You are on page 1of 59

Ir.H.

Mahirul Mursid,MSc

PROGRAM STUDI D III TEKNIK MESIN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Hubungan antara kualitas geometris dengan
kualitas fungsional dari suatu komponen
mesin amatlah penting. Kadang suatu
komponen hanya dapat diketahui kualitas
fungsionalnya apabila setelah komponen
tersebut disatukan (dirakit) dengan
komponen lainnya. Misalnya kualitas
fungsional dari bantalan tergantung atas
kualitas geometris dari poros maupun
lubangnya,yaitu mengenai ukuran,bentuk dan
kehalusanpermukaan masing2 komponen
(lubang dan poros).
Yang lebih jelas lagi kekuatan suatu bagian
mesin tergantung atas dimensinya. Kekasaran
permukaan akan mempengaruhi tahanan
kelelahan(fatique), makin halus permukaan
,makin tinggi umur komponen yang
bersangkutan. Stress konsentrasi (konsentrasi
tegangan) biasanya terjadi pada komponen
yang mempunyai ujung2 yang runcing,oleh
karena itu apabila komponen ini
direncanakan untuk menahan bebaqn besar
maka tidak boleh ada yang runcing .
Caranya dengan membuat suatu radius,untuk
bagian yang berputar dengan kecepatan
tinggi,letak dari titik berat komponen tsb
amat penting. Kesalahan bentuk bagian ini
menyebabkan titik berat tidak lagi pada
tempat yang seharusnya. Penyimpangan dari
karakteristik geometri (ukuran bentuk dan
kehalusan) kemungkinan besar akan
mempengaruhi karakteristik
fungsional(kekuatan,perakitan,umur dsb)
PENYIMPANGAN SELAMA PROSES PEMBUATAN
Suatu komponen mesin mempunyai
karakteristik geometri yang ideal apabila
komponen tersebut sesuai dengan apa yang
kita kehendaki mempunyai :
1. Ukuran/Dimensi yang teliti
2. Bentuk yang sempurna
3. Permukaan yang halus sekali
Dalam karakteristik tidaklah mungkin kita
membuat suatu komponen yang ideal.Suatu
hal yang tidak dapat kita hindari adalah
terjadinya penyimpangan selama proses
pembuatan,sehingga akhirnya produk tidak
mungkin mempunyai geometri yang ideal.
Di dalam proses pemotongan logam ,sumber
dari penyimpangan ini adalah merupakan
salah satu atau gabungan faktor berikut:
- Penyetelan mesin perkakas
- Metode pengukuran
- Gerakan dari mesin perkakas
- Keausan dari pahat(perkakas potong)
- Temperatur
- Gaya gaya pemotongan
Untuk memberikan gambaran ,kita ambil
sebagai contoh proses membubut
Pada mesin bubut ketelitian gerakan dari tool
slide (dimana pahat bubut dipasang) adalah
terbatas ,tidak mungkin kita menggerakkan
pahat sehingga dalam pemotongan dapat
ditentukan sampai ketelitian 1 micron,
dengan demikian ketelitian ukuran dari
produk tidak dapat sampai 1 micron (mesin
bubut yang paling teliti hanya sampai 0,05
mm )
Terbatasnya ketelitian pembaca ukuran dari
alat ukur yang kita gunakan ,dengaqn jangka
sorong kita tidaqk dapat mengukur sampai
lebih dari 0,02 mm, selain itu cara
pengukuran,tekanan waktu
pengukuran,pembacaan,temperatursewaktu
pengukuran dsb,sangat mempengaruhi hasil
dari pengukuran
Dalam industri ada tingkatan proses
pembuatan suatu produk/mesin
berlangsung,dari jenis produk sampai servis
1. Tingkatan Politik Perusahaan, dalam
menentukan spesifikasi fungsional produk
maka melalui Feasibility Study, supaya
keuntungan yang diterima perusahaan
terkirakan
2. Tingkatan Perencaan, secara terinci
spesifikasi material &phisik serta geometris
ditentukan dengan mempertimbangkan
spesifikasi fungsional sebagaimana yg telah
ditentukan di tingkat pertama serta
kemampuan alat produksi yang dipunyai oleh
pabrik
3.Tingkatan Pembuatan Dan Perakitan,dengan
