You are on page 1of 25

Definisi

0 Kusta adalah penyakit yang menahun dan disebabkan oleh


kuman kusta (mikobakterium leprae) yang menyerang
syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya.

0 Kuman golongan myco ini berbentuk batang yang yang


tahan terhadap asam terutama asam alkohol dan oleh
sebab itu disebut juga Basil Tahan Asam (BTA).

0 Pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat


menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas,
sistem endotelial, mata, otot, tulang, dan testis.
Sejarah
0 Kusta telah menyerang manusia sejak 300 SM, dan telah dikenal oleh
peradaban Tiongkok kuno, Mesir kuno, dan India.
0 Pada 1995, Penyakit kusta atau lepra menjadi salah satu penyakit
tertua yang hingga kini awet bertahan di dunia.
0 Dari catatan yang ditemukan di India, penderita kusta sudah
ditemukan sejak tahun 600 Sebelum Masehi. Dalam buku City of Joy
(Negeri Bahagia) karya Dominique, mantan reporter untuk sejumlah
penerbitan di Prancis pada dekade 1960-an hingga 1970-an, kusta
menjadi penyakit yang 'populer' dan menjadi bagian dari kehidupan
miskin di Calcutta, India. Namun, kuman penyebab kusta kali
pertama baru ditemukan pada tahun 1873 oleh Armauer Hansen di
Norwegia. Karena itu penyakit ini juga sering disebut penyakit
Hansen.
0 Saat ini penyakit kusta banyak terdapat di Benua Afrika, Asia,
Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Etiologi
0 Mycobacterium leprae, merupakan Basil tahan asam
(BTA). Termasuk Gram positif dengan ukuran 0,3-0,5
x 1-8 mikron.

0 Kuman ini hidup intraseluler, waktu pembelahan


sangat lama, yaitu 2-3 minggu, diluar tubuh manusia
(dalam kondisis tropis ) kuman kusta dari sekret
nasal dapat bertahan sampai 9 hari. Pertumbuhan
optimal kuman kusta adalah pada suhu 27-30 C.
Prevalensi Penyakit

0 Berdasarkan data kusta awal 2005 Indonesia


menempati posisi ke-2 dengan angka prevalensi 0,9
per 10.000 penduduk. Di Indonesia, kasus terbanyak
terdapat di Jawa Timur dengan prevalensi rate 1,76
per 10.000 penduduk, dan paling sedikit terdapat di
daerah Bengkulu dengan prevalensi rate 0,17 per
10.000 jumlah penduduk. Sementara untuk Sumatera
Utara prevalensinya adalah sebesar 0,23 per 10.000
jumlah penduduk.
Manifestasi Klinik
Tanda-tanda utama atau Cardinal Sign, yaitu :
0 Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa. Kelainan kulit atau lesi dapat
berbentuk bercak keputih-putihan (hypopigmentasi) atau kemerah-
merahan (Eritemtous) yang mati rasa (anestesi).
0 Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf.
Ganggguan fungsi saraf ini merupakan akibat dari peradangan kronis
saraf tepi (neuritis perifer).
0 Gangguan fungsi saraf ini bisa berupa :
a. Gangguan fungsi saraf sensoris : mati rasa.
b. Gangguan fungsi motoris :kelemahan(parese) atau
kelumpuhan /paralise).
c. Gangguan fungsi saraf otonom: kulit kereing dan retak-
retak.
0 Adanya kuman tahan asam didalam kerokan jaringan kulit (BTA+),
pemeriksaan ini hanya dilakukan pada kasus yang meragukan.
Patologi Lepra
0 Kuman M.leprae masuk ke dalam tubuh dapat melelui
beberapa cara, diantaranya melalui kulit yang tidak
utuh, saluran napas, saluran pencernaan.
0 Di dalam tubuh, kuman menuju tempat predileksinya,
yaitu sel Schwan pada saraf tepi. Di dalam sel ini kuman
berkembang biak. Sel pecah dan menginfeksi sel Schwan
yang lain atau ke kulit.
0 Perkembangan penyakit kusta bergantung pada
kerentanan seseorang. Respon tubuh setelah masa tunas
bergantung pada derajat sistem imunitas seluler (CMI)
pasien. Bila sistem imunitas tinggi, penyakit
berkembang ke arah tipe tuberkuloid. Bila rendah,
berkembang ke arah tipe lepramatosa.
Epidemiologi
0 Sumber Penularan: Melalui kontak dengan air, tanah
atau tannaman yang telah dikotori oleh air seni hewan
dan manusia penderita leptospirosis.

0 Cara Penularan: Bakteri masuk melalui selaput lendir


(mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet. Penularan pada
umumnya terjadi dalam bentuk Lepra Leptomatrus,
pada usia kanak-kanak melalui infeksi tetes disaluran
pernafasan (batuk, bersin, ingus) dan terutama melalui
kontak yang erat dan lama.
Epidemiologi

