The family state

State The state of families Democratic State

Desentralisasi adalah
aktualisasi demokrasi

The state of individuals

MBS
MODEL PEMBELAJARAN
KURIKULM 2013
1.PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)
(MENGARAHKAN SISWA UNTUK MELAKUKAN FINALISASI
TERHADAP SUATU PROSES PEMBELAJARAN)
2.PEMBELAJARAN INKURI
(MENGARAHKAN SISWA UNTUK MELAKUKAN PENYELIDIKAN
DENGAN CARA MEREKA MASING-MASING)
3.PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(MENGARAHKAN SISWA UNTUK MEMECAHKAN MASALAH
OTENTIK)
4.PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(MENGARAHKAN SISWA KEPADA PROSEDUR KERJA YANG
SISTEMATIS)
 PENDEKATAN SAINTIFIK

Experimen- Networking
Observing Questioning Associating
ting (membentuk
(mengamati) (menanya) (menalar)
(mencoba) Jejaring)
PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)

SINTAK Mengama Mengkomu

Menanya Menalar Mencoba
ti nikasi kan
Pemberian
Stimulus
Identifikasi
Masalah
Mengumpulkan
Data
Mengolah Data
Menyimpulkan
KURIKULUM

Kurikulum adalah kebudayaan manusia yang

senantiasa berkembang.

GURU
Seseorang yang bertugas untuk menularkan
kebudayaan kepada peserta didik

KEBUDAYAAN

GAGASAN NORMA BENDA

IDEOLOGI TEKNOLOGI
Pengembangan Kurikulum
Prinsip Umum
Kompetensi Guru sebagai Agen
Pembelajaran
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Sosial
Kompetensi Profesional
Miller (1985) identified three primary philosophies of vocational
education:

Essentialism: The educator or trainer is the focal point of the

learning process; mastery of subject matter is important;
development of skills through drills, repetition, conditioning, and
development of desirable habits; a desire to influence the
behavior of the learner.

Existentialism: The learner is the focus of the learning process;

truth is relative; and personal growth and development are key to
the process.

Pragmatism: The educator and learner are both important to the

learning process; reality or real-world situations are stressed;
context and experience are important; and the educator is
progressive, and open to new ideas. (1985, pp. 196-198)
Theodorus Sarjito, S.H., M.A :
Ilmu mendeskripsikan dunia secara lengkap dan rinci, tapi filsafat
membangun dunia secara utuh dan menyeluruh.