
yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan
(perceraian, kematian, hilang, dll) yang terjadi
dalam kehidupan keluarga.
4) Riwayat keluarga sebelumnya : keluarga asal kedua
orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya;
hubungan masa silam dan saat dengan orang tua
dari kedua orang tua
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas
Tempat Tinggal yang Lebih Luas
3. Mobilitas Geografis Keluarga
4. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-Fasilitas
Kesehatan dalam Komunitas
5. Sistem Pendukung Keluarga
D. Struktur Keluarga
1. Pola-pola Komunikasi
2. Struktur Kekuasaan
3. Struktur Peran
4. Struktur Nilai-Nilai Keluarga
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosialisasi
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
4. Fungsi reproduksi
Fungsi Perawatan Kesehatan
Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku
keluarga :
1. Definisi dari keluarga tentang sehat/sakit dan tingkat
pengetahuan mereka
2. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap
sakit yang Praktik diet keluarga
3. Kebiasaan tidur dan istirahat:
4. Latihan dan rekreasi
5. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
6. Peran keluarga dalam praktek perawatan diri
7. Praktik lingkungan
8. Cara-cara pencegahan secara medis
9. Praktik kesehatan gigi
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek (< 6 bulan) yang
dirasakan keluarga
2. Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang
saat ini terjadi pada keluarga
3. Cara keluarga dalam mengatasi stressor
4. Strategi koping yang digunakan oleh
keluarga untuk menghadapi stressor tersebut
5. Apakah anggota keluarga berbeda dalam
cara-cara koping terhadap masalah-masalah
mereka sekarang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KELUARGA
Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari
hasil pengkajian terhadap adanya masalah
dalam tahap perkembangan keluarga,
lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-
fungsi keluarga dan koping keluarga, baik yang
bersifat aktual, resiko maupun sejahtera
dimana perawat memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk melakukan tindakan
keperawatan bersama-sama dengan keluarga
dan berdasarkan kemampuan dan sumber
daya keluarga
Daftar Diagnosa Keperawatan
Keluarga berdasarkan NANDA
1995 Keluarga
1. Diagnosa Keperawatan
pada masalah Lingkungan
Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan
rumah (Higienis lingkungan)
Resiko terhadap cidera

Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit )

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga


pada masalah Struktur Komunikasi
Komunikasi Keluarga Disfungsional
3. Diagnosa Keperawatan Keluarga
pada
masalah Struktur Peran

Berduka dan diantisipasi


Berduka disfungsional
Isolasi sosial
Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya
orang yang sakit terhadap keluarga)
Potensial peningkatan menjadi orang tua
Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang
tua)
Perubahan penampilan peran
Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Gangguan citra tubuh
4. Diagnosa Keperawatan Keluarga
pada masalah Fungsi Afektif

Perubahan proses keluarga


Perubahan menjadi orang tua
Potensial peningkatan menjadi orang tua
Berduka yang diantisipasi
Koping keluarga tidak efektif, menurun
Koping keluarga tidak efektif,
ketidakmampuan
Resiko terhadap tindakan kekerasan
5. Diagnosa Keperawatan Keluarga
pada
masalah Fungsi Sosial
Perubahan proses keluarga
Perilaku mencari bantuan kesehatan
Konflik peran orang tua
Perubahan menjadi orang tua
Potensial peningkatan menjadi orang tua
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Kurang pengetahuan
Isolasi sosial
Kerusakan interaksi sosial
Resiko terhadap tindakan kekerasan
Ketidakpatuhan
Gangguan identitas pribadi
6. Diagnosa Keperawatan Keluarga
pada
masalah Fungsi Perawatan
Kesehatan

Perubahan pemeliharaan kesehatan


Potensial peningkatan pemeliharaan
kesehatan
Perilaku mencari pertolongan kesehatan
Ketidakefektifan penatalaksanaan
aturan terapeutik keluarga
Resiko terhadap penularan penyakit
7. Diagnosa Keperawatan
Keluarga pada masalah Koping

Potensial peningkatan koping keluarga


Koping keluarga tidak efektif, menurun
Koping keluarga tidak efektif,
ketidakmampuan
Resiko terhadap tindakan kekerasan
Faktor-faktor yang berhubungan
atau Etiologi

patofisiologis (biologi atau psikologis)


tindakan yang berhubungan situasional
(lingkungan, personal)
maturasional
Secara umum faktor-faktor yang
berhubungan atau etiologi dari diagnosa
keperawatan keluarga

