You are on page 1of 22

Asuhan keperawatan medikal

bedah pada pasien arthitis sepsis


Nama:elvara.G.G
Latar belakang
Septik arthritis adalah suatu penyakit radang sendi yang disebabkan oleh bakteri
atau jamur. Infeksi primer disebabkan oleh inokulasi langsung akibat trauma
termasuk pembedahan. Infeksi sekunder akibat penyebaran secara hematogen
atau perluasan dari osteomielitis.
Septik arthritis memiliki karakteristik hanya melibatkan satu bagian sendi. Septik
arthritis dapat mengenai berbagai usia, tetapi anak-anak dan orang tua lebih
mudah terkena, terutama jika mereka sudah mempunyai kelainan pada sendi
seperti riwayat trauma atau kondisi seperti hemofilia, osteoarthritis, atau
rheumatoid arthritis. Pasien immunocompromise untuk beberapa alasan dan
penyakit seperti diabetes mellitus, alkoholisme, sirosis, kanker, dan uremia
meningkatkan resiko infeksi.
Kejadian septik arthritis tidak dipengaruhi oleh ras. Infeksi sendi mengenai 55%
laki-laki dan 45% berusia lebih dari 65 tahun. Kejadian artritis septik sekitar 2-10
kasus tiap 100.000 populasi per tahun. Insiden ini meningkat seiring dengan
semakin banyaknya pasien dengan gangguan sistem imun seperti rheumatoid
arthritis dan sistemik lupus eritematosus dimana terdapat sekitar 30-70 kasus per
100.000 populasi.
Definisi
Arthritis atau radang sendi merupakan istilah dari reumatik
artikuler (mengenai sendi), dikenal dalam berbagai bentuk,
diantaranya yang paling umum yaitu Arthritis Reumatiod,
Osteoarthritis, dan Gout (arthritis pirai).
Arthritis septic adalah sendi yang mengalami infeksi akibat
penyebaran dari infeksi ditempat tubuh lain (penyebaran
hematogenesus) atau secara langsung akibat trauma atau
intervensi bedah. Septik arthritis merupakan hasil dari
invasi bakteri di celah sendi, di mana penyebaran terjadi
secara hematogen, inokulasi langsung akibat trauma
maupun pembedahan, atau penyebaran dari osteomileitis
atau selulitis yang berdekatan dengan celah sendi.
Anatomi fisiologi
Tulang terdiri dari sel-sel hidup (living cells) dan material intraseluler tidak
hidup. Sel-sel hidup yaitu osteoblast yang merupakan sel pembentuk
tulang, osteoclast yang merupakan sel penghancur tulang dengan
menyerap kembali sel tulang yang rusak maupun yang sudah tua dan
osteosit yaitu osteoblas yang berada pada matriks. Material intraseluler
tidak hidup atau matriks tulang terdiri dari mukopolisakarida dan kolagen.
Tulang berasal dari kartilago hialin embrionik yang prosesnya dikenal
sebagai osteogenesis atau osifikasi endokondrial. Proses ini selesai melalui
sintesis mukopolisakarida dan kolagen oleh osteoblas (sel pembentuk
tulang). Garam kalsium disimpan di matriks tulang, memberikan kekuatan
pada tulang.
Tulang terdiri atas empat type, tergantung pada ukurannya :
1) Tulang panjang (femur, humerus).
2) Tulang pendek (karpal)
3) Tulang pipih (tengkorak)
4) Tulang tidak teratur (vertebrae).
etiologi
Penyebab dari arthritis tergantung pada bentuk dari arthritis.
Penyebab-penyebab termasuk:
a. luka (menjurus pada osteoarthritis),
b. kelainan-kelainan metabolisme (seperti gout dan pseudogout),
c. faktor-faktor keturunan,
d. infeksi dapat berasal dari bakteri (Staphylococcus aureus dan
Haemophilus influenza, E. coli dan Pseudomonas spp, Neisseria
gonorrhoeae, Salmonella spp, Mycobacterium tuberculosis dan
spirochete bacterium), virus (hepatitis A, B, dan C, parvovirus B19,
herpes viruses, HIV (AIDS virus), HTLV-1, adenovirus, coxsackie
viruses, mumps, dan ebola), jamur (histoplasma, coccidiomyces,
dan blastomyces)
e. sebab-sebab yang tidak jelas (seperti rheumatoid arthritis dan
systemic lupus erythematosus).
patofisiologi
Penyakit ini pada umumnya mengenai lebih dari satu
vertebra. Infeksi berawal dari bagian sentral, bagian depan
atau daerah epifisial korpus vertebra. Kemudian terjadi
hiperemi dan eksudasi yang menyebabkan osteoporosis
dan perlunakan korpus. Selanjutnya terjadi kerusakan pada
korteks epifisis, diskus intervertebralis, dan vertebra
sekitarnya. Kerusakan pada bagian depan korpus ini akan
menyebabkan terjadinya kifosis.
