You are on page 1of 26

Asuhan Keperawatan

UROLITHIASIS
Nama :
1.Aferi adi S
2.Agus saparudin
3.Ika tyas adi
4.Iva susanti
5.Shella elselina
6.Via arantika
Definisi

Urolithiasis adalah terbentuknya batu (kalkulus)


pada sistem penyalur urine.
Sedangkan menurut Nursalam (2006: 65)
menyebutkan bahwa urolithiasis merujuk pada
adanya batu dalam sistem perkemihan.
Toto Suharyanto dan Abdul Madjid (2009: 150)
menjelaskan bahwa urolithiasis adalah suatu
keadaan terbentuknya batu pada ginjal dan
saluran kemih.
Anatomi
Ureter
Ureter berbentuk tabung kecil yang
berfungsi mengalirkan urine dari
pielum ginjal ke dalam buli-buli
terdapat beberapa tempat yang
ukuran diameternya relatif lebih sempit
dari pada tempat lain fungsinya
mencegah terjadinya aliran balik urine
dari vesika urinria ke ureter atau
refluks vesiko-ureter pada saat buli-
buli berkontaksi
Tempat-tempat penyempitan itu antara lain
adalah:
Pada perabatasan antara pelvis renalis dan ureter atau
pelvi ureter junction
Tempat ureter menyilang arteri iliaka di ronggo pelvis
Pada saat ureter masuk ke vesika urinaria dalam posisi
miring dan berada di dalam otot vesika urinaria
(intramural)

Ureter dibagi menjadi dua bagian


ureter pars abdominalis, yaiu yang berada dari pelvis
renalis sampai menyilang vasa ilika,
ureter pars pelvika, yaitu mulai dari persilangan dengan
vsa ilika sampai masuk buli-buli.
Serangan nyeri
Mual/ muntah
Kegelisahan
tandanya
Nyeri alih ke regio gejala dan
inguinal Ureterolitiasis,
Perut kembung (ileus
paralitik)
Hematuria (apabila
ada sumbatan)
ETIOLOGI
Pada kebanyakan penderita batu saluran kemih tidak
ditemukan penyebab yang jelas (idiopatik), akan
tetapi ada beberapa faktor-faktor yang berperan pada
pembentukan batu saluran kemih, dapat dibagi atas ;
1. Faktor endogen ; seperti faktor genetic-familial
pada hipersistiuria, hiperkalsiuria primer dan
hiperoksaluria primer.
2. Faktor eksogen ; seperti faktor lingkungan,
pekerjaan, makanan, infeksi, dan kejenuhan mineral
dalam air minum.
Etiologi

Gangguan aliran air Gangguan


kemih metabolisme
Fimosis
Striktur meatus Hiperparatiroidisme
Idiopatik

Hipertrofi prostat
Refluks vesiko uretral


Hiperurisemia
Hiperkalsuria(ekskr
Ureterokele esi kalsium urin
Konstriksi hubungan lebih besar dari 4
ureteropelvik mg/kg/hari)
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala penyakit urolithiasissangat ditentukan
oleh letaknya, besarnya, dan morfologinya.Walaupun
demikian penyakit ini mempunyai tanda dan gejala
yang umum yaitu hematuria, dan bila disertai infeksi
saluran kemih dapat juga ditemukan kelainan
endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda
sistemik lainnya. Gejala dan tanda yang utama dari
adanya batu ginjal atau uretra adalah serangan nyeri
hebat yang tiba-tiba dan tajam. Nyeri dapat terjadi
intermiten yang menunjukan batu berpindah-pindah.
Patofisiologi
Urolitiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius. Batu
terbentuk ketika konsentrasi supstansi seperti kalsium oksalat, kalsium
fosfat dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika difisiensi
supstrats tertentu. Seperti sitrat yang secaa normal mencegah kristalisasi
dalam urine, serta status cairan pasien. Infeksi, stasis urine, serta drainase
renal yang lambat dan perubahan metabolic kalsium, hiperparatiroid,
malignansi, penyakit granulo matosa (sarkoldosis, tuberculosis), masukan
vitamin D berlebih merupakan penyebab dari hiperkalsemia dan
mendasari pembentukan batu kalsium. Batu asam urat dapat dijumpai
pada penyakit Gout. Batu struvit mengacu pada batu infeksi, terbentuk
dalam urine kaya ammonia alkalin persisten akibat uti kronik. Batu
urinarius dapat terjadi pada inflamasi usus atau ileostomi. Batu sistin
terjadi pada pasien yang mengalami penurunan efek absorbsi sistin (asam
ammonia) turunan. (brunner and suddatrh, 2002: 1461).
KOMPLIKASI
a. Obstruksi Ginjal
b. Perdarahan
c. Infeksi
d. Hidronefrosis
PENATALAKSANAAN
Tujuan dasar penatalaksanaan adalh untuk menghilangkan batu,
mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi
obstruksi yang terjadi.
-Pengurangan nyeri: tujuan segera dari penananan kolik renal atau
ureteral adalah untuk mengurangi sampai penyebabnya dapat
dihilangkan, morfin atau meperiden diberikan untuk mencegah syok
akibat nyeri yang luar biasa.
- Pengangkatan batu: pemeriksaan sistoskopik dan paase kateter ureteral
kecil untuk menghilangkan batuyang menyebabkan obsrtuksi (jika
mungkin), akan segera mengurangi tekanan-belakang pada ginjal dan
mengurangi nyeri.
- Lithotripsy gelombang kejut ekstrakorporeal (ESWL): adalah prosedur
noninvansif yang digunakan untuk menghancurkan batu dikalik ginjal.
Setelah batu tersebut pecah menjadi bagian yang kecil seperti pasir, sisa-
sisa batu tersebut dikeluarkan secara spontan.
Pemeriksaan penunjang
- Sinar X abdomen (ginjal, ureter, kandung
kemih) untuk diagnosis batu ginjal
- Pielogram intravena / pemindaian untuk
mengenali kerusakan structural,
abnormalitas atau obstruksi karena batu-
- Hitung darah lengkap
- - Kultur urine
- - Urinalisis
Asuhan keperawatan teoritis
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
yaitu: mencakup nama, umur, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan,
perkerjaan, suku, tanggal masuk, no. MR, identitas keluarga, dll.
b. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri pinggang kiri hilang timbul, nyeri muncul
dari pinggang sebelah kiri dan menjalar ke depan sampai ke penis.
Penyebab nyeri tidak di ketahui.
-Riwayat Penyakit Dahulu
Kemungkinan klien sering mengkonsumsi makanan yang kaya vit D, klien
suka mengkonsumsi garam meja berlebihan, dan mengkonsumsi berbagai
macam makanan atau minuman dibuat dari susu/ produk susu.
-Riwayat Penyakit Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien mengalami batu ginjal atau penyakit
lainnya.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan yang ditemukan pada klien ini adalah sebagai berikut :
- Tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, pernafasan) normal/tidak
1. Rambut : uraikan bentuk rambut seperti hitam, pedek, lurus, alopsia
2. Kulit kepala : kotor/tidak kotor
3. Mata :
Kesimetrisan : simetris ki dan ka
Konjungtiva : anemis/tidak anemis
Sclera : ikterik/ tdk ikterik
4. Mulut dan gigi
Rongga mulut : kotor/tdk
Lidah : kotor/tdk
5. Dada dan thorak
I : simetris kiri dan kanan
P: tidak adanya pembengkakan dan nyeri tekan
P: normal/tdk
A: normal/tdk
6. Abdomen
I : adanya pembesaran pada abdomen bawah bagian belakang
P : akan teraba massa bila keadaan sudah lanjut
P : n: tympani
A: bising usus (+) n: 5-35x/i
7. Genetalia
Observasi adanya lesi, eritema, fisura, leukoplakia. Inspeksi
skrotum untuk mengetahui ukuran, warna dan bentuk
kesimetrisan
8. Rectum dan anus
I: adanya hemoroid, lesi, kemerahan
P: merasakan adanya massa
9. Kulit/ intagumen
I: amati adanya perubhan dan pengurangan pigmentasi, pucat,
kemerahan, sianosis, lesi kulit, ikterik.
D. Kebutuhan sehari-hari
a. Makan & minum:
Makan : Sehat : 3x sehari, komposisi nasi
+ lauk, sayur.
Sakit : 3x sehari, hanya menghabiskan
setengh porsi.
Minum: sehat : 6-8 gelas sehari, air putih
Sakit : 10-12 gelas sehari, air putih
B. Eliminasi:
BAK: sehat : 5-7x sehari
Sakit : BAK melalui kateter
BAB: Sehat : 1x sehari,konsistensi lembek
Sakit : 4x sehari konsistensi encer

C. Personal hygiene:
Mandi: sehat : 2x sehari pake sabun
Sakit : 1x sehari dibantu di ats tempat tidur
D. Istirahat & Tidur
Tidur siang: sehat : 2-3 jam sehari, tidak
ada gangguan
Sakit : 6-7 jam, gelisah
Tidur malam: sehat : 6-8 jam, tidak ada
gangguan
Sakit : 7-8 jam, gelisah
e. Data Psikologis
Pada klien dengan urolitiasis biasanya akan cemas dengan kondisinya,
apalagi eliminasi urine tidak teratur dan nyeri, akan menimbulkan
kecemasan yang meningkat.
f. Data Social Ekonomi
Meliputi hubungan sosial klien dengan orang lain dan status ekonominya,
urolitiasis dapat menyerang siapa saja baik dari golongan ekonomi rendah
maupun tinggi
g. Data Spiritual
Menyangkut kemampuan klien untuk dapat melakukan ibadah dengan baik
untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan meliputi adanya keyakinan
spiritual yang berhubungan dengan penyakitnya.
Pemeriksaan diagnostik
1. Darah lengkap : Hb, Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau
polisitemia.
2. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH
merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum
dan kalsium urine.
3. Foto Rontgen : menunjukkan adanya calculi atau perubahan anatomik
pada
area ginjal dan sepanjang uriter.
4. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri
abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur
anatomik (distensi ureter).
5. Sistoureteroskopi : visualisasi kandung kemih dan ureter dapat
menunjukkan
batu atau efek ebstruksi.
6. USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu.
a. Gangguan nyaman nyeri
b. Gangguan eliminasi urine
c. Gangguan thermoregulasi
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit
f. Infeksi berhubungan dengan pembentukan batu pada traktus
urinari
No Diagnosa Noc Nic
1. Nyeri akut Kontrol nyeri Manajemen nyeri
Indikator : Aktivitas :
1.Mengenali kapan nyeri terjadi 1.Pastikan perawatan
2.Menggambarkan faktor penyebab analgesik pasien dilakukan
3.Menggunakan tindakan dengan pemantauan yang
pencegahan ketat.
4.Mengenali apa yang terkait 2.Gunakan strategi
dengan gejala nyeri komunikasi terapeutik
5.Menggunakan analgesik yang di untuk mengetahui
rekomendasikan 3.pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan
pasien terhadap nyeri
4.Tentukan akibat dari
pengalaman nyeri terhadap
kualitas hidup pasien.
5.Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
6.Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyeriya dengan
tepat.
Gambaran urolithiasis
Modalitas radiologi dalam diagnosis
Modalitas Sensitivitas Spesifisitas Kelebihan Kekurangan
(%) (%)
USG 19 97 Terjangkau Kurang baik dalam visualisasi
batu ureter
Baik untuk melihat
hidronefrosis

Tidak meradiasi
BNO 45-59 71-77 Terjangkau dan murah Kurang baik untuk melihat batu
di ureter media dan batu
Digunakan sebagai radiolusen
pemeriksaan awal
IVP 64-87 92-94 Terjangkau Kualitas foto bervariasi

Memberikan informasi yang Butuh persiapan dan


adekuat tentang batu (lokasi, penggunaan kontras
radiodensitas, & ukuran),
anatomi, dan fungsi kedua
ginjal
CT non- 95-100 94-96 Paling definitif dan spesifik Mahal dan kurang terjangkau
kontras
Tidak menunjukkan derajat Tidak mengukur fungsi ginjal
obstruksi dengan jelas

Memberikan informasi tentang


kondisi selain sistem
genitourinari
CT-urografi 100 100 Paling sensitif dan spesifik, Mahal dan kurang terjangkau
dengan dengan mengevaluasi fungsi
kontras ginjal
Batu Ginjal Batu Ureter Batu Staghorn Batu Ginjal

You might also like