1. adanya Ketidaktahuan (Kurangnya


pengetahuan, pemahaman, kesalahan
persepsi)
2. Ketidakmauan (Sikap dan motivasi)
3. Ketidakmampuan (Kurangnya ketrampilan
terhadap suatu prosedur/tindakan,
kurangnya sumber daya keluarga baik
financial, fasilitas, system pendukung,
lingkungan fisik dan psikologis).
MENYUSUN RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN KELUARGA

A. Menetapkan Prioritas Masalah


Menetapkan prioritas masalah
/diagnosa keperawatan keluarga
adalah dengan menggunakan
Skala menyusun prioritas dari
Bailon dan Maglaya, 1978
Skala untuk Menentukan Prioritas Asuhan Keperawatan
Keluarga
(Bailon dan Maglaya, 1978)
No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat masalah 3 1
Skala: Aktual 2
Resiko 1
Keadaan sejahtera/diagnosis sehat

2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2 2


Skala: Mudah 1
Sebagian 0
Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah 3 1
Skala: Tinggi 2
Cukup 1
Rendah
4. Menonjolnya masalah 2 1
Skala: Masalah dirasakan dan harus segera ditangani 1
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 0
Masalah tidak dirasakan
Skoring:

1. Tentukan skore untuk setiap kriteria


2. Skore dibagi dengan makna tertinggi
dan kalikanlah dengan bobot.
Skore
X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skore untuk semua
kriteria.
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi penentuan prioritas:
1. Dengan melihat kriteria yang pertama,
yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih
berat diberikan pada masalah actual
karena yang pertama memerlukan
tindakan segera dan biasanya disadari dan
dirasakan oleh keluarga.
2. Untuk kriteria kedua, yaitu untuk
kemungkinan masalah dapat diubah perawat
perlu memperhatikan faktor-faktor sbb :

Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi


dan tindakan untuk menangani masalah
Sumber daya keluarga: dalam bentuk fisik,
keuangan dan tenaga.
Sumber daya perawat: dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan waktu.
Sumber daya masyarakat: dalam bentuk
fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan
sokongan masyarakat.
3. Untuk kriteria ketiga, yaitu potensi
masalah dapat dicegah, faktor-faktor
yang perlu diperhatikan adalah:
Kepelikan dari masalah, yang
berhubungan dengan penyakit atau
masalah.
Lamanya masalah, yang berhubungan
dengan penyakit atau masalah.
Next.
Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-
tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah.
Adanya kelompok high risk atau kelompok yang
sangat peka menambah potensi untuk mencegah
masalah.
4. Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah
perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai
skore yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan
intervensi keluarga.
Menetapkan Tujuan
Keperawatan
1. Tujuan harus berorientasi pada keluarga,
dimana keluarga diarahkan untuk mencapai
suatu hasil
2. Kriteria hasil atau standar hasil pencapaian
tujuan harus benar-benar bisa diukur dan
dapat dicapai oleh keluarga
3. Tujuan menggambarkan alternatif-
alternatif pemecahan masalah yang dapat
dipilih oleh keluarga.
1. Tujuan harus bersifat spesifik / sesuai
dengan konteks diagnosa
keperawatan keluarga dan faktor-
faktor yang berhubungan.
2. Tujuan harus menggambarkan
kemampuan dan tanggung jawab
keluarga dalam pemecahan masalah.
3. Penyusunan tujuan harus bersama-
sama dengan keluarga
Tujuan dapat disusun dalam jangka
pendek (khusus) dan jangka panjang
(umum).

Hal ini bertujuan untuk membedakan masalah yang


dapat diselesaikan sendiri oleh keluarga dan
masalah yang harus diserahkan pada tim
keperawatan atau kolektif.
1. Tujuan khusus/jangka pendek sifatnya spesifik,
dapat diukur, dapat dimotivasi/memberi
kepercayaan pada keluarga bahwa kemajuan
sedang dalam proses dan membimbing keluarga ke
arah tujuan yang jangka panjang/umum.
2. Tujuan jangka panjang/umum merupakan tujuan
akhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang
diharapkan oleh keluarga agar dapat tercapai.
Komponen kriteria hasil
Karakteristik essential dari criteria hasil
adalah sebagai berikut: criteria hasil harus
:
1. Dalam jangka panjang atau jangka pendek
(Time bound)
2. Mempunyai perilaku yang dapat diukur
(Measureable)
3. Spesifik dalam isi dan waktu (Specifik)
4. Harus dapat dicapai (Achieveable)
Kriteria hasil yang tidak dapat diukur
dengan penglihatan atau pendengaran:

Menerima
Mengetahui
Menghargai
Mengerti
Contoh dari kata kerja yang dapat
diukur termasuk:
Menyebutkan
Melakukan
Mengidentifikasi
Memperlihatkan penurunan
Memperlihatkan peningkatan
Melaporkan tidak adanya
Menguraikan
Memberikan
Tujuan jangka pendek

Keluarga
1. dapat menyebutkan kembali
tentang penyakit : pengertian, penyebab,
tanda-gejala dan dampak setelah diberikan
2 kali penyuluhan
Kriteria hasil :
Menyebutkan pengertian dengan singkat

Menyebutkan 3 faktor penyebab

Menyebutkan 5 tanda-gejala utama

Menyebutkan 3 dampak penyakit


2. Keluarga dapat mengidentifikasi gaya hidup penderita yang
tidak sehat
Kriteria hasil :
Menyebutkan pola makan, kebiasaan-kebiasaan tidak sehat
yang
dilakukan oleh penderita

2. Keluarga dapat menjelaskan kembali cara pencegahan dan


prinsip perawatan penyakit setelah diberikan penyuluhan
Kriteria hasil :
Menyebutkan dengan benar 5 cara pencegahan peyakit
Menyebutkan dengan benar 5 prinsip perawatan penyakit
Tujuan jangka panjang

Keluarga dapat memelihara kesehatan


penderita : merubah gaya hidup,
melakukan pencegahan penyakit,
melakukan perawatan mandiri dalam
waktu 6 bulan
Rencana tindakan
keperawatan Keluarga
Adalah menyusun alternatif-alternatif
dan mengidentifikasi sumber-sumber
kekuatan dari keluarga (kemampuan
perawatan mandiri, sumber
pendukung/bantuan yang bisa
dimanfaatkan) yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dalam keluarga
Karena keluarga mempunyai hak dan tanggung
jawab untuk membuat keputusannya sendiri,
maka keluarga dapat memilih tindakan yang
sudah terinformasi.

Keluarga berhak untuk mengetahui konsekuensi


dari masing-masing tindakan, sehingga dapat
membuat keputusan yang masuk akal.
Perawat juga dapat menolak pilihan tindakan
yang diputuskan keluarga bila bertentangan
dengan konsep kesehatan.

Perawat dapat meminta bantuan orang lain


yang mempunyai pengalaman terhadap
masalah yang sama untuk memberikan
gambaran kepada keluarga.
Tipologi Intervensi Keperawatan Keluarga
berdasarkan Klasifikasi Freeman
1. Suplemental
Perawat sebagai pemberi pelayanan
langsung dengan mengintervensi hal-hal
yang tidak bisa dilakukan oleh keluarga.
2. Fasiliatif
Perawat menyingkirkan pelayanan-
pelayanan yang tidak diperlukan, seperti:
pelayanan medis, kesejahteraan sosial
Next..
3. Perkembangan
Perawat membantu keluarga dalam
memanfaatkan sumber-sumber
keluarga dan dukungan sosial
sehingga tindakan keperawatan
bersifat mandiri/bertanggung jawab
atas kesehatannya sendiri.
Klasifikasi Intervensi Keperawatan Keluarga
menurut Wright dan Leahey

Diarahkan tiga tingkatan fungsi keluarga:

a). Kognitif
Intervensi diarahkan pada aspek kognitif pada fungsi
keluarga, yang meliputi pemberian informasi, gagasan
baru tentang suatu keadaan dan mengemukakan
pengalaman.

b).Afektif
Intervensi diarahkan pada aspek afektif fungsi keluarga,
dirancang untuk mengubah emosi keluarga agar dapat
memecahkan masalah secara efektif. Misal: mengurangi
kecemasan orang tua terhadap anaknya yang sakit.
Next.
c). Perilaku
Intervensi diarahkan untuk membantu
keluarga berinteraksi/bertingkah laku,
berkomunikasi secara efektif dengan
anggota keluarga lainnya yang sifatnya
berbeda-beda.
Intervensi yang ditujukan pada
Perubahan Perilaku Keluarga
Konsep perubahan dari Wright dan Leahey untuk
keluarga yang bermasalah:

1. Perubahan tergantung pada konteks.


2. Perubahan tergantung pada persepsi klien
terhadap masalah.
3. Perubahan tergantung pada tujuan-tujuan
yang realistis.
Next.
4.Pemahaman itu sendiri tidak
menyebabkan perubahan.
5.Perubahan tidak perlu secara merata
pada semua anggota keluarga.
6.Perubahan dapat memiliki banyak
penyebab.
Rintangan terhadap Pelaksanaan
Intervensi Keperawatan di Keluarga