Kemudian eksudat ( yang terdiri atas serum, leukosit,
kaseosa, tulang yang fibrosis serta basil tuberkulosa )
menyebar ke depan, di bawah ligamentum longitudinal
anterior. Eksudat ini dapat menembus ligamentum dan
berekspansi ke berbagai arah di sepanjang garis ligamen
yang lemah.
lanjutan
Pada daerah servikal, eksudat terkumpul di belakang fasia
paravertebralis dan menyebar ke lateral di belakang muskulus
sternokleidomastoideus. Eksudat dapat mengalami protrusi ke
depan dan menonjol ke dalam faring yang dikenal sebagai abses
faringeal. Abses dapat berjalan ke mediastinum mengisi tempat
trakea, esofagus, atau kavum pleura.
Abses pada vertebra thorakalis biasanya tetap tinggal pada daerah
thoraks setempat menempati daerah paravertebral, berbentuk
massa yang menonjol dan fusiform. Abses pada daerah ini dapat
menekan medula spinalis sehingga timbul paraplegia. Abses pada
daerah lumbal dapat menyebar masuk mengikuti muskulus psoas
dan muncul di bawah ligamentum inguinal pada bagian medial
paha. Eksudat juga dapat menyebar ke daerah krista iliaka dan
mungkin dapat mengikuti pembuluh darah femoralis pada trigonum
skarpei atau regio glutea
Manifestasi klinis
Pasien dengan Artrits Septic Akut di tandai dengan adalah nyeri
sendi hebat, bengkak sendi, kaku dan gangguan fungsi sendi,
demam dan kelemahan umum (Sudoyo,dkk.2009). Gejala-gejala
dari septic arthritis termasuk demam, kedinginan, begitu juga nyeri,
pembengkakan, kemerahan, kekakuan, dan kehangatan sendi.
Sendi-sendi yang paling umum dilibatkan adalah sendi-sendi besar,
seperti lutut-lutut, pergelangan-pergelangan kaki, pinggul-pinggul,
dan siku-siku tangan. Pada orang-orang dengan faktor-faktor risiko
untuk infeksi sendi, sendi-sendi yang tidak umum dapat terinfeksi,
termasuk sendi dimana collar bone (clavicle) bertemu tulang dada
(sternum). Dengan mikroba-mikroba yang tidak umum, seperti
Brucella spp., sendi-sendi yang tidak lazim dapat terinfeksi, seperti
sendi-sendi sacroiliac.
Pemeriksaan diagnostik
1. Foto rontgen
Misalnya pada tuberculosis tulang belakang akan dijumpai
hilangnya sudut anterior superior atau inferior dari badan vertebra
dan hilangnya rongga antar vertebra.
2. Tes darah
Tes darah terhadap titer anti- stafilococus dan anti streptolisisn
hemolisin, tifoid, paratifoid, dan bruselosis dapat membantu
penegakan diagnosis pada kasus sulit dan pada pusat-pusat dengan
pusat yang memadai. Leukosit kadang meningkat sampai
50.000/mm3 (nilai normal : 4.000-10.000/mm3). Pada pemeriksaan
darah akan didapatkan laju endap darah yang meningkat.
Pengecatan gram dan kultur juga merupakan pemeriksaan yang
penting. Pada pewarnaan gram biasanya dapat diberikan antibiotik
pertama sambil menunggu hasil sensitivitas kultur.
lanjutan
3. Biopsi jarum
Juga dapat bermanfaat pada kasus sulit, namun membutuhkan pengalaman serta pemeriksaan
histology yang baik.
4. Pemeriksaan MRI
Pemeriksaan ini terutama untuk melihat jaringan lunak yaitu diskus intervertebralis dan
ligamentum flavum serta lesi dalam sum-sum tulang belakang.
5. Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan CT Scan dengan mielografi. Pemeriksaan mielografi dilakukan bila terdapat gejala-
gejala penekanan sum-sum tulang belakang.
6. Analisa cairan sendi
Pemeriksaan cairan sendi merupakan pemeriksaan yang rumit. Ketika gejala klinis telah tampak,
maka pada cairan sendi akan tampak keruh atau purulen.
7. USG
Digunakan untuk mendeteksi cairan sendi yang terletak lebih dalam. Gambaran khas dari septik
arthritis pada pemeriksaan USG berupa non-echo-free effusion yang berasal dari bekuan darah.
USG dapat digunakan sebagai panduan dalam melakukan aspirasi dan drainase serta untuk
memonitor status kompartmen intrartikuler, kapsul sendi, tidak mahal, dan mudah digunakan,
tetapi pemeriksaan ini sangat tergantung dari operator yang mengerjakannya
penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pada septik arthritis akut:
1. Drainase sendi harus adekuat
2. Antibiotik harus diberikan untuk mengurangi efek sistemik dari sepsis
3. Sendi harus diistirahatkan dalam posisi stabil

