Professional Documents
Culture Documents
Berkembang menjadi
Pompa Reciprocating
Jenis pompa ini terdiri dari ruangan kecil tempat pelarut
yang dipompa dengan cara gesekan piston mundur-maju yang
dijalankan oleh motor. Piston berupa batang gelas dan berkontak
langsung dengan pelarut.
Pompa Displacement
Pompa ini menyerupai syringe (alat suntuk) terdiri dari
tabung yang dilengkapi pendorong yang digerakkan oleh motor.
Pompa ini juga menghasilkan aliran yang cenderung tidak
bergantung tekanan balik kolom dan viskositas pelarut. Akan
tetapi pompa ini keterbatasan kapasitas pelarut.
Pompa Pneumatic
Dalam pompa ini pelarut didorong oleh gas bertekanan
tinggi. Pompa jenis ini murah tetapi mempunyai keterbatasan
kapasitas dan tekanan yang dihasilkan serta kecepatan alir
bergantung pada viskositas pelarut dan tekanan balik kolom.
Pemasukan Cuplikan
Kadang kala, faktor ketidaktepatan pengukuran
HPLC terletak pada keterulangan pemasukan
cuplikan ke dalam paking kolom. Masalahnya,
kebanyakan memasukan cuplikan ke dalam kolom
dapat menyebabkan band broadening. Oleh karena
itu, cuplikan yang dimasukkan harus sekecil
mungkin, beberapa puluh mikroliter. Selain itu, perlu
diusahakan tekanan tidak menurun ketika
memasukkan cuplikan ke dalam aliran fasa gerak.
Beberapa teknik pemasukan cuplikan ke dalam
aliran fasa gerak.
Beberapa teknik pemasukan cuplikan ke dalam
sistem HPLC akan diuraikan:
Injeksi syringe
Alat yang paling dulu ada dan paling mudah untuk
memasukkan cuplikan adalah syringe. Syringe
disuntikkan melaui septum (seal karet) dan untuk ini
dirancang syringe tang tahan tekanan sampai 1500 psi.
Injeksi stop-flow
Injeksi stop-flow adalah jenis injeksi syringe dimana
aliran pelarut dihentikan sementara, sambungan pada
ujung kolom dibuka dan cuplikan disuntikan langsung ke
dalam ujung kolom. Setelah menyabungkan kembali
kolom, maka pelarut dialirkan kembali
Kran Cuplikan
Jenis pemasukan cuplikan ini disebut juga loop dan
paling banyak digunakan. Untuk memasukan cuplikan ke
dalam aliran fasa gerak perlu dua langkah:
Sejumlah volume cuplikan disuntikan ke dalam loop
dalam posisi load, cuplikan masih berada dalam loop
Kran diputar untuk mengubah posisi load menjadi posisi
injeksi dan fasa gerak membawa cuplikan ke dalam kolom.
Loop dapat diganti-ganti dan tersedia berbagai ukuran
volume dari 5 hingga 500 L. Dengan sistem pemasukan
cuplikan ini memungkinkan memasukan cuplikan ini
memungkinkan untuk memasukkan cuplikan pada tekanan
7000 psi dengan ketelitian tinggi. Juga loop mikro tersedia
dengan volume 0,5 hingga 5 L.
Kolom
Kolom HPLC biasanya terbuat dari stainless steel walaupun ada
juga yang terbuat dari gelas berdinding tebal. Kolom utama berisi fasa
diam, tempat terjadinya pemisahahan campuran menjadi komponen-
komponennya. Bergantung keperluannya kolom utama dapat digunakan
untuk analisis atau preparatif. Untuk keperluan preparatif, setiap
komponen yang keluar kolom ditampung pada tabung yang berbeda dan
keluaran HPLC dihubungkan dengan fraction colector. Selain kolom
utama dikenal pula kolom pengaman (guard kolom).
Kolom Utama
Berbeda dengan kolom kromatografi gas, kolom utama untuk
HPLC biasanya berukuran panjang berkisar antara 5 sampai 30 cm dan
diameter dalam berkisar antara 4 sampai 10 mm. Kolom utama dipaking
dengan partikel berukuran antara 3-10 m. Dalam HPLC, kolom utama
diletakkan setelah sistem pemasukan cuplikan. Kolom utama yang paling
banyak dipakai berukuran panjang 25 cm, diameter dalam 4,6 mm, dan
dipaking dengan partikel 5 m. Kolom utama berukuran demikian
mempunyai harga N sebesar 40.000 sampai 60.000 plat/meter. Kolom
yang lebih pendek dengan partikel lebih kecil dapat memberikan jumlah
plat yang lebih besar.
Fasa diam
Kolom utama berisi fasa diam dan jenisnya
bervariasi bergantung keperluan, misalnya dikenal
kolom C-18, C-8, cyanopropyl, penukar ion. Fasa diam
jenis terikat ini dapat dibuat dengan mereaksikan silika
dengan alkilklorosilana yang dikenal dengan reaksi
silanisasi.
Kolom Pengaman
Kolom pengaman (guard column) disebut juga pra-
kolom karena diletakkan sebelum sistem pemasukan
cuplikan. Kolom ini berukuran pendek, 5 cm dengan
diameter 4,6 mm dan biasanya dipaking dengan partikel
silika berukuran lebih besar dari ukuran partikel kolom
utama. Kolom pengaman mempunyai dua fungsi yaitu
untuk menyaring kotoran yang terbawa dalam fasa diam
dan untuk menjenuhkan fasa diam dalam rangka
menghindarkan terjadinya erosi fasa diam oleh aliran
pelarut.
Detektor
Berbagai detektor untuk HPLC telah
tersedia, walaupun demikian detektor
harus memenuhi persyaratan berikut:
Cukup sensitif
Stabilitas tinggi
Waktu respon pendek sehingga tidak
bergantung pada kecepatan alir
Mudah digunakan
Tidak merusak cuplikan
Berikut adalah dua jenis detektor yang biasanya digunakan
pada HPLC yaitu:
Detektor UV
Detektor UV terutama digunakan untuk pendeteksian
senyawa-senyawa organik. Detektor UV terutama digunakan
untuk pendeteksian senyawa-senyawa organik. Detektor UV
dilengkapi dengan pengatur panjang gelombang sehingga
panjang gelombang UV yang digunakan dapat dipilih
disesuaikan dengan jenis cuplikan yang diukur. Walaupun
demikian, biasanya panjang gelombang UV yang digunakan
pada 254 nm karena kebanyakan senyawa organik
menyerap sinar UV pada sekitar panjang gelombang
tersebut.
Detektor elektrokimia
Detektor elektrokimia biasanya didasarkan pada daya
hantar listrik (konduktometri) dan polarografi. Detektor
jenis konduktometri biasanya digunakan untuk mendeteksi
solut-solut yang dapat mengalami reaksi redoks baik
senyawa organik maupun anorganik.
Daftar Pustaka
Hendayana, S. 2010. Kimia Pemisahan.PT. REMAJA
ROSDAKARYA. Bandung.
Nurhamida. 2005. Penentuan Kondisi Optimum
HPLC untuk Pemisahan Residu Pestisida
Imidakloprid Profenofos dan Deltametrin pada
Cabai. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia.
7(2):87-93.
Siswanto, A., Fudholi, A., Nugroho, A.K.,dan
Martono, S. 2011. Validasi Metode HPLC untuk
Penentuan Aspirin dan Asam Salisilat dalam
Plasma Kelinci secara Simultan. Jurnal
Kefarmasian Indonesia. 6(2):68-78.