dasar gambar teknik sebagai hasil dari proses
pada tingkatan kedua,pembuatan rpoduk
dilaksanakan sampai prose terakhir yaitu
perakitan
4.Tingkatan Servic,menjamin pemakaian
produk,maka pertimbangan perawatan &
suku cadang
Harus ada timbal balik pada kesemua tingkatan
-Pengetahuan Gambar teknik beserta standar
-kontrol kualitas produk dan servis dst
Untuk melakukan pemeriksaan atas geometris
dari komponen diperlukan metrologi,yang
dalam hal ini kita perjelas lagi istilahnya
METROLOGI INDUSTRI dengan difinisi ;
adalah ilmu untuk melekukan pengukuran
karakteristik geometri dari suatu
produk/komponen mesin dengan alat dan
cara yg tepat sedemikian rupa sehingga hasil
pengukuran dianggap yg paling dekat dgn
geometri sesungguhnya dari komponen
mesin yang bersangkutanUUU
Pada dasarnya pemeriksaan (inspection)
adalah sama dengan kontrol kualitas yaitu
melakukan pengukuran karakteristik dari
produk,baik material ,phisik atau geometri
yang kemudian dibandingkan dengan
standart, tetapi hanya sampai penyajian data
bahwa sekian baik dan lainnya jelek . Untuk
kontrol kualitas selain pengukuran juga
melakukan hal Sbb
-kapan pemeriksaan dilakukan
-selang pemeriksaan satu dng berikutnya
berupa jumlah produk maupun waktu
- Berapa banyak produk yang harus diperiksa
untuk satu kali pemeriksaan
Penentuan/pemilihan jenis alat ukur banyak
dipengaruhi beberapa faktor al:
-Bentuk geometri dari benda yang diukur
-Tingkat ketelitian yang dikehendaki
-Kecepatan waktu pengukuran
Dari pertimbangan diatas maka bebbagai
macam alat ukur di ciptakan. Perbedaan dari
berbagai macam alat ukur adalah
konstruksinya dan fungsi dari alat ukur tsb
Komponen Utama Alat Ukur
-Sensor
-Pengubah
-Penunjuk/pencatan
Sensor
Adalah alat peraba dari alat ukur,yaitu yang
menghubungkan alat ukur dengan benda
ukur. Misal :
- Ujung-ujung kontak dari mikrometer
- kedua lengan dari mistar ingsut(vernier Cal)
- Jarum dari alat ukur kekasaran permukaan
- Sistem lensa
Pengubah
Adalah bagian yang terpenting dari alat ukur,
melalui pengubah ini isyarat dari sensor
diteruskan, diubah atau diolah terlebih dahulu
sebelum diteruskan kebagian yang lain
(penunjuk). Macam Pengubah
- Pengubah mekanis
- Pengubah elektris
- Pengubah optis
- Pengubah pneumatik dll
Pengubah Mekanis
Prinsip kerja pengubah alat ukur mekanis
semata-mata berdasarkan prinsip kinematis,
dimana gerakan translasi biasanya diubah
menjadi gerakan rotasi yangh perubahannya
relatif lebih besar ,contohnya :
-Sistem ulir pada mokrometer
-Batang bergigi dari jam ukur (dial Indikator)
Pengubah Elektris
.Pengubah elektrik berfungsi untuk mengubah
isyarat perubahan non elektris(perubahan
panjang),baik yang berasal langsung dari
sensor ataupun yang telah melalui pengubah
primer(pengubah mekanis) menjadi isyarat
elektri (pengubah dgn prinsip Transformator)
Pengubah Optis
Sistem optis yang digunakan pengubah alat
ukur adalah berfungsi sebagai pembelok
berkas cahaya yang melewati atau
memantul,yang berasal dari suatu obyek
sehingga terbentuk suatu bayangan (maya
atau nyata)dengan ukuran ataupenyimpangan
yang lebih besar dari ukuran/penyimpangan
bendanya. Sistem optik biasanya terdiri dari
gabungan komponen2 yang berupa
cermin,lensa,prisma Contoh :
( alat pembesar, proyektor, Mikroskop,Lop )
Pengubah Pneumatis
Alat ukur ini bekerja atas dasar suatu gejala
bahwa kondisi suatu aliran udara yang
tertentu(tetap) akan berubah apabila ada
perubahan pada celah antara permukaan
benda kerja dgn permukaan sensor alat ukur