A. Terapi Umum
Analgetik dan dan pembidaian dari sendi yang terkena pada posisi maksimal dan senyaman
mungkin untuk mengurangi nyeri. Adanya fokus infeksi dan kondisi medis harus
diindetifikasi dan diterapi sesuai penyakit yang ditemukan. Penggantian cairan dan kecukupan
nutrisi mungkin diperlukan.
B. Terapi Khusus
Terapi definitif yang diperlukan berupa drainase dari pus yang terdapat di sendi dan
memberikan terapi antibiotik yang efektif. Teknik dari drainase tergantung dari sendi yang
terkena, stadium infeksi, dan respon dari pasien. Walaupun sendi yang terinfeksi dapat
didrainase dengan hasil yang memuaskan melalui aspirasi berulang, namun pada sendi
panggul dan mungkin sendi yang lain yang sulit dilakukan drainase maka harus dilakukan
artrotomi sesegera mungkin setelah teridentifikasi dari septik atritritis. Indikasi lain dari
drainase dengan teknik pembedahan adalah septik arthritis dimana pusnya terlokalisir, gagal
dalam terapi nonoperatif, infeksi yang telah berlangsung lama, dan infeksi sendi pasca
pembedahan atau luka penetrasi.
komplikasi
Komplikasi terdiri dari destruksi sendi, osteomielitis, dan
penyebaran ke tempat lain baik secara langsung ataupun secara
hematogen. Semakin cepat diagnosis dan diterapi dilaksanakan,
maka kemungkinan terjadinya komplikasi akan semakin kecil.
Komplikasi yang dapat ditimbulkan termasuk kerusakan sendi
berupa osteoarthritis. Pada anak-anak, keterlibatan dari growth
plates dapat meningkatkan progresifitas dari deformitas dan
pemendekan dari segment yang terkena. Selain itu, komplikasi lain
seperti dislokasi sendi, epifisiolisis, ankilosis, dan osteomielitis.
Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule, pada
otot dapat terjadi myosis ( proses granulasi jaringan otot) , pada
pembuluh darah terjadi tromboemboli, dan terjadi spenomegali.
Komplikasi lanjutnya adalah penyakit degeneratif pada sendi,
dislokasi permanen dan fibrous ankylosis.
Asuhan keperawatan
1. Anamesis
1) Identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, no.regist, asuransi kesehatan, dan diagnostik medis.
2) Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan kesehatan adalah
paraparesis, gejala paraplegia, keluhan gangguan pergerakan tulang belakang, dan adanya nyeri
tulang belakang. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawata dapat
menggunakan metode PQRST.
Provoking Insident : hal yang menjadi factor presipitasi nyeri adalah adanya peradangan pada
tulang belakang.
Quality Ofpain : Nyeri yang dirasakan klien bersikap menusuk. Nyeri sering disertai dengan adanya
parestesia. Factor yang mengurangi nyeri dikaji karena pada beberapa keadaan, kualitas dan
