You are on page 1of 10

KETATANEGARAAN ORDE LAMA

(1959-1966)
Latar belakang
Konstituante yang diharapkan dapat merumuskan UUD
guna menggantikan UUDS 1950 ternyata tidak mampu
menyelesaikan tugasnya. Hal ini jelas akan
menimbulkan keadaan ketatanegaraan yang
membahayakan persatuan dan keselamatan negara.
Presiden selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang
mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959
DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959
A. berlakunya kembali uud 1945 dan tidak berlakunya kembali
uuds 1950.
B. segera bubarkan konstituante.
C. Segera dibentuk mprs dan dpas.
Sistem Pemerintan RI (5 Juli 1959-
pasca Dekrit Presiden)
Konstitusi yang dipakai adalah UUD 1945.
Bentuk negara adalah kesatuan
Sistem pemerintahannya adalah presidensial, presiden
sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala
pemerintahan. Menteri-menteri bertanggung jawab kepada
presiden.
Alat-alat perlengkapan negara setelah keluarnya Dekrit
Presiden adalah :
Presiden dan menteri-menteri
DPR Gotong Royong
MPRS
DPAS
Badan Pemeriksa Keuangan
Mahkamah Agung (Soehino,1992:148).
Beberapa Penyimpangan Yang Terjadi Pada Masa
Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Adalah :

Berlakunya demokrasi terpimpin dengan penafsiran bahwa


presiden memegang kepemimpinan yang tertinggi di
tangannya.
Dalam SU MPRS Tahun 1963 Soekarno ditetapkan sebagai
presiden seumur hidup.
Pemusatan kekuasaan pada presiden tidak saja menjurus
kepada pemujaan individu dan menghilangkan fungsi dari
lembaga negara yang ada karena lembaga negara yang
telah dibentuk itu tunduk pada presiden.
Presiden membubarkan DPR hasil pemilu karena tidak
menyetujui usul RAPBN dari presiden
Desakan PKI membuat Indonesia keluar dari PBB.
pokok-pokok Demokrasi Terpimpin, yaitu sebagai berikut .
1. Demokrasi Terpimpin bukanlah diktator, berlainan dengan Demokrasi
Sentralisme.
2. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan
dasar hidup bangsa Indonesia.
3. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi di segala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang-bidang politik dan sosial.
4. Inti dari pimpinan dalam Demokrasi Terpimpin adalah pemusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, bukan oleh penyiasatan dan perdebatan
yang diakhiri dengan pengaduan kekuatan dan perhitungan suara pro dan
kontra.
5. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
diharuskan dalam alam Demokrasi Terpimpi
6. Demokrasi Terpimpin merupakan alat, bukan tujuan.
7. Tujuan melaksanakan Demokrasi Terpimpin ialah mencapai sesuatu masyarakat
yang adil dan makmur, yang penuh dengan kebahagiaan materil dan spiritual,
sesuai dengan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945
8. Sebagai alat, Demokrasi Terpimpin mengenal juga kebebasan berpikir dan
berbicara, tetapi dalam batas-batas tertentu.
Adapun Prosedur Untuk Kembali Kepada Undang-undang Dasar
1945 Sebagaimna Diputuskan Oleh Kabinet Karya Adalah Sebagai
Berikut :
Setelah terdapat kata sepakatantara Presdiden dan Dewan
Menteri maka pemerintah minta supaya diadakan sidang
pleno Konstituante.
Atas nama pemerintah, disampaikan oleh presiden amanat
berdasarkan pasal 134 Undang-Undang Dasar Sementara
1950 kepada Konstituante yang berisi anjuran supaya
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 ditetapkan.
Jika anjuran itu diterima oleh Konstutuante, pemerintah
atas ketentuan pasal 137 Undang-Undang Dasar Sementara
1950 mengumumkan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia 1945 itu dengan keluhuran..
Dengan Pemberlakuan Kembali UUD 1945 Dan Mengingat
Lembaga-lembaga Negara Belum Lengkap Maka Dilakukan
Beberapa Langkah Sebagai Berikut.
Pembaruan susunan Dewan Perwakilan Rakyat melalui
Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1960.
Penyusunan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong
(DPRGR) dengan Penetapan Presiden No. 4 Tahun
1960..
Untuk melaksanakan Dekrit Presiden, Presiden
mengeluarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959
tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara.
Penyusunan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara dengan Penetapan Presiden No. 12 Tahun
1960.
Dikeluarkan Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1959
tentang Dewan Pertimbangan Agung Sementara.
SELAMA ORDE LAMA TELAH TERJADI 4 KALI PERGANTIAN
KABINET YAITU
NO NAMA KABINET PERIODE

1. KABINET KERJA I 20-7-1959 s/d 18-2-1960

2. KABINET KERJA II 18-2-1960 s/d 13-11-1963

3. KABINET KERJA III 13-11-1963 s/d 27-81964

4. KABINET KERJA IV 27-8-1964 s/d 25-7-1966


SEKIAN DAN TERIMAH KASIH

PERSENTASE OLEH :
1.WAHIDAYANTI
2.WAHYU MUH. SYATA
3.NURALIYANAH

You might also like