PENUNJUK/PENCATAT
Penunjuk/pencatat adalah bagian dari alat ukur
dimana harga dari hasil suatu pengukuran
ditunjukkan atau dicatat :
-Penunjuk berskala
-Penunjuk berangka ( dgital)
Penunjuk berskala
Adalah susunan garis yang beraturan dengan
jarak antara dua garis yang berdekatan dibuat
tetap dan mempunyai arti tertentu.

Skala dengan jarum penunjuk


Alat ukur pembanding umumnya mempunyai
jarum penunjuk yang bergerak relatif thd
skala yang diam. Gerakan dari jarum
penunjuk adalah berdasarkan prinsip
mekanis ataupun elektris
Jangka sorong merupakan instrumen pengukur yang sangat
presisi. Jangka tersebut dapat mengukur sampai tingkat ketelitian 1/100
mm. Jangka sorong umumnya terdiri dari: Sebuah kerangka berbentuk T
- terbuat dari baja tahan karat
- scalanya dicetak sepanjang kakinya yang terpanjang.
- Digerinda pada kaki menengahnya untuk membentuk rahang tetap
agar dapat mengukur dimensi-dimensi luar
- Digerinda pada kaki yang terpendeknya untuk membentuk rahang
tetap agar dapat mengukur diameter-diameter dalam.
Sebuah batang luncur dengan dua rahang.
- terbuat dari baja tahan karat
- dirancang dengan sebuah jendela yang menunjukkan skala pada
waktu meluncur pada kaki kerangka yang terpanjangnya.
- Skala graduasinya dicetak sepanjang satu sisi dari jendelanya.
- Digerinda pada masing-masing kaki untuk membentuk rahang yang
dapat bergerak yang tepat untuk kedua rahang tetap pada kerangka.
- Dilengkapi dengan sekrup pengunci pada sisi kaki yang terpendek
Jangka sorong mempunyai dua skala yaituskala utama dan skala nonius. Skala nonius
terdiri dari 10 bagian yang panjangnya 9mm. Selisih satu skala utama dengan satu
skala nonius sama dengan 1 mm 0,9 mm = 0,1 mm. Ketelitian jangka sorong adalah
setengah dari skala terkecilnya.
Jadi : 1/2x 0,1mm = 0,05 mm atau 0,005 cm
Mikrometer

