You are on page 1of 15

Kelompok 5

Osteoforosis adalah suatu penyakit


dengan tanda utama berupa berkurangnya
kepadatan massa tulang, yang berakibat
meningkatnya kerapuhan tulang dan
meningkatkan resiko patah tulang.
1. Osteoporosis primer
2. Osteoporisis sekunder
Etiologi Osteoporosis secara garis besarnya
dikelompokan ke dalam 3 kategori :
1. Penyebab primer
2. Penyebab sekunder
3. Penyebab secara kausal, dibagi 3 :
1. Osteoporosis postmenopausal
2. Osteoporosis senilis
3. Osteoporosis juvenile idiopatik
1. Factor genetic meliputi:
Usia jenis kelamin, ras keluarga, bentuk
tubuh.
2. Factor lingkungan meliputi:
Merokok, Alcohol, Kopi, Defisiensi vitamin
dan gizi, Gaya hidup, Mobilitas, anoreksia
nervosa dan pemakaian obat-obatan.
1. Radiologis
2. CT-Scan
3. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pengobatan
2. Pemberian alendronat
3. Pemberian Kalsitonin
4. Pemberian Nutrilife-deer Velvet
5. Pengobatan patah Tulang pada Osteoporosis.
1. Pengkajian
1. Anamnese:
Identitas
Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan sekarang
Riwayat Kesehatan dahulu
Riwayat Kesehatan keluarga
Pola aktivitas sehari-hari
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan dampak
sekunder dari fraktur vertebra
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan
dengan disfungsi sekunder akibat perubahan
skeletal (kifosis) , nyeri sekunder, atau fraktur
baru
3. Risiko cedera yang berhubungan dengan dampak
sekunder perubahan skeletal dan
ketidakseimbangan tubuh
4. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan
keletihan atau gangguan gerak
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan dampak
sekunder dari fraktur vertebra ditandai dengan klien
mengeluh nyeri tulang belakang.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan nyeri berkurang.
Kriteria Hasil : Klien akan mengekspresikan
nyerinya, klien dapat tenang dan istirahat yang
cukup, klien dapat mandiri dalam perawatan dan
penanganannya secara sederhana.
Intervensi Rasional

Pantau tingkat nyeri pada 1. Tulang dalam peningkatan


punggung, nyeri terlokalisasi jumlah trabekular, pembatasan gerak
atau menyebar pada abdomen spinal.
atau pinggang. 2. Alternatif lain untuk mengatasi

Ajarkan pada klien tentang nyeri, pengaturan posisi, kompres


alternative lain untuk hangat dan sebagainya.
mengatasi dan mengurangi 3. Keyakinan klien tidak dapat

rasa nyerinya. menoleransi obat yang adekuat atau


tidak adekuat untuk mengatasi
Kaji obat-obatan untuk mengatasi
nyerinya.
nyeri.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal
(kifosis), nyeri sekunder atau fraktur baru.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
diharapkan klien mampu melakukan mobilitas
fisik
Kriteria hasil : Klien dapat meningkatan mobilitas
fisik ; klien mampu melakukan aktivitas hidup
sehari hari secara mandiri
Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat kemampuan klien yang 1. Dasar untuk memberikan


masih ada. alternative dan latihan gerak yang
2. Rencanakan tentang pemberian sesuai dengan kemapuannya.
program latihan: 2. Latihan akan meningkatkan
Bantu klien jika diperlukan latihan pergerakan otot dan stimulasi
Ajarkan klien tentang aktivitas sirkulasi darah
hidup sehari hari yang dapat 3. Aktifitas hidup sehari-hari secara
dikerjakan mandiri
Ajarkan pentingnya latihan.
3. Bantu kebutuhan untuk beradaptasi
dan melakukan aktivitas hidup sehari
hari, rencana okupasi .
Pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan
intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan pasien. Fase implementasi atau
pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu validasi
rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana
keperawatan, memberikan asuhan keperawatan, dan
pengumpulan data.
Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnosa dan
masalah keperawatan, kolaborasi dan membantu dalam
pencapaian tujuan yang ditetapkan dan mempasilitas
koping

You might also like