Professional Documents
Culture Documents
1. Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil
yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan
ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menghimpun dana dari masyarakat untuk
menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan, yang tidak berbentuk badan hukum dan
tidak memiliki izin operasional serta tidak melaksanakan ketentuan tentang jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 ayat (2)
dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana dendan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Barang siapa dengan sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersial dalam
pelaksanaan trasplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau transfuse darah
sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana dendan paling banyak Rp 300.000.00,00
(tiga ratus juta rupiah)
4. Barang siapa dengan sengaja:
Mengedarkan makanan dan minuman yang tidak memenuhi standard
dan/atau persyaratan dan/atau membahayakan kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 21 ayat (3)
Memproduksi dan/atau mengedarkan sediaan farmasi berupa obat atau
bahan obat yang tidak memenuhi syarat farmakope Indonesia dan/atau buk
standar lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 ayat (1);
5. Dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Pasal 81 berbunyi:
Ancaman pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 80, pasal 81, dan
pasal 82 ditambah seperempat apabila menimbulkan luka berat atau
sepertiga apabila menimbulkan kematian.
Undang-Undang No 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (UU Praktik Kedokteran)
dibentuk untuk mengatur hubungan antara pasien dan dokter, baik dokter
umum, dokter gigi maupun dokter spesialis umum dan dokter spesialis gigi
mengenai pelayanan medik.
Lex specialis : UU Praktik Kedokteran,mengatur tentang pelayanan
kesehatan yang ditujukan kepada individu atau Pelayanan Medik yang
dilaksanakan oleh para profesi medik.
Undang-undang Dasar pasal 28 H
tentang hak asasi manusia. Problem diskriminatif yang masih terjadi antara
golongan miskin dan kaya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Lex specialis : UU No. 36 tahun 2009, Setiap orang bebas dari perlakuan
yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan
perlindungan terhadap perlakuan diskriminatif itu ketentuan tersebut
berlaku secara universal di berbagai bidang dalam yuridisdiksi NKRI.
Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H