Mikrometer Sekrup mempunyai dua skalayaitu skala utama dan skala nonius. Skala nonius
terdiri dari 50 skala. Setiap kali skalanonius diputar 1 kali, maka skala nonius bergerak maju atau
mundur sejauh 0,5 mm.Sehingga satu skala nonius sama dengan 0,5/50 = 0,01 mm. Ketelitian
mikrometersekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi x 0,01 mm = 0,005 mm atau
0,0005 cm.
Cara membaca skala ukur mikro meter dalam satuan inchi
Skala pengukuran mikrometer ada yang dibuat dalam satuan metris dan ada yang dibuat
dalam satuan inchi. Dalam membaca skala ukur dari kedua micrometer tersebut memiliki cara yang
sama, tetapi nilai setiap skala yang ada pada satuan inchi dan satuan metris berbeda.
a. Cara membaca skala ukur mikro meter dalam satuan inchi
Pada mikrometer dengan skala ukur inchi, dalam skala tetapnya (sleeve), jarak antara angka 1
dan angka 2 memiliki nilai 0,1 inchi. Antara angka 1 dan 2 tersebut dibagi lagi menjadi
empat bagian yang sama, sehingga masing bagian memiliki nilai atau berjarak 0,025 inchi. Pada
ulir utama, terdapat 40 gang ulir setiap inchi. Dengan demikian, jika ulir utama berputar satu
putaran penuh, maka poros ukur akan bergerak maju atau mundur sejauh 1/40 inchi (0,025 inchi).
Sementara, pada skala putar (thimble), dari garis 0 ke garis 0 lagi (satu putaran penuh) dibagi
menjadi 25 bagian yang sama. Dengan demikian, apabila thimble berputar satu putaran penuh,
menyebabkan perpindahan/pergerakan sejauh 0,025. Oleh karena, jika poros ukur berputar satu
putaran penuh, menyebabkan pergeseran pada skala pada sleeve sebesar 0,025 inchi. Jadi
pergerakan yang ditimbulkan oleh satu skala pada thimble adalah sebesar 1/25 x 0,025 = 0,001 inchi.
Berikut ini adalah gambar tentang cara pembagian skala ukur micrometer dalam inchi.
Adapun pada gambar berikut adalah salah satu contoh dalam membaca hasil
pengukuran dengan menggunakan mikrometer dalam inchi.
Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa ujung dari skala
putar (thimble) berada pada sisi sebelah kanan angka 3 dari skala tetap.
Ini berarti menunjukkan nilai pengukuran sebesar 0,3 inchi. Disitu
juga terlihat bahwa skala ukur masih berada pada dua skala kecil di
sebelah kanan angka 3 pada skala tetap. Ini berarti menunjukkan nilai
pengukuran sebesar 2 x 0,025 = 0,05 inchi. Tidak hanya sampai di situ,
jika diperhatikan, ternyata ada satu garis skala pada skala ukur (thimble)
yang posisinya sejajar dengan garis skala tetap, yaitu angka 9. Dengan
demikian, nilai pengukurannya adalah sebsar 9 x 0,001 = 0,009 inchi.
Berdasarkan paparan tersebut, maka nilai pengukuran yang diperoleh
berdasarkan gambar di atas, adalah 0,3 + 0,05 + 0,009 = 0,359 inchi.
Selain mikrometer seperti di atas, masih ada jenis mikrometer lain,
yaitu mikrometer yang dilengkapi dengan skala vernier, sehingga
tingkat ketelitian yang diperoleh dapat mancapai 0,0001 inchi atau
0,001 milimeter. Skala vernier tersebut dibagi lagi menjadi 10 bagian
yang sama panjang, sehingga setiap 1 (satu) skala vernier nilainya
sama dengan 1/10 x 0,001 inchi. Gambar berikut menunjukkan
contoh jenis mikrometer yang dilengkapi dengan skala vernier.
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa ujung
skala putar berada di sebelah kanan angka 3 dari skala
tetap, tetapi belum mencapai angka 4. Ini menunjukkan bahwa
hasil pengukuran menunjukkan nilai 0,3. Ternyata, juga terlihat
bahwa skala ukur masih berada pada dua skala kecil di sebelah
kanan angka 3 pada skala tetap. Ini berarti menunjukkan nilai
pengukuran sebesar 2 x 0,025 = 0,05 inchi. Tidak hanya sampai di
situ, jika diperhatikan, ternyata tidak ada satu pun garis skala pada
skala ukur (thimble) yang posisinya sejajar dengan garis skala
tetap, karena melebihi angka 18 dan tidak melewati angka
19. Dengan demikian, nilai pengukurannya adalah 18 x 0,001
= 0,018 inchi. Adanya kelebihan tersebut (antara 18 dan 19)
tentunya harus dilihat garis skala vernier yang salah satunya
segaris dengan skala putar. Ternyata garis yang segaris adalah
angka 1 dari skala vernier dengan garis pada skala putar.
Keadaan ini mengandung arti bahwa nilai pengukurannya
adalah sebesar 1/10 x 0,001 atau 0,0001 inchi. Berdasarkan
paparan tersebut, maka nilai pengukuran yang diperoleh
berdasarkan gambar di atas, adalah 0,3 + 0,05 + 0,018 + 0,0001 =
0,3681 inchi.