1.Keluarga bersikap apatis dan adanya


perbedaan nilai

2. Apatis, Keputusasaan dan Kegagalan

3. Ketidak Tegasan
Intervensi Keperawatan Keluarga
berdasarkan macam masalahnya
I. Masalah Tugas Perkembangan Keluarga
1. Perawat membantu keluarga mencapai dan
mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan
pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga dengan
fungsi keluarga yang optimum.
2. Beri penyuluhan pada keluarga tentang tugas-tugas
yang harus dijalankan sesuai dengan perkembangan
keluarga.
3. Bantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi
perkembangan dalam keluarga.
4. Rujuk ke tenaga ahli bila masalah tugas
perkembangan keluarga tidak dapat terselesaikan
oleh keluarga dan perawat.
II. Masalah Sosial Budaya
1.Sistem keluarga yang berbeda dengan
budaya setempat.
1. Bantu keluarga menyeleksi sistem yang sesuai
untuk digunakan (sistem perkawinan, sistem
hubungan orang tua anak, sistem tipe
keluarga).
2. Menyediakan waktu yang lebih banyak untuk

keluarga dalam hal berakulturasi dengan


sosial budaya setempat.
Masalah Sosial Budaya
2. Masalah finansial Bantu keluarga mengatasi
perbedaan-perbedaan bahasa dengan
masyarakat setempat.
1. Pahami norma-norma keluarga dan norma
masyarakat setempat dan anjurkan keluarga
untuk menyesuaikannya.
2. Bantu keluarga untuk mendapatkan akses
dengan masyarakat, dengan memfasilitasi
antara keluarga dengan tokoh-tokoh masyarakat
setempat.
Masalah finansial
1. Bantu keluarga dalam memperoleh
informasi tentang sumber-sumber
pembiayaan kesehatan baik swasta
maupun pemerintah.
2. Jelaskan pada keluarga tentang tatanan
pelayanan kesehatan dan konsekuensi
biayanya agar keluarga mempunyai
pertimbangan untuk mengambil
keputusan.
1. Beri penyuluhan tentang cara-cara
mengurangi pembiayaan yang tidak perlu
dan cara mengalokasikan biaya kesehatan
keluarga secara aman.
2. Bantu keluarga untuk melihat situasi
keuangan keluarga secara obyektif dan
pemecahan masalah kesehatan secara
efektif.
3. Rujuk keluarga ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang memadai
Masalah Rekreasi atau Penggunaan
Waktu Luang

1. Tunjukkan pada keluarga bahwa


perawat menjadi model bagi keluarga
dalam gaya hidup yang sehat.
2. Bimbing keluarga dalam meningkatkan
aktivitas rekreasi/penggunaan waktu
luang dengan memodifikasi
perilaku/gaya hidup keluarga
III. Masalah Kesehatan
Lingkungan Keluarga
Pencegahan Primer: Peningkatan
Kesehatan Lingkungan.
Pencegahan Sekunder pada Masalah
Lingkungan
Pencegahan Tersier
IV. Masalah Komunikasi dalam
Keluarga
Intervensi Umum.
1. Mengajarkan keluarga untuk mengungkapkan
perasaan dan pikiran.
2. Dorong keluarga untuk mengungkapkan
perasaan dan pikiran mereka tentang masalah
Komunikasi yang disfungsional.
Next.
3. Bantu keluarga mengidentifikasi masalah
dan faktor penyebab komunikasi yang
disfungsional.
4. Beri dukungan pada keluarga untuk
berupaya menyelesaikan/memperbaiki
komunikasi antar mereka sendiri.
5. Fasilitasi keluarga untuk menggunakan
orang ketiga untuk membantu
menyelesaikan komunikasi disfungsional
dalam keluarga.
Intervensi Khusus

Fokus tingkat kognitif


Fokus Tingkat Afektif
Fokus Tingkat Perilaku
V. Masalah Struktur Kekuatan
Keluarga

