You are on page 1of 14

PENCEGAHAN &

PENANGANAN KDRT
BERBASIS GENDER

Dr. Lely Setyawati, SpKJ(K).


Definisi Kekerasan
Deklarasi penghapusan kekerasan terhadap
perempuan (PBB thn 1993) sbb, setiap
tindakan berdasarkan perbedaan jenis
kelamin yang berakibat kesengsaraan atau
penderitaan perempuan secara fisik, seksual
atau psikologis termasuk ancaman tindakan
tertentu, pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik
yang terjadi didepan umum atau dalam
kehidupan pribadi.
Kekerasan terdiri dari:
1. Kekerasan fisik, misalnya dipukul, ditendang, yang
menimbulkan luka fisik.
2. Kekerasan psikis, misalnya dimadu, dibohongi/
selingkuh.
3. Kekerasan seksual, misalnya diperkosa, cabul/
pelecehan seksual.
4. Kekerasan ekonomi, misalnya penelantaran/ tidak
diberi nafkah.
Bentuk-bentuk kekerasan terhadap
perempuan,antara lain:
1. Kekerasan terhadap istri adalah kekerasan baik meliputi kekerasan fisik,
ekonomi, seksual dan psikologis, yang dilakukan oleh suami terhadap
istri yang berakibat merendahkan dan merugikan istri.
2. Kekerasan dalam pacaran adalah kekerasan yang dilakukan oleh seorang
laki-laki terhadap pasangannya dalam masa pacaran, akibatnya timbul
penderitaan bagi si korban, baik fisik maupun non fisik.
3. Kekerasan dalam keluarga adalah kekerasan yang dilakukan oleh
keluarga yang berjenis kelamin laki-laki terhadap keluarganya sendiri
yang berjenis kelamin perempuan.
4. Perkosaan adalah segala bentuk pemaksaan hubungan seksual.
5. Pelecehan seksual adalah segala tindakkan maupun ucapan bermakna
seksual yang berakibat merendahkan martabat orang yang jadi
sasarannya.
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(UU.PKDRT/UU no.23 th. 2004)
Yang dimaksud kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) adalah :
Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan/
atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum
dalam lingkup rumah tangga (ps. 1)
Yang dimaksud lingkup rumah tangga
meliputi :
a. Suami, istri, dan anak
b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga
dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf a
karena hubungan darah, perkawinan, persusunan,
pengasuhan dan perwalian yang menetap dalam
rumah tangga dan/ atau
c. Orang yang bekerja membantu rumah tangga
tersebut
(ps.2)
Tujuan Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga :
a. Mencegah segala bentukkekerasan dalam rumah tangga
b. Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga
c. Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga
d. Memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan
sejahtera
(ps.4)
Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga
dilaksanakan berdasarkan asas:
a. Penghormatan hak asasi manusia
b. Keadilan dan kesejahteraan gender
c. Nondiskriminasi
d. Perlindungan korban
(ps. 3)
Larangan Kekerasan dalam rumah
tangga
Setiap orang dilarang melakukan terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya
dengan cara :
a. Kekerasan fisik, yaitu suatu perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit atau luka
berat.
b. Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya
rasa percaya diri, hilanganya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya.
c. Kekerasan seksual meliputi,
- pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap
dalam lingkup rumah tangga tersebut
- pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah
tangga tersebut
d. Penelantaran orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum
yang berlaku baginya wajib memberikan kehidupan, perawatan atau
pemeliharaan kepada orang tersebut.
(ps. 5 s/d ps. 9)
Hak Hak Korban
Korban berhak mendapatkan :
a. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan,
pengadilan, advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya.
b. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis
c. Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan
korban
d. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum
e. Pelayanan bimbingan rohani
(ps. 10)
Ketentuan pidana bagi pelaku perbuatan
kekerasan fisik dalam rumah tangga antara lain :
1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan psikis
dalam lingkup rumah tangga dengan pidana paling lama 3
tahun atau denda paling banyak Rp. 9.000.000 (sembilan
juta rupiah)
2. Dalam hal perbuatan kekerasan psikis dilakukan oleh suami
terhadap istri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan
penyakit atau halangan dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp.
3.000.000 (tiga juta rupiah)
Ketentuan pidana bagi pelaku perbuatan
kekerasan seksual dalam rumah tangga:
1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan seksual dipidana
dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda Rp.
36.000.000 (tiga puluh enam juta rupiah)
2. Setiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah tangga
melakukan hubungan seksual dipidana minimal 4 tahun maksimal 15
tahun atau denda minimal Rp. 12.000.000, maksimal Rp. 300.000.000
3. Dalam perbuatan kekerasan seksual atau memaksa orang yang menetap
dalam rumah tangganya, melakukan hubungan seksual yang
mengakibatkan korban mendapat luka yang tidak dapat disembuhkan
dipidana penjara minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun atau denda
minimal Rp. 25.000.000, maksimal Rp. 500.000.000
(ps. 51-55)
PENCEGAHAN KDRT
BERUSAHA TETAP SEHAT JIWA
SEJAJAR IQ DAN EQ
BERGANTIAN DAN TOLERANSI
PERSAMAAN GENDER DALAM ARTI YANG
HOLISTIK
HARGAI KELUARGA BESAR PASANGAN
JANGAN SEGAN UNTUK BERKOMUNIKASI
GAME

You might also like