.
Tiga Wire Metode Pengukuran Diameter Pitch

In regards to the Three Wire Thread Measuring method, the following is an excerpt from page
35 of FED-STD-H28 . Berkenaan dengan metode Mengukur Wire Thread Tiga, berikut ini
adalah kutipan dari halaman 35 dari-STD H28-FED.
The accurate measurement of pitch diameter of a thread,
which may be perfect as to form and lead, presents certain difficulties
which result in some uncertainty as to its true value. "Pengukuran
akurat diameter pitch dari benang, yang mungkin sempurna sebagai
untuk membentuk dan memimpin, menyajikan kesulitan tertentu yang
mengakibatkan beberapa ketidakpastian nilai yang sebenarnya. The
adoption of a standard uniform practice in making such
measurements is, therefore, desirable in order to reduce such
uncertainty of measurement to a minimum. Penerapan praktik
seragam standar dalam melakukan pengukuran tersebut, karena itu,
disukai dalam rangka mengurangi ketidakpastian seperti pengukuran
untuk minimum. The so-called three wire method of measuring
pitch diameter, as herein outlined, has been found to be the most
generally satisfactory method when properly carried out, and is
recommended for universal use in the direct measurement of thread
plug and thread setting plug gages. Apa yang disebut "tiga - kawat
metode" untuk mengukur diameter pitch, seperti diuraikan di sini,
telah ditemukan metode yang paling umum memuaskan ketika benar
dilakukan, dan direkomendasikan untuk digunakan universal dalam
pengukuran langsung plug benang dan benang pengaturan plug
gages. "
Screw Thread Elements Screw Thread Elemen
Important definitions and formulas: Penting definisi dan formula:
1.ANGLE OF THREAD - This is the angle included between the sides of
the thread measured in an axial plane. It is represented by the letter
A . The half angle is represented by a small letter a. .

- SUDUT DARI THREAD - Ini adalah sudut yang disertakan antara


sisi thread diukur dalam pesawat aksial surat. Hal ini diwakili oleh
huruf a. A. Setengah sudut diwakili oleh kecil The angle of thread is
known from the name of the thread. Sudut benang dikenal dari nama
benang. All Unified form and National threads have a 60 angle. Semua
bentuk Unified dan benang Nasional memiliki sudut 60 . Acme and
some Worm threads have a 29 angle, and Whitworth threads have a
55 angle. Acme dan beberapa benang Worm memiliki sudut 29 , dan
Whitworth benang memiliki sudut 55 .
2. PITCH -This is the distance from a point on the screw thread to
a corresponding point on the next thread measured parallel to the
axis of the thread.

- Pitch ini adalah jarak dari titik pada ulir sekrup ke titik yang
sesuai pada thread berikutnya diukur sejajar dengan sumbu dari
benang. It is represented by the letter p. Hal ini diwakili oleh huruf p.
(p=1/n). (P = 1 / n).
a. FED-STD-H28 uses the Greek letter alpha ? for included
angle of Thread (Axial Plain)
- FED-STD-H28 menggunakan huruf Yunani alpha Axial polos)
"?" untuk termasuk sudut Thread (. In Appendix A, we use the
English a. Dalam Lampiran A, kita menggunakan bahasa Inggris
"a".
3. DEPTH OF THREAD - This is the distance from the crest to the
root of the thread measured perpendicular to the axis of the screw or
nut.

- KEDALAMAN THREAD - Ini adalah jarak dari puncak ke akar


benang diukur tegak lurus terhadap sumbu sekrup atau mur. ** It is
represented by the letter h . ** Hal ini diwakili oleh huruf h.
4. MAJOR DIAMETER - This is the largest diameter of the screw or
nut.

- MAYOR DIAMETER - Ini adalah terbesar diameter sekrup atau. ** It


is represented by the letter D . ** Hal ini diwakili oleh huruf D. No formula
is needed for the major diameter as it is used to identify the size of the
screw. Tidak ada rumus yang diperlukan untuk diameter besar seperti
yang digunakan untuk mengidentifikasi ukuran sekrup. For instance a
20 screw is one having a major diameter of 1/4 inch, and 20 thread per
inch. Misalnya sebuah "- 20 sekrup adalah salah satu yang memiliki
diameter besar 1 / 4 inci, dan 20 benang per inci.
5. PITCH DIAMETER -The basic pitch diameter is the diameter where the
thread thickness is equal to the space between the threads.
- DIAMETER. Pitch-Diameter pitch dasar adalah diameter mana
ketebalan benang sama dengan ruang antar thread. If the flats at the top
and bottom of the thread are the same, the pitch diameter will coincide with
the middle of the sloping side of the thread. Jika rumah susun di bagian
atas dan bawah benang yang sama, diameter pitch akan bertepatan
dengan tengah sisi miring benang. ** The pitch diameter is
represented by the letter E . ** Diameter pitch diwakili
oleh huruf E.