Kurangnya pengalaman dalam


pengambilan keputusan yang efektif
Konflik Nilai.
Takut terhadap Akibat dari Suatu
Keputusan.
Ketidakcukupan Informasi.
Kontroversi Sistem Pendukung.
VI. Masalah Struktur Peran
Keluarga
Bantu keluarga untuk mengidentifikasi
syarat-syarat dari individu dan
maksudnya.
Bantu mengidentifikasi harapan-harapan
keluarga terhadap suatu peran.
Perkuat kemampuan keluarga untuk
melaksanakan peran-peran baru.
Next
Beri pengharagaan terhadap perilaku
melaksanakan peran yang sesuai.
Bantu memodifikasi suatu peran agar
selaras dengan harapan keluarga.
Beri kesempatan orang lain untuk
memberikan penguatan terhadap
pelaksanaan peran-peran keluarga.
VII. MASALAH-MASALAH FUNGSI
AFEKTIF
Intervensi yg diarahkan pada pola
kebutuhan respon.
Intervensi memelihara saling asuh.
Intervensi untuk membantu keluarga
pada masalah keterpisahan.
Intervensi untuk membantu keluarga
yang berkabung.
VIII. MASALAH PADA FUNGSI
SOSIALISASI KELUARGA
Intervensi untuk mendukung orang tua.
1. Beri keyakinan pada keluarga :
semua ortu bisa menjadi orang tua yg
baik.
2. Beri dukungan pd ortu utk berani dlm
menghadapi anak/membesarkan anak.
3. Jlskan pd ortu ttg tugas yg harus
dijlnkan terhdp perkembangan sosial
anak.
4. Anjurkan ortu utk sering terlibat dlm
Intervensi khusus

Strategi suplementasi peran.


1. Anjurkan ortu utk mengetahui fase-
fase perkembangan anak dlm
mengasuh anak.
2. Anjurkan orang tua utk
menggunakan buku/literatur ttg prwtn
anak utk meningkatkan
pengetahuannya.
Prinsip modifikasi prilaku
IX. INTERVENSI KEPERAWATAN PADA
MASALAH KOPING KELUARGA

1. Membantu keluarga dlm mengatasi


masalah.
2. Prinsip-prinsip intervensi krisis
keluarga.
3. Memberi wewenang
X. INTERVENSI TERHADAP MASALH
PENATALAKSANAAN ATURAN TERAPEUTIK TDK
EFEKTIF PADA KELUARGA

1. Tingkatkan kepercayaan & kekuatan


keluarga dalam menjalankan aturan
terapeutik.
2. Tingkatkan kemampuan & keyakinan
keluarga utk kemajuan menjalankan
aturan terapeutik scr efektif.
3. Bnt kelrg utk meminimalkan halangan
dlm proses belajar utk menjalankan
aturan terapeutik scr efektif.
Next
4. Bantu kelrg meningkatkan proses
belajar dlm menjalankan aturan
terapeutik secara efektif.
5. Evaluasi perubahan perilaku/gaya
hidup keluarga untuk membuktikan
pencapaian hasil belajar yg diharapkan.
EVALUASI KEPERAWATAN
KELUARGA
Dalam menelaah kemajuan keluarga dalam
pencapaian hasil, perawat akan mencatat salah
satu dari keputusan berikut, dalam lembar
evaluasi :
1. Lanjutkan: Diagnosa masih berlaku, tujuan dan
kriteria standar masih relevan
2. Direvisi: diagnosa masih berlaku, tetapi tujuan dan
tindakan keperawatan keperawatan memerlukan
perbaikan.
3. Teratasi : tujuan keperawatan telah dicapai, dan
rencana perawatan tidak dilanjutkan.
4. Dipakai lagi: diagnosa yang telah teratasi terjadi lagi
Evaluasi disusun dengan
menggunakan Format SOAP secara
operasional.
S:adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga
secara subyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
O:adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara
obyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan
A:adalah analisa dari hasil yang telah dicapai
dengan mengacu pada tujuan keperawatan
dan criteria hasil terkait dengan diagnosis.
P:adalah perencanaan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisis respon keluarga .
Evaluasi juga dapat disusun dengan menggunakan
Format SOAPIER secara operasional.

Format ini digunakan apabila implementasi


keperawatan dan evaluasi didokumentasikan
dalam satu catatan yang disebut Catatan
Kemajuan
S:adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga
secara subyektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
Next
O:adalah hal-hal yang ditemui oleh
perawat secara obyektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan
A:adalah analisa dari hasil yang telah
dicapai dengan mengacu pada tujuan
keperawatan dan criteria hasil terkait
dengan diagnosis.
Next.
P:adalah perencanaan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisis respon keluarga .
I :adalah implementasi dari perencanaan
dengan mencatat waktu tindakan dan
kegiatan tindakan keperawatan.
E:adalah evaluasi hasil tindakan keperawatan
yang telah dilakukan dengan mencatat waktu
dan hasil kemajuan yang telah dicapai
keluarga
R:Revision adalah revisi apabila ada
perubahan dalam rencana keperawatan

You might also like