0 Pejamu: Hanya sedikit orang yang akan terjangkit


kusta setelah kontak dengan penderita, hal ini
disebabkan karena adanya imunitas. Sebagian besar
(95%) manusia kebal terhadap kusta, hampir
sebagian kecil (5%) dapat ditulari. Dapat (5%) yang
tertular tersebut, sekitar 70% dapat sembuh sendiri
dan hanya 30% yang dapat menjadi sakit.
Masa Inkubasi
0 Kuman kusta mempunyai masa inkubasi selama 2-5
tahun, akan tetapi dapat juga bertahun-tahun.
Gejala
0 Tubuh mengalami panas, mulai dari derajat rendah
hingga menggigil
0 Anoreksia, mengalami mual dan malas untuk makan
0 Nausea, hidung berlendir dan kadang-kadang disertai
dengan vomitus
0 Chepalgia
0 Mengalami iritasi, neuritis, orichitis dan pleuritis
0 Mengalami nephrosia, nepritis dan
hepatospleenomegali
Bentuk Lepra
1. Lepra Tuberkoloid
Lesi kulit yang kering, bersisik dan tak kentara yang disertai
gangguan sensibilitas dan lesi saraf yang asimetrik.
2. Lepra Lepromatosa atau Lepra Multibacillair
Penebalan kulit dan pembentukan nodul yang menimbulkan
cacat tubuh disertai dengan kerusakan pada sistem saraf akibat
invasi mikrobakterium ke dalam sel-sel makrofag perineural dan
sel-sel Schwan
3. Lepra Borderline
Sifat dari lesi ini menyebar
Menurut klasifikasi Ridley-Jopling 1962 kusta terbagi atas :
0 I : Intermedinate; tidak termasuk dalam spectrum
0 TT : Tuberkuloid polar (bentuk stabil); tuberkuloid 100% jadi tidak
akan berpindah tipe.
0 Ti : Tuberkuloid indefinite; tipe campuran tubeculoid dan lepromatosa
(Tuberkuloid lebih banyak)
0 BT : Borderline Tuberkuloid; tipe campuran, tapi Tuberkuloid lebih
banyak
0 BB : Mid Borderline; tipe campuran (50% tuberkuloid dan 50%
lepromatosa)
0 BL : Borderline Lepromatosa; tipe campuran, tapi lepromatosa lebih
banyak
0 Li : Lepromatosa indefinite; tipe campuran tuberkuloid dan
lepromatosa (lepromatosa lebih banyak)
0 LL : Lepromatosa polar (bentuk stabil); lepromatosa 100% jadi tidak
akan berpindah tipe.
Pencegahan
1. Pencegahan Primer
a. Penyuluhan kesehatan
b. Pemberian imunisasi BCG

2. Pencegahan Sekunder
Pengobatan pada penderita Kusta

3. Pencegahan Tersier
a. Pencegahan cacat Kusta
b. Rehabilitation kusta
Pengobatan
0 Obat anti kusta yang banyak dipakai saat ini adalah DDS
(Diamino Difenil Sulfom ) lalu Klofazimin dan Rifampisin,
DDS mulai dipakai sejak 1948 dan pada tahun 1952 di
Indonesia, jadi sudah lebih dari 30 tahun pemakaian,
klofazimin dipakai sejak 1962 oleh Brown dan Hogerzeil
dan rifampisin sejak tahun 1970.
Pengobatan
Multi Drugs Treatment (MDT):
DDS (Diamino Difenil Sulfon)
Klofazimin (Lamprene)
Rifampisin

Pemberian MDT:
Mencegah dan mengobati resistensi
Memperpendek masa pengobatan
Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
1. DDS
0 Indikasi
Lesprotastik kuat berdasarkan persaingan terhadap PABA
0 Efek samping
Sukar tidur dan anemia ringan, demikaian pula
agranulositosi.
0 Lama pengobatan
Dapson tidak mematikan basil lepra, maka meskipun
gejala-gejala kulit dan luka-luka dalam beberapa bulan
lenyap, kuman masih tetap berada dalam selaput lendir,
kulit dan saraf. Karena itu terapi harus diteruskan hingga
kuman lenyap sama sekali dan jaringan-jaringan tersebut
untuk bentuk-T kurang lebih 3 tahun, dan untuk bentuk-L
setelah kurang lebih 5 tahun.
Resitensi terhadap DDS ada yang sekunder dan ada yang
primer,resitansi sekunder terjadi karena :
1. Monoterapi DOS.
2. Dosis terlalu rendah.
3. Memakan obat tidak teratur.
4. Pengobatan terlalu lama, setelah 4-24 tahun.

Dosis DDS ialah 1-2 mg/kg berat badan setiap hari. Protionamid
/ etionamid dosisnya 5-10 mg/kg berat badan setiap hari. Di
Indonesia obat ini tidak atau jarang dipakai.
2.klofazimin
Obat ini memiliki khasiat lesprostatik yang sama
kuatnya dengan dapson. Setelah pengobatan beberapa
bulan sebagian besar basil didalam mukosa dan kulit
dimusnahkan, kecuali di tempat-tempat yang sulit,
misalnya saraf dan otot-otot polos yang memerlukan
waktu lebih lama. Sama dengan waktu yang diperlukan
dapson untuk mengeluarkan seluruh kuman mati dari
jaringan.
Klofazimin juga berkhasiat anti radang dan
mencegah terjadi benjo-benjol pada bentuk-L.

Efek samping :
gatal-gatal dan kulit kering, juga gangguan lambng usus,
terjadi warna coklat pada lesidan kulit yang terkena sinar
matahari, perubahan warna rambut dll sediaan generik.
3. Rifampisin
Antibiotik ini merupakan obat satu-satunya yang
bekerja leprosid terhadap basil lepra. Kerjanya lebih
cepat dan efektif dari pada dapson. Dalam waktu 3-4
minggu bentuk-L yang ganas sudah menjadi tidak
bersifat menular lagi. Resistensi dapatbtimbul dalam
waktu singkat.

Efek samping : kemih berwarna merah muda


Di Indonesia , untuk kusta multibasilar (LL, BL, BB)
adalah sebagai berikut :
1. Rifampisin 600 mg setiap bulan.
2. DDS 100 mg setiap hari.
3. Klofazimin 300 mg setiap bulan, diteruskan 50mg
sehari atau 100mg sehari atau 3x100 mg setiap minggu.
Sebelum dan sesudah
pengobatan
Pasien sebelum & sesudah pengobatan
Terima Kasih Ya

You might also like