Formula E = D Depth of thread = D h


Or E = D Twice addendum
Rumus E = D - Tingkatan thread = D h
Atau E = D - Dua kali addendum
6. MINOR DIAMETER - This is the smallest diameter of the screw
or nut.

- MINOR. DIAMETER Ini adalah diameter terkecil dari sekrup atau


mur. On the nut it corresponds to the tap drill size. Pada mur itu sesuai
dengan ukuran bor sentuh. ** It is represented by the letter K. ** Hal ini
diwakili dengan huruf K.
Formula K = D 2 X Depth of Thread = D -2h
Rumus K = D - 2 X Tingkatan Thread = D-2h
7. LEAD ANGLE - This is the angle made by the pitch helix, with a
plane perpendicular to the axis.

-. LEAD SUDUT Ini adalah sudut yang dibuat oleh helix pitch, dengan
pesawat tegak lurus dengan sumbu. ** It is represented by the letter s or . **
Hal ini diwakili oleh huruf atau s.
Formula tan Formula tan
NOTE: The reader is invited to refer to FED-STD-H28 and ANSI B1.7 for
additional definitions having to do with elemental and dimensional
information concerning screw threads. Catatan: Pembaca diundang untuk
merujuk ke FED-STD-H28 dan ANSI B1.7 untuk definisi tambahan yang
berkaitan dengan dan dimensi informasi mendasar tentang Ulir sekrup.
8. BEST SIZE WIRES . * Wires which touch the thread at the pitch
diameter are known as Best Size Wires.

- KABEL UKURAN TERBAIK. * Kabel yang menyentuh benang pada


diameter pitch dikenal sebagai Wires "Ukuran Terbaik". Such wires are used
because the measurements of pitch diameter are least affected by errors
that may be present in the angle of the thread. kabel tersebut digunakan
karena ukuran diameter pitch paling tidak dipengaruhi oleh kesalahan yang
mungkin ada dalam sudut benang. The diameter of the measuring wires is
represented by the letter G . Diameter dari kabel mengukur diwakili oleh
huruf G.
Approximate Formulas for Measured Pitch Diameter Perkiraan
Rumus untuk Diameter Pitch Terukur
The following approximate formulas for computing the pitch diameter,
from the measurement over wires, should be used only for screws
having lead angles from 0 to 5. Perkiraan rumus berikut untuk
menghitung diameter pitch, dari pengukuran melalui kabel, harus
digunakan hanya untuk sekrup memiliki sudut memimpin dari 0
sampai 5 . These formulas neglect the effect of lead angle and give
results which show the screw to be larger than the true condition. Ini
mengabaikan rumus pengaruh sudut memimpin dan memberikan hasil
yang menunjukkan sekrup lebih besar daripada kondisi sebenarnya.
The formulas are for any wire size which will fit in the thread. Rumus ini
untuk ukuran kawat yang akan cocok di thread.
Approximate Formulas for Basic Measurement Over Wires
Perkiraan Rumus untuk Pengukuran Dasar Lebih Wires
When cutting or grinding a screw thread, it is desirable to know what
the measurement over wires would be for a screw of the theoretical
basic size. Ketika memotong atau penggiling benang sekrup,
diharapkan untuk mengetahui apa pengukuran melalui kabel akan
menjadi untuk sekrup ukuran dasar teoritis. The following approximate
formulas are the same as those on the preceding page, but
transposed and referred to the basic outside diameter of the screw.
Rumus perkiraan berikut sama dengan yang di halaman sebelumnya,
tapi dialihkan dan mengacu pada diameter luar dasar sekrup. The
same qualifications apply as were listed on the preceding page.
Kualifikasi yang sama juga berlaku seperti yang tercantum pada
halaman sebelumnya.

You might also like