kuantitas nyeri berkurang dengan manajemen nyeri keperawatan yang meliputi pengaturan posisi,
relaksasi napas dalam, metode distraksi, manajemen sentuhan dengan masase ringan disekitar
lokasi nyeri.
Region, Radiation, Relieft : kaji apakah nyeri dapat reda, apakah nyeri menjalar atau menyebar
karena pada beberapa kasus, nyeri sering menajalar dari tulang belakang ke pinggul dan menjalar
ke tungkai. Selain itu, kaji dimana nyeri terjadi, apakah nyeri terlokasi, dan sebatas apa.
Severity (Scala) Ofpaint : nyeri biasanya 1-3 pada penilaian skala nyeri 0-4
Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah kondisi nyeri berlangsung terus menerus atau
hilang timbul.
lanjutan
3) Riwayat penyakit sekarang. Keluhan yang didapat hamper sama dengan gejala
tubercolosis pada umunya, yaitu badan lemah/ lesu, nafsu makan berkurang, BB
menurun, suhu sedikit meningkat ( subfebril ) terutama pada malam hari, serta
sakit punggung. Pada anak-anak sering disertai dengan menangis pada malam hari
( night cries ). Pada tubercolosis vertebra servikalis, dapat ditemukan nyeri
didaerah belakang kepala, gangguan menelan, dan gangguan pernapasan akibat
adanya abses retrofaring. Kadang kala klien dating dengan gejala abses pada
daerah paravertebral, abdominal, inguinal, popliteal, atau bongkong
4) Riwayat Penyakit Dahulu. Ada keluhan riwayat TB paru dan penggunaan obat anti
tubercolosis ( OAT ). Penyakit lainnya seperti hipertensi, DM perlu juga di kaji
untuk mengindetifikasi penyulit pada penatalaksanaan dan implementasi
keperawatan.
5) Pengkajian psikososiospiritual. Perawat mengkaji mekanisme koping yang
digunakan klien untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang di
deritanya dan perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat, serta respon
atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga ataupun
dalam masyarakat. Adanya perubahan berupa paralisis anggota gerak bawah
memberikan manifestasi yang berbeda pada setiap klien yang mengalami
spondilitis tuberkolosa.
Diagnosa keperawatan
a.Nyeri b.d penurunan fungsi tulang
b.Hambatan mobilitas fisik yang b.d nyeri pada
daerah fragmen tulang yang berubah, luka
pada jaringan lunak
Diagnosa 1
Dx 1: Nyeri b.d penurunan fungsi tulang
Tujuan: Nyeri hilang, teratasi
Kriteria Hasil : Memperlihatkan pengendalian
nyeri
Menunjukkan tingkat nyeri berkurang
Melaporkan nyeri dapat dikendalikan
intervensi
n intervensi rasional
o
1 Mandiri : Membantu dalam
Kaji keluhan nyeri, catat menentukan kebutuhan
lokasi dan intensitas (skala 0 10). Catat faktor-faktor managemen nyeri dan
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non keefektifan program
verbal

2 Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan Matras yang lembut/empuk,
linen tempat tidur sesuai kebutuhan biarkan pasien bantal
mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh
duduk di kursi. yang tepat, menempatkan setres
pada sendi yang sakit.
Peninggian
linen tempat tidur menurunkan
tekanan pada sendi yang
terinflamasi / nyeri

3 Tingkatkan istirahat ditempat tidur sesuai indikasi Pada penyakit berat, tirah baring
mungkin diperlukan untuk membatasi
nyeri atau cedera sendi. Mencegah
terjadinya kelelahan umum dan
kekakuan sendi.
Diagnosa ke2
Dx 2 : Hambatan mobilitas fisik yang b.d nyeri pada
daerah fragmen tulang yang berubah, luka pada
jaringan lunak.
Tujuan : Mampu melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri
Kriteria Hasil : Melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri
Berjalan dengan menggunakan langkah-langkah
yang benar
Memperlihatkan mobilitas
intervensi
n intervensi rasional
o
1 Mandiri : ROM aktif dapat membantu dalam
Kaji tingkat kemampuan ROM aktif mempertahankan/ meningkatkan
pasien kekuatan dan kelenturan otot,
mempertahankan fungsi cardiorespirasi,
dan mencegah kontraktur dan kekakuan
sendi

2 Anjurkan pasien untuk melakukanbody Body mechanic dan ambulasi merupakan


mechanic dan ambulasi usaha koordinasi diri muskuloskeletal dan
sistem saraf untuk mempertahankan
keseimbangan yang tepat
lanjutan
n intervensi rasional
o
4 Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk Panas meningkatkan relaksasi
bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas otot dan mobilitas,
dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak menurunkan rasa sakit dan
melepaskan kekakuan dipagi
hari. Sensitifitas pada panas
dapat dihilangkan dan luka
dermal dapat disembuhkan

5 Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi Meningkatkan relaksasi atau
pancuran pada waktu bangun. Sediakan waslap hangat mengurangi tegangan otot.,
untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali
sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi
Berikan massase yang lembut

Kolaborasi: Untuk membantu


Pemberian analgetik jika nyeri tidak terkontrol menghilangkan nyeri
lanjutan
n intervensi rasional
o
3 Berikan sokongan (support) pada Memberikan sokongan pada ekstremitas
ekstremitas yang luka yang luka dapat mingkatkan kerja vena,
menurunkan edema, dan mengurangi rasa
nyeri

4 Ajarkan cara-cara yang benar dalam Agar pasien terhindar dari kerusakan
melakukan macam-macam mobilisasi kembali pada ekstremitas yang luka
seperti body mechanic ROM aktif, dan
ambulasi

Kolaborasi: Penanganan yang tepat dapat


Kolaborasi dengan fisioterapi dalam mempercepat waktu penyembuhan
penanganan traksi yang boleh
digerakkan dan yang belum boleh
digerakkan
kesimpulan
Sepsis arthritis adalah suatu penyakit yang menyerang sendi,
dimana terjadi infeksi pada sendi dimana penyebaran infeksinya
bersifat hematogenesus atau secara langsung. Biasanya disebabkan
oleh infeksi dari bakteri (Staphylococcus aureus dan Haemophilus
influenza, E. coli dan Pseudomonas spp, Neisseria gonorrhoeae,
Salmonella spp, Mycobacterium tuberculosis dan spirochete
bacterium), virus (hepatitis A, B, dan C, parvovirus B19, herpes
viruses, HIV (AIDS virus), HTLV-1, adenovirus, coxsackie viruses,
mumps, dan ebola), jamur (histoplasma, coccidiomyces, dan
blastomyces). Pasien dengan Artrits Septic Akut di tandai dengan
adalah nyeri sendi hebat, bengkak sendi, kaku dan gangguan fungsi
sendi, demam dan kelemahan